71. Tidak Mendapatkan Titik Terang"Jadi apa sudah ada bukti yang kalian dapatkan?!" Raja Eslav bertanya dengan tegas membuat beberapa sang prajurit yang menghadap kepadanya menundukkan kepalanya dalam-dalam."Belum, Yang Mulia."Salah satu prajurit memberanikan diri untuk menjawab mewakili para rekan kerjanya. Membuat mimik wajah sang raja berubah drastis. Rahangnya yang sejak tadi menegang semakin kentara, dengan kedua mata yang menyorot tajam. Samar suara gertakan gigi terdengar darinya, membuat suasana ruang singgasana itu menjadi mencekam. Untung sang raja tidak sekeras dahulu sebelum memutuskan untuk setia mengabdi di bawah pimpinan sang lord dan permaisuri. Dengan gerakan tangan, dirinya memberi perintah agar para prajurit yang dipanggil olehnya untuk kembali menjalankan tugas mereka. Dirinya tidak mau kelepasan. Bisa-bisa dirinya terkena amukan sang lord.Hembusan napas dirinya keluarkan. Tatapannya berubah drastis menjadi tatapan sayu nan lelah. Tangan kanannya terangkat, mem
72. Obat dari SegalanyaAvram memijat pangkal hidungnya yang terasa berdenyut. Kedua matanya terasa lelah menghadapi berkas-berkas yang tidak pernah habis dirinya hadapi. Dan kini tugasnya semakin bertambah dengan kasus kematian misterius yang dialami beberapa warga kaum immortal. Tidak hanya terjadi pada kaum bangsawan, beberapa kaum penting seperti perdana menteri bahkan anggota keluarga kerajaan sendiri juga ada yang menjadi korbannya. Pagi ini, kabar itu semakin memanas saat tersebar kematian yang dialami oleh raja dari Kaum Kurcaci sendiri. Tentu saja hal itu membuat suasana semakin gempar. Bahkan pihak para kaum mulai menuduh satu sama lain. Yang mendapatkan tuduhan paling tinggi adalah Kaum Vampir. Untungnya sang ratu vampir cukup bersikap bijak dan memerintahkan penduduknya agar tidak terbawa emosi. Avram cukup lega mengenal adik tiri wanitanya itu yang jauh berbeda dengan sang ibu sendiri yang memilih memberontak.Aroma mawar bercampur darah yang tiba-tiba tercium, menusuk in
73. Mencari TahuKyana melangkahkan kedua kakinya ke sebuah ruangan di mana beberapa mayat dari kasus pembunuhan misterius yang berhasil mengguncang Dunia Immortal dikumpulkan. Gadis itu melanggar larangan yang diucapkan Avram agar tidak ambil pusing mengenai masalah ini. Tetapi, sepertinya gadis ini telah begitu gatal agar tidak mencaritahu apa yang sebenarnya terjadi. Kedatangannya yang tiba-tiba tanpa dikawal ketiga kesatrianya membuat orang-orang yang ada di ruangan tersebut terkejut, terlebih ketika mereka juga tidak menyadari aura gadis itu."Yang Mulia!" Serempak yang ada di sana menundukkan kepalanya memberi hormat, mengingat ada sang lord juga di antara mereka. Jika mereka tidak memperlakukan gadis layaknya sang permaisuri yang ada nyawa mereka akan menyusul para mayat-mayat di sana, hanya saja cara matinya tentunya sudah dipastikan akan lebih sadis.Avram melangkah cepat menuju gadisnya yang telah dengan santai berjalan menuju ke salah satu mayat yang dimasukkan ke dalam kot
