"Melihat sikap Puspa yang semakin hari semakin buruk bahkan terpampang jelas jika ia hanya mengincar hartaku saja, setidaknya aku harus waspada dan melangkah lebih cepat, aku harus menyelamatkan harta yang sudah susah payah aku kumpulkan, jangan sampai habis ditangan wanita itu, ada Roy yang lebih berhak menerima, karena semua kekayaan ini ada sebelum menikah dengan Puspa," batin Rudi.
Disaat yang sama, Puspa menggeledah ruang kerja suaminya untuk mencari berkas penting seperti sertifikat rumah, buku tabungan, deposito dan benda berharga lainnya, setidaknya harus dia duluan yang mendapatkannya sebelum Rudi menyadari, Puspa harus bergerak lebih cepat untuk mengubah semua aset milik Rudi menjadi miliknya dan nantinya akan diwariskan pada Bowo."Aku gak mau menjadi janda miskin, dulu memang kehidupanku pas-pasan namun jangan sampai terjadi pada anakku, dia harus hidup enak meskipun harus dengan cara licik, toh saat ini aku istrinya jadi aku berhaSetelah lelah mencari aset milik suaminya yang sedang penyakitan itu membuat Puspa sangat marah, mau gak mau sekarang dirinya harus mencari dikamarnya. Ya meskipun nanti beresiko ada suaminya yang bakalan menanyakan ini itu. "Pokoknya aku harus cari cara agar semua aset segera diurus dan berganti atas namaku, jangan sampai Rudi mati duluan, bisa balik miskin dong," gumam Puspa lalu berjalan ke kamar. Kebetulan Rudi sedang diluar bersama baby sitter nya, kesempatan emas bagi Puspa untuk menggeledah isi lemari. Tak lupa, sebelum menggeledah terlebih dahulu Puspa mengunci pintu kamar agar bisa bergerak lebih leluasa. Seluruh lemari dan juga laci tak luput dari pencariannya namun sial, tak ada benda berharga apapun disana. Kemana lagi suaminya menyembunyikan semua itu?? Menyerah?? Tentu saja tidak, Puspa mencari kembali siapa tau dia lalai namun lagi-lagi pencariannya gagal. Terlebih lagi kondisi Rudi semakin memburuk, baby sitter b
Benar saja, besoknya Puspa langsung datang ke pengadilan untuk menggugat harta yang sudah diwasiatkan suaminya. Namun sayang sekali, bukti yang dibawa Puspa tidak cukup kuat sehingga dirinya kalah telak. Rasa benci dan emosi meluap dalam dirinya, Puspa pun lalu memikirkan cara licik agar bisa mendapatkan semua harta Rudi dan tak akan ia bagi sepersun pada anak sambungnya itu. Terbesit dalam ingatannya untuk melakukan ide gila dengan bermain api dengan pengacaranya. Puspa bergegas mendatangi kantor sang pengacara untuk melakukan aksinya, disana kebetulan Tomo sedang tak ada jadwal yang padat. "Selamat siang Pak Tomo, bolehkah saya masuk?" tanya Puspa mengejutkan Tomo. "Boleh bu, silahkan, ada yang bisa saya bantu?" tanya Tomo. "Ada tentu saja perihal surat wasiat suami saya itu, mengapa Anda setuju-setuju saja ketika suami saya hanya memberikan saya juga anak saya sedikit sekali?" tanya Puspa pura-pura sedih. "Maaf Bu
Baby sitter yang dulunya diberi amanat untuk menjaga rekaman suara Rudi dengan Tomo pun kini kembali mencari keberadaan Roy, karena semenjak semua harta berpindah tangan menjadi milik Puspa, hari itu juga ia dipecat menjadi babysitter tanpa mendapat pesangon, padahal dirinya tidak melakukan kesalahan apapun. Sebenarnya ia sangat kesal karena sudah dipecat secara sepihak dan semena-mena, namun mau gimana lagi? Dirinya kalah dengan power yang saat itu dimiliki majikannya, Puspa. Terpaksa babysitter yang bernama Indah itu pergi dengan sejuta rasa sedih dan kecewa, namun dirinya tetap menjaga dengan baik rekaman mantan majikannya. Setelah kejadian itu dirinya sudah lost kontak dengan Roy beserta keluarganya. Kini zaman semakin canggih, Indah bisa memanfaatkan akses media sosial untuk mencari Roy ya meskipun nantinya akan mengalami kesulitan tapi tak ada salahnya mencoba bukan? Indah lalu membuat akun media sosial dan langsung mencari nama pengguna Roy, ia klik semua nama beserta fotonya
