Namun sayang semuanya sudah terjadi dan dia tidak bisa mengulangi semuanya lagi. Situasinya telah berkembang ke arah yang tidak diinginkan oleh orang itu. “Jez Morgan!” Victor mengarahkan tatapannya pada orang itu. Dia menatap tajam kearah Jaz Morgan, orang pertama yang menjawab pertanyaan Victor. Andai tatapan bisa membunuh seseorang. Mungkin Jaz Morgan sudah mati sekarang oleh tatapan tajam dari Victor. “Jika, ingatanku tidak salah! Kau adalah saudara sepupu Jeff Morgan. Dan kau adalah pemimpin dunia bawah bagian selatan Kota MyBerry.” Kata yang keluar dari mulut Victor sangat dingin. Dia berhenti sejenak. Salah satu tangannya memainkan pistol. “Jez Morgan! Apa kau tidak tahu siapa dirimu?” tanya Victor dengan makna yang tersimpan di setiap katanya.Jez bergidik ketakutan tatkala mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Victor. Dia mengalihkan tatapan pada orang-orang yang mendesaknya. Meminta bantuan pada mereka. Namun, sayang orang-orang itu berpura-pura tidak melihatnya.
Kard memahami maksud dari perkataan Victor. Dia menganggukkan kepala dengan raut wajah serius. “Baik, Tuan.” Kard adalah tangan kiri Victor. Dia orang kedua yang mendapatkan kepercayaan dari Victor, setelah Jeff Morgan. Karena kondisi Jeff Morgan saat ini sedang terluka dan harus beristirahat. Dia menggantikan posisinya untuk sementara waktu. Dia harus memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. Agar dia bisa mendapatkan kepercayaan lebih dari Victor. Meskipun mustahil baginya untuk menggantikan posisi Jeff di mata Victor. Setidaknya posisinya bisa setara dengan Jeff Morgan. Kard memperhatikan kepergian Victor dan rombongannya dengan tatapan dalam untuk beberapa waktu. Ada ambisi besar dalam sorot matanya. Setelah beberapa saat Kard mengalihkan tatapannya. Dia memperhatikan orang-orang yang menundukkan kepala. Ada senyum tipis di wajahnya saat ini. “Aku tahu apa yang ada dalam pikiran kalian semua.” Kard berkata sambil berjalan pelan menghampiri semua orang. Dia terlihat seperti
“Pergilah dan selesaikan semuanya malam ini juga,” ucap Kard sambil melambaikan tangan. Jez mengangguk dengan sungguh-sungguh. Lalu pergi menjalankan tugas yang Kard berikan. Ini adalah kesempatan terakhir baginya untuk membuktikan diri. Meskipun dia tidak tega untuk melenyapkan seluruh Keluarga Sylva dan Sharon. Namun, dia harus melakukannya. Dia tidak mempunyai pilihan lain saat ini. Kard menyaksikan kepergian Jez dengan santai untuk beberapa waktu. Sebelum mengalihkan perhatiannya pada semua orang. Senyum di wajahnya tidak pudar sedikitpun. “Aku yakin kalian semua mengetahui betapa kejamnya kehidupan dunia bawah. Dan setiap kesalahan dapat mengancam nyawa seluruh keluarga. Itulah konsekuensi yang harus ditanggung oleh seorang penghianat!”“Kalian masih bernapas sampai saat ini bukan karena aku tidak sanggup melenyapkan kalian. Tetapi aku memberi kalian semua kesempatan untuk memperbaiki kesalahan. Jangan harap kalian bisa selamat jika hal seperti ini terjadi kembali.” Kard berka
Menyuruh mereka untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah disampaikan, Tuan Moore. Fin memiliki banyak pertanyaan di benaknya tentang tujuan Tuan Moore menyelamatkan Hades. Meskipun, dia mengetahui bahwa Hades adalah orang yang telah menyembuhkan putri kecil Tuan Moore. Akan tetapi, menilai dari pengorbanan yang Tuan Moore keluarkan. Itu sudah lebih dari cukup untuk membalas budi pada Hades. “Sudahlah, itu semua bukan urusanku.” Fin beranjak pergi dari tempatnya. Dia akan kembali kerumah malam ini. Bagaimanapun dia sudah lama tidak berjumpa dengan istri dan anaknya. Dia juga seorang manusia yang membutuhkan kehangatan keluarga. ***Tidak terbatas waktu berjalan begitu cepat malam berganti pagi dan pagi berganti malam. Tujuh hari telah dilalui oleh seluruh dunia. Termasuk orang-orang yang mendapatkan misi dari Victor. Mereka telah menghabiskan waktunya dalam menjalankan misi tanpa mendapatkan hasil apapun. Meskipun begitu mereka tetap mencari keberadaan Hades k
