Share

Bab 47

last update Last Updated: 2022-05-20 10:07:18

Setelah selesai membayar, aku menemui Mas Bagas dan juga Ratna, yang telah berada di luar kafe. Mereka sedang tertawa bersama, entah sedang membicarakan apa, sehingga membuat mereka tertawa serenyah itu.

"Nis, aku malu deh sama kamu. Masa iya sih, aku malah di traktir sama kamu. Aku yang seharusnya mentraktir kamu, bukannya kamu yang mentraktir aku. Aku ini kan cowok," ujar Mas Bagas, saat aku sudah berada di antara mereka berdua. Mereka berdua pun tidak lagi tertawa seperti tadi, saat melihatku menghampiri mereka.

"Oh nggak apa-apa kok, Mas. Selama itu aku bisa dan juga mampu. Santai aja, jangan terlalu di pikirkan," ucapku.

Aku berkata kepada Bagas, kalau semua itu tidaklah masalah buatku.

"Oh iya, Ratna, aku mau pulang dulu ya! Kalian sudah mau masuk kantor lagi, bukan?" tanyaku.

"Iya, Nis, kamu hati-hati di jalanya! Kamu jangan ngebut-ngebut, bawa mobilnya," pesan Ratna.

"Terima kasih, Ratna, atas peringatannya. Ya sudah aku duluan, assalamualaikum," pamitkku, sembari mengucapka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 48

    Sesampainya di depan kantor Papa, aku pun segera memarkirkan mobilku. Kemudian aku segera masuk ke dalam kantor, serta masuk ke ruangan Papa. Sampai je ruangan Papa, ternyata beliau di ruangan tidak sendirian, tetapi ia ditemani seorang pemuda. Mungkin dia adalah rekan bisnisnya Papa."Assalamualaikum, Pah," ucapku, saat masuk ke dalam ruangannya Papa."Waalaikumsalam," sahut Papa."Nis, ayo duduk!" Papa menyuruhku untuk segera duduk, aku pun mengikuti perintahnya. Aku duduk di samping Papa, serta berharapan langsung dengan tamu Papa tersebut. "Pah, ada apa Papa menyuruhku datang ke kantor?" tanyaku."Nisa, Papa menyuruh kamu untuk datang ke kantor. Bukan karena ada urusan kantor, tapi untuk sekedar memperkenalkan kamu dengan Andre. Papa ingin supaya kalian bisa berjodoh," terang Papa.Papa mengungkapkan apa yang menjadi tujuannya, sehingga ia menyuruhku untuk datang ke kantor."Maksud, Papa, apa?" tanyaku, tidak mengerti."Jadi begini, Anisa. Maksud Papa menyuruh kamu datang ke

    Last Updated : 2022-05-20
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 49

    "Ya sudah, Om, tidak apa-apa kalau memang Anisanya sudah punya calon. Andre, biar cari calon sendiri saja. Karena sepertinya, Anisanya juga tidak suka sama, Andre." Andre berkata, dengan wajah pilu. Entah kenapa dia berkata seperti itu? Karena sebenarnya yang selalu sinis dari tadi itu dia? Jadi sebenarnya dia dong, yang tidak suka padaku. Kenapa dia malah membalikan fakta? Dasar orang aneh, Andre ini. Seharusnya dia itu senang, saat mendengar kalau aku sudah punya calon. Karena kami tidak mesti dijodohkan, semua itu aku lihat dari sikapnya yang acuh dan dingin kepadaku."Tuh, Papa, lihat bukan? Andrenya saja tidak masalah, kalau Anisa tidak memilih dia. Bahkan sepertinya dia happy banget, sebab tidak perlu dijodohkan, dengan perempuan seperti Anisa yang jelek ini." Aku berkata, sambil menunjuk ke arah Andre."Nisa, yang sopan dong sama orang! Nak Andre, maafin kelakuan Anisa ya! Maafin Om juga, sebab Om tidak tahu kalau ternyata Anisa telah mempunyai calon." Papa meminta maaf kepa