Tok.. Tok.. Tok.. "Cari siapa tuan?" tanya pembantu. "Saya mencari oma Puspa, apakah ada didalam? Tolong panggilkan ya ini penting," pinta Roy. "Baik tuan silahkan masuk dan duduk dulu," jawab pembantu membuka pintu lebar. Menunggu 10 menit merupakan waktu yang lama bagi Roy juga pengacaranya, apa yang membuat nenek tua itu lama sekali turunnya? Heran deh, kalau bukan memberi kejutan, sudah Roy masuk langsung ke kamar nenek tua itu dan membawanya kesini. "Kamu.. Pria gak berguna dan bisanya menghabiskan harta menantu saya, buat apa datang kesini? Berani sekali menampakkan muka dihadapanku! Mana bawa pengacara lagi, mau cari gara-gara?" ejek Puspa. "Tenang mamah, kalau marah terus yang ada cepat menuju ajal," sindir Roy. "Mamah… Mamah.. Enak saja panggil saya dengan sebutan mamah!" protes Puspa. "Kok enak saja? Jelas harusnya saya memanggil anda dengan sebutan mamah karena itu permintaanmu
Setelah pulang dari rumah Bowo dengan perasaan kesal, Roy juga pengacaranya membahas langkah selanjutnya untuk merebut apa yang selama ini jadi miliknya. "Pak.. Kalau saya gugat mereka di pengadilan apakah nantinya saya akan menang?" tanya Roy meminta pendapat. "Dengan bukti rekaman yang ada dan nantinya isi surat wasiat yang dibawa oleh mamah sambung anda, pengadilan nantinya bisa menilai siapa yang terbukti asli, kalau kita menang nantinya semua harta kekayaan yang direbut mamah sambung anda akan mutlak menjadi milik anda, namun jika gagal, kemungkinan besar keluarga mereka akan meminta uang ganti rugi dengan nominal yang tidak sedikit mengingat rival anda keluarga yang memiliki power," ucap pengacara menelaah. "Dia bisa kaya seperti sekarang ini juga awalnya maling harta keluarga saya pak, andai mereka bener merintis dari 0, mana bisa sampai di titik ini," protes Roy. "Ketika pembacaan surat wasiat itu apakah ada saksi yang hadir?" tan
Tepat sepekan setelah kejadian heboh di mansion Bowo, kini pagi hari sekali ada pak pos datang membawa sebuah surat yang ditunjukkan untuk mommynya, Puspa. Karena penasaran, Bowo dengan lancang membuka isi surat itu karena diawal amplop terpampang logo pengadilan, setelah dibuka, Bowo syok membacanya, disana tertulis panggilan sidang untuk saudari Puspa besok pukul 10 siang membahas perihal harta gono-gini atas surat wasiat dari almarhum Rudi. Seketika Bowo dibuat bingung dengan semua ini, apakah mommynya harus tau hal ini atau lebih baik sembunyikan saja? Bowo terlalu takut nantinya mommynya akan terkena serangan jantung lagi. Lalu di sisi lain Bowo juga penasaran, apakah benar yang dikatakan oleh Roy jika mommy telah men sabotase seluruh harta papahnya? Dan apa benar jika Roy yang pernah bertemu istrinya itu adalah Roy saudara tirinya? Mengapa wajahnya berbeda? Bowo dan mommynya pun sampai tak mengenali Roy. Melihat Bowo sedang memikirkan sesuatu
