Ravena tergagap, ternyata bibi Lucy memang mendengar semuanya.
“Seperti yang sudah bibi dengar. Dia tidak mengenaliku, apalagi menginginkanku.” Ravena mencoba tersenyum, namun sialnya bibi Lucy mampu membaca kepiluan dari wajahnya.
“Apa kau mencintainya?”
“Kenapa bibi menanyakannya?”
“Hanya memastikan, supaya kau tidak salah melangkah ke depannya.”
Ravena menarik napas panjang, menelan salivanya, lalu mengangguk sebagai jawaban.
“Aku berharap suatu saat nanti kau tidak perlu lagi menyembunyikan dirimu seperti ini. Kau juga berhak bahagia, nak.”
“Aku sudah sangat bahagia sekarang ini, bi. Memiliki kalian berdua dalam hidupku, itu sudah lebih dari cukup, aku tidak menginginkan apapun lagi.”
“Anak baik, bibi akan selalu berdoa untuk kebahagiaanmu.” Bibi Lucy memeluk Ravena sesaat sebelum berpamitan untuk menemui Naomi. Ravena menga
“Sebenarnya—aku—adalah abdi setianya. Kami menjadi kakak beradik baru-baru ini di Helion.” Ucap Naomi setelah susah payah menelan salivanya yang tertahan di tenggorokan.“Abdi setianya?”“Apa kau menjamin tidak akan membunuh bibiku kalau aku mengatakan yang sebenarnya?”“Tergantung seberapa penting informasi yang kudapat.” Naomi menarik napas dalam, menantang Harvey Luther sama saja cari mati.“Ravena Laine, dia adalah putri raja Emmett Laine dan ratu Leonor Harper dari kerajaan Feyre. Ratu Leonor meninggal saat putri Ravena berusia lima tahun," Naomi menjeda sesaat."Raja Emmett lalu menikah lagi dengan seorang bangsawan bernama Frederica Owen dan melahirkan seorang putri, Edith Laine, adik putri Ravena. Usia mereka terpaut tujuh tahun.” Lanjutnya.“Raja Emmett menikah lagi setahun setelah kematian istrinya?” Harvey menggeleng tak percaya, t
‘Noland bodoh!’ Umpatnya dalam hati.Demi menjalankan misi dari sang pangeran, dirinya sampai harus berperan menjadi orang jahat bagi Naomi. Sekarang dia menyesal karena kata-katanya telah menyakiti gadis itu.***Ravena baru saja selesai bekerja saat tiba-tiba Athens muncul di peternakan bersama logon. Mereka baru saja pulang dari berburu, terlihat dari tangan pria itu yang tengah memegangi seekor rusa.“Wah, hebat, kau mendapatkan rusa yang besar hari ini.” Suara Christo terdengar di belakang Ravena. Wanita itu mencibir dalam hati tentang kepintaran Christo dalam upayanya mengambil hati siapapun.“Bawa ini ke kastil Llyn, aku ingin koki istana memasaknya untuk makan malam.” Christo menerima rusa hasil buruan Athens dengan suka cita dan membawanya ke kastil Llyn saat itu juga, meninggalkan Athens dan Ravena yang sekarang hanya berdua saja.“Kau sudah akan pulang?” Athens melep
“Bukan urusanmu!” Setelah mengambil buku lainnya dari lantai, Harvey meraih buku di tangan Camilia dengan kasar dan berniat segera pergi dari sana.“Kau bahkan tidak minta maaf karena telah menabrakku? Setidaknya tunjukkan sopan santunmu pada permaisuri Helion.”“Apa hanya gelar itu yang bisa kau banggakan?” Harvey menghentikan langkahnya dan berbalik untuk menatap tajam Camilia.“Kau bahkan bukan apa-apa tanpa ayahku.”“Begitukah? Selain menjadi permaisuri, aku juga adalah ibu dari calon putra mahkota Helion di masa depan.” Harvey tersenyum mengejek mendengar penuturan wanita itu.“Silahkan mengigau semaumu. Karena selama aku hidup, aku tidak akan membiarkan kedua putra bodohmu itu memimpin Helion. Tidak Athens, apalagi Fraign.”Harvey berbicara setengah mengejek, menyadarkan Camilia bahwa kedua putranya sama sekali tidak kompeten.***Rav
