“Tidak. Tidak. Noland sepertinya dekat dengan mereka berdua. Lebih baik aku mencari tahu dengan caraku sendiri.” Harvey menatap bayangan dirinya di depan cermin besar di dalam kamarnya sebelum melangkah pergi untuk melaksanakan niatnya.
Ravena sedang membantu Naomi untuk memulihkan diri, dia membawakan secangkir teh hangat dan kue untuk gadis itu. Sementara Noland masih menunggu mereka berdua di halaman rumah bibi Lucy, Ravena tidak mengijinkannya masuk.
“Terima kasih.” Naomi menerima secangkir teh yang diberikan Ravena padanya.
“Apa kau sungguh baik-baik saja? Apa tidak sebaiknya kita memanggil tabib kemari?” Naomi menggeleng, menyadari tabib manapun tidak akan mampu menyembuhkannya.
“Aku mengkhawatirkanmu.” Lanjut Ravena, nadanya rendah dan penuh kekhawatiran.
“Aku tahu. Aku hanya butuh istirahat sebentar, bolehkah?” Naomi menaikkan kedua alisnya, memberi isyarat dengan
“Gadis pelatih kuda itu, dia juga memilikinya.” Lanjut Harvey, membiarkan Noland terkejut sekali lagi.Meskipun awalnya tidak yakin, namun pada akhirnya Harvey memutuskan untuk memberitahu dan melibatkan Noland.“Bagaimana bisa Elsa—?”“Sejak awal aku sudah merasa ada yang aneh dengannya. Keberadaannya di Helion sepertinya bukan suatu kebetulan.” Noland menelan salivanya dengan berat, matanya bergerak ke kanan dan kiri.Noland merasa tangannya sedingin es sekarang. Harvey sudah mulai curiga dengan Elsa, yang artinya sebentar lagi mungkin identitas Ravena juga akan terungkap.Noland memejamkan mata lalu menghembuskan napas berat, Harvey bisa membunuhnya kalau mengetahui tentang kebenaran yang selama ini dia sembunyikan.“Apa kau yakin itu adalah sirion?” Noland bertanya dengan hati-hati, memastikan kalau Harvey tidak salah lihat.“Aku melihatnya dengan mata ke
“Kuakui untuk sesaat, ya. Tapi aku masih punya cukup akal sehat untuk tidak melanjutkannya.” Pada akhirnya, hanya kalimat menyakitkan itu yang berhasil keluar dari mulutnya.“Aku tahu. Selain karena aku bukan seorang perawan, aku juga adalah gadis biasa yang tidak akan pernah layak untuk seorang pangeran sepertimu.” Ravena tersenyum sinis.“Kenapa kau terus-terusan mengatakan kata-kata tidak layak? Apa kau memang seperti itu? Selalu memandang rendah dirimu sendiri?”“Aku hanya berbicara fakta. Kisah bahagia sang pangeran dan si miskin hanya ada di buku cerita anak-anak.”“Dimana kepercayaan dirimu yang setinggi langit itu?”“Baru saja hilang.” Ravena menggeleng sembari mengangkat kedua bahunya acuh.“Siapa pria itu?” Ravena menaikkan kedua alisnya.‘KAU! KAU ORANGNYA!’ Rasanya ingin sekali dia berteriak seperti itu di depan wajah Harvey, namun sesaat kemudian Ravena berhasil menguasai dirinya.“Aku tidak harus memberitahumu, kan? Jadi apakah kau bisa menerima dan mempertimbangkan usul
Ravena tergagap, ternyata bibi Lucy memang mendengar semuanya.“Seperti yang sudah bibi dengar. Dia tidak mengenaliku, apalagi menginginkanku.” Ravena mencoba tersenyum, namun sialnya bibi Lucy mampu membaca kepiluan dari wajahnya.“Apa kau mencintainya?”“Kenapa bibi menanyakannya?”“Hanya memastikan, supaya kau tidak salah melangkah ke depannya.”Ravena menarik napas panjang, menelan salivanya, lalu mengangguk sebagai jawaban.“Aku berharap suatu saat nanti kau tidak perlu lagi menyembunyikan dirimu seperti ini. Kau juga berhak bahagia, nak.”“Aku sudah sangat bahagia sekarang ini, bi. Memiliki kalian berdua dalam hidupku, itu sudah lebih dari cukup, aku tidak menginginkan apapun lagi.”“Anak baik, bibi akan selalu berdoa untuk kebahagiaanmu.” Bibi Lucy memeluk Ravena sesaat sebelum berpamitan untuk menemui Naomi. Ravena menga
