Maaf, setelah lama hiatus cerbung ini akan saya lanjutkan sesuai judulnya Jodohku Pak Dosen. Kali ini masuk sesion 2. Dukung ceritaku ya, dengan subscribe, like dan komennya. Jangan lupa follow akunku juga. Salam sehat selalu
JODOHKU PAK DOSENSESION 2 🍁🍁🍁🍁🍁 Bab 2 Ketemu mantan Devandra Mahardika laki-laki tampan, tetapi arogan baru saja datang dari LN untuk mengurus bisnis milik orang tuanya. Dia memilih menginap di hotel berbintang lima sebelum menginjakkan kaki di apartemen mewah yang dibelinya lewat asisten ayahnya. Laki-laki yang baru lulus dengan predikat cumlaude di universitas ternama di Eropa jurusan ekonomi bisnis siap memimpin perusahaan milik ayahnya. "Nico, aku mau menginap di hotel dulu, ke apartemennya besok saja." "Siap, Pak! Hotel bintang lima segera saya reservasikan." "Terima kasih, Nic. Kamu memang asisten terbaik ayahku." "Sama-sama, Pak. Saya siap mendampingi selama Pak Devan memegang kendali perusahaan Mahardika Tech. Group (MTG)." Begitulah asisten ayahnya sekarang bekerja untuk dirinya. Pagi-pagi, Devan sudah meminta Nico ke kamarnya. "Ada apa, Pak? Sepertinya ada masalah serius?" "Kamu kemarin pesan kamar fasilitasnya apa saja, Nic?" Devan posisi berdiri dengan tang
JODOHKU PAK DOSENSESION 2BAB 2B KETEMU MANTAN"Satu hal lagi, kali ini kamu akan dibimbing oleh dosen baru namanya Pak Mahe..., hmm siapa ya, saya agak lupa. Kamu bisa temui beliau di ruang sebelah," ucapnya tegas."Hah? Baik, Pak."Sejatinya, Pak Pram jarang memarahi Sarah karena mahasiswinya ini termasuk mahasiswi yang rajin dan juga cerdas. Hanya saja dia suka ceroboh karena tidak kenal waktu dengan kerja part timenya."Tapi, Pak. Saya sudah nyaman dengan Pak Pram." Sarah mencoba protes tetapi jelas tidak bisa diganggu gugat. Sekali dosen seniornya bilang A, jarang bisa berubah jadi B."Tidak ada tapi, Sarah. Saya ada tugas perjalanan dinas yang menyita waktu. Saya tidak bisa membimbing kamu secara maksimal. Jadi, temui beliau sekarang! Kamu harus bisa berkomunikasi dengan baik sama beliau.""Baik, Pak. Saya ke ruang sebelah."Tok,tok.Sarah merasa jantungnya berdebar karena baru pertama ini mau menemui dosen yang belum pernah dilihat wajahnya.Setelah memberi salam dan dijawab o
JODOHKU PAK DOSEN SESION 2🍁🍁🍁🍁🍁Bab 3 Mantan meresahkanSarah beranjak dari duduknya setelah pamit undur diri. Baru tiga langkah menuju pintu terdengar panggilan yang membuatnya terpaku."Dinda, tunggu!"Deg,'Ckk, kenapa dia harus memanggilku dengan nama itu.' Nama panggilan Dinda hanya diberikan Alfian untuk Sarah.Merasa bukan namanya yang dipanggil, Sarah memilih melangkah lagi menuju pintu keluar."Saya minta berhenti disitu, Ra!"Sarah terpaksa membalikkan badan karena suara dosennya yang menggelegar. Dia tidak enak kalau sampai Pak Pram tahu cara komunikasinya dengan Pak Mahesa kurang baik."Bapak memanggil saya?" Sarah meletakkan jari telunjukknya mengarah ke dadanya dengan sikap dibuat setenang mungkin, meski sebenarnya rasa gelenyar aneh itu tiba-tiba menghinggapi tubuhnya."Memangnya ada orang selain kamu?"Sarah memutar matanya jengah.'Sabar, Ra! Ini di kampus, dia dosenmu bukan mantanmu.' Hati kecilnya menyuruh mengalah.Alfian berdiri dan melangkah mendekati Sara