“Kau—dari keluarga bangsawan mana? Seingatku tidak ada bangsawan di Helion yang memiliki nama belakang White?” Ravena berusaha mengendalikan dirinya.Dia sering ditatap penuh intimidasi seperti ini, jadi setidaknya dirinya sudah cukup terbiasa.“Saya—““Ibu, tolong jangan merusak suasana.” Athens menggerakkan matanya ke kanan dan kiri, memberi isyarat pada ibunya agar menjabat tangan Ravena.Permaisuri itu menurut dengan enggan, dia tidak bisa bertindak semaunya karena ada banyak orang yang akan memerhatikannya.“Ah!” Permaisuri Camilia merasakan sengatan listrik yang sangat kuat saat ujung jarinya menyentuh jari Ravena, mereka bahkan belum sepenuhnya berjabat tangan.“Ada apa, bu?” Athens dengan segera berdiri di samping ibunya, meraih tangan wanita itu dengan penuh kekhawatiran.Permaisuri menatap Ravena dengan ekspresi terkejut, bingung dan jug
Ravena menegang, meyakinkan dirinya kalau telinganya tidak salah dengar. Pria itu memintanya untuk tidak menyembunyikan diri? Apakah dia sedang bermimpi?“Kau—tahu siapa aku?” Harvey mengangguk penuh keyakinan.“Meskipun aku memakai topeng?” Tanyanya memastikan.“Ya. Maaf karena terlambat mengenalimu.”“Apa—maksudmu?” Ravena berusaha menenangkan kepalanya yang mulai berisik dan terus menebak-nebak.“Jangan menghindariku. Tetaplah di sisiku seperti ini, Ravena.”Ravena nyaris ambruk kalau saja tangan kokoh pria itu tidak segera menangkapnya dan memeluknya lebih erat dari sebelumnya. Dia tidak percaya kalau pada akhirnya penyamarannya akan terbongkar.Sekarang dirinya tidak dapat lari lagi. Harvey melingkupinya dengan posesif, nampak enggan untuk melepaskannya. Saat musik kembali ke tempo cepat, Ravena mendengar pria itu mengumpat. Harvey hendak mer
Harvey yang merasakan hawa panas tengah melingkupinya, menjawab dengan sentuhan lembut bibirnya di atas bibir gadis itu. Menekannya perlahan, mengisap dan menarik bibir bawah Ravena.Pria itu meletakkan salah satu tangannya di tengkuk Ravena sementara tangan yang lainnya berada di sisi kursi, menopang tubuhnya yang menunduk untuk mencium gadis itu.“Akh!” Ravena mengerang di tengah ciuman mereka, kedua tangannya dengan berani menarik kerah tuxedo Harvey, membuat pria itu nyaris ambruk di atas tubuhnya.Harvey menahan diri, kali ini dia meletakkan salah satu tangannya di sisi kepala Ravena sementara bibir keduanya masih saling membelit dan mengisap satu sama lain.Ravena menduga Harvey Luther menyukai tantangan, dan hal itu merisaukannya. Meskipun kini terbukti nalurinya benar, kalau Harvey sama menginginkannya seperti dia menginginkan pria itu.“Kau boleh melakukan apapun padaku.” Ucap Harvey di tengah ciuma
