Share

BIMBANG

Penulis: Ella
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Mendengar berita kemandulan Dinda membuat hati Fasha bahagia, ia merasa kesempatannya untuk masuk kembali ke kehidupan Rangga menjadi lebih mudah.

“Tapi kenapa Rangga masih mempertahankan Dinda?” tanya Fasha paca Mamah Tari.

“Tante juga gak tau kenapa Rangga masih saja mempertahankan wanita mandul itu, pasti dia pakai guna-guna buat memikat hati Rangga,” jawab Mamah Tari yang sedang menerka-nerka alasan putranya yang masih saja mempertahankan Dinda.

“Husss... zaman sekarang ko masih percaya gituan,” sela Tante Maya yang tidak percaya dengan hal-hal seperti itu.

“Ya bisa aja donk!!” ucap Mamah Tari yang masih keukeuh.

“Sudahlah gak usah bahas gituan!!” larang Tante Maya yang sepertinya mulai risih dengan pembicaraan Mamah Tari.

“Fasha, Mamah tidak yakin Papahmu akan setuju dengan pernikahan ini, mengingat kamu akan menjadi istri kedua Rangga!!” khawatir Tante Maya akan keputusan yang nantinya akan dibuat oleh Fasha.

“Tenang saja Mah, aku akan urus semua itu!!” Fasha terlihat begitu ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   PERTENGKARAN ITU TERJADI

    Keesokan harinya Dinda dan Fasha sama-sama diizinkan untuk pulang dari rumah sakit karena keadaan mereka sudah membaik.Rangga berniat mengantar istrinya lebih dulu, tapi saat ia mengecek kamarnya ternyata Dinda sudah tidak ada di sana.“Sus yang tinggal di kamar ini kemana yah?” tanya Rangga pada suster jaga.“Tadi sudah pulang Pak!!” jawab Suster tersebut.“Sama siapa yah??” tanya lagi Rangga yang begitu penasaran.“Tadi sama laki-laki Pak, mungkin suaminya,” jawab lagi Suster tersebut.“Jadi dia bersama dengan seorang pria?” ucap Rangga tidak percaya dan bertanya-tanya siapa pria yang sudah menjemput istrinya di rumah sakit.Saat Rangga akan menghubungi Dinda, ponselnya sudah berdering lebih dulu. Fasha yang sudah tidak sabar terus saja menghubungi Rangga.Rangga yang melihatnya tanpa kompromi langsung pergi menuju kamar Fasha dengan wajah masih kesal karena Dinda yang tidak meminta izin padanya pulang duluan, apa lagi sampai di antar oleh seorang pria.“Kamu kenapa sih?” tanya Ma

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   SALAH PAHAM

    Dinda tertegun tidak pecaya saat mendengar perkataan dari suaminya barusan.“Jadi kamu benar-benar akan kembali pada Fasha?” tanya Dinda seolah tak percaya.“Kamu yang memaksaku untuk melakukan hal itu,” jawab Rangga. Ia lalu berjalan ke luar dari kamarnya meninggalkan Dinda sedirian yang duduk di tempat tidurnya.Mamah Tari yang melihat Rangga keluar dari kamarnya dengan wajah yang kesal dan penuh amarah, segera mengejar putranya itu.“Rangga…, RANGGAAAA,” teriak Mamah Tari memanggil putrnya, namuan Rangga tidak menggubris panggilan dari Mamahnya dan berlalu begitu saja menacap gas mobilnya sekuat mungkin untuk pergi dari rumahnya.Mamah Tari yang penasaran lalu menuju ruang atas untuk menemui Dinda dan menanyakan tentang Rangga yang terlihat marah.“Dinda… Dindaaaaa….ADINDAAAA,” teriak Mamah Tari dari luar sambil mengetuk-ngetuk pintu memanggil Dinda yang tak kunjung keluar.Tak lama Dinda membuka pintu kamarnya, ia bahakan tak sempat membuka mukena yang masih ia kenankan karena b