Sesampainya di halaman depan. Hades disuguhi oleh pemandangan yang sangat mengerikan. Suasana di sana benar-benar sangat menegangkan. Di mana suara khas patah tulang yang menggema di tempat itu. Dia menyaksikan pertarungan antara dua kubu yang tidak seimbang. Bagaimanapun jumlah orang di salah satu kubu jauh lebih sedikit daripada jumlah kubu pada yang lainnya. Namun, dari kejadian itu ada satu hal yang membuatnya mengerutkan kening. Di saat tiga puluh empat orang anak buahnya sedang bertarung melawan musuh yang menyerang ke markas. Dia melihat salah satu anak buahnya sedang menonton pertempuran tersebut sambil menyilangkan kedua tangannya. Hal itu cukup membuat darahnya mendidih. ‘Sial! Kenapa si bodoh itu hanya menyaksikan teman-temannya dipukuli!’ Hades mengutuk perilaku anak buahnya yang tidak setia kawan itu dalam benaknya. Dia berjalan ke arah pemuda tersebut lalu memukul kepala bagian belakang pria itu. “Ada apa yang sedang kau lakukan disini, Zake!” Hades berkata dengan na
Pertarungan antara dua kelompok di depan manor terus berlanjut dengan sengit. Suara pukulan serta suara khas patah tulang dan teriakan kesakitan dari orang-orang masih menggema di sana. Zake dan kawan-kawan semakin terdesak. Musuh berhasil memanfaatkan kelengahan yang sempat Zake dan yang lainnya tunjukan. Hingga membuat kemenangan bagi pihak musuh semakin jelas. Hades menyaksikan pertarungan itu dengan serius ada sorot mata khawatir yang terpancar dari tatapan. Dia mengamati setiap gerakan musuh dan pertahanan yang ditunjukkan oleh anak buahnya. Dia menyadari banyak celah dan kekurangan dalam diri Zake dan yang lainnya. Pertahanan yang mereka lakukan memiliki banyak celah dan terlalu lemah. Hingga membuat musuh dapat dengan mudah melayangkan serangan fatal pada tubuh mereka masing-masing. “Aku harus meningkatkan jadwal pelatihan mereka. Kalau tidak! Aku tidak yakin mereka dapat mengalahkan musuh ketika waktunya tiba, menguasai dua kota besar.” Hades bergumam sambil menghabiskan ko
Hades tersenyum dingin tatkala melihat orang-orang yang melarikan diri itu. Dia menendang beberapa kerikil ke arah orang itu. Lalu secara akurat kerikil-kerikil tersebut mengenai paha kedua puluh orang yang melarikan diri itu. “Aaakh!!!” Orang-orang itu berteriak kesakitan. Teriakan mereka semua menggema di halaman depan manor. Membungkam suara pertarungan di sana. Kedua puluh orang terus berteriak kesakitan. Darah mengucur deras dari paha mereka semua. Pemandangan itu berhasil menghentikan pertarungan yang terjadi. Semua orang secara serempak mengalihkan pandangan ke arah dua puluh orang itu. Mereka semua menatap tajam ke arah orang-orang yang melarikan diri itu. Kemarahan di hati mereka semua sudah tidak terbendung lagi. Terutama untuk teman-teman mereka yang masih bertarung melawan Zake dan yang lainnya. Mereka semua merasa dikhianati oleh teman seperjuangan. Mereka disini berjuang untuk kemenangan. Namun orang-orang itu malah melarikan diri tanpa memperdulikan nasib mereka sem