Mendengar permintaan tak masuk akal dari Roy membuat dada Puspa mendadak sesak, Bowo yang melihatnya langsung memberikan obat agar kondisi Puspa cepat membaik. "Tolong yang mulia hakim, pertimbangkan ini semua, jujur ini terlalu berat bagi kami, uang denda bukan nominal yang sedikit," rengek Bowo. "Karena kondisi kesehatan pihak tergugat terganggu maka sidang kami tunda sampai minggu depan dengan membacakan hasil final persidangan," ucap hakim mengakhiri sidang hari ini. Bowo langsung membawa Puspa berjalan keluar ruang sidang dan bergegas ke rumah sakit agar mendapat penanganan segera. "Mom.. Mommy harus kuat," pinta Bowo. "Maaf Pak tunggu disini ya sampai nanti ada kabar lebih lanjut," pinta perawat mencegah Bowo masuk ke ruang UGD. Disana Bowo sangat pusing memikirkan ini semua, bagaimana bisa Roy yang tiba-tiba datang mengaku anak dari almarhum suami mommy mengajukan denda segitu banyaknya. Ini tak masuk
Setelah drama yang panjang tentang harta gono-gini, sekarang kehidupan keluarga Yudhistira jauh lebih tentram dan oma Puspa bisa bernafas dengan lega karena sudah tak ada beban lagi yang ia tanggung. Meskipun dirinya harus kehilangan 10 perusahaan yang sekarang jadi milik Roy namun tak mengurangi jumlah kekayaan keluarga Yudhistira karena melepas 10 perusahaan tetapi Puspa masih mendapat fee atas saham yang sudah diberikan oleh Roy. Apalagi Bowo juga Boy yang masing-masing terlebih dulu memiliki usaha lain yang berkembang pesat, jadi anak dan cucunya tidak hanya bergantung pada perusahaan peninggalan Puspa saja. Otomatis kehilangan 10 perusahaan tak berpengaruh apa-apa bagi Boy juga Bowo meskipun ada rasa sesal di dada karena Puspa selama ini telah membohonginya. Andai Bowo juga Boy tau jika perusahaan yang mereka usahakan dengan sungguh-sungguh ternyata milik orang lain. Setelah di puncak kejayaannya barulah pemiliknya meminta. "Oma.. Apa ada
Perihal urusan dengan keluarga Adit kini telah selesai sudah ya meskipun ke depannya mereka tidak akan akrab seperti sebelumnya, begitu juga dengan orang tua Adit, setiap bertemu dengan orang tua Maya terpampang jelas raut kecewa juga benci, namun apa boleh dibuat? Tak ada manusia yang bisa melawan takdir. Rencana pernikahan yang sudah disepakati kini tiba pada hari H nya. Kedua mempelai terlihat sangat serasi bahkan suasana pernikahan kali ini jauh lebih hidup dibandingkan pernikahan sebelumnya, mereka sepakat hanya mengundang kerabat terdekat saja agar nuansa intim acara berasa. Toh Maya sudah pernah merasakan pernikahan yang megah dan mewah meskipun waktu itu hanya diatas kertas alias kontrak. Ijab qabul pun akan segera dimulai, Boy sudah lebih dulu berada dimeja bersama penghulu, saksi dan juga wali nikah. Kenapa Maya tak juga ikut duduk di samping?? Tidak.. Maya akan keluar ketika kata sah sudah terucap dan pernikahan diangap sah. Itu sudah menjadi tradisi keluarga dari Maya, ke
Ayahnya pulang dengan wajah kusut bahkan tak ada kata-kata apapun yang terucap setelah kepulangannya dari rumah Maya. Hal buruk pasti sudah terjadi dan kini Adit bisa merasakannya. "Pak.. Apa yang sudah terjadi?" tanya Adit. "Maafkan bapak yang nantinya membuatmu kecewa bahkan patah hati, Maya, wanita yang kamu dambakan menjadi istri kini hanya tinggal angan-angan saja, Maya menolak lamaran kita dan kini Maya memilih majikannya untuk dijadikan suami, maafkan bapak," jawab Eko sangat sedih. "Apa?? Jadi benar dugaan Adit jika antara Maya dengan majikannya ada hubungan khusus, kenapa waktu itu ketika Adit tanya keduanya membantahnya?" jawab Adit kaget. "Kamu sudah tau semua ini?" tanya Eko. "Kalau tau mereka saling memliki rasa ya baru ini pak, bapak sendiri yang mengatakannya, selama ini Adit hanya menduga saja jika keduanya bukan hanya sekedar majikan dengan bawahan," ucap Adit terlihat sedih. "Bapak juga baru tau ini,