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   MELAYANG DAN JATUH SEKETIKA

    Ketika Andi menghubungi Rangga ternyata ia ada di rumah Fasha.“Puas kamu??” tanya Andi yang menoleh pada Fasha.“Makasih yah!!” ucap Fasha.Ternyata Andi memang di suruh oleh Fasha untuk mengatarkan Dinda karena ia tidak ingin diganggu oleh kehadiran Dinda dan jadwal kepulangannya yang sama pasti malah akan membuatnya menunggu karena Rangga pasti akan mengantarkan istrinya dulu.“Mau kamu tuh apa sih?? Rangga udah nikah Sha!” Andi mencoba memberi penjelasan tentang posisi mereka saat ini yang sudah berbeda.“Yah gak papa! Aku akan jadi istri keduanya!!” tegas Fasha pada sahabatanya ini.Andi melengak mendengar apa yang Fasha katakana padanya.“SHA….!!” bentak Andi pada sahabatnya ini yang begitu terheran-heran.“Aku serius kok!!” ucap Fasha mantap.“Kamu benar-benar udah kehilangan akal sehatmu Sha!!” komentar Andi saat mendengar pernyataan dari Fasha.“Sha… aku mohon pikirkan baik-baik lagi keputusan in!! Masih ada aku Sha,” Andi yang masih saja membujuk Fasha.“Kalau kamu ke sini

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   MENOLAKNYA

    Kakinya seolah sudah tak menapak lagi di atas bumi. Bukan terbang karena bahagia, tapi dunianya hancur seketika. “Heiii… sini bantu Mamah!!” panggil Mamah Tari yang melambaikan tangannya pada Dinda. Senyum Mamah Tari yang terlihat begitu puas melihat ekspresi hancur pada Dinda. Panggilannya untuk membantu bukan sebuah panggilan tulus pada menantunya, tapi hanya guyonan untuk kesedihan Dinda di pagi ini. “Mahhhh… apa-apaan ini?” tanya Rangga yang tepat berdiri di belakang Dinda. “Ini!!” sambil menunjuk pada dekorasi yang sedang Mamah Tari persiapkan. “Hari ini kamu akan melangsungkan pernikahanmu dengan Fasha,” jawab Mamah Tari dengan sumringah. “Arghhhh… Mamah benar-benar antusias sekali, tadinya Mamah ingin membuat pesta yang meriah dan besar untuk kalian!!” tambah Mamah Tari. “Kenapa harus di rumah ini Mah?” bentak Rangga bertanya pada Mamah Tari. “Mamah yang usulkan!! Memangnya kenapa?” ucap M

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   AYO KABUR SAJA....!!!

    “Haiiii…. Selamat pagi!” sambut Mamah Tari yang mecoba tenang saat menyambut kedatangan keluarga Fasha. “Kalian on time sekali, kita masih harus menyelesaikan dekorasi hiasan untuk acara resepsinya,” lontar Mamah Tari mencari topic pembicaraan untuk mengalihkan perhatian mereka. “Harusnya kamu persiapkan ini sejak kemarin!!” ketus Om Evan. Om Evan sepertinya masih belum rela jika anaknya harus menjadi istri kedua Rangga, namun ia tidak bisa menolak permintaan putri tunggalnya ini. Om Evan sangat menyanyangi putrinya sehingga ia akan selalu berusaha untuk memenuhi keinginan Fasha. “Ayo masuk!! Silahakan nikmati dulu hidangan yang sudah kita sajikan!!” Mamah Tari mempersilahkan seluruh rombongan keluarga Fasha untuk masuk dan menikmati hidangannya terlebih dahulu sebelum acara intinya dimulai. Mata Fasha melihat setiap sudut rumah Rangga, namun ia tak mendapati keberadaan Rangga. Ia juga tak melihat Dinda berkeliaran di rumah t

