Keluarga Benalu 28
Rate 21 +
PoV DANIA
Aku tersenyum bahagia menatap saldo rekeningku yang gendut. Nayma sungguh murah hati ternyata. Uang 50 juta ini entah berapa lama bisa kukumpulkan kalau hanya mengandalkan gaji. Sementara tabunganku hasil menjual kebun warisan Bapak mulai menipis sejak Mas Ardan dan keluarganya merongrongku.
Astaga. Kalau saja dia tak setampan itu, tentu sudah sejak kemarin kutendang dia jauh - jauh. Lelaki yang hanya modal tampang Bisanya hanya menadahkan tangan. Satu - satunya keahliannya hanyalah membuatku mabuk kepayang dan ketagihan setiap kali bercinta. Selebihnya, dia tak punya apa - apa untuk dibanggakan. Belum lagi Mama dan adik - adiknya yang lebih mirip parasit. Untunglah
Keluarga Benalu 29PoV NAYMAGelap. Pekat. Entah dimana aku berada sekarang. Perlahan, kutapakkan kakiku yang tanpa alas. Sayup suara tangisan lirih mengundangku untuk mencari asal suaranya. Sekitarku tampaknya adalah kebun singkong yang terbengkalai. Penuh semak dan bongkoran."Uggghhh… ughh…"Suara itu sungguh menyayat hati. Mendengarnya, rasa pilu menjalar perlahan, menimbulkan sekat di kerongkongan. Siapakah yang menangis sesedih itu? di tengah malam buta dan di tempat yang menyeramkan ini. Rasa sedihnya seakan menular, membuatku ingin meneteskan air mata."Mbak Nayma…"
Keluarga Benalu 30Mencintai, harusnya tidak sesakit ini. Hidup bahagia bersama orang yang kau cintai, tentulah menjadi keinginan semua orang. Aku mencintai Mas Ardan, dulu, hingga mampu berjuang meyakinkan Ayah dan orang - orang terdekat untuk menerimanya. Aku mengalah untuknya, hanya agar dia balas mencintaiku dengan seimbang. Aku membiarkannya memberi nyaris seluruh penghasilannya untuk Mama, karena berpikir uangku lebih dari cukup untuk hidup kami bertiga. Sayangnya, dia tak pernah puas dengan apapun yang kulakukan. Dia selalu meminta lebih… dan lebih."Bulan ini aku tak bisa memberimu gajiku. Mama membutuhkannya untuk perpisahan sekolah Ara. Dia harus menjahit kebaya yang bagus dan memanggil MUA."Ujar Mas Ardan suatu hari. Dia pulang dengan tangan ko
Keluarga Benalu 31Mama sudah dibawa ke Rumah Sakit dengan kawalan polisi. Dari pencocokan rekaman cctv, Polisi sudah memastikan bahwa ibu - ibu pengemis yang muncul di gerbang rumahku sebelum kebakaran adalah benar Mama. Tega sekali Mas Ardan mengajak Mamanya melakukan aksi kejahatan. Sayangnya, Mama kini sama sekali tak bisa ditanyai.Dan kini kami semua berkumpul di sebuah rumah makan depan Rumah Sakit. Di hadapanku, Ara duduk diam, sesekali melirik beraneka makanan yang terhidang. Aku tahu dia lapar, tapi gengsinya menahannya untuk menyentuh makanan itu.Aku menghela nafas. Kasihan anak ini. Dia masih sangat muda. Harusnya dia sedang kuliah dan menyongsong masa depan yang gemilang. Sebagaimana dengan Asti, aku pernah menawarinya untuk kuliah asalkan dia tak m