    Last Updated : 2022-05-23
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 50

    "Ah, Om, bisa aja. Jangan terlalu memuji, om. Soalnya, aku takut nanti malah menjadi orang yang sombong." Andre begitu merendah, jika di hadapan Papa.Bisa-bisanya, dia begitu hangat bila berbicara sama Papa. Sedangkan kepadaku dinginnya minta ampun. Mungkin karena Papa adalah rekan bisnisnya, sehingga ia harus menjaga etika."Anisa, kalau memang kamu sudah punya calon. Papa minta tolong, supaya calon suamimu itu menemui, Papa! Papa, ingin berkenalan sama dia," pinta Papa.Degh!Aku begitu kaget saat mendengarnya, bahkan lebih kaget dari saat mendengar mau dijodohkan dengan Andre tadi."I-iya, Pah," sahutku ragu.'Bagaimana ini? Ternyata, Papa malah meminta aku untuk membawakan calon suamiku kehadapannya. Kenapa juga tadi aku bilang, kalau aku sudah punya calon? Tapi kalau tidak bicara begitu, aku pasti akan di jodohkan sama Andre. Bagaimana coba, jika ternyata Mas Bagas tidak menyukaiku? Apa aku harus mencari calon suami bayaran aja ya, supaya aku bisa menutupi semuanya ini? Jadi aku

    Last Updated : 2022-05-23
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 51

    "Kalau memang kamu sudah punya calon, segera pertemukan sama Papa ya, Nisa. Papa ingin berkenalan dengan dia," pinta Papa lagi."I ... iya Pah," sahutku."Secepatnya ya, Nisa!" Papa memintaku untuk segera membawa Mas Bagas ke hadapannya. Aku hanya berharap, supaya Mas Bagas bisa diajak kompromi."Iya, Papa, Iya. Nanti Anisa akan membawa calon Anisa, supaya segera bertemu langsung sama Papa." Aku menyahut ucapan Papa, walaupun dengan sedikit gugup."Ok, Anisa, Papa tunggu!"Papa mengatakan lagi, kalau dia menunggu kedatangan calonku. Tetapi aku merasa tidak yakin, jika aku bisa melakukan semua ini. Aku tadi begitu kepedean, hingga menyebut Bagas adalah calon suamiku. Padahal aku belum tahu, bagaimana perasaannya kepadaku, apakah dia suka atau tidak? 'Duh bagaimana ini? Padahal tadi saat ketemuan kami hanya berkenalan biasa, bukan sedang mengungkapkan rasa dari hati ke hati. Tapi biarlah Mas Bagas akan menjadi urusanku nanti, yang penting sekarang aku mengamankan diri dari perjodoha

    Last Updated : 2022-05-23
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 52

    Papa terus saja memuji Andre, padahal orangnya sudah tidak kelihatan lagi. Pujian Papa, membuat aku menjadi muak. Apa coba yang membuat Papa yakin dengan Andre ini. Andai saja Papa tahu, dengan apa yang aku rasa. Mungkin ia tidak akan begitu memuji rekan bisnisnya itu."Nisa, anak jaman sekarang itu sudah jarang sekali lho, yang memiliki sifat seperti, Nak Andre. Makanya Papa ingin sekali agar dia yang menjadi jodohmu, tetapi sayang kamunya malah menolak. Jujur, Anisa, sebenarnya Papa kecewa dengan sikap kamu," sambung Papa."Pah, mungkin saja Andre bersikap seperti itu karena dia segan sama Papa, makanya ia bersikap sebaik mungkin. Bukankah Andre merupakan rekan bisnis, Papa?" tanyaku. Aku mengomentari pendapat Papa, tentang sikap Andre dan menerangkan persiku dalam menilai Andre. Aku mengomentari sikap Andre yang tadi ramah terhadap Papa itu bukanlah sifat aslinya, melainkan karena Papa merupakan rekan bisnisnya"Ya sudah terserah kamu saja pokoknya Papa mau, supaya kamu segera