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   BERHARAP GAGAL

    Rangga menatap wajah istrinya begitu dalam. Mereka saling berpandangan dalam suasana hati yang kalut.“Fasha nanti akan tinggal di rumah kita. Apa kamu sudah benar-benar ikhlas dan kuat??” tanya Rangga ingin meyakinkan istrinya bahwa hari yang akan dia lewati setelah pernikahan ini akan terasa begitu sulit.“Aku sudah memikirkan itu dan semua resikoya,” imbuh Dinda.“Dan kamu siap?” tanya Rangga.Dinda mengangguk pelan.Rangga mendekatkan wajahnya dan sekali lagi bertanya pada Dinda.“Kamu yakin sayang?”Dinda kembali mengangguk.Dahi mereka menempel. Dinda merasakan nafas Rangga yang begitu berat. Entah apa yang akan Rangga lakukan pada Dinda. Tangannya memegang lembut leher yang semalam sudah ia nikmati.“Dinda, apa kamu rela membagi belaian tangan ini dan kecupan hangat ini untuk orang lain?” tanya Rangga seraya mengecup leher Dinda.“Emhh….” Dinda menggeliat.“Mas hentikan!!” suruh Dinda suaminya karena saat ini mereka sedang ada di dalam mobil.Dinda mendorong pelan tubuh suami

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   PERNIKAHAN YANG SEMPAT TERTUNDA

    Sontak Mamah Tari langsung berdiri. “Evan tunggu dulu!!” cegah Mamah Tari pada keluarga Fasha yang ingin segera meninggalkan kediamannya. “Apa lagi yang harus kita tunggu? Anakmu sudah jelas tidak mau menikah dengan Fasha. Ini adalah kali kedua keluarga kalian memperalukan kami!!” geram Om Evan yang sedari tadi mendengar beribu alasan yang diucapakan oleh Mamah Tari. Ia lalu menyeret anaknya untuk pulang. “AYO PULANG!!” perintah Om Evan pada Fasha. Fasha kali ini tidak memberikan perlawanan dan pembelaan karena sedari tadi ia menunggu tak ada sedikitpun tanda-tanda Rangga akan menghadiri pernikahan ini. “Om dan Tante mau ke mana?” tanya seseorang. Semua orang menoleh pada sumber suara tersebut, ternyata itu Rangga. “Rangga,” senyum Mamah Tari merekah melihat putranya datang. Rangga sudah berpakaian rapi, memakai setelan jas dan langsung menggandeng tangan Fasha. “Aku yakin kamu pasti akan datang,” ucap Fasha yang terlihat begitu lega dan bahagia karena pria pujaanya kini suda

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   MELEWATI BATAS

    Fasha dan Rangga sekarang sudah resmi menjadi suami istri. Dinda berusaha untuk bersikap baik terhadap Fasha. Ia menyalami Fasha untuk mengucapkan selamat, namun sepertinya Fasha tidak suka melihat Dinda.“Sepertinya sebelum Rangga menikahiku dia terlebih dulu menyenangkan istrinya di ranjang!!” ledek Fasha pada Dinda yang baru saja menyalaminya.“Maksud kamu apa??” tanya Dinda tak mengerti dengan ucapan Fasha.“Heuhhh.... gak usah belaga bego Dinda aku tau kamu sebenarnya kamu gak rela atas pernikahan ini, makanya kamu mau so pamer sama tanda merah di leher kamu itu!!” ucap Fasha sambil menunjuk leher Dinda.Dinda lantas langsung memegang lehernya ia lupa jika ada beberapa tanda merah bekas gigitan Rangga saat mereka tak bisa mengendalikan diri mereka di mobil pagi ini. Dinda ternyata tidak mau kalah saat mendengar ucapan dari Fasha, awalnya Dinda mencoba merendahakan hatinya untuk membuka diri pada Fasha dan menjalin pertemanan dengannya, tapi respon dari Fasha sungguh membuat Dinda