Keluarga Benalu 32PoV ARDANAku menatap tubuh Dania yang bersimbah darah dengan sedikit menyesal. Baru kuingat juga ada janin di dalamnya. Itu anakku. Tapi setan menguasai hatiku lebih kuat. Rasa geramku karena dibohonginya belum lagi hilniiang. Dia sudah dengan lancang memberitahu Nayma bahwa aku membawa Aryan ke Metro sehingga Nayma dan teman - teman sialannya itu datang. Seharusnya aku bisa mendapatkan sertifikat rumah seandainya Aryan kutahan lebih lama. Meski Aryan sakit sampai kejang aku sebetulnya tak perlu khawatir karena kata Mama aku pun sering begitu saat kecil. Nyatanya aku tumbuh besar dan sehat.Kuraih ponsel Dania yang terkena percikan darah. Meremas rambutku sendiri kuat - kuat, menyadari kebodohanku yang membiarkan Dania melihat ponselnya. Kupik
Keluarga Benalu 32PoV ARDANAku menatap tubuh Dania yang bersimbah darah dengan sedikit menyesal. Baru kuingat juga ada janin di dalamnya. Itu anakku. Tapi setan menguasai hatiku lebih kuat. Rasa geramku karena dibohonginya belum lagi hilniiang. Dia sudah dengan lancang memberitahu Nayma bahwa aku membawa Aryan ke Metro sehingga Nayma dan teman - teman sialannya itu datang. Seharusnya aku bisa mendapatkan sertifikat rumah seandainya Aryan kutahan lebih lama. Meski Aryan sakit sampai kejang aku sebetulnya tak perlu khawatir karena kata Mama aku pun sering begitu saat kecil. Nyatanya aku tumbuh besar dan sehat.Kuraih ponsel Dania yang terkena percikan darah. Meremas rambutku sendiri kuat - kuat, menyadari kebodohanku yang membiarkan Dania melihat ponselnya. Kupik
Keluarga Benalu 34PoV ARDANAku terbelalak melihat pemandangan kamar yang porak poranda. Bak diterjang badai. Pintu lemari terbuka di kedua sisinya, menampakkan isinya yang kosong melompong. Sprei kasur terbuka, bantal tak berada di tempatnya. Bahkan kulihat kasur seperti diangkat dan dikembalikan lagi dalam posisi yang salah.Mama tak kutemukan di manapun. Gegas aku berlari menuju lemari, memeriksa tas berisi uang yang kusembunyikan. Lututku lemas seketika mendapati tas itu telah kosong."Mamaaaaaa…!"Aku berteriak frustasi, menjambak - jambak rambutku sendiri, bukan lagi meremasnya. Betapa tega Mama melakukan ini padaku. Ua
Keluarga Benalu 35PoV NAYMAAku menatap Mama dalam - dalam. Keadaannya sudah banyak berubah sejak ditemukan seminggu yang lalu. Borok di kakinya mulai mengering, beberapa bahkan hanya meninggalkan bekas kemerahan. Meski masih kurus, tapi Mama tampak lebih segar. Yang belum berubah darinya adalah tatapan matanya yang kosong. Mama seakan kehilangan semangat hidup yang selama ini meluap - meluap."Mama ingin bertemu denganku?"Aku duduk di sebelahnya, di bangku panjang taman Rumah Sakit. Tak jauh dari kami, Shandy dan Ara berdiri mengamati.Mama mengangkat kepalanya. Dia meneliti wajahku. Aku bergeming, bertanya - tanya dalam hati apakah sikap polosnya sa
Keluarga Benalu 36"Aku mencoba memperbesar gambarnya. Lelaki itu kurus dan bercambang. Agak sedikit susah mengenalinya. Tapi kurasa… dia memang Ardan."Jantungku berdebar - debar mendengar perkataan Krisna. Kuamati wajah samar - samar lelaki di layar laptop itu. Rambutnya tertutup oleh topi hitam yang dibenamkannya dalam - dalam. Dia memiliki cambang yang tumbuh agak lebat. Aku ingat Mas Ardan memang memiliki cambang ini, seandainya saja dia tak bercukur beberapa hari. Tapi apa yang terjadi dengan kakinya?"Kurasa dia memang Ardan." Suara Shandy menimpali. Mereka berdua kini menatapku. Aku menarik wajahku dari layar laptop."Aku… aku tidak yakin. Tapi… tidak ada salahnya kita berhati - ha