Tiba-tiba saja suasana yang tadi mencekam bahkan tegang kini menjadi canggung, Yudhistira juga Puspa memilih diam setelah semua keluh kesah ia ungkapkan, bukannya menjawab semua pertanyaan yang di lontarkan, Boy lebih banyak diam, hal itu semakin membuat mereka kesal bukan main. "Berhubung semuanya sudah kondusif lagi, maka saya akan menjelaskan semuanya dari awal, saya mohon jangan ada yang menyela atau menghardik di tengah penjelasan," pinta Boy namun tak menjawab sahutan dari siapapun. "Oma.. Apa yang oma tanyakan tadi itu semua benar, saya juga Maya melakukan pernikahan kontrak selama satu tahun karena sebuah keuntungan masing-masing, Boy mendapat warisan yang sudah dijanjikan begitu juga dengan Maya yang bisa membuat keluarganya hidup lebih baik dari sebelumnya bahkan melunasi semua hutang keluarganya, apakah kedua orang tua Maya tau ini? Tentu tidak, Maya beralasan jika ia bisa menebus hutang pada lintah darat karena nantinya gaji setiap bulan di
Merasa semuanya tak bisa dibicarakan sebelah pihak saja membuat Tejo meminta agar Boy mendatangkan keluarganya dan membicarakan semua ini. Awalnya Boy menolak namun karena kegigihan Tejo akhirnya Boy setuju, segera Boy menghubungi papahnya juga oma agar besok datang kesini. Awalnya Yudhistira penasaran kenapa harus sampai datang ke rumah anaknya? Masalah apa yang sedang menimpa? Namun karena anaknya tau menjelaskan dan memilih memberitahukannya nanti ketika bertemu, akhirnya Yudhistira setuju. Baginya mungkin anaknya lebih nyaman jika bertatap muka, berbeda respon dengan omanya, Puspa. Awalnya Puspa kesal karena harus pulang besok pagi padahal voucher yang diberikan cucunya itu untuk 2 hari 3 malam, otomatis Puspa mengomel panjang lebar namun ia tetap akan pulang besok. Masalah keluarganya untuk datang pun sudah beres, kini tinggal mempersiapkan diri jika nanti papah dan omanya memaki Boy habis-habisan. Menunggu adalah hal yang membosankan, begitu juga
"Ada apa Boy? Ini tengah malam," tanya Maya setelah masuk ke kamar suaminya. "Ini tentang kita.. Aku gak bisa menahan lagi semuanya, lebih baik kita jujur dengan kedua orang tuamu," jawab Boy. "Gak.. Aku gak setuju! Aku gak mau bapak kecewa," tolak tegas Maya. "Tidak akan.. Niatku kan baik, lagian selama ini aku tak pernah melanggar perjanjian kita," bantah Boy. "Apapun itu aku gak mau kedua orang tuaku tau, biarkan semua selesai sesuai waktunya setelah itu kita memulai dari awal," pinta Maya. "Semua sudah selesai ketika kita berdua di Bali waktu itu, apa kamu lupa? Kan aku sudah menjelaskan semuanya, lagian selama ini aku bertanggung jawab," ucap Boy yang membuat pikiran Tejo negatif, tanggung jawab? Apa maksud perkataan itu?? Jangan-jangan… ah tak mau berprasangka buruk, lebih baik Tejo tanyakan langsung. Brak.. Suara pintu dibuka dengan keras membuat penghuninya kaget. "Apa maksud perbincang