Oleh karena itu mereka menyerah dan menjatuhkan lutut secara bersamaan setelah melihat salah satu dari mereka memulainya. Menyerah sambil memohon pengampunan dari lawan memang sangat memalukan bagi reputasi mereka. Akan tetapi, mereka tidak memiliki pilihan lain saat ini. Mereka masih ingin menikmati hidup lebih lama lagi. Apalah artinya sebuah reputasi, jika mereka sendiri bahkan tidak bisa melanjutkan kehidupan. Adegan itu mengejutkan semua orang, terutama Quest dan yang lainnya. Mereka telah menghadapi orang-orang ini sejak awal dan bahkan mereka sempat berpikir untuk menyerah. Namun, siapa sangka orang-orang ini akan menyerah terlebih dahulu. ‘Sialan! Dasar para pengecut. Kenapa kalian baru berlutut sekarang hah! Bukankah jika kalian bertindak seperti ini lebih awal akan lebih bagus! Aku tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk menghadapi kalian semua!” Quest membatin dengan kesal. Quest hampir melompat dan menendang orang-orang yang sedang berlutut itu. Namun, dia sekuat
Julian menghindari serangan itu dengan sedikit memiringkan tubuhnya ke samping. Dia mengerahkan semua kekuatan yang ada di dalam tubuh, mengumpulkannya di tangan kanan yang sudah mengepal kencang. Dia menyerang Gribson menggunakan semua kekuatan yang telah terkumpul. Hingga membuat pria itu terpental beberapa meter ke depan. Tubuh Gribson melayang di udara untuk beberapa waktu sebelum menabrak dinding diiringi suara gedebuk kencang. Adegan tersebut membuat semua orang yang ada di sana tercengan. Mereka semua diam membatu dengan mulut yang terbuka lebar, untuk beberapa saat. Sebelum salah satu dari mereka berteriak panik setelah kembali sadar ke akal sehatnya. “Tuan!”“Tuan Gribson!”Semua orang lekas menghampiri Gribson yang memuntahkan seteguk darah segar. Raut wajah mereka semua terlihat sangat panik. Ada sebuah ketakutan di sorot mata orang-orang itu. Mereka takut Gribson terluka parah karena serangan barusan.“Tuan … apa kau baik-baik saja?” tanya salah satu anak buah Gribson d
Julian menunjukkan seringai dingin di wajah tatkala menatap tajam ke arah pria yang menendangnya itu. Dia bangkit dari tempatnya tergeletak. Lalu menyerang para pria itu. Dia mengerahkan semua kekuatannya. Berniat melumpuhkan salah satu lawan dengan sekali serangan. “Mati-lah kau sialan!” Orang yang dikunci tidak sempat menghindari serangan Julian. Bagaimanapun Julian menyerang pria itu dengan kecepatan yang sangat tinggi. Pergerakan Julian benar-benar sangat lincah dan cepat serangannya juga sangat kuat. Hingga menyebabkan pria itu terpental beberapa meter ke belakang. Tubuh pria itu berhenti mundur setelah menabrak tembok yang ada di luar kamar. Pria itu ambruk ke lantai lalu memuntahkan seteguk darah segar. Sesaat dia menatap ngeri ke arah Julian sebelum kehilangan kesadarannya.Adegan tersebut mengejutkan semua orang yang ada di sana. Mereka sedikit merasa takut sekarang. Namun, ketakutan itu hanya terjadi beberapa saat. Salah satu dar
Namun, siapa sangka rencana indahnya harus tertunda untuk waktu yang tidak ditentukan. Dia sudah menyetujui bergabung dengan Hades. Dia tidak tahu Hades akan membiarkannya pensiun kapan dan dia juga tidak tahu berapa besar uang yang akan diterimanya nanti.Saat ini di dalam rumah, Julian sedang mengemasi barang-barangnya ke dalam tas. Dia hanya memasukan beberapa pakaian yang diperlukan saja. Tidak lupa dia juga memasukan senjata yang miliknya ke dalam tas. Dia sudah selesai memgemas barang-barangnya dan bersiap pergi meninggalkan rumah ini secepat mungkin. Dia sudah merasakan kejanggalan di tempat ini. Oleh karena itu dia yakin bahaya akan menyimpanya, jika terlalu lama tinggal di tempat ini. Namun, ketika dia akan melangkahkan kakinya. Sudut matanya secara tidak sengaja melihat sebuah foto seorang wanita muda berusia dua puluh lima tahun bersama seorang anak kecil berusia tiga tahun. Foto itu terlihat sangat kusam, seolah-olah foto itu diambil sudah sejak lama.