    Last Updated : 2022-05-27
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 53

    "Iya, Papaku sayang. Anisa, pulang dulu ya, Pah. Assalamualaikum," ucapku sambil pamit. Aku memeluk Papa mencium pipi kiri dan kanannya, serta punggung tangan Papa."Waalaikumsalam, anak manja," sahut Papa, sambil melerai pelukan dan mengusap pucuk kepalaku dengan lembut. Aku pun segera pergi dari ruangan Papa, sambil menenteng tas selempangku, serta mengalungkannya di leher dengan posisi menyamping. Aku berjalan melewati meja sekertaris Papa, yang bernama Mbak Irma. Kebetulan, Mbak Irmanya sedang menulis di mejanya."Mbak, aku pulang duluya. Assalamualaikum," pamitku, sambil mengucapkan salam."Iya, Mbak Anisa. Hati-hati di jalan ya," sahutnya."Iya, Mbak, terima kasih mengingatkanku," kataku"Sama-sama," sahut Irma.Aku pun segera kembali berjalan, menuju pintu keluar kantor Papa. Sesampainya di halaman kantor, aku berjalan menuju tempat parkiran dimana mobilku berada. Saat aku sampai ke parkirkan, aku dikejutkan dengan orang yang tiba-tiba menyebut namaku. Namun aku tidak tahu dar

    Last Updated : 2022-05-28
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 54

    Setelah terbuka, baru aku tahu siapa yang dari tadi memanggilku. Rupanya Andre yang melakukannya dan ia belum pergi dari kantor Papa, atau mungkin juga sengaja sedang menungguku. Eh aku kege'eran, hee ..."Ada apa? Kenapa kamu terus memanggilku? Pakai embel-embel anak manja lagi, tau dari mana kamu?" tanyaku kepada Andre."Memang kenyataannya 'kan, kalau kamu itu anak yang manja?" Ia malah bertanya, serta berkata dengan enteng."Ih ... dasar nyebelin! Kamu itu sebenarnya mau apa sih? Apa kamu mau bikin gara-gara sama aku?" tanyaku lagi dengan sedikit emosi.Aku memang tidak suka, jika aku dibilang anak manja oleh orang lain kecuali Papa. Makanya aku tidak mau dijodohkan sama Andre, selain dia jutek mulutnya juga julid seperti itu."Terserah kamu, kalau kamu memang merasa aku telah membuat gara-gara. Dadah anak Papa yang manja," ucap Andre, sambil melajukan mobil dan membunyikan klakson sekeras mungkin. Membuat aku melongo dan dibuat jengkel olehnya."Andre, kamu itu dasar nyebelin!" t

    Last Updated : 2022-06-01
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 55

    "Kenapa emangnya, Bi?" tanyaku heran."Ya karena makanannya 'kan beracun, otomatis bisa membuat Bibi meninggal dong, Non. Kalaupun nggak sampai meninggal, setidaknya mungkin Bibi sakit. Terus kalian pasti tidak akan Bibi urus makannya," sahut Bi Inah, membuatku tertawa.Asisten rumah tangga Papa yang satu ini memang kocak, ia suka sekali berguyon. Sehingga membuat aku dan Papa sering sekali mentertawakannya."Oh iya ya, ternyata Bibi memang pinter. Lagian jangan sampai makanan yang kita makan mengandung racun dong, Bi. Makanya Bibi harus terus menjaga kesehatan, biar Bibi bisa terus memasak makanan enak untuk kami. Bibi bukan hanya seorang asisten rumah tangga di rumah ini, tapi Bibi sudah Anisa anggap, sebagai pengganti Mama." Aku mengungkapkan isi hatiku kepada Bi Inah, bahwa aku sudah menganggapnya sebagai pengganti Mama yang telah tiada."Ya ampun Non, terima kasih," ucap Bi Inah, sambil memelukku. Iya menangis di pelukanku, aku pun membalas pelukannya kami menangis bersama."Sud