Bab terbaru

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   AWAL KEHANCURAN

    Andi yang sedang membuka handphonenya begitu kaget saat melihat headline berita di media sosial."Apa???? Fasha bukan putri sah Om Evan dan Tante Maya," Andi tercengang saat membaca judul beritanya."Gila berita apaan ini?? mana paling atas pula," ucap Andi yang masih menganggap berita itu hanya omong kosong."Media emang kurang kerjaan, Om Evan dan Tante Maya kan baru saja dapat cucu masa mereka naikin berita gak bermutu kaya gini!!" Andi terus saja menskrol handphonenya, tapi alangkah kagetnya dia karena hampir semua pemberitaan di media mengangkat topik tentang keluarga Om Evan.Ia lalu menghubungi Dinda."Halo Din..." sapa Andi dengan nada yang penuh rasa penasaran."Tentang berita di media?" ucap Dinda yang langsung pada topiknya seolah ia sudah tau dan paham ke arah mana Andi akan bertanya."Sebenarnya ada apa Din, kenapa media memberitakan hal itu?" tanya Andi penasaran."Yah aku gak tau lah, kamu tanya aja medianya!!!" suruh Dinda."Kamu tuh ada-ada aja deh," kesal Andi menden

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   RAHASIA BESAR

    Semua orang mematung saat Dinda melenggang pergi dari ruang transfusi. Ia terlihat puas dengan keterpurukan yang sedang dihadapi dua keluarga ini. Seolah sedikit demi sedikit rasa sakitnya mulai terbayarkan. "Dasar wanita jalang," kesal Pak Evan dalam hatinya saal melihat Dinda yang tersenyum puas di hadapan Pak Evan. Rangga pun mengejar Dinda dan berterima kasih padanya karena dia masih punya hati untuk membantu istri dan anaknya. "Din tungga!!" Rangga meraih tangan Dinda. "Kamu mau apa lagi??" tanya Dinda sinis. "Aku cuma mau bilang terima kasih, karena kamu mau mendoorkan darahmu untuk Fasha," jawab Rangga agak kikuk. Dia terlihat malu karena perlakuannya selama ini, tapi di sisi lain Rangga pun sangat bersyukur. "Rawatlah mereka, jangan sampai kamu bernasib sama seperti mertuamu," Dinda lalu meninggalkan Rangga yang mematung usai mendengar ucapannya. "Apa maksud Dinda barusan??" Rangga bertanya-tanya dalam hatinya, namun ia mencoba untuk mengabaikannya lalu kembali pada kela

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   KRITIS DAN TERBONGKAR

    Rangga pun baru tahu tentang hubungan Ibu Maya di keluarga Fasha."Pah.... maksud Papah apa??" tanya Rangga bingung."Mamah kadung Fasha sudah meninggal saat Fasha masih bayi," ucap Pak Evan."Meninggal??? Jadi Mamah Maya tidak ada hubungan darah dengan Fasha??" Rangga yang masih belum percaya dengan apa yang ia dengar.Suster kembali keluar."Bagaimana Pak Rangga sudah ada yang bisa mendonor??" tanya suster."Tunggu sebentar Sus!!!" jawab Rangga. Ia pun langsung menghubungi teman-temannya, termasuk Dinda karena golongan darah Dinda sama dengan Fasha."Hallo Din.... maaf aku ganggu kamu, tapi aku benar-benar membutuhkanmu saat ini," ucap Rangga terburu-buru."Maksudnya apa sih???" tanya Dinda bingung."Fasha baru saja melahirkan, namun ia mengalami pendarahan hebat dan butuh transfusi darah sedangkan pasokan darah di rumah sakit untuk golongan AB tidak ada. Aku mohon bantu aku. Selamatkan Fasha!! pinta Rangga yang sudah tidak memikirkan rasa malu lagi.Mendengar hal itu Dinda terkeju