Di belahan bumi lain. Terlihat sebuah rumah sederhana nan nyaman dengan halaman depan yang lumayan cukup luas. Sekiranya muat untuk di tepati dua mobil. Tidak jauh dari sana sebuah kendara beroda empat melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi. Mobil itu secara tiba-tiba berhenti melaju tepat di halaman depan rumah sederhana itu diiringi dengan suara decitan ban yang menggema di sana. Tidak berselang lama. Seorang pria berusia dua puluh sembilan tahun dengan wajah yang lumayan cukup tampan dan pakaian yang rapi turun dari mobil tersebut. Pria muda itu tidak lain adalah Julian. Penampilannya saat ini sangat jauh berbeda. Berbanding terbalik saat dia berada di Manor Baker. Julian terlihat bagaikan seorang ceo muda yang sangat sukses. Dia terlihat sangat keren dan tampan. Dia mendapatkan mobil mewah dan baju mahal itu tadi saat meninggalkan Manor Baker. Di perjalanan dia secara tidak sengaja melihat beberapa tuan muda yang sedang menindas seora
Setelah beberapa saat berjalan ketiganya melihat sebuah kedai sederhana. Kedai itu terbilang cukup sepi pengunjung, hanya ada sekitar sepuluh orang yang sedang menikmati makanan di sana. Menilai dari pakaian yang dikenakan oleh para pengunjung itu. Ben dan kedua orang lainnya dapat menilai bahwa orang-orang yang sedang makan itu adalah warga sekitar.Ketiga berjalan masuk ke dalam kedai lalu memesan enam belas porsi makanan bungkus dan tiga porsi untuk mereka santap di sana. Tidak butuh waktu lama makanan yang Ben pesan di sajikan di depan meja. Lalu ketiganya menyantap makanan itu dengan sangat lahap. Beberapa saat kemudian ketiga orang itu telah selesai memakan makanan mereka. Lalu mereka bangkit dan membayar semua makanan yang mereka pesan. Mereka bertiga tidak tinggal di sana lebih lama lagi. Mereka kembali melanjutkan perjalan dengan tergesa-gesa. Bagaimanapun teman-teman mereka sedang menunggu kedatangan makanan itu. Perjalanan yang Ben dan dua tem
Sekitar tiga puluh menit kemudian, ketiganya mulai kelemahan. Mereka berjalan cukup jauh dari tempat sebelumnya. Namun, mereka masih belum menemukan satupun kedai makan di sekitar sana. Hal itu membuat ketiganya merasa kesal dan putus asa. Saat mereka akan memutuskan untuk kembali ke tempat. Salah satu dari ketiganya melihat sekelompok orang yang sedang berbincang tidak jauh dari sana. “Ben, coba lihat kesana!” ucap orang itu sambil menunjuk ke arah orang-orang yang sedang berkumpul itu.Ben dan satu orang lagi melihat ke arah yang di maksud. Pandangan keduanya mengikuti kemana arah jari teman mereka. Seketika mereka berdua menjadi bersemangat. Mereka terlihat seperti seseorang yang berjalan di padang pasir dengan suhu panas delapan puluh derajat dan melihat sungai yang airnya sangat jernih. “Sebaiknya kita tanyakan pada mereka di mana kedai makan terdekat.” Ben berkata sambil tersenyum bahagia.“Itu yang kumaksud!” ucap orang per
