“Bagaimana mungkin dua orang yang berbeda memiliki begitu banyak kemiripan?” Harvey masih memegangi bibirnya yang merah dan bengkak, mengelusnya pelan sambil mengingat peristiwa panas yang baru saja terjadi.
“Pangeran Harvey, ada apa? Kau baik-baik saja?” Suara Noland terdengar di belakangnya, memaksa Harvey kembali bersikap normal.
“Noland, apa kau pernah tertarik pada seseorang?” Tanyanya, mengabaikan pertanyaan Noland sebelumnya.
“Apa maksudmu?”
“Jawab saja.”
“Per—nah.” Jawab Noland dengan hati-hati.
“Ketertarikan secara fisik, dengan dua orang sekaligus. Apa kau pernah mengalaminya?” Noland menautkan kedua alisnya, masih belum mengerti dengan arah pembicaraan Harvey.
“Bukan hanya tertarik secara visual, tapi kau juga merasa tertarik secara—seksual. Dimana kau kesulitan mengendalikan dirimu saat orang itu ada di de
“Bukan seperti itu, kau salah paham.” Ravena kembali membuang muka, menghindari kontak mata dengan Noland.‘Apakah dirinya mirip dengan buku yang terbuka? Kenapa orang lain mudah sekali membaca pikiranya?’ Batin Ravena frustasi.“Salah paham? Bukankah kau sudah jatuh cinta dan membencinya sekaligus?” Tanya Noland, mengulangi perkataan Ravena sebelumnya.“Pokoknya kau sudah salah paham. Sudahlah jangan bertanya lagi.” Ravena mencoba menyembunyikan kegugupannya, dirinya sudah seperti pencuri yang tertangkap sekarang.“Tunggu, kenapa jalanmu cepat sekali.” Noland berteriak saat mendapati Ravena yang tiba-tiba mempercepat langkah kakinya.Noland tersenyum melihat Ravena yang salah tingkah. Gadis itu terlihat lebih menggemaskan dengan ekspresi wajah seperti itu.‘Anda saja aku memiliki satu saja kesempatan untuk bisa memiliki dan menjagamu.’***
“Aku tidak berhasil menangkapnya.” Sesaat kemudian Naomi muncul dengan napas terengah, salah satu tangannya bersandar pada dinding pintu dan posisinya setengah menunduk dengan gerakan menghirup udara dengan brutal.“Menangkap siapa?” Noland bertanya pada Naomi karena gadis itu juga ada di sana sekarang.“Seseorang baru saja keluar dari dapur ini.” Jawab Ravena dengan hati-hati.“Siapa? Apa kalian melihatnya?” Keduanya menggeleng bersamaan.“Aku sempat mengejarnya tadi, tapi tidak berhasil menangkapnya. Orang itu memakai pakaian serba hitam dan penutup wajah. Kami yakin, dia pasti sudah melakukan sesuatu di sini.”Naomi ikut mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, mencari sesuatu yang mungkin saja salah.“Kenapa aku tidak tahu kalau ada penyusup masuk ke sini?” Noland melihat ke sekeliling dan menyadari pintu utama ardglass yang tidak terkunci.
“Tidak. Tidak. Noland sepertinya dekat dengan mereka berdua. Lebih baik aku mencari tahu dengan caraku sendiri.” Harvey menatap bayangan dirinya di depan cermin besar di dalam kamarnya sebelum melangkah pergi untuk melaksanakan niatnya.Ravena sedang membantu Naomi untuk memulihkan diri, dia membawakan secangkir teh hangat dan kue untuk gadis itu. Sementara Noland masih menunggu mereka berdua di halaman rumah bibi Lucy, Ravena tidak mengijinkannya masuk.“Terima kasih.” Naomi menerima secangkir teh yang diberikan Ravena padanya.“Apa kau sungguh baik-baik saja? Apa tidak sebaiknya kita memanggil tabib kemari?” Naomi menggeleng, menyadari tabib manapun tidak akan mampu menyembuhkannya.“Aku mengkhawatirkanmu.” Lanjut Ravena, nadanya rendah dan penuh kekhawatiran.“Aku tahu. Aku hanya butuh istirahat sebentar, bolehkah?” Naomi menaikkan kedua alisnya, memberi isyarat dengan
“Gadis pelatih kuda itu, dia juga memilikinya.” Lanjut Harvey, membiarkan Noland terkejut sekali lagi.Meskipun awalnya tidak yakin, namun pada akhirnya Harvey memutuskan untuk memberitahu dan melibatkan Noland.“Bagaimana bisa Elsa—?”“Sejak awal aku sudah merasa ada yang aneh dengannya. Keberadaannya di Helion sepertinya bukan suatu kebetulan.” Noland menelan salivanya dengan berat, matanya bergerak ke kanan dan kiri.Noland merasa tangannya sedingin es sekarang. Harvey sudah mulai curiga dengan Elsa, yang artinya sebentar lagi mungkin identitas Ravena juga akan terungkap.Noland memejamkan mata lalu menghembuskan napas berat, Harvey bisa membunuhnya kalau mengetahui tentang kebenaran yang selama ini dia sembunyikan.“Apa kau yakin itu adalah sirion?” Noland bertanya dengan hati-hati, memastikan kalau Harvey tidak salah lihat.“Aku melihatnya dengan mata ke