JODOHKU PAK DOSEN SESION 2 BAB 3B MANTAN MERESAHKAN Tiana mencoba mengintrogasi Sarah yang sudah memudar senyumnya."Eh, kok cemberut? Beliau sibuk ya?"Sarah mengangguk tetapi tetap diam seribu bahasa. Ia hanya memainkan rambut panjangnya dengan jari tangan. Rasa kesalnya terhadap Alfian masih mengganjal di hati. Meresahkan."Lalu siapa gantinya, Ra?" lanjut Aldo dengan mimik penasaran. Tiana pun menunggunya dengan pandangan tak beralih dari Sarah."Dosen baru," ucap Sarah dengan suara lemah. Tiana dan Aldo saling menatap heran. Tidak biasanya Sarah yang ceria dan semangat menjadi kalem dalam hitungan menit. "Eh, tunggu dulu. Kamu dosbingnya Pak Mahesa?" Aldo sudah menganga tak percaya sampai tangan Tiana terpaksa menutup mulutnya. Aldo lantas hanya menyengir kuda. Sementara itu, Sarah justru menyandarkan badannya di pinggiran tiang gazebo sembari memejamkan mata. Ia merenungi nasibnya. Takdir telah mempertemukannya dengan mantan calon suami. Sarah masih memiliki hutang penjela
JODOHKU PAK DOSEN SESION 2 Bab 4A Couple phone number Tiana memicingkan mata, dari kejauhan ada laki-laki tampan yang sedang berjalan menuju gazebo. "Dinda." Deg, "Suara itu," guman Sarah yang seketika berubah tegang. "Maaf, Mas cari siapa ya? Di sini tidak ada yang namanya Dinda," ujar Tiana sesekali tukar pandang antara Alfian dan Sarah. Sementara Sarah yang merasa dipanggil dengan sebutan lain hanya memberi kode dengan telunjuk pada Tiana sambil berbisik. "Pak Mahesa." Mata Tiana membola, pun juga Aldo yang tercengang merasa pacarnya sudah salah memberikan panggilan untuk dosennya. "Ma...maaf Pak Mahesa. Kami belum kenal Bapak jadi tidak tahu kalau Bapak dosen baru." Aldo turun dari gazebo lalu membungkukkan badan memohon maaf untuk Tiana. "Ada yang bisa saya bantu, Pak. Bapak tadi mencari mahasiswi bernama Din..." "Saya mencarinya." Telunjuk Alfian mengarah ke Sarah membuat gadis itu mendadak canggung. "Oh, namanya Sarah Maharani Putri, Pak." "Ya, maksud saya itu. T
JODOHKU PAK DOSEN SESION 2 Bab 4B Couple phone number Sejenak Sarah tertegun, pikirannya terlempar ke masa lalu. Saat dirinya mau menghadapi ujian kelulusan SMA, Alfian mengajarinya belajar dengan telaten. Senyum tersungging di bibirnya sebelum lamunannya dibuyarkan oleh suara deheman. "Jadi gimana, Dinda?" Wajah Sarah tiba-tiba memanas, sudah bisa dipastikan pipinya merona karena panggilan itu. "Pak....?" "Oya, maaf. Gimana, Ra?" "Baik, Pak. Saya usahakan revisi setelah ada hasil dari MTG. Hari ini saya kesana mengambil keputusan diterima atau tidak magangnya." "Oke, nanti kabari saya kalau sudah ada hasilnya. Oya, sudah punya nomer HP saya?" "Maaf, saya belum punya, Pak. Nomernya berapa?" Sarah berucap pelan seakan merasa bersalah telah menghilangkan semua jejak Alfian. Sementara itu Alfian hanya menghembuskan napas kasar. Ternyaya mantannya memang sengaja melupakan dirinya sampai nomer pinsel pun dihapus. Terbesit ide Alfian ingin mengerjai Sarah. "Nomer saya masih sam
JODOHKU PAK DOSEN SESION 2BAB 5A SUDAH MENIKAH"Ya Rabb, Mas Alfian ternyata sudah menikah. Kenapa aku tidak berpikir sejauh itu. Mas Alfian tampan, baik hati, dan mapan," guman Sarah seraya berjalan lesu menuju gerbang kampus.Dia merasa kalah telak, penyesalan pun tiada guna. Dia sendiri yang memutuskan sepihak lamaran Alfian tanpa memberi penjelasan alasan yang sebenarnya. Kini rasa tidak percayanya pada laki-laki kian bertambah. Bisa jadi dia tidak akan pernah lagi menyukai yang namanya makhluk dijuluki kaum adam itu. Sejak mengetahui sang ayah meninggalkan ibunya, Sarah menjadi tak percaya laki-laki yang akan menjadi pendampingnya. Ayahnya yang membuat dirinya jadi yatim piatu karena sang ibu pun berusaha mencari sosok ayahnya. Keduanya hingga kini tak tau dimana rimbanya.Awalnya bertemu kembali sang mantan, menuai harapan adanya satu laki-laki yang akan menjadi sandaran hidupnya kembali. Namun harapan tinggal mimpi, semua terlambat, tak mungkin dia mau dicap pelakor atau bia