74. Pelakunya?"Aku jelas-jelas melihatnya membunuh Ratu Draisie! Aku bersumpah demi dewa dan dewi!"Pagi-pagi sekali Istana Pusat sudah dihebohkan dengan kedatangan seorang pelayan dari Kerajaan Worewolf yang juga diikuti oleh beberapa anggota kerajaan yang mengiringi pelayan itu. Avram yang mendengar itu menukikkan alisnya tidak suka, ditambah lagi ketika pelayan itu dengan lancang menunjuk istrinya dengan tatapan nyalang penuh keberanian tanpa ada rasa hormat sedikit pun. Hanya dengan tatapannya saja pelayan itu tiba-tiba saja tertunduk, mengubah posisinya menjadi sujud."Berani-beraninya kau menunjuk permaisuri seperti itu!" serunya menggelegar membuat pelayan itu tanpa dikendalikan oleh kekuatan Avram menunduk dalam. Takut, serta merutuki dirinya sendiri yang telah lancang menunjuk Kyana yang telah memiliki gelar permaisuri tanpa rasa hormat."Ma-maafkan hamba, Yang Mulia!" ucapnya cepat meminta permohonan yang hanya dibalas tatapan tajam dari Avram.Suasana menjadi hening. Avram
75. Belum SelesaiAkhir-akhir ini Kyana merasa ada yang aneh. Entah dengan dirinya sendiri yang akan terbangun dalam keadaan sangat lelah atau menyadari bahwa musuh mereka tidak lagi menunjukkan batang hidungnya sedikit pun. Pagi ini, dirinya kembali bangun dalam keadaan begitu letih. Padahal dirinya ingat betul tidur di jam seperti biasanya, bahkan dirinya tidak melakukan aktivitas apapun yang memberatkannya. Hanya saja memang akhir-akhir ini otaknya terasa diperas untuk memikirkan kasus yang tidak ada habisnya. Pintu kamarnya terbuka, masuk Rose dengan meja dorong yang berisikan sarapan untuk permaisurinya dan juga segelas susu hangat di pagi hari. Helaan napas kasar terdengar dari bibir Kyana membuat Rose yang kini murni mengadipkan dirinya menjadi pelayan pribadi gadis itu menatap prihatin."Sepertinya anda sedang tidak enak badan, Yang Mulia," ucap Rose khawatir.Kyana memegangi dahinya dengan ujung jari-jemarinya lantas mendongak. Menatap Rose dengan sorot mata datarnya. Bahkan
76. RencanaMalam ini seperti yang telah direncanakan sebelumnya. Semua orang yang turut serta dalam rencana memerangkap sang pelaku telah menyebar ke setiap sudut kerajaan. Berjaga di bawah bayang-bayang kegelapan siap memantau. Satu-dua bergerak lincah, berkeliling dengan hati-hati takut sang pelaku kasus pembunuhan yang berhasil menggemparkan satu dunia itu telah memulai aksinya. Berbeda dengan para kesatria maupun anggota kerajaan yang telah berada di posisi mereka dalam menjalankan tugas mereka, Sang Lord malah kini terlihat tenang menghabiskan waktu bersama dengan gadisnya. Laki-laki itu setia merengkuh tubuh mungil sang istri yang berhasil dirinya paksakan untuk terlelap karena terus memaksa untuk turut serta dalam rencana.Sedangkan Avram tidak memberikan izin kepada gadis itu, hingga terjadilah drama kecil antara keduanya karena hal tersebut. Kyana yang bersikeras memaksa untuk turut serta dan Avram yang melarang tegas memerintah sang istri untuk beristirahat di dalam kamarny
77. Ketahuan"Permaisuri?!"Seruan penuh keterkejutan itu membuat suasana di sana terdiam. Semua orang yang berkumpul di sana membeku di tempat mereka menyaksikan sang permaisuri yang kini tengah berdiri dengan seorang mayat di dalam dekapannya dengan tangan kanannya yang terlihat menusuk masuk mengambil jantung sang korban. Queem yang menjadi salah satu saksi di sana tidak bisa berkata-kata. Tubuhnya menegang di tempat karena keterkejutan. Sedangkan seseorang yang menjadi tontonan tampak tenang dengan raut wajah tampa ekspresinya. Manik ungu kemerahannya menyorot tajam membuat semua orang yang ada di sana semakin tidak bisa berkutik."Kakak apa yang kakak lakukan?" tanya Queem pelan mencoba membuang pikirann buruknya yang terus-menerus menjeritkan bahwa sang kakaklah pelaku dari pembunuhan misterius yang selama ini menggemparkan banyak orang. Bahkan membuat kaumnya sempat menjadi amukan massa karena dicap sebagai pelakunya.Kyana tidak menjawab, gadis itu bahkan dengan santainya meng