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   BARU TAHU

    Kehadiran seorang bayi di tengah keluarga Rangga dan Fasha memberi kebahagiaan tersendiri terutama untuk Mamah Tari yang sejak dulu begitu menantikan kehadiran seorang cucu.Selesai persalinan Rangga pun dipersilahkan kembali untuk menunggu di luar dan bayinya akan dipindahkan ke ruang perawatan."Pak Rangga silahkan kembali tunggu di luar kembali!!" suruh seorang perawat.Rangga lalu berdiri."Aku keluar dulu yahh!!" pamit Rangga sebelum pergi, ia pun mengusap air mata di wajahnya karena terharu saat melihat dan mendengar suara bayi kecil itu untuk pertama kalinya."Rangga... gimana?? bayinya sudah lahir??" tanya Mamah Tari."Keadaan Fasha gimana??" Pak Evan yang ikut menyerobot bertanya."Bayinya sudah lahir, jenis kelaminnya laki-laki dan keadaan Fasha untuk saat ini cukup baik, namun dia masih belum sadar sepenuhnya karena pengaruh obat bius," jawab Rangga."Alhamdulillah...." ucap syukur Mamah Tari dan Ibu Maya."Bayinya akan dipindahakan ke ruang perawatan bayi, nanti kalian bis

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   HADIRNYA MALAIKAT KECIL

    Andi yang merasa bersalah terhadap Rara, apa lagi sebelumnya dia membuat Rara menangis, lalu menghubungi Rara, namun lagi-lagi Rara tidak mengangkat teleponya."Tumben banget deh Rara... biasnya dia langsung jawab," keluh Andi, tapi Andi gak ambil pusing ia menyangka mungkin saja Rara sedang sibuk."Ndi, orang lokasi udah telepon terus nih." Rangga yang memberi tahu jika mereka harus segera ke lokasi proyek."Iyah bentar!!" Andi pun menyimpan semua barangnya, lalu ke luar dari kamar."Ayo!!" ajak Andi sambil melempar kunci mobil pada Rangga."Kamu yang nyetir!!" suruh Andi.Di perjalanan menuju lokasi cukup hening tanpa ada pembicaraan di antara keduanya, sampai akhirnya Rangga membuka topik pembicaraan."Ndi... aku gak mau kita berselisih paham terus kaya gini cuma gara-gara masalah cewek!!" ucap Rangga mengawali pembicaraan di antara keduanya."Bukannya semua ini kamu yang mulai??" Andi yang melempar kesalahan pada Rangga karena memang selama ini Rangga yang mengawali pertengkaran d

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   CEMBURU DAN KHAWATIR

    "Mana mungkin Rara bertemu dengan Pak Diki, meskipun bergerak di dunia pendidikan namun dia bukan orang baru juga dalam dunia bisnis, Rara juga punya saham dibanyak perusahaan. Kamu mungkin salah lihat Din. Rara tuh tau Pak Diki orang seperti apa, aku yakin itu," jelas Andi saat berbicara dengan Dinda di balik telepon.Dinda pun terdiam. Ia berpikir ada benarnya Andi, gak mungkin Rara bertemu dengan Pak Diki. "Aku emang cuma lihat dia dari belakang, kaya mirip aja sama Rara," tutur Dinda pada Andi.Andi pun menghela nafasnya seolah merasa tenang karena memang tidak mungkin jika Rara berhubungan dengan orang-orang seperti Pak Diki."Kamu kangen aja kali yah sama aku, pake alesan bahas Rara segala," goda Andi."Ihh apaan, ngapain juga kangen sama kamu. Nggak lahhh!!!" elak Dinda, padahal sebenarnya sedari tadi ia tidak bisa tenang karena Andi belum juga menghubunginya."Aku tuh cuma kepikiran Rara aja soalnya belakangan ini sikap dia agak berubah," tutur Dinda yang merasa jika sikap Ra