Dia sama sekali tidak khawatir Julian akan melarikan diri dari genggamannya. Dia yakin pria itu akan kembali ke manor secepat mungkin. Bagaimanapun sebelumnya dia sudah membuat pengaturan untuk menjadikan Julian dan teman-temannya yang lain sebagai buronan Sakte King. Hades yakin setelah informasi dagang Sakte King dibocorkan ke dunia luar dan Zake melakukan semuanya sesuai dengan apa yang dia perintahkan. Saat itu juga Sakte King akan bergerak cepat memburu semua orang yang mengungkapkan informasi tersebut. Bagaimanapun di sana terdapat salah satu informasi yang sangat sensitif bagi Sakte King. Informasi tersebut yaitu tentang keluarga-keluarga yang menjadi target Sakte King berikutnya. Hades percaya dengan bocor informasi tersebut ke publik. Sakte King akan membersihkan para penghianat itu. Mereka akan memburu Julian dan yang lainnya.Dan setelah Julian mendengar tentang semua informasi tersebut. Julian pasti akan merespon dengan cepat. Dia a
Hades menyadari kecanggungan yang Julian rasakan saat ini. Dia berjalan santai ke arah pria itu lalu menepuk pelan pundaknya. “Percayalah bergabung denganku bukanlah pilihan buruk!” Dia berkata dengan santai untuk memecahkan kecanggungan saat ini. Julian hanya mengangguk-anggukkan kepala tanpa mengatakan sepatah katapun. “Ikutlah denganku. Aku akan mengajakmu menyaksikan betapa kuatnya pasukan yang kumiliki. Meskipun sekarang mereka tidak dapat dibandingkan dengan Sakte King. Akan tetapi, cepat atau lambat. Mereka akan mengungguli sakte itu.” Hades berkata dengan penuh keyakinan. Dia berjalan ke tempat di mana anak buahnya sedang berlatih. Dengan Julian yang mengikutinya dari arah belakang. Sejauh ini Julian tidak berkomentar apapun. Dia hanya mengikuti Hades sambil memperhatikan sekeliling. Dia memperhatikan dekorasi mewah pada bangunan ini. Meskipun manor itu tidak semewah dan semegah Sakte King. Akan tetapi, manor i
Zake sangat bersemangat sekarang. Dia yakin dapat mengalahkan Sakte King dengan memanfaatkan informasi ini. Bagaimanapun informasi tersebut sangat lengkap. Berkas itu tidak hanya memberikan informasi tentang struktur Sakte King. Akan tetapi, keluarga dan kekuatan keluarga yang mendukung dan menjadi musuh Sakte King juga tercatat dalam berkas tersebut. Zake siap menerima perintah Hades untuk mengumpulkan semua keluarga yang menjadi musuh Sakte King. Dan membujuk keluarga-keluarga itu untuk bergabung dengan Hades. Menjatuhkan sakte itu dari puncak kejayaannya di kota ini. “Aku siap melakukan apapun yang Anda perintahkan, Tuan. Aku memiliki hubungan yang baik dengan tuan muda dari keluarga-keluarga yang menjadi musuh Sakte King.” Zake berkata dengan raut wajah berseri-seri.Hades hanya menunjukkan senyum tipis tatkala mendengar perkataan Zake yang penuh semangat. Dia hanya diam tanpa mengatakan sepatah katapun, untuk beberapa waktu. Namun, tersirat sebuah kekecewaan dari sorot matanya