Keluarga Benalu S2.50 Pagi buta itu, rumah mewah Nayma sang pemilik hotel bintang lima di Bandar Lampung bak dalam adegan film silence of the lamb. 3 mobil polisi, dua ambulans terparkir di sana, lengkap dengan suara sirinenya yang memecah keheningan di subuh yang dingin. Para tetangga yang penasaran berbondong bondong datang, lalu mengintip dari sela pagar. Tak banyak yang mereka dapat karena polisi membarikade rumah itu. Orang kaya memang kerap mendapat fasilitas privacy yang eksklusif. Markus dan Mama dibawa ke Rumah sakit dengan pengawalan ketat polisi. Mereka hanya pingsan saja meski kondisi Markus cukup mengkhawatirkan. Sementara Bik Sum yang ditemukan pingsan di sela rumpun tanaman samping, mulai siuman. Nayma memeluk wanita setengah baya yang sudah dianggap Ibunya sendiri itu. Tadi dia begitu cemas menyaksikan
Keluarga Benalu S2.49Nayma tercekat melihat siapa yang muncul di pintu kamarnya. Mama menyeringai dengan sinis, tatapannya buas seperti singa yang melihat mangsa yang tak berdaya. Nayma berpikir cepat. Dia menarik anak kunci, lalu menutupnya dari luar. Apapun yang terjadi, dia tak boleh mempertaruhkan keselamatan Aryan. Dicabutnya kunci itu, lalu dimasukkannya ke dalam saku celananya panjangnya yang berresleting."Mama mau apa?"Nayma belum melihat ada orang lain di antara mereka. Lelaki itu diam bersembunyi, menunggu instruksi. Tapi tampaknya Mama masih ingin bermain main dulu."Kau pikir mau apa memangnya? Hemm… sayang sekali rumah sebagus ini harus kalian tinggali bertiga. Seandainya kau
Keluarga Benalu S2.48Nayma tertegun menatap Abangnya yang datang tanpa pemberitahuan. Rasa rindu membuatnya tanpa malu lari ke pelukan lelaki itu, satu satunya keluarga yang dia miliki. Azka telah dipindahtugaskan ke sini. Mereka boleh merasa lega, karena Nayma si ceroboh punya banyak punggawa yang menjaganya. Meski dia sendiri kini merasa mampu melindungi diri sendiri setelah rutin ikut Latihan tinju."Kamu baik baik saja kan?" Azka menatapnya.Nayma mengangguk."Semua orang sibuk menjagaku, Bang. Mana mungkin aku tidak baik baik saja."Azka tertawa, "Makanya, berhentilah bertindak ceroboh. Kau ini benar benar magnet yang mengundang baha
Keluarga Benalu S2.47Mama merapatkan jaket Hoodie nya. Udara malam di musim menjelang penghujan justru terasa gerah. Namun dia bertahan. Dirapatkan nya tubuhnya pada tiang listrik, berdiri di balik bayangannya. Matanya lekat mengawasi rumah mewah itu.Dulu, dia pernah bermimpi tinggal di sana, menjadi nyonya besar yang hidup bergelimang harta. Dilayani seorang pelayan pribadi sementara para pelayan hilir mudik menyiapkan kebutuhannya. Impiannya nyaris saja jadi kenyataan seandainya sang menantu durhaka tidak berontak. Bagaimana bisa Ardan terkecoh oleh wajah cantiknya yang lugu? Nyatanya dia tak selemah yang dikira. Dia bahkan licik sekali. Ardan anaknya akhirnya berakhir di penjara karena dia. Bahkan Asti harus pula mencicipi dinginnya lantai penjara, juga karena dia.
