Share

Tetap Tenang

SEPASANG mata Tiara membulat besar. Sedangkan keningnya berkerut dalam-dalam. Ekspresi wajah gadis itu campuran antara heran dan gusar karena keinginannya dicegah begitu saja.

“Kenapa memangnya?” tanya Tiara kemudian.

“Maaf, Bu,” sahut Abdi buru-buru. “Tunggu dulu setidaknya satu jam, Bu. Kan Ibu barusan makan tadi.”

Tiara menghela napas panjang. Benar juga kata Abdi. Setelah makan jangan langsung berbaring. Tiara tahu betul itu. Namun tak urung ia merasa dongkol juga pada dirinya sendiri karena hal sesepele itu pun sampai harus diingatkan oleh sopir perusahaannya.

Dengan malas-malasan Tiara akhirnya duduk bersandar di tiang pondok. Dari wajahnya yang terlihat kuyu dan matanya yang sudah redup, jelas gadis itu benar-benar mengantuk.

Sementara Abdi membereskan sisa-sisa makanan dan peralatan makan mereka berdua. Setelah itu pemuda tersebut menghilang, agaknya ke sungai. Saat kembali, ia mengompres kaki Tiara yang

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status