“Ibuku memberikannya padaku sebelum meninggal, dia bahkan memberinya nama—sirion.” Harvey merasa udara di sekitarnya menipis. Ternyata itu memang sebagian lain dari sirion miliknya. ‘Ibunya? Berarti ratu Leonor yang memberikannya? Dari mana seorang ratu Feyre mendapatkan sirion? Bukankah itu adalah batu pusaka milik keluarga kerajaan Helion?’ Suara-suara itu terus menggema di kepalanya. Harvey tidak berpikir ratu Leonor mencurinya. Jadi dia memutuskan akan mencari tahu nanti. ‘Sepertinya pertemuan kita memang bukan sebuah kebetulan.’ Batinnya lagi. “Kau tidur?” Harvey mendapati gadis itu terlelap dalam pelukannya. Napasnya pelan teratur, Harvey bisa merasakan hembusannya di tangannya. “Tidurlah yang nyenyak, sayangku.” Harvey mengecup pucuk kepala Ravena sekali lagi sebelum dirinya ikut terlelap. “Ternyata tidurmu memang setenang ini. Bodohnya saat itu aku mengira kau sudah mati.” Harvey menyeringai, menertawai
“Apa-apaan ini?” Harvey menaikan sebelah alisnya, masih menatap Ravena otomatis menggeleng dan menatap bingung padanya. “Kau jangan gila Athens!” Suara permaisuri Camilia kembali terdengar, dia bahkan langsung berdiri dari kursinya. “Sepertinya kau salah paham. Wanita ini milikku.” Harvey meraih lengan Ravena dan membawanya ke sisinya. “Cih, sejak kapan kau tertarik dengan seorang wanita?” Athens bertanya dengan nada mengejek, mengabaikan ayah dan ibunya yang masih berada di sana. “Aku yakin kau tidak akan sanggup menerima wanita yang sudah pernah tidur dengan saudara tirimu.” Harvey menarik sudut bibirnya. Tidak hanya Athens. Ravena, bahkan semua orang yang ada di sana juga terkejut mendengar pengakuan Harvey. “Kau—apa yang kau bicarakan?” Athens mulai diserang kepanikan, dia tidak tahu kalau Elsa ternyata memiliki hubungan sedekat itu dengan saudara tirinya. “Di malam pesta ulang tahun ayah. Apa kalian lupa d
Halo, semuanya. Finally! Saya ingin menutup tirai cerita terakhir “Kekasih Hati Sang Putri” dan mengucapkan perpisahan di sini. Ini adalah karya pertama saya yang masih memiliki banyak kekurangan dan hal-hal lain yang saya sesali, tapi saya harap readers sekalian tetap dapat menikmati setiap momen dan alur ceritanya.Selama saya melihat progress para pembaca setiap harinya, dengan rasa haru, penuh syukur dan refleksi diri sebagai seorang author, saya bisa menjalani hari-hari menyenangkan yang sangat berarti. Subscriber, vote dan komentar yang kalian tinggalkan menjadi motivasi terbesar saya dalam mengerjakan cerita ini.Saya benar-benar bersyukur kepada kalian semua, dan saat kita bertemu lagi, saya pasti akan kembali dengan cerita yang lebih seru dan lebih menarik.Semoga kalian semua selalu sehat dan bahagia! ^_^&n
Noland menyambut tangan Naomi dan mereka berjalan bersama sebelum mengucapkan janji pernikahan. Kemudian diakhiri dengan ciuman bibir yang dalam dan panjang, terlena satu sama lain. Sampai mereka mendengar sorakan dan keduanya menoleh melihat kerumunan orang yang masih berjajar di belakang mereka.Dengan wajah bersemu merah, Naomi dan Noland perlahan mengangkat gelas anggurnya, diikuti semua orang yang hadir di sana. Mereka semua mengucapkan selamat atas pernikahan Naomi dan Noland yang dirayakan secara besar-besaran. Tak terkecuali Ravena, wanita itu menatap puas pada kebahagiaan yang tengah meliputi Naomi.“Benar-benar raja besar Helion. Kau bahkan mengundang para raja dari kerajaan lain untuk menghadiri pernikahan abdi setiamu.” Celetuk Alex di belakang Harvey, pria itu menggeleng, mengakui kekuasaan Harvey yang tak terbatas.“Karena mereka membutuhkan perjanjian kerja sama dengan Helion, jadi mau tak mau mereka harus datang