    Last Updated : 2022-06-05

Latest chapter

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 163. TAMAT

    "Iya, Nis, aku belum kebeli kasur bayinya. Soalnya, kamu tau sendiri keadaan ekonomiku sekarang ini. Mas Bagas saja bekerjanya baru sebulan, itupun karena dibantu oleh suamimu. Makanya, aku belum ada uang buat membeli perlengkapan anakku. Pakaiannya saja, kebanyakan dari kado teman-teman, serta saudaraku." Ratna panjang lebar menceritakan, tentang keadaannya."Ya sudah, insya Allah nanti aku belikan, buat anakmu ya! Kalau saja aku tau kamu belum punya kasur bayi, tadi pasti aku belikan sekalian." Aku berjanji akan membelikan kasur bayi, buat anaknya Ratna."Terima kasih, ya Nis, kamu memang terbaik. Menyesal, aku telah menyia-nyiakanmu, bahkan telah mengkhianatimu." Ratna menyesali, tentang apa yang telah dia lakukan dulu kepadaku."Iya sama sama, Ratna. Ya sudah, Ratna, maaf ya aku nggak bisa lama-lama, soalnya ini sudah malam. Ini aku bawain kado buat anakmu, semoga kamu suka. Aku permisi ya, assalamualaikum," ucapku pamit.Kami pun pamit, kepada Bu Ani dan juga Ratna. Setelah itu

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   162

    "Baik, Non. Terima kasih," ucap Bi Ijah."Baiklah, kami pergi cari kado dulu ya. Kalian tunggu di sini, kalau memang tidak mau ikut," pamitku.Aku pamit, serta meminta mereka untuk menungguku. Setelah itu, aku dan Mas Andre pun pergi dari hadapan asisten serta keponakanku. Kami pergi dari resto, yang ada di swalayan ini. Aku dan Mas Bagas, pergi menuju tempat perlengkapan bayi. Aku pun memilih salah satu yang sekiranya cocok untuk aku jadikan kado untuk anaknya Ratna dan Mas Bagas. Setelah menemukan apa yang sesuai, aku segera membayarnya. Aku juga meminta untuk sekalian dibungkusnya dengan kertas kado. Setelah kado untuk anak Ratna selesai di bungkus, kami berdua pun kembali ke tempat Gio dan juga para asistenku berada. Ternyata mereka telah selesai makan dan sedang menunggu kedatangan kami."Tante, Om, kalian sudah sekesai mencari kadonya?" tanya Gio."Sudah, Gio. Bagaimana? Apa kalian juga sudah selesai makannya," tanyaku."Sudah, Tan. Gio, sudah kekenyangan ini," sahut Gio.Gio

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 161

    "Waw, ini kamarnya lebih bagus, dari kamar Gio yang kemarin, Om. Terima kasih, ya Om Andre, Tante Anisa, kalian berdua memang is the best." Gio begitu senang, saat melihat kamar baru untuknya."Syukurlah, kalau Gio menyukai kamarnya," ucapku."Iya, Tante, Gio seneng banget," sahutnya.Setelah itu, aku membantu Gio membereskan pakaiannya. Aku memasukan baju Gio ke lemari pakaian, yang ada di kamar itu. Sedangkan, Mas Andre membantu membereskan perabotan dari rumah lamanya, yang akan disimpan di rumah ini. Sedangkan, sebagian perabotannya akan disimpan di apartemen. Seusai membereskan pakaian Gio, aku mengajak Gio makan, kebetulan aku telah memesan makanan. Karena aku kasihan, jika harus menyuruh Bi Ijah dan Bi Asih, buat memasak. Sepertinya mereka juga kecapean, setelah membantu pindahan tadi. Jadi biar kali ini aku memesan masakan dari rumah makan padang untuk makan kami semua."Gio, ayo kita makan dulu," ajakku."Iya, Tan," sahut Gio."Mas, ayo kita makan dulu," ajakku, saat melewa