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   SATU RUMAH

    Andi dan keluarga pun seger berangkat ke bandara, di sana sudah ada Rangga yang menunggu. Rangga pun menyalami Pak Fero dan Ibu Sarah saat mereka tiba di bandara. "Baik-baik kalian di sana!! Jangan berantem mulu!!!" pesan Pak Fero pada keduanya. "Iyahhh..." jawab Andi dengan malas. "Baik Pak!!" Rangga justru kebalikanya ia menjawabnya dengan mantap. Andi merasa aneh dengan sikap Rangga yang tiba-tiba menjadi kalem, karena biasanya tiap mereka bertemu pasti Rangga selalu mengajaknya adu statment. "Papah sudah urus semua keperluan kalian di sana, jadi kalian akan tinggal bersama di rumah perusahaan," ujar Pak Fero. "Apa?? aku sama dia tinggal bareng??" tanya Andi yang sepertinya menolak untuk tinggal bersama dengan Rangga. "Pahhh.... ayolahh masa aku sama dia," rengengek Andi pada Papahnya. "Kamu gak usah banyak merengek Andi, ini sudah jadi keputusan Papah, lagi pula ini tentang kerja sama tim, jadi Papah minta kamu abaikan dulu egomu itu!!" perintah Pak Fero pada Andi untuk bi

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   KEBERANGKATAN ANDI

    "ANDI!!" tegas Ibu Sarah memanggil putranya.Andi yang kaget langsung menoleh."Apa sih Mahh, manggilnya serem gitu," komentar Andi."Kamu apakan Rara sampai dia menangis barusan??" selidik Ibu Sarah pada Andi."Dia nangis?" Andi malah balik bertanya."Ko malah tanya Mamah sih, kamu apain dia??" tanya kembali Ibu Sarah."Gak di apa-apain Mah, kita habis ngobrol biasa," jawab Andi yang tidak merasa bersalah."Kalau gak di apa-apain mana mungkin nangis kaya tadi." Ibu Sarah yang tidak percaya pada Andi."Pokonya kamu harus kejar dia dan minta maaf!!" suruh Ibu Sarah.Andi pun tak bisa menolak, ia terpaksa keluar mencari Rara, namun sepertinya Rara sudah pergi."Raranya juga gak ada Mah, udah pulang kali dia," ucap Andi saat masuk kembali ke dalam rumah."Yahh kamu telepon dia dong!!!" paksa Ibu Sarah."Ya ampun mah, ini Andi udah mau berangkat masa masih harus ngurusin Rara sih," kesal Andi karena waktunya malah terbuang, apa lagi dia ada janji untuk bertemu dengan Dinda sebelum berang

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   BUKAN TAMENG

    Setibanya Rara di rumah Andi, mereka menyambutnya dengan baik."Hallo.... gimana kabar kamu sayang??" sambut Ibu Sarah saat melihat Rara tiba.'Baik Mah, mamah sendiri apa kabar?" tanya Rara."Mamah juga baik, sangat baik sekali," jawab Ibu Sarah.Rara pun menyalami Pak Fero. Semua terlihat senang melihat kedatangan Rara, namun Andi terlihat biasa saja dan malah membuang muka saat Rara menghampirinya. Sikap Andi membuat Rara merasa aneh, karena tidak biasanya ia seperti itu.Rara mencoba mendekatkan diri, membantu Andi mengemas barangnya."Gak usah!! Kamu temani Mamah saja sana!!' Andi mengambil barang yang dipegang oleh Rara."Aku bantu Ndi!" ucap Rara agak memaksa."Gak usah!!" larang Andi kembali, namun Rara tetap memaksa membantu Andi karena kesal melihat Rara yang keras kepala Andi pun merebut dengan paksa juga. Sikap Andi tersebut membuat Rara bingung."Kamu kenapa sih??" tanya Rara penasaran dengan perlakuan Andi padanya."Gak papa, biasa aja ko," jawab Andi singkat."Kamu

DMCA.com Protection Status