KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 22
"Kamu mau ke mana, Mas?" Anisa meraih tanganku saat hendak berbalik untuk mengejar Ulfa. Ya, aku harus mendapatkan dia kembali sebelum terlambat."Aku harus menemui Ulfa." Aku menepis tangan Anisa.
"Maaf, Pak. Sebenarnya ini ada apa? Dan siapa wanita ini?" tanya sang dokter.
"Saya istrinya Pak Rey dan sekarang saya sedang hamil anaknya," jawab Anisa.
"Istri? Maksudnya? Bukankah istri Pak Rey itu Bu Ulfa? Dan dia juga sekarang sedang hamil?""Em." Aku menggaruk kepala yang tidak gatal.
"Kenapa, Pak?" tanya wanita berkaca mata itu lagi.
"Iya, Dok. Dia istri baru saya." Aku nyengir. Pipiku menghangat, mungkin berubah warna menjadi merah karena malu.
"Terus, bagaimana dengan Bu Ulfa? Apakah dia masih berstatus istri Bapak? Lalu, bagaimana dengan anak yang ada dalam kandungannya? Maaf, Pak. Sebenarnya saya tidak berhak mengetahui masalah keluarga terlalu mendalam sepert
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 23Bukan hanya Ulfa yang sedih dengan penyakitnya yang dapat menghambat kehamilannya, aku dan Mama juga merasakan hal yang sama.Satu tahun terakhir, Ulfa mengkonsumsi obat untuk meredakan sakit saat ia datang bulan. Ya, setiap tamu bulanan itu datang, ia selalu kesakitan yang teramat sangat. Bahkan untuk berjalan pun ia tidak sanggup. Ia harus merangkak meski hanya sekadar ingin ke kamar mandi. ia hanya berbaring sambil terus memegangi perutnya yang katanya seperti ditusuk-tusuk benda tajam.Usaha memang tidak pernah mengkhianati hasil. Perjuangan dan kesabaran berbuah manis, tetapi kenapa harus sekarang di saat aku sudah bosan melihatnya?"Selamat, ya, Pak. Akhirnya Bu Ulfa hamil juga." Dokter membuyarkan lamunanku tentang perjuangan Ulfa yang sangat berat untuk bisa mendapatkan buah hati."I--iya, Dok. Kalau begitu saya permisi mau mengejarnya." Aku berbalik dan meninggalkan Anisa bersama dokter te
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 24"Aku hanya ingin menemui Ulfa, bukan mau bekerja seperti biasanya.""Kalau begitu silahkan menemui Bu Ulfa di rumahnya, Pak," kata Ning."Ayo kita pulang, Mas!" Anisa menggandeng tanganku dan membawa satu keranjang belanjaan lagi yang lebih banyak dari yang pertama."Kamu ambil apa saja sampai sebanyak ini?" Aku mendelik melihat barang belanjaan Anisa."Kamu lihat sendiri, Mas. Aku hanya ambil susu, dan aneka makanan ringan." Anisa menunjuk isi keranjang."Tolong dibungkus, ya?" Anisa meletakkan dua keranjang bawaannya di atas meja kasir.Petugas kasir segera memasukkan satu persatu sambil menghitungnya di depan mesin penghitung."Semuanya 1.257.000 ribu, Mbak." Wanita bernama Ning itu tersenyum manis dan meletakkan barang belanjaan di atas meja.Anisa mengambil barang belanjaan yang sudah di kemas itu, tetapi Ning menahannya."Maaf Mbak uangnya mana?"