Satu minggu berlalu, Ravena baru saja kembali dari istana langit. Dirinya sudah mendapatkan jasad dewa Arthur secara utuh dan memakamkannya dengan layak di istana langit, di dekat makam dewi Alora. Kemudian memberikan sebuket bunga mawar besar di monumen di Aphrodite yang dibuat Harvey untuk menghormati mendiang ayahnya.Ravena sudah mendengar cerita lengkapnya dari Harvey. Tentang raja Hames yang meninggal bunuh diri akibat menanggung malu karena gagal mengenali permaisuri Camilia sebagai penyihir jahat. Kemudian ayahnya, raja Emmett juga meninggal tiga tahun yang lalu karena penyakit jantung. Sekarang hanya tersisa ibu tirinya Frederica, wanita itu masih berada di Eldham, namun Noland mengasingkannya dan tidak mengijinkannya keluar untuk bertemu siapapun.“Yang mulia ratu, gaun pesanan anda sudah tiba.” Ucap seorang membuyarkan lamunan Ravena. Dirinya sedang berada di balkon penginapan tempatnya dulu pernah menginap saat menghadiri acara
Akhirnya, Ravena menekankan dadanya yang sensitif di tubuh Harvey yang hangat dan kuat. Harvey menyingkirkan sisa kemeja dan menanggalkan sisa pakaiannya saat Ravena berbaring di atas ranjang. Kemudian Harvey berbaring di samping Ravena, kaki mereka bertautan, tubuh mereka mendesak untuk bisa bersatu. Harvey memposisikan diri.“Kau bisa menahannya?” Tanya Harvey dengan hati-hati, pasalnya ini adalah pertama kalinya mereka melakukannya lagi setelah sepuluh tahun.“Hm, ya.” Suara Ravena tertelan di tenggoorokan, digantikan dengan lenguhan panjang. Rasa sakit nikmat yang intens terasa saat Harvey menyatukan tubuh mereka dengan sangat pelan.Ravena berfokus pada wajah Harvey, pada cinta yang tersirat pada wajah pria itu, merasa puas karena mereka telah bersatu bersama namun masih menginginkan lebih. Kemudian Harvey mulai bergerak, mengirimkan sensasi liar yang bergulung-gulung dari dalam diri Ravena. Bibir Ravena terbuka dan
“Aku melakukannya demi dirimu dan juga demi kehidupan damai seluruh umat manusia.”“Sedikit saja ada kesalahan, kau bisa terbunuh. Apa kau tahu?” Ravena mengangguk.“Aku bahkan membiarkanmu pergi seorang diri ke Elettra waktu itu. Kalau aku tahu kau sudah melepaskan inti kekuatan perisaimu, aku pasti tidak akan mengijinkannya.”“Sudahlah. Lagipula hal itu sudah lama sekali berlalu. Sekarang aku sudah sepenuhnya sadar dan menjadi lebih sehat, apa itu saja tidak cukup?” Ravena menatap Harvey dengan mata berseri-seri, berharap pria itu akan luluh dan berhenti memarahinya.“Tetap saja aku tidak bisa berhenti menyalahkan diriku sendiri. Kalau sampai kau tidak selamat, aku akan—““Ssssttt, jangan berbicara lagi.” Ravena meletakkan telunjuknya di bibir Harvey, mencegah suaminya berbicara sembarangan lagi.“Aku mencintaimu, sangat.” Harvey lalu