78. Dia BangkitKetiga orang penting itu terdiam ketika mendapati seseorang yang sempat dikatakan sebagai sang pelaku kini tengah tertidur nyenyak di atas kasurnya. Terlihat begitu tenang, bahkan napas gadis itu terlihat naik-turun dengan teratur. Tidak ada tanda-tanda bahwa gadis itu sempat melakukan aktivitas. Tidak ada kerutan yang memamdakan bahwa gadis itu tengah berpura-pura tidur. Hanya ada wajah polos yang terlihat begitu menikmati waktu tidurnya."Bukankah ini sudah jelas?" celetuk Avram membuat Nathan dan Queem saling pandang dengan raut wajah bingung. Mereka sangat yakin bahwa mereka tidak salah lihat tadi. Apakah permaisuri mereka itu memiliki seorang saudara kembar?"Apakah kalian sedang mencoba melakukan pemboikotan?" tanya Avram tajam yang langsung mendapatkan gelengan ribut dari sepasang suami-istri yang masih belum bisa menyadarkan diri dari keterkejutan.Suara lenguhan pelan membuat Raja Nathan yang hendak membuka mulutnya seketika terurungkan. Tatapan ketiganya deng
109. End"Oh lihat siapa tamu tak diundang yang datang."Kyana menatap tajam pria berjubah hitam yang kini wajahnya telah terpampang jelas karena tudung jubahnya yang berhasil terlepas. Gadis itu tampak terlihat santai, sepertinya gadis itu telah memprediksikan hal ini akan terjadi. Berbeda dengan Kyana yang telah memprediksikan hal ini sehingga membuatnya bersikap tenang tanpa lagi merasa terkejut, berbeda dengan Avram yang saat ini berdiam diri memandang terkejut pria yang berdiri di hadapannya. Pria yang sejak tadi dirinya lawan. Pria yang menjadi dalang dari peperangan ini terjadi. Pria yang menjadi musuhnya sendiri."Ayah ...." Kalimat itu akhirnya meluncur di bibir Avram. Memandang pria yang selama ini dia kira telah tiada-meninggalkannya di dunia ini. Tetapi rupanya, kematian sang ayah hanyalah rekayasa semata.Raja Demian mengulas senyum ketika panggilan itu keluar dari bibir putra semata wayangnya. "Kau akhirnya bisa mengingatku hm?" balasnya seraya terkekeh. Mengingat sejak
108. Kekalahan Lawan Kedatangan gadis itu tentu saja mengejutkan banyak orang terutama pihak musuh. Terlebih ketika kubah ungu yang sejak tadi mencoba dihancurkan dengan mudah runtuh saat gadis itu perlahan mendekat ke area perang. Hanya dengan tekanan aura yang gadis itu bawa, kubah yang sangat mustahil dihancurkan itu melebur tanpa disentuh sama sekali. Sang orc dengan perlahan menurunkan gadis itu ke tanah, membiarkan sang pemimpin asli mereka memimpin mereka kembali. Kyana-gadis itu benar-benar mencolok di tengah-tengah para monster yang berada di belakangnya, siap menjadi pasukan gadis itu. Gadis itu menatap sejenak para pemimpin kaum dan juga kedua kesatria sang suaminya, sebelum melayangkan tatapannya ke arah pihak musuh yang kini tampak mengambil langkah mundur tidak kuat menerima penekanan aura yang gadis itu bawa. Tangan kanannya terulur ke depan, menunjuk pasukan musuh yang tampak gentar karena kehadirannya. Dengan pelan penuh penekanan gadis itu berucap. "Mati." Hanya d