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 25Aku menarik tangan Anisa yang terus meronta meminta untuk dilepaskan. Bukan hanya menarik, kali ini aku juga menyeretnya agar segera sampai mobil.Aku ingin mengantar wanita ini pulang, setelah itu aku ingin menemui Ulfa. Jika menemui Ulfa bersamanya bisa kacau semuanya.Sepanjang perjalanan Anisa terus cemberut, dia merajuk karena tidak diizinkan membawa pulang barang belanjaan."Eh, menantuku yang cantik sudah pulang." Mama menyambut kami dengan senyum mengembang di bibirnya.Anisa tidak menjawab sapaan Mama. Jangankan salim, berbicara pun tidak. Ia masih cemberut dan menghentakkan kaki di lantai dengan keras.Mama menunjuk Anisa dengan memajukan dagunya dan aku hanya merespon dengan dengan melambaikan tangan.Anisa langsung masuk kamar dan menutup pintu dengan kasar, lebih tepatnya membanting hingga membuat Mama terlonjak kaget."Pesanan Mama mana, Rey?" Mama menadahkan tangan usai Anisa
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 26Saat ini kami hanya mengandalkan gaji dari Gibran--adikku satu-satunya yang bekerja di percetakan. Satu orang yang bekerja dan yang makan empat orang tentu tidak akan cukup jika makan mewah.Mie instan sudah matang dan tinggal menuang ke dalam mangkuk yang sudah berisi bumbu. Bau harum dari bubuk soto gurih yang khas seketika menguar di dapur.Makanan sudah siap, sekarang tinggal memanggil ibu yang sedang menonton acara televisi. Kulihat ia tertawa sendiri saat melihat acara yang ia tonton lucu."Wah, kamu buatin aku mie ya, Mas?" Anisa yang tadi berada di kamar, tiba-tiba sudah siap di meja makan. Dengan sigap ia menarik kursi dan duduk. Tangannya sudah siap membawa sendok dan garpu dan siap menyantap mie yang masih mengepulkan uap panas itu."Itu buat Mama, Nis." Aku menarik mangkuk dari tangan Anisa."Yah, buat aku mana? Aku, kan juga lapar?" Anisa mengerucutkan bibir."Kamu bikin sendiri, ya? I
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 27"Mama nggak mungkin marah sama menantu yang akan memberikan Mama cucu." Seukir senyum terbit di bibir mama."Tuh, kan? Mama aja nggak marah. Sekarang kamu masak lagi, Mas!" ucap Anisa santai sambil menikmati mie buatanku."Pokoknya Mama tidak akan membiarkan menantuku ini capek." Mama duduk di kursi dekat Anisa dengan tangan ia letakkan di atas meja.Aku memasak mie buat Mama meski dengan menggerutu. Mentang-mentang lagi hamil, menantunya itu nggak boleh ngapa-ngapain termasuk masak mie yang sangat mudah ini.Ini yang disebut harapan tidak sesuai ekspetasi. Aku yang berniat poligami agar hidup bahagia malah menjadi seperti ini akhirnya."Sekarang aku mau menemui Ulfa." Aku meletakkan mie yang sudah matang di hadapan Mama."Aku ikut." Teriak Mama."Mama, kan lagi makan?""Makannya nanti saja, sekarang belum lapar.""Ma, aku sudah buatin mie dengan susah
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 28Dadaku bergemuruh melihat Ulfa terlihat akrab di lelaki di hadapannya itu. Aku yang sudah Mengkhinati Ulfa, tetapi aku sendiri yang sudah sakit hati. Bagaimana ini?"Ma, aku nggak mau pisah sama Ulfa," ucapku dengan hati meradang melihat istri yang selama ini sangat kucintai sedang bersama lelaki lain yang usianya pasti lebih tua dariku."Sudahlah, kamu sudah punya Anisa sekarang. Apalagi Ulfa juga sudah punya lelaki lain. Ayo, tunggu apalagi. Ambil gambar mereka dulu sebelum nyamperin mereka." Ibu berkata dengan berbisik sambil menggoyangkan lenganku.Aku menuruti perintah mama, setelah mendapatkan gambar yang pas, aku dan mama keluar dari persembunyian dan siap menyapa wanita yang sedang berduaan itu."Ulfa?" Aku dan mama bebarengan menyebut namanya dan kubuat seolah-olah shock."Mas Rey?" Ulfa tampak biasa saja dan tidak ada kekagetan di wajahnya seperti seseorang yang ketahua