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 160

    "Iya, Den," sahut Bi Asih serta Bi Ijah serempak."Bibi, sini," ajakku.Mereka berdua pun menghampiriku, sedangkan Bi Asih datang menghimpiriku, sambil menarik kopernya."Non, banyak betul orang yang mengangkut barangnya ya." Bi Ijah berkomentar, tentang pengangkut barang."Iya, Bi, Mas Andre bilang, supaya barangnya cepet selesai diangkutnya. Kalau barangnya sudah selesai diangkut, rumahnya mau sekalian dibersihkan, serta dirapikan sama mereka. Soalnya lusa Mas Wira dan keluarganya akan datang untuk menempatinya." Aku menjelaskan kepada Bi Ijah, alasan Mas Andre sampai meminta banyak orang untuk mengangkut barangnya tersebut."Oh, jadi begitu, ya Non," sahut Bi Ijah.Ia baru mengerti, dengan apa yang aku sampaikan."Iya, Bi, seperti itu," sahutku."Pasti rumah ini di kontraknya mahal ya, Non? Soalnya rumahnya saja semewah dan sebesar ini," tanya Bi Asih.Ia menanyakan soal harga sewa rumah orang tua Mas Andre tersebut."Lumayanlah, Bi, buat tabungannya Gio. Mas Wira, mengontak rumah

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 159

    "Iya, Om, Gio ikut sama Om Andre saja. Biarkan rumah ini, di tempatin sama Om Wira," sahut Gio, ia menyetujui ajakan Mas Andre.Rumah peninggalan orang tua Mas Andre ini, sudah ada yang mengontrak. Rumah ini di kontrak oleh Mas Wira, ia merupakan rekan kerja Mas Andre. Sedangkan Gio akan di bawa oleh kami, ke Rumah tempat tinggal kami. Karena selain Gio sebatangkara, Gio juga sekarang merupakan anak angkatku."Den, kalau rumah ini, sudah ada yang mengontrak, terus Den Gio dibawa Den Andre, berarti Bibi sekarang sudah tidak dibutuhkan lagi, ya Den. Berarti Bibi harus pulang kampung," ucap Bi Asih."Bi Asih, Bibi tidak perlu khawatir. Biarpun rumah ini sudah ada yang ngontrak, serta Gio dibawa ke rumahku. Bibi tetap boleh bekerja denganku kok, Bibi Asih nanti bisa membantu pekerjaan Bi Ijah di rumahku. Apalagi nanti Anisa mau lahiran, pasti Bi Ijah kerepotan, kalau bekerja sendiri. Jadi Bi Asih bisa bekerja di rumahku bersama dengan Bi ijah, Bibi mau kan bekerja denganku? Biar nanti k

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 158

    "Gio sayang, kamu yang sabar ya. Kamu harus ikhlas, dengan apapun yang terjadi. Gio jangan sedih, masih ada Om dan Tante, yang akan merawat serta menyayangi Gio." Mas Andre menenangkan Gio, serta memeluknya erat."Ya sudah, lebih baik sekarang kita pergi ke tempat kejadian, atau langsung ke rumah sakit." Papa memberi saran, supaya kami segera melihat keadaan Mbak Maya."Kita langsung ke rumah sakit saja, Pah. Tadi, polisinya bilang, mereka sudah langsung di bawa ke rumah sakit umum empat lima." Mas Andre memberitahu, rumah sakit tempat Mbak Maya berada. Kami semua pergi, menuju rumah sakit umum empat lima untuk mengurus jenazahnya Mbak Maya. Sepanjang perjalanan, Gio terus menangis. Aku pun sudah mencoba menbujuknya, tetapi tetap saja ya menangis. Sesampainya ke rumah sakit, kami menuju tempat resepsionis rumah sakit. Kami, menanyakan keberadaan Mbak Maya, yang korban kecelakaan tadi. Setelah, mendapatkan informasi, kami segera menuju ruangan, yang di tunjuk oleh resepsionis tadi.