JODOHKU PAK DOSENSESION 2BAB 5B SUDAH MENIKAH"Astaga, atasan-atasan di sini playboy begitu. Aku harus bisa menjaga diri."Sebelum pintu lift menutup, Sarah seperti pernah mencium aroma parfum yang menguar tajam menusuk hidungnya."Aku seperti pernah mencium wangi ini tapi dimana ya? Ah sudahlah, ini pasti aroma parfum mahal orang-orang kaya."Lift berdenting, Sarah keluar dan melangkahkan kaki di lantai 5. Ditelusurinya ruangan yang bertuliskan divisi marketing sampai dia melihat sebuah ruangan tak jauh dari lift."Nah, ini dia. Kantornya benar-benar luar biasa. Swandainya kerja di sini pasti gajianya besar."Di saat Sarah larut dalam kekagumannya terdengar suara dehemen dari belakang membuatnya berbalik."Ada yang bisa dibantu?" Kalimat yang keluar dari wanita dengan penampilan modis. Suaranya tegas, dia tampak elegan, tetapi minim senyum.Deg, Sarah spontan membungkukkan badan seraya mengucap maaf."Saya ingin bertemu Bu Marry.""Ya, saya sendiri. Ada perlu apa, ya?"Singkat, pad
Bab 63C "Terima kasih, Sayang. Sudah bersedia mendampingiku, menjadi ibu dari anak-anakku." Aryo mengecup puncak kepala Nay yang tertutup pasmina hingga membuat hati Nayla mengembang. "Terima kasih juga, Mas." Lima bulan kemudian. Nay mengenakan baju toga untuk menghadiri wisuda sarajananya. Perutnya sudah terlihat membuncit karena HPL tinggal beberapa haru lagi. Suami dan keluarganya mendampingi acara wisudanya. Pun teman-temannya bersiap dengan buket bunga ditangan mereka. "Selamat dan sukses atas wisudanya, Nay," ucap ketiga sahabatnya. Menyusul juga ucapan selamat dari orang tua dan keluarga Aryo. "Selamat ya, Sayang. Maafkan mama! Kamu memang pantas menjadi pendamping Aryo. Jaga putraku ya, Sayang. Sebagai orang tuanya, mama memang kurang memberinya kasih sayang." "Tidak, Ma. Mama selalu menyayangi Mas Aryo meski jauh di negeri orang. Nay dan Mas Aryo selalu merindukan mama dan papa." Nay mencium pipi mertuanya lalu teringat ibunya. Wanita yang sudah mengandung dan melah
Bab 63B"Mereka kan mau menghadiri acara ini, Mas.""Apa?! Sebenarnya ini acara apa sih, Nay?" Aryo bergantian menatap Nay juga keluarganya yang tak ada angin tak ada hujan muncul di rumah istrinya."Hai, Aryo! Oma mau nengok calon buyut tahu, nggak? Kamu tuh malah bengong."Aryo kembali terkesiap. Merasa di prank, Aryo mendekati keluarganya. "Mama, papa, kapan pulangnya? Tante juga katanya nganter oma ke luar kota.""Kamu tuh, Yo. Sama istri mbok ya dijagain yang baik. Untung calon bayinya nggak kenapa-napa. Bisa-bisa kamu tak jewer sini.""Ampun, Oma." "Iya, ini tante sama orang tuamu nganter oma ke luar kota buat mengisi tausiyah, Yo," pungkas tante Maya. Aryo masih terbengong.Semua yang hadir melihat tingkah keluarga Aryo akhirnya tertawa, ada juga yang menahan senyum, seperti Nayla yang saling pandang dengan Andra. Semua itu skenario Andra untuk mengerjai Aryo. Andra tidak mau Nay disakiti oleh suaminya. Saat di Daejeon, dokter mengatakan Nay hampir keguguran karena tindakan