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 29"Kamu halu lagi, Ul?" Mama maju dan meraba kening wanita yang dulu selalu ia sayang. Ya, Mama memang sangat menyayangi Ulfa apalagi saat pertama kali Ulfa terlambat datang bulan. Ia menyambutnya dengan bersuka cita."Mulai sekarang kamu tidak boleh capek, Sayang. Semua pekerjaan rumah biar Rey yang handle. Mama juga akan tinggal di sini bersama kalian." Mama berjingkrak kegirangan waktu itu."Rey, Mama akan naik pangkat sebentar lagi," imbuh Mama dengan mata berbinar."Naik pangkat?""Iya, kamu juga. Mama akan menjadi nenek dan kamu akan menjadi ayah. Aku mau dipanggil Oma saja, deh. Hehe lucu juga." Mama tertawa lebar.Namun, tidak lama setelah itu Ulfa kembali datang bulan dan membuat Mama kecewa berat. Ia kembali ke rumah dan tinggal bersama Gibran lagi.Semenjak itu setiap kali Ulfa bilang terlambat datang bulan, Mama tidak pernah percaya. Bahkan, ia menganggap Ulfa sebagai pembohong."K
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 30Ya, mana aku tahu." Mama melengos."Sekarang katakan ada tujuan apa kalian datang ke mari? Kalau tidak ada yang penting, lebih baik kalian pulang, aku sedang sibuk," ucap Ulfa dengan tangan bersedekap."Sombong, padahal punya rumah juga hasil dari merebut!" ujar Mama sinis."Aku tidak pernah merasa merebut rumah ini dari siapapun. Mas Rey sendiri yang sudah memberikan dengan suka rela.""Cukup! Benar apa yang dibilang client saya--Bu Ulfa, kalau tidak ada yang penting silahkan kalian pulang saja. Biarkan Bu Ulfa istirahat," timpal Pak Wira yang katanya akan membantu Ulfa itu."Ul, aku ke sini karena mau minta bagianku di toko itu. Meskipun aku tidak ikut menanam modal, tetapi kamu tidak boleh lupa kalau aku ikut andil dalam mengembangkan toko itu. Kamu masih ingat, kan? Bagaimana perjuanganku di awal berdirinya toko itu hingga bisa jadi seperti itu,""Ya, aku ingat dan tidak akan pernah lupa." Ulfa
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 111Aku melongo saat melihat Anisa yang baru saja selesai di make over oleh pegawai salon. Cantik, itulah kata yang tepat untuknya. Iya, kecantikan wajah inilah yang dulu membuatku klepek-klepek meski di rumah sudah punya Ulfa. Usai membayar tagihan di kasir, aku segera mengajak Anisa makan di sebuah resto ternama di kota ini. Calon mama meetuaku sudah memberiku uang yang cukup untuk ini. Tidak ada alasan lagi bagiku untuk menunda pernikahan kami apalagi Anisa sekarang sudah mulai membaik. Ia terlihat lebih ceria dan tidak pernah melamun lagi. "Terima kasih, ya, Rey, akhirnya Anisa bisa kembali seperti dulu lagi." Mama menepuk pundakku usai akad nikah. Kulirik Anisa yang masih memakai baju putih khas pengantin. "Iya, aku janji akan menjaga Anisa dengan sepenuh hati dan tidak akan menyia-nyiakannya lagi. Aku sadar, tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Dulu, aku selalu berpikir kalau Ulfa adalah jodohku, tetapi ternyata bukan.""Selamat, ya, Mas. Semog
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 110PoV ReyhanAku mengikuti Bu Susi pulang ke rumahnya bersama Anisa. Ini untuk ke sekian kalinya aku datang ke rumah Anisa. Yang pertama saat melamar dan yang kedua saat menikah. Setelah itu aku tidak pernah datang ke sini lagi karena setelah menikah Anisa ikut tinggal denganku. "Maafkan Mama, ya, Nis. Mama janji tidak akan paksa kamu lagi. Aku tahu kamu sangat mencintai Reyhan meski ia bukan orang kaya. Sekarang Mama akan merestui kalian dan ingin akad pernikahan kalian dipercepat saja." Bu Susi mengusap pundak Anisa dan memeluknya."Sekarang kamu mandi dan ganti baju kalau perlu Mama akan mengajak kamu ke salon. Kamu tidak keberatan, kan, Rey, kalau mengantar Anisa ke salon hari ini," tanya Bu Susi. Mengantar Anisa ke salon? Aku hanya bisa menggaruk kepala yang tidak gatal. Bagaimana aku bisa ke sana sedang uang sana aku tidak punya. "Kamu tidak usah khawatir, ini kunci mobil dan ini uang untuk bayar salon sekalian kalau kalian mau jalan-jalan." Wanita tu