*Sebelum Boy pulang, terlebih dahulu Boy menelpon oma nya agar tidak pulang ke rumah*"Halo, Boy? Ada apa? Oma lagi sibuk nih," tanya Puspa. "Oma lagi dimana sih?" tanya Boy penasaran. "Oma lagi hangout sama bestie oma dong, kenapa emangnya?" tanya Puspa. "Kebetulan sekali, tadi Boy ditawari voucher menginap di salah satu hotel di Bandung untuk 4 orang dan itu untuk hari ini, otomatis Boy gak bisa dong oma kan pekerjaan dikantor lagi selangit, kok tiba-tiba Boy ingin menelpon Oma eh taunya oma lagi hangout sama temen-temen oma, coba tanyain ke temannya mau apa enggak?" ucap Boy yang dijawab antusias para bestie yang telah lanjut usia. "Mereka mau dong.. Kapan berangkatnya?" tanya Puspa memastikan. "Penerbangan jam 1 siang ini oma, kalau mau akan Boy konfirmasi ke teman Boy dulu ya," ucap Boy. "Oma nanti pulang dulu bawa beberapa baju dan pendukung lainnya," ucap oma. "Eits.. Ini udah jam 11
Persoalan yang sedang keluarga Maya hadapi bukanlah perkara yang mudah, ada pihak keluarga Adit juga keluarga majikan Maya yang mereka pikirkan. Mengingat omongan majikan Maya jika anaknya juga memiliki rasa yang sama, membuat kedua orang tua Maya nekat datang ke kota dengan berbekal alamat yang pernah diberikan Maya waktu itu. Setelah cukup lama perjalanan menuju kota juga mencari alamat majikannya Maya, kini orang tua Maya akhirnya tiba di sebuah rumah mewah dan juga megah, bagi kedua orang tua Maya ini bukanlah sekedar rumah melainkan ini istana. "Bu.. Ini benar bukan alamat yang diberikan Maya?" tanya Tejo memastikan. "Menurut alamat yang diberikan Maya sih benar ini pak, tuh lihat disamping gerbang ada nomor rumahnya kan," tunjuk Tinah. "Iya bu, tapi ini bukan rumah bu melainkan istana, besar sekali.. Rumah para juragan dikampung kita saja tak ada apa-apanya dengan rumah ini," ucap Tejo kagum. "Iya Pak.. Mungkin pekerjaan majikan Maya tak hanya berbisnis tapi juga artis, bap
Tekadnya sudah bulat untuk segera mempersunting Maya, Boy diam-diam pergi ke kampung halaman Maya tanpa sepengetahuan orangnya. Boy takut jika nanti mengajak Maya maka nantinya Maya akan terlalu banyak pikiran dan tidak fokus kuliahnya, belum lagi jika ada penolakan dari orang tuanya Maya, Boy takut jika nanti Maya sedih. Ia ingin memberitahu Maya ketika semuanya sesuai harapannya. Perjalanan menuju kampung halaman Maya memanglah jauh, namun Boy sudah bertekad untuk datang seorang diri demi terwujud keinginannya mempersunting sang istri kontraknya agar menjadi istri dah, ya.. Boy memang mengendarai mobil seorang diri tanpa ada supir yang menemani, bahkan oma nya pun tidak diberitahu perihal ini. Nanti, ketika semua sudah beres barulah Boy akan jujur terhadap keluarganya. Tiba dirumah Maya, jantung Boy sangat berdegup kencang dan juga gugup menyertai, entah kenapa kedatangannya kali ini tak seperti biasanya, ia merasa kedatangannya ini sangat l
Sudah dua minggu keduanya berlibur ke Bali, kini saatnya bagi mereka untuk pulang. Sebenarnya berat bagi Maya untuk meninggalkan tempat ini, namun mau bagaimana lagi? Mereka masih ada urusan yang panjang ketika pulang nanti, setelah semuanya nanti selesai, barulah Boy berjanji akan mengajak Maya kesini lagi bahkan untuk tinggal disini. Barang sudah ia kemasi dengan baik dan rapi, oleh-oleh juga sudah Maya bawa, kini waktunya bagi mereka untuk pulang. Kebetulan penerbangan yang mereka pesan ada jam pagi, jadi siang nanti keduanya mungkin sudah tiba di kota dan bisa istirahat dulu. ***Tiba di kota. Kedatangan Maya juga Boy disambut baik dan juga antusias oleh oma nya, Puspa. Ia sudah rindu dengan cucunya apalagi mereka pergi ketika Puspa sedang tak ada dirumah. "Akhirnya cucu oma pulang juga," ucap Oma Puspa bahagia. "Iya oma.. Gimana kabarnya?" tanya Boy penuh perhatian. "Kabar oma san