Bab 63A"Nay, ini tanda kasihku untukmu." Nay tertegun melihat apa yang dibawa suaminya.Aryo membuka kotak kecil berlapis beludru. Ia mengeluarkan benda yang terpasang cantik di tempatnya. Sebuah kalung pertanda kasih sayangnya untuk sang istri tercinta. Ada liontin bunga matahari di kalung itu. Aryo berharap mentari akan selalu bersinar menerangi langkah mereka mengarungi biduk rumah tangga.Bukan tidak mungkin akan datang kerikil yang menghadang. Sebisa mungkin mereka saling menggenggam tangan untuk melalui jalan yang harus ditempuh. Apa yang menjadi tujuannya menggapai keluarga yang samawa (sakinah, mawaddah, warahmah).Aryo memakaikan kalung dengan liontin matahari ke leher Nayla. Pasmina Nay angkat hingga kalung itu terpasang sempurna di lehernya. Aryo mengecup kepala Nay dari belakang. Rasa yang membuncah mengisi rongga dada keduanya. Senyum manis pun terukir di wajah masing-masing, hingga sepasang lengan kekar Aryo melingkar di perut Nayla. Tatapan hangat di wajah Aryo terli
Bab 62B"Sudah saya bilang Pak Aryo jangan menyakitinya. Dua kali Bapak sakiti Nay, maka...""No, big No, Ndra. Saya harus bicara sama Nayla. Pokoknya kamu nggak boleh melamar sebelum hubungan kami jelas, oke!" Andra hanya mengedikkan bahu, dalam hati tertawa penuh kemenangan.Aryo meninggalkan Andra membereskan tempat yang akan dipakai untuk acara. Entah acara apa sebenarnya Aryo tidaklah tahu. Ia mendekati Pak Rusdi, meminta maaf atas kesalahannya karena membuat Nay sakit hati.Aryo juga bercerita tentang kesalah pahamannya dengan Nay yang melihat dirinya bersama Tika. Waktu itu Tika ingin berpamitan yang terakhir karena mau tinggal di luar negeri. Pak Rusdi yang sudah tahu duduk perkaranya langsung menyilakan Aryo masuk dan duduk di ruang tamu. Bu Ranti terkejut melihat kedatangan tiba-tiba menantunya. Gegas wanita paruh baya itu membuatkan minuman dan menyuguhkan cemilan."Nay baru selesai mandi, Nak. Tunggulah sebentar. Tolong sabar ya Nak Aryo, menghadapi Nay yang anak tunggal
Bab 62AAryo berjalan tergopoh menuju rumah Nay. Mendengar obrolan tetangga Nay tentang acara syukuran membuat hatinya berkecamuk. Menyesakkan."Apa maunya Nayla? Apa dia benar-benar menginginkan perpisahan?" Aryo mendengkus kesal seraya kakinya menendang kerikil di jalan.Sementara itu,di kamar, Nayla merapikan penampilannya di depan cermin. Ingatannya terlempar saat tidur siang di kos Cika. Bisa-bisanya ia mimpi buruk."Nay, maaf. Aku tidak tega membuat Tika sedih," ungkap Aryo membuat Nay mencelos."Lalu?" Tatapan nyalang Nay tujukan pada suaminya. Napasnya memburu menanti perkataan selanjutnya dari sang suami."Ada yang ingin aku katakan padamu. Mama memintaku menikahinya. Tika bersedia menjadi istri kedua.""Untung hanya mimpi. Kalau beneran, aku nggak yakin bisa menerima kabar itu."Nay menghela napas panjang, seulas senyum tersungging di bibir bergincu pinknya. Kedua tangan mengusap perutnya lembut. Sebuah ketukan pintu megusik kegiatan asyiknya di depan cermin."Masuk!" Nay me
BAB 61B"Astaghfirullah. Aryo kenapa?""Aryo bersalah, Oma. Aryo sudah menyakiti hati Nayla. Dia pergi karena Aryo yang nggak sabaran. Saat di Daejeon Aryo menyakitinya fisik juga batin. Lagi-lagi pulangnya pun Aryo menambah lukanya kembali menganga."Oma dan Tante Maya tertegun melihat pengakuan Aryo. Keduanya menasehati Aryo supaya lebih sabar menghadapi masalah. Yang telah berlalu biarlah berlalu, jangan terulang lagi kesalahan yang sama. Manusia tidak ada yang sempurna. Memilih pasangan bukan untuk mencari yang sempurna tetapi yang bisa saling melengkapi hingga mendekati sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Rabbnya."Makasih, Oma, tante. Aryo mau bernagkat dulu ke Solo.""Apapun yang terjadi jadikan ini belajaran berharga untukmu dan Nayla, Yo. Oma tidak berharap kalian berpisah. Tetapi kalau mengharuskan kalian berpisah, kamu harus mengikhlaskannya.""Oma, Aryo tidak akan membiarkan Nay pergi. Oma dan tante doakan hubungan kami membaik!" pinta Aryo dengan penuh permohonan."