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 109"Anisa mana, Mbak?" tanya Bu Susi-wanita paruh baya yang pernah menjadi besanku itu. Ia tersenyum ramah, aku pikir ia akan marah-marah dan membawa paksa pulang Anisa dari rumah ini, kalau perlu diseret seperti waktu itu yang sudah membuat Anisa keguguran. Aku melotot mendengar cara ia memanggilku. "Mbak? Sejak kapan aku punya adik sepertimu? Sejak kapan ibuku juga melahirkanmu? Aku tidak pernah merasa punya adik seorang adik perempuan sepertimu. Mau apa kamu ke sini?" tanyaku tanpa mempersilahkan masuk. "Siapa, Ma?" seru Reyhan setelah mendengar teriakanku. "Bu Susi? Silahkan masuk, Bu," kata Reyhan. "Reyhan. Maafkan Mama, Nak," kata Bu Susi dengan mata berkaca-kaca. "Mama baru saja dari rumah Ulfa untuk mencari Anisa dan dia bilang kalau kamu mengajaknya pulang. Setelah Mama pikir, Ulfa benar, kalah hanya kamu yang bisa mengembalikan Anisa seperti sedia kala. Mama mohon, Rey, nikahilah Anisa." Bu Susi memegang tangan Reyhan. Reyhan tersenyum. "Aku sep
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 108Perutku keroncongan seolah cacing-cacing di dalam sana sedang berdemo minta diisi. Usai cuci tangan pakai sabun dengan benar, aku menuju ke meja makan meski sebenarnya malas juga harus makan satu meja dengan Bella-wanita yang sudah menipu kami mentah-mentah. Kuambil nasi plus satu potong ayam berwarna cokelat lalu memasukkan ke dalam mulut. Enak, rasanya benar-benar enak, asin dan manisnya pas, serta bumbunya meresap sempurna. Aku yang awalnya tidak berselera makan, mendadak makan dengan lahap. Bahkan nasi satu piring penuh dan satu potong besar ayam sudah habis hanya dalam hitungan menit. "Enak, Ma?" tanya Reyhan yang duduk di dekatku. Ia hendak mengambil nasi. "Enak, Rey. Rasanya benar-benar pas di lidah. Baru kali ini ibu makan ayam seenak ini. Ini beli di mana? Warung langganan kita? Biasanya kalau nggak keasinan, ya, kurang asin, tetapi kali ini pas. Mungkin kokinya sudah ganti kali, ya?" ucapku. Kujilat tangan bekas makan ayam karena sayang jika la
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 107PoV MamaKututup telingaku rapat-rapat saat Gibran mengetuk pintu dan memintaku agar mau merestui hubungan Reyhan yang ingin menikah lagi dengan Anisa. Ya Tuhan, apa salah dan dosaku ini? Kenapa anak-anakku menjadi kehilangan kewarasannya seperti ini? Gibran akan menikah dengan Bella yang pekerjaannya hanya seorang asisten rumah tangga dan tidak punya rumah karena selama ini ia hanya mengontrak. Apa yang dapat dibanggakan darinya coba? Belum hilang rasa kecewaku pada Gibran, sekarang Reyhan malah membawa kabar yang lebih mengejutkan. Ia akan menikahi lagi si Anisa yang kini sudah tidak waras itu. Dulu, hidupku begitu sempurna saat Reyhan masih menjadi suaminya Ulfa karena mereka punya toko sehingga aku bebas melakukan atau meminta apa saja yang aku mau.Ulfa, maafkan Mama, Nak. Seandainya waktu bisa diputar ulang, tentu aku tidak akan pernah meminta Reyhan untuk menikahi Anisa yang dapat membuat kamu harus kehilangan semuanya. Ah, penyesalan memang selal