Keluarga Benalu S2.46"Bagaimana bisa polisi datang ke rumah?!" Seru Heru berang ketika Mama mengubunginya lewat telepon. Dia belum pulang setelah mengantar 'barang' kemarin. Rekan kerjanya mengajaknya membicarakan banyak hal penting. Bisnis sampingan yang menggiurkan."Nayma lapor polisi…""Lapor apa maksudmu? Bicara yang jelas!""Nayma pernah melihat Asti bersama gadis yang hilang itu. Yang ditayangkan di TV.""Aarggghhh… bodoh sekali si Asti itu. Sudah kubilang jangan berkeliaran setelah ketemu sama barangnya. Polisi menemukan apa?!""Tidak ada. Tapi…
Keluarga Benalu S2.45Heru tergesa gesa menyiapkan mobilnya yang lain. Kali ini mobil Avanza hitam yang tak mencolok di malam hari. Garasi rumah itu besar. Selain Fortuner putih dan Avanza hitam ini, sebuah Pajero sport berdiri gagah, menunggu di pakai. Setelah memanaskan mobil, lelaki itu menuju halaman samping, membuka pintunya dan menyorotkan lampu senter yang dibawanya."Sudah waktunya kita pergi."Sebuah suara mengerang lemah terdengar. Heru mendekati asal suara. Di sudut ruangan beralas sebuah kasur busa tebal, seorang gadis berambut ikal sebahu, terduduk dengan kaki dan tangan terikat. Mulutnya tertutup oleh lakban hitam."Aku akan membuka lakban di mulutmu. Tapi jangan coba coba teria
Keluarga Benalu S2.44Shandy dan Fika tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya ketika kabar itu disampaikan. Mereka memeluk Nayma erat. Fika bahkan menangis haru, berkali kali mendoakan kebahagiaan untuk sahabatnya itu. Sementara Shandy yang tetap tomboy meski sudah jadi seorang Ibu, tertawa tawa sambil menimang Alesha."Jadi kapan kira kira teman kita yang cantik ini akan jadi pengantin?"Nayma tertawa. Wajahnya memerah mendengar kata 'pengantin'. Oh, sungguhkah itu akan jadi kenyataan?"Krisna harus menemui Bang Azka dulu. Kali ini aku akan menuruti semua penilaiannya.""Oh, tentu saja suamiku akan merestui. Dia dapat kabar selama 2
Keluarg Benalu S2. 43Berita orang hilang hari ini menguasai layar televisi. Dua orang gadis dari tempat yang berbeda di daerah Lampung menghilang setelah sebelumnya pamit pergi pada orang tuanya. Dan dua gadis ini bukanlah yang pertama. Sebulan lalu, tiga orang gadis juga dinyatakan hilang dalam waktu yang berdekatan. Sampai kini belum ada satu jejakpun yang bisa dilacak untuk mencari keberadaannya.Nayma bergidik menyaksikan berita itu. Gadis gadis lugu dan polos yang berasal dari desa dan baru mengenal dunia Maya. Ada indikasi mereka berkenalan dengan seseorang di media sosial, bercakap cakap intens lalu berlanjut ke pesan WhatsApp. Tak lama mereka menghilang. Apa yang terjadi dengan mereka? Pergi secara sukarela ataukah mereka menjadi korban kejahatan seperti Rina?
Keluarga Benalu season 2.2"Ayahku bukan penjahat!"Nayma tersentak bangun mendengar suara Aryan berteriak dalam tidurnya. Lekas dia memburu tubuh Aryan yang tertidur di sebelahnya. Nafas anak itu naik turun dengan cepat. Peluh membanjiri dahinya. Oh, dia mimpi buruk. Bisik Nayma sedih. Apakah yang terjadi di sekolah sampai sampai kesedihannya terbawa mimpi?Aryan kini terisak. Nayma memeluknya, membisikkan kata kata yang menenangkan. Ingatannya melayang pada Mantan suami yang kini tengah menjalani hukumannya di penjara."Kenapa kau melakukan semua ini, Mas? Tidak kah kau memikirkan Aryan?" Tanya Nayma usai hakim mengetuk palu. Lelaki itu hanya diam menunduk.