“Kuakui untuk sesaat, ya. Tapi aku masih punya cukup akal sehat untuk tidak melanjutkannya.” Pada akhirnya, hanya kalimat menyakitkan itu yang berhasil keluar dari mulutnya.“Aku tahu. Selain karena aku bukan seorang perawan, aku juga adalah gadis biasa yang tidak akan pernah layak untuk seorang pangeran sepertimu.” Ravena tersenyum sinis.“Kenapa kau terus-terusan mengatakan kata-kata tidak layak? Apa kau memang seperti itu? Selalu memandang rendah dirimu sendiri?”“Aku hanya berbicara fakta. Kisah bahagia sang pangeran dan si miskin hanya ada di buku cerita anak-anak.”“Dimana kepercayaan dirimu yang setinggi langit itu?”“Baru saja hilang.” Ravena menggeleng sembari mengangkat kedua bahunya acuh.“Siapa pria itu?” Ravena menaikkan kedua alisnya.‘KAU! KAU ORANGNYA!’ Rasanya ingin sekali dia berteriak seperti itu di depan wajah Harvey, namun sesaat kemudian Ravena berhasil menguasai dirinya.“Aku tidak harus memberitahumu, kan? Jadi apakah kau bisa menerima dan mempertimbangkan usul
Ravena tergagap, ternyata bibi Lucy memang mendengar semuanya.“Seperti yang sudah bibi dengar. Dia tidak mengenaliku, apalagi menginginkanku.” Ravena mencoba tersenyum, namun sialnya bibi Lucy mampu membaca kepiluan dari wajahnya.“Apa kau mencintainya?”“Kenapa bibi menanyakannya?”“Hanya memastikan, supaya kau tidak salah melangkah ke depannya.”Ravena menarik napas panjang, menelan salivanya, lalu mengangguk sebagai jawaban.“Aku berharap suatu saat nanti kau tidak perlu lagi menyembunyikan dirimu seperti ini. Kau juga berhak bahagia, nak.”“Aku sudah sangat bahagia sekarang ini, bi. Memiliki kalian berdua dalam hidupku, itu sudah lebih dari cukup, aku tidak menginginkan apapun lagi.”“Anak baik, bibi akan selalu berdoa untuk kebahagiaanmu.” Bibi Lucy memeluk Ravena sesaat sebelum berpamitan untuk menemui Naomi. Ravena menga
“Sebenarnya—aku—adalah abdi setianya. Kami menjadi kakak beradik baru-baru ini di Helion.” Ucap Naomi setelah susah payah menelan salivanya yang tertahan di tenggorokan.“Abdi setianya?”“Apa kau menjamin tidak akan membunuh bibiku kalau aku mengatakan yang sebenarnya?”“Tergantung seberapa penting informasi yang kudapat.” Naomi menarik napas dalam, menantang Harvey Luther sama saja cari mati.“Ravena Laine, dia adalah putri raja Emmett Laine dan ratu Leonor Harper dari kerajaan Feyre. Ratu Leonor meninggal saat putri Ravena berusia lima tahun," Naomi menjeda sesaat."Raja Emmett lalu menikah lagi dengan seorang bangsawan bernama Frederica Owen dan melahirkan seorang putri, Edith Laine, adik putri Ravena. Usia mereka terpaut tujuh tahun.” Lanjutnya.“Raja Emmett menikah lagi setahun setelah kematian istrinya?” Harvey menggeleng tak percaya, t
‘Noland bodoh!’ Umpatnya dalam hati.Demi menjalankan misi dari sang pangeran, dirinya sampai harus berperan menjadi orang jahat bagi Naomi. Sekarang dia menyesal karena kata-katanya telah menyakiti gadis itu.***Ravena baru saja selesai bekerja saat tiba-tiba Athens muncul di peternakan bersama logon. Mereka baru saja pulang dari berburu, terlihat dari tangan pria itu yang tengah memegangi seekor rusa.“Wah, hebat, kau mendapatkan rusa yang besar hari ini.” Suara Christo terdengar di belakang Ravena. Wanita itu mencibir dalam hati tentang kepintaran Christo dalam upayanya mengambil hati siapapun.“Bawa ini ke kastil Llyn, aku ingin koki istana memasaknya untuk makan malam.” Christo menerima rusa hasil buruan Athens dengan suka cita dan membawanya ke kastil Llyn saat itu juga, meninggalkan Athens dan Ravena yang sekarang hanya berdua saja.“Kau sudah akan pulang?” Athens melep