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 106"Apa? Kamu tetap ingin menikahi Anisa lagi dan tidak mau dengar omongan Mama? Kayak nggak ada perempuan lain saja." Ibu melengos dan terlihat tidak suka dengan keputusanku. "Apa pun yang Mama katakan, tidak akan mengubah keputusanku untuk menikahi Anisa untuk yang kedua kalinya," ucapku. Mama mengerucutkan bibir dan menggeleng. "Dan sampai kapan pun Mama tidak akan metestui hubungan kamu dengan wanita ini, Rey. Lebih baik jomlo seumur hidup dengan menyandang status duda daripada harus kembali padanya. Otak kamu ada di mana, Rey? Apakah sudah hilang atau masih ada tetapi sudah tidak berfungsi sebagai mana mestinya?" Mama berkata sambil menunjuk mukaku lebih tepatnya kening. "Ada apa ini? Kenapa Mama dan Mas Rey ribut?" Tiba-tiba Gibran datang bersama Bella. "Eh, ada tamu juga? Siapa dia, Mas? Calon penggantinya Mbak Ulfa dan Mbak Anisa?" Gibran mendekati Anisa yang masih saja duduk santai di kursi. Ia seolah tidak peduli dengan orang lain. Ibu semakin cem
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 105"Benarkah ini Anisa? Kenapa jadi seperti ini?" Mama membelai kedua pipi wanita berwajah sayu itu. Lalu mama mundur beberapa langkah dan menurunkan tangannya dari pipi Anisa dan berbalik. "Terus kenapa kau membawanya ke sini, Rey? Bukanlah tadi kamu bilang mau ke rumah Ulfa? Kenapa malah dia yang kamu bawa pulang?"Aku berjalan menuju jendela dan menatap keluar. "Aku tadi memang ke rumah Ulfa dan ternyata Ulfa memintaku datang karena ingin meminta bantuanku untuk membawa pergi Anisa dari sana." "Jadi, Anisa ini juga dari rumah Ulfa?" tanya mama dengan nada tinggi. "Iya, Ma. Anisa datang dan ingin membawa pergi anak kami," ucapku. Aku berbalik dan berjalan ke meja lalu mengambil minuman dan menenggaknya. "Apa kamu bilang? Dia mau ganggu cucu Mama? Tetapi bayi itu nggak apa-apa, kan?" tanya mama panik. Aku menggeleng. "Cucu Mama baik-baik saja, tetapi Ulfa takut jika Anisa datang ke sana kapan saja ia mau. Makanya ia memintaku untuk menikahinya lagi.""Apa
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 104Anisa diam saja berada dalam boncengan motorku. Tubuhnya terasa sangat ringan saking kurusnya. Aku bahkan tidak merasa ada perbedaan ada orang di belakangku atu tidak. Sepanjang perjalanan, kami lebih banyak diam. Aku memintanya untuk memeluk pinggangku dengan erat karena takut ia jatuh tanpa kusadari. Punggungku terasa hangat karena ia menempelkan kepalanya di sana dan entah kenapa aku membiarkan saja itu terjadi. Kuturunkan ia di jalan dan membiarkan ia begitu saja, tetapi saat melihat betapa memprihatinkan dia dengan tubuh kurus dan mata sayu membuatku tidak tega. Nuraniku tersentuh apalagi saat ia menatapku penuh harap untuk tidak meninggalkannya sendirian. Setelah kupikir-pikir, Ulfa benar, bagaimana pun juga wanita di belakangku ini pernah mengisi relung hatiku meski hanya sebentar. Iya, sebagai lelaki, aku masih punya perasaan. "Kita pulang ke rumahku saja, ya?" ucapku lembut. Entah kenapa, aku merasa masygul melihat dia yang sekarang. Iya, sejak
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 103"Mama lihat sendiri, kan? Kalau bukan aku yang ingin ke sana, tetapi Ulfa sendiri nyang sudah memintaku, bahkan ia sepertinya sudah tidak sabar ingin bertemu dengan mantan suaminya yang tampan ini." Aku mengusap kerah bajuku sambil tersenyum simpul. Ulfa, Ulfa, membayangkan bertemu denganmu saja sudah membuatku senang. Kau memang candu bagiku. Mama hanya memutar bila mata. "Mama yakin, Ulfa memintamu datang karena ada sesuatu." Aku tersenyum, "pasti ada sesuatu lah, Ma. Kalau enggak ada buat apa pakai telfon segala? Sampai dua kali lagi. Sudah, ya, Ma. Aku berangkat dulu dan tunggu kabar baik dariku." Aku maju dan meraih tangan mama lalu menciumnya bolak-balik lalu beralih mencium pipinya kanan kiri. Beginilah perilaku orang yang sedang jatuh cinta meski hanya dengan mantan. Aku berangkat tanpa bisa mama cegah. Untunglah motor Gibran ada di rumah sehingga aku bisa pinjam. Sepanjang perjalanan, senyuman Ulfa terus terbayang di pelupuk mata. Tidak sabar r