107. Kebangkitan"Serang mereka!"Semua pemimpin kerajaan dengan sigap berkumpul menjadi satu, bersama dengan dua kesatria sang lord-Chorluois dan Phygeros. Masing-masing dari mereka membuat kubah pelindung, menjaga satu sama lain dengan formasi mereka. Kaum malaikat mendapatkan tugas melindung mereka dari atas, kanan diisi dengan Nathan dan Queem, di sisi kiri dijaga oleh pemimpin kaum fairy dan elf, di belakang dijaga oleh pemimpin kaum demons sedangkan di depan dijaga oleh Phygeros dan Chorlouis. Mereka menjaga pemimpin kaum kurcaci yang saat ini juga terus-menerus memberikan sihir penambah energi untuk mereka.Semua seluruh pasukan mereka berhasil diambil alih oleh para sekumpulan siren yang saat ini tengah tertawa merasa senang sebab kemenangan sebentar lagi mereka dapatkan. Semua pemimpin kini hanya bisa berharap semoga sang lord baik-baik saja sekarang dan bisa menyelamatkan mereka dari pasukan mereka sendiri. Melawan kaum sendiri sama saja akan membuat mereka hancur. Pemimpin
106. SirenBugh!Ekor naga hitam itu menghempaskan tubuh serigala suci yang menggigit punggungnya dengan kuat. Membuat sang serigala terpental dan menghantam salah satu pohon hingga tumbang. Tetapi, seakan tidak merasakan sakit sedikit pun, sang serigala kembali bangkit. Melolong panjang lantass kembali menerjang sang naga yang ukurannya dua kali lipat dari tubuhnya sendiri. Sang naga tampaknya kesal melihat sang serigala masih terus dapat bangkit padahal darah telah menguncur menodai bulu putih sang serigala menjadi berwarna merah. Naga itu meraung, lalu menyemburkan api birunya dari mulutnya. Mengincar sang serigala yang dengan gesit melompat ke sana-kemari menghindari seringannya.Sreet!Rawrrr!Sang naga hitam meraung kuat ketika lehernya mendapatkan serangan berupa cakaran memanjang dan dalam. Membuat darahnya dengan deras seketika menguncur keluar. Dengan segera sang naga mengepakkan sayap besarnya, lantas kembali menyerang sang serigala dari atas. Sang serigala kembali berlari
105. Pertempuran Saudara"Apa yang terjadi?"Archeros tiba-tiba terdiam di tempatnya dengan wajah yang menunduk, membuat Glo merasa khawatir dengan keadaan pria itu. Perlahan Glo mencoba mendekati Archeros. Menepuk pundak kanan pria itu pelan seraya mencoba melihat wajah Archeros. Takut jika pria itu tiba-tiba jatuh sakit atau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan lainnya."Archeros kau baik-baik saja?" tanya Glo sekali lagi.Pria itu tersentak ketika merasakan sesuatu menusuk perutnya dengan kuat dan tajam. Bibirnya terbuka, menahan erangan sakit yang menyiksa perutnya. Tubuhnya terasa limbung jika saja Archeros tidak menahannya. Tetapi sialnya, pria itu menahannya bukan karena untuk membantunya menjaga keseimbang tetapi karena pria itu semakin memperdalam serangan yang dirinya lakukan kepada Glo. Setelah puas dengan apa yang dirinya lakukan, barulah Archeros melepaskannya dengan paksa membuat erangan kesakitan yang sejak tadi Glo tahan keluar tanpa bisa lagi dirinya tahan."Apa yang
104. PengorbananKedua mata Orxphulus terlihat mulai sayu. Napas pria itu tersenggal-senggal, dengan darah yang mengalir dari wajahnya. Hidung pria itu mengeluarkan cairan merah kental tersebut, menandakan bahwa hidung pria itu mengalami luka yang cukup parah bahkan kemungkinan mengalami keretakkan. Kondisi si pelaku pun tidak sama mengenaskannya. Gaun seksi yang Magistri kenakan bahkan banyak yang sobek dan ternodai darahnya sendiri. Napas wanita itu juga sama halnya dengan yang dialami Orxphulus-memburu. Entah karena energinya yang mulai menipis atau karena amarah yang begitu membuncah ingin menghabisi pria di hadapannya itu. Untuk sejenak keduanya saling pandang satu sama lain. Yang membedakan keadaan keduanya hanyalah seulas senyum kemenangan yang terpancar di wajah Magistri, sedangkan Orxphulus tampak menggelatukkan gigi-giginya mencoba melepaskan diri dari jeratan tali sihir itu.“Tidak kusangka sosok yang selama ini begitu ditakuti dan disegani hanyalah hama kecil yang sekali t