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 157

    "Baik, Anisa, kami menyetujuinya," ucap mereka bertiga serempak."Bagus ... kalau begitu, silakan kalian tandatangani surat perjanjian, yang dibawa oleh Pak Danu!" Mas Andre memerintahkan mereka bertiga untuk menandatangani surat perjanjian.Setelah mendengar perintah dari Mas Andre, mereka bertiga pun menandatangani surat, yang disodorkan oleh Pak Danu. Bahkan mereka tandatangan tanpa membacanya terlebih dulu."Oke, kalian bertiga sekarang telah menandatangani surat perjanjian ini. Jadi jika kalian melanggar, maka kalian harus menerima akibatnya," ujar Papa.Ia menegaskan kepada mereka bertiga, tentang konsekuensinya jika melanggar surat perjanjian tersebut."Iya, Mas, kami sudah paham kok." Mbak Maya berkata, mewakili kedua temannya."Kalau begitu, kalian bertiga segera tinggalkan rumah Papaku! Tetapi biarkan Gio bersama kami," perintahku."Iya, Anisa, kami akan pergi. Tetapi maafkanlah semua kesalahan kami. Aku takut, jika umurku tidak akan lama lagi. Aku titipkan Gio kepada kalian

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 156

    "Ya, jelaslah aku tau, Mbak. Karena, aku sendiri yang merekam Vidio ini." Aku oun berterus terang kepada Mbak Maya, sebab ku tidak takut dengan ancamannya."Oh ... jadi kamu yang telah merekamnya, Anisa? Kok kamu tega banget sih, padahal niatku baik ingin merawat Papamu dan menjadi ibu sambung buat kamu." Mbak Maya berkelit, ia tetap tidak mau mengakui kesalahannya.Mbak Maya, tetap tidak merasa bersalah, walaupun sudah ada bukti yang jelas nyata. "Sudahlah, Mbak, nggak perlu mengelak lagi! Sebab emua bukti juga sudah jelas dan itu murni, bukan rekayasa ataupun editan, seperti yang Mbak Maya bilang tadi." "Kalau memang benar, kami yang melakukannya, terus kamu mau apa Anisa? Kamu mau memenjarakan kami, silakan, kalau itu maumu, kami tidak takut. Kami akan meminta bantuan pengacara kami, buat mengurus kasus ini." Sindi berkata dengan sangat jumawa."Ok, kalau begitu. Ayo, Pah, kita bawa saja mereka ke kantor polisi. Toh kita sudah mengantongi bukti yang kongkrit. Ayo kita bawa mereka

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 155

    "Oh, jadi kamu mau menikah sama aku, hanya karena ingin menguasai hartaku, ya Maya? Setelah semuanya kamu miliki, aku akan ditendang dari kehidupanmu. Enak sekali mimpimu itu, kamu nggak perlu cape kerja, tapi ingin hidup enak. Mimpi kamu Maya," ujar Papa dengan dada emosiPadahal dari awal Papa sudah tahu, tentang niat Mbak Maya tersebut. Namun, ternyata Papa tetap saja terpancing emosinya, apalagi orang yang berniat jahat tersebut bernada^^ di depan mata."Itu nggak bener, Mas. Semua ini hanya fitnah, dari orang yang ingin merusak rencana pernikahan kita. Aku beneran sayang sama kamu dan juga anakmu Nisa, Mas. Aku ingin menjadi istri dan ibu sambung yang baik untuk kalian. Kamu jangan terpengaruh, oleh vidio editan serta murahan model begini, dong Mas! Aku sungguh sayang sama kamu dan juga Nisa," ucap Mbak Maya sambil tergugu. Sungguh pandai Mbak Maya ini, akting yang ia perankan juga luar biasa memukau."Sudahlah, Maya, kamu nggak usah mengelak lagi! Sudah jelas-jelas terbukti, k

DMCA.com Protection Status