Bab 61ASehari tinggal di kos Cika, Nay akhirnya pulang ke Solo. Ia bertemu bapak ibunya, melepas rindu yang bersemayam di dada. Tangis haru nan bahagia mengiringi pertemuan keluarga sederhana itu."Kamu kurusan, Nay. Makan yang banyak, Nak!" Nay meraup wajahnya kasar. Sejatinya bukan hanya rindu yang ingin tersampaikan. Lebih tepatnya, Nay ingin mendapatkan pelukan. Support yang menguatkan hatinya karena masalah rumah tangga sedang menghampiri."Yang penting sehat kan, bu. Nanti Nay makan yang banyak soalnya kangen masakan ibu. Di sana makannya aneh-aneh," terang Nay dengan kelakarnya membuat orang tuanya tergelak.Pak Rusdi dan Bu Ranti tidak menyadari putrinya sedang dilanda masalah. Nay memang pandai menyembunyikan kesedihannya. Ia sibuk membantu ibunya membereskan jahitan seperti biasa."Pak, Bu. Ini ada sedikit rejeki, Nay ingin mengadakan syukuran kecil-kecilan karena sudah diberi kesehatan saat belajar di negeri orang. Juga Nay selamat sampai pulang ke rumah.""Tapi suamimu a
Bab 60B"Sebenarna ada apa sih, Nay? Pasti kamu dan suamimu lagi berantem, ya?"Nay tidak menjawab justru tergugu seraya memeluk guling di atas kasur Cika. Sahabatnya segera mengambilkan segelas air untuk diminum supaya Nay lebih tenang.Setelah Nay terlihat tenang, Cika mulai menanyakan dengan hati-hati. Ia tidak mau Nay menangis lagi."Kalau sudah bisa cerita, aku siap ndengerin, Nay," ujar Cika."Aku tadi sudah sampai rumah. Tapi..." Nay menjeda kalimatnya seolah ada duri yang menancap di tenggorokan. Ia susah payah mengatakannya. Menarik napas panjang, Nay merasakan tepukan halus di punggungnya"Ada Mbak Tika di sana." "Hah, Bu Tika? Dosen fakultas yang baru?" Cika memasang raut keheranan kenaoa Tika bisa pagi-pagi di rumah Aryo."Kamu ingat, kan? Mbak Tika itu wanita yang dijodohkan sama Pak Aryo."Cika mendengarkan dengan sabar cerita Nayla."Tapi kamu jangan berpikiran buruk dulu, Nay. Tenanglah, kamu harus berpikir dengan kepala dingin biar nggak runyam masalahnya."Nay menga
Bab 60A EgoisNayla masih tergugu di dalam taksi yang membawanya memutari kota Bandung. Sedari tadi sopir menanyakan kemana tujuan, tetapi Nayla tidak menjawab. Sekutar satu jam, Nay baru sadar saat perutnya berdendang. Ia teringat telah melewatkan sarapan."Astagfirullah, sampai mana ini, Pak?!" pekiknya seraya menoleh ke kanan dan ke kiri. Sopir segera menepi dan menghentikan laju taksinya."Kita sudah memutari kota Bandung. Mbak mau ke mana lagi?" jawabnya seakan ingin protes tapi penumpang adalah raja. Sopir hanya memberikan pelayanan terbaiknya."Maaf, Pak. Tunggu sebentar, saya telpon teman dulu," pinta Nay. Ia mencari nomer kontak Cika."Halo, Ci. Kamu di kos atau kampus? Aku udah di Bandung.""Nay, kapan pulang?!" Nay menjauhkan ponselnya karena suara teriakan Cika dari seberang mengusi telinganya."Aku di kampus. Bentar lagi balik kos. Hanya ada kuliah pagi saja. Mika sama Ryan baru ke ruang dosen, nih. Kita ketemuan di kosku aja ya!""Ya, Ci. Tapi tolong kalau ketemu Pak Ary