“Jangan sampai nanti tiba-tiba ada dewa istana langit turun ke bumi dan mengaku-ngaku sebagai tunangannya.” Lanjut Alex, pria itu sangat menikmati melihat raut cemas Harvey.Alex merasa bangga pada dirinya sendiri karena bisa mempermainkan Harvey dan membalas perbuatan pria itu yang telah mengerjainya. Alex masih kesal karena Harvey telah membuatnya menghadiri beberapa acara pernikahan untuk mewakilinya, sekalipun dirinya tidak mengenal orang-orang itu.“Bicara sekali lagi aku akan menyuruh orang tuamu menjodohkanmu dengan Caecilia.” Ancam Harvey dengan tatapan tajam menusuk.“Caecilia? Caecilia Clark? Tidak terima kasih. Kalau kau melakukannya, aku tidak akan mau mengenalmu lagi.” Alex memajukan bibirnya kesal.***Harvey membolak-balikan buku di tangannya dengan gusar. Pikirannya terus saja mengingat kata-kata Alex beberapa waktu lalu. Dia sudah bisa menebak sejak awal, namun dirinya terlalu pe
“Kau melanggar aturan langit dan menahan sakit demi diriku. Tapi aku malah berkali-kali menyakitimu. Maafkan aku, setelah kau sadar, aku janji akan memperlakukanmu dengan lebih baik. Dan hanya akan mencintaimu saja seumur hidup ini. Aku akan menantikannya dengan sabar.” Harvey meraih tangan Ravena dan mengecup punggung tangannya dengan lembut.“Kau memang harus melakukannya.” Harvey menoleh dan mendapati Emilie beserta Raina sudah berdiri di ambang pintu kamarnya.“Kalian datang?” Tanyanya basa-basi.“Ya. Kami harus memastikan keadaannya. Bagaimanapun tuan putri adalah satu-satunya keturunan dewa tertinggi yang tersisa.” Emilie melihat Harvey dari sudut matanya, lalu melewati pria itu begitu saja menuju Ravena.“Kau melupakan Alora.” Sahut Harvey kemudian.“Ah ya, benar.”Harvey mendengus lalu meninggalkan ketiganya di kamar. Pria itu memaklumi kalau Emi
“Maafkan aku. Aku tidak bisa menolak perintah raja saat itu.”“Sudahlah.” Harvey menarik napas dalam-dalam untuk meredam emosinya.“Lagipula hal ini sudah lama berlalu. Yang terpenting sekarang kau sudah menyadari kesalahanmu dan aku sudah bersatu kembali dengan Ravena.” Putus Harvey, tidak berniat memperpanjang masalah yang telah lalu.“Sekali lagi aku minta maaf, yang mulia. Karena telah mengecewakanmu.”“Lupakan saja. Sekarang kau pergilah.” Harvey mengangkat salah satu tangannya, memberi isyarat pada NolandHarvey mendengus sesaat setelah kepergian Noland. Pikirannya dipenuhi dengan ayahnya yang ternyata telah merencanakan semua hal yang terjadi di dalam hidupnya. Selain malam pertamanya dengan Ravena, semuanya bukanlah sebuah kebetulan. Harvey lalu mengusap wajahnya dengan kasar, tidak tahu harus marah atau justru berterima kasih pada mendiang ayahnya.“K
“Ravena tahu, aku seharusnya mati pada saat serangan kudeta waktu itu. Jadi dia memutuskan untuk melepakan inti kekuatan perisai miliknya dan memberikannya padaku. Dia melakukannya untuk menyelamatkanku dan juga menyelamatkan seluruh umat manusia di muka bumi ini. Sejak saat itu takdir kami berubah. Dia adalah satu-satunya orang yang melanggar aturan langit dan mengubah takdir—untukku.” Harvey memberi jeda pada kata terakhirnya, lalu menunduk saat mengatakan kebenaran tentang takdir Ravena.“Kenapa?”“Karena dia adalah seorang dewi agung. Keturunan langsung dewa dewi tertinggi istana langit.”“Ternyata tuan putri telah benar-benar jatuh cinta dan memiliki pendirian yang teguh terhadapmu.” Noland mengatakannya dengan tulus, kecemburuannya pada mereka berdua sudah hilang sepenuhnya.Noland sudah tidak lagi memiliki perasaan pada ratu Helion yang baru itu.“Manusia biasa sepe