“Sebenarnya—aku—adalah abdi setianya. Kami menjadi kakak beradik baru-baru ini di Helion.” Ucap Naomi setelah susah payah menelan salivanya yang tertahan di tenggorokan.“Abdi setianya?”“Apa kau menjamin tidak akan membunuh bibiku kalau aku mengatakan yang sebenarnya?”“Tergantung seberapa penting informasi yang kudapat.” Naomi menarik napas dalam, menantang Harvey Luther sama saja cari mati.“Ravena Laine, dia adalah putri raja Emmett Laine dan ratu Leonor Harper dari kerajaan Feyre. Ratu Leonor meninggal saat putri Ravena berusia lima tahun," Naomi menjeda sesaat."Raja Emmett lalu menikah lagi dengan seorang bangsawan bernama Frederica Owen dan melahirkan seorang putri, Edith Laine, adik putri Ravena. Usia mereka terpaut tujuh tahun.” Lanjutnya.“Raja Emmett menikah lagi setahun setelah kematian istrinya?” Harvey menggeleng tak percaya, t
‘Noland bodoh!’ Umpatnya dalam hati.Demi menjalankan misi dari sang pangeran, dirinya sampai harus berperan menjadi orang jahat bagi Naomi. Sekarang dia menyesal karena kata-katanya telah menyakiti gadis itu.***Ravena baru saja selesai bekerja saat tiba-tiba Athens muncul di peternakan bersama logon. Mereka baru saja pulang dari berburu, terlihat dari tangan pria itu yang tengah memegangi seekor rusa.“Wah, hebat, kau mendapatkan rusa yang besar hari ini.” Suara Christo terdengar di belakang Ravena. Wanita itu mencibir dalam hati tentang kepintaran Christo dalam upayanya mengambil hati siapapun.“Bawa ini ke kastil Llyn, aku ingin koki istana memasaknya untuk makan malam.” Christo menerima rusa hasil buruan Athens dengan suka cita dan membawanya ke kastil Llyn saat itu juga, meninggalkan Athens dan Ravena yang sekarang hanya berdua saja.“Kau sudah akan pulang?” Athens melep
“Bukan urusanmu!” Setelah mengambil buku lainnya dari lantai, Harvey meraih buku di tangan Camilia dengan kasar dan berniat segera pergi dari sana.“Kau bahkan tidak minta maaf karena telah menabrakku? Setidaknya tunjukkan sopan santunmu pada permaisuri Helion.”“Apa hanya gelar itu yang bisa kau banggakan?” Harvey menghentikan langkahnya dan berbalik untuk menatap tajam Camilia.“Kau bahkan bukan apa-apa tanpa ayahku.”“Begitukah? Selain menjadi permaisuri, aku juga adalah ibu dari calon putra mahkota Helion di masa depan.” Harvey tersenyum mengejek mendengar penuturan wanita itu.“Silahkan mengigau semaumu. Karena selama aku hidup, aku tidak akan membiarkan kedua putra bodohmu itu memimpin Helion. Tidak Athens, apalagi Fraign.”Harvey berbicara setengah mengejek, menyadarkan Camilia bahwa kedua putranya sama sekali tidak kompeten.***Rav
“Kau—dari keluarga bangsawan mana? Seingatku tidak ada bangsawan di Helion yang memiliki nama belakang White?” Ravena berusaha mengendalikan dirinya.Dia sering ditatap penuh intimidasi seperti ini, jadi setidaknya dirinya sudah cukup terbiasa.“Saya—““Ibu, tolong jangan merusak suasana.” Athens menggerakkan matanya ke kanan dan kiri, memberi isyarat pada ibunya agar menjabat tangan Ravena.Permaisuri itu menurut dengan enggan, dia tidak bisa bertindak semaunya karena ada banyak orang yang akan memerhatikannya.“Ah!” Permaisuri Camilia merasakan sengatan listrik yang sangat kuat saat ujung jarinya menyentuh jari Ravena, mereka bahkan belum sepenuhnya berjabat tangan.“Ada apa, bu?” Athens dengan segera berdiri di samping ibunya, meraih tangan wanita itu dengan penuh kekhawatiran.Permaisuri menatap Ravena dengan ekspresi terkejut, bingung dan jug
Ravena menegang, meyakinkan dirinya kalau telinganya tidak salah dengar. Pria itu memintanya untuk tidak menyembunyikan diri? Apakah dia sedang bermimpi?“Kau—tahu siapa aku?” Harvey mengangguk penuh keyakinan.“Meskipun aku memakai topeng?” Tanyanya memastikan.“Ya. Maaf karena terlambat mengenalimu.”“Apa—maksudmu?” Ravena berusaha menenangkan kepalanya yang mulai berisik dan terus menebak-nebak.“Jangan menghindariku. Tetaplah di sisiku seperti ini, Ravena.”Ravena nyaris ambruk kalau saja tangan kokoh pria itu tidak segera menangkapnya dan memeluknya lebih erat dari sebelumnya. Dia tidak percaya kalau pada akhirnya penyamarannya akan terbongkar.Sekarang dirinya tidak dapat lari lagi. Harvey melingkupinya dengan posesif, nampak enggan untuk melepaskannya. Saat musik kembali ke tempo cepat, Ravena mendengar pria itu mengumpat. Harvey hendak mer