103. Mulai TerdesakPasukan Avram terpukul mundur, terkalahkan dengan banyaknya pasukan musuh. Avram sendiri tidak menyangka jika para musuh dapat mengumpulkan pasukan sebanyak ini. Dirinya juga kini mendapatkan jawaban atas kasus yang sempat menggemparkan Dunia Immortal sebelum adanya kasus pembunuhan, yaitu kasus mayat hidup. Rupanya kasus itu merupakan bahan percobaan dari para musuh. Dirinya benar-benar dibuat menyesal tidak memikirkan sejauh itu. Tetapi, apa gunanya sekarang ini? Hanya ada penyesalan yang tidak akan merubah apapun. "Maaf, Yang Mulia. Hamba seharusnya telah melaporkan hal ini sebelumnya kepada yang mulia permaisuri," celetuk Orxphulus yang tengah mengepakkan kedua sayapnya di samping Avram yang terdiam melihat satu persatu pasukannya tumbang. Entah karena kehabisan energi ataupun karena memang berhasil dikalahkan oleh pihak musuh. "Apa yang direncanakan Kyana tanpa kuketahui, Orx?" tanya Avram menatap tajam Orxphulus yang baru saja melayangkan serangan untuk mem
102. Archeros vs Raja Clov"Apa yang kau lakukan?!" seru Raja Clav panik.Pria itu dengan kewalahan menghindari serangan bertubi-tubi yang dilayangkan pria di hadapannya. Mengingat siapa lawannya kali ini, tentu saja Raja Clov akan kalah telak, dirinya dapat bertahan cukup lama dari serangan pria di hadapannya sudah sangat luar biasa. Raja Clov berenang ke samping menghindari tombak milik pria di hadapannya yang kembali meluncur cepat menyasar jantungnya."Tuan Archeros apa yang anda lakukan?!" seru Raja Clov semakin dibuat panik ketika menyadari serangan salah satu kesatria permaisuri tidak main-main.Sejauh ini dirinya hanya bisa menghindari serangan Archeros. Dirinya masih tidak habis pikir apa yang terjadi dengan kesatria itu. Padahal dia benar-benar ingat bahwa Archeros beberapa saat yang lalu bersamanya, melawan musuh dengan begitu ganas dan tanpa ampun. Tetapi kini apa yang dirinya lihat? Archeros kini menatapnya dengan penuh permusuhan. Bahkan serangan mematikan terus-menerus
101. Rencana Menolong Raja Aquatis"Yang Mulia tidak terlihat keberadaan Raja Aquatis di sini, kemungkinan besar beliau berada di kerajaannya sekarang."Avram menerima laporan dari Raja Skyless melalui telepati mengenai keberadaan Raja Aquatis. Pria itu sejenak memberikan kode melalui tatapannya kepada Raja Clov yang berada tidak jauh darinya. Untungnya pemimpin dari Kerajaan Fairy itu menyadari tatapan sang lord membuat pria itu turut menganggukkan kepalanya pelan mengerti dengan kode tersebut. Dengan sekejap sosok pria itu berubah menjadi seekor kupu-kupu lantas terbang menjauh dari area peperangan. Menjalankan tugas yang diberikan oleh sang lord.Kupu-kupu berwarna oranye itu terus terbang menuju ke arah Selatan di mana Kerajaan Samudra berada. Untungnya tidak ada yang mencurigai keberadan kupu-kupu yang sempat terbang menjauh dari peperangan, sehingga membuat kupu-kupu tersebut dapat dengan mudah lolos dari sana. Setelah dirasa cukup jauh dari area peperangan, kupu-kupu itu kembal