JODOHKU PAK DOSENSEASON 2BAB 45B Keputusan Besar"Apa kamu sudah memberikan undangan pernikahan dengan Pak Devan?""Belum. Aku pikir ngasihnya setelah ujian beres saja. Lagian masih tiga minggu lagi.""Setuju, Ra. Kalau kamu kasih undangannya dulu, bisa saja Pak Mahesa sakit hati sama kamu trus beliau membalas dendam dan membantai saat..." "Al....," "Ough, sakit, Na," pekik Aldo. Tiana segera memotong ucapan Aldo dengan memukul lengannya."Jangan menakuti Sarah! Dia tambah grogi nanti."Sarah mengusap kasar wajahnya."Tenang, tenang, Ra! Kamu pasti bisa." Sarah berusaha meyakinkan diri.""Iya, kamu pasti bisa, Ra. Kami mendoakanmu."Tiana membesarkan hati Sarah yang tampak gugup. Namun beberapa menit kemudian wajah tegangnya pudar seiring helaan napas panjangnya. Menoleh ke arah suara deru mobil yang baru saja berhenti. Ada Alfian yang datang dari arah tempat parkir mobil."Pagi Pak Mahesa," sapa Aldo yang sudah berdiri sedikit membungkuk. Diikuti salam dari Sarah dan Tiana."Pagi
JODOHKU PAK DOSEN SEASON 2BAB 45C Keputusan Besar"Ra, Pak Mahesa kenapa? Sepertinya bahagia banget. Apa iya segitu senangnya beliau menjadi pengujimu?""Ckk, dia bahagia diatas penderitaan orang lain," timpal Sarah seraya bersungut."Hah?" Tiana dan Aldo saling pandang dan mengedikkan bahu keheranan.Sarah sudah berada di kantin bersama Tiana dan Aldo. Mereka merayakan kecil-kecilan selesai sidang dengan makan soto di kantin. Beberapa buket bunga dan snack diletakkan begitu saja di meja samping Sarah duduk."Wajahmu kenapa kusut gitu sih, Ra?" selidik Tiana.Sarah yang sedari tadi diam, mulai menghela napas panjang."Tau nggak sih, Pak dosen membuatku kesal setengah mati. Jelas-jelas aku sudah jelasin jawaban dengan lugas, dia malah memberi pertanyaan jebakan. Dia mau balas dendam sama aku, huh." Tiana dan Aldo tergelak melihat ekspresi Sarah yang tiba-tiba menggebrak meja."Maksud kamu Pak Mahesa?" seru Aldo."Siapa lagi kalau bukan dia?" Sarah mendengus kesal."Sepertinya ada yan
JODOHKU PAK DOSENSEASON 2BAB 46A Hari BahagiaTerdengar suara derit pintu kamar Sarah yang tak terkunci. "Ra, acaranya udah mau dimulai."Deg,"Eh, Kak Devan, maaf.""Kamu masih bisa membatalkan acaranya, Ra," tawar Devan seraya memegang kedua lengan adik angkatnya.Sarah tak kuasa menjawab justru menunduk lemah. Beberapa detik kemudian dia justru tergugu."Ra, kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku juga. Jangan membohongi diri sendiri. Aku yakin kamu masih mengharapkan Alfian. Jangan menyiksa diri!""Kak, aku...""Stt, jangan pikirkan aku! Aku hanya orang baru yang hadir di hatimu. Kenyataannya Allah justru menjadikan kita saudara.""Sekali lagi aku tanya, apa kamu masih mengharapkan Alfian?"Hening, Sarah tak berani menjawab. Mengangguk lalu tersadar Sarah pun menggeleng."Maafkan aku, Kak!""Baiklah, ayo banyak tamu yang menunggu!" Devan menarik lengan Sarah dan membawanya keluar. "Ayo, acara akadnya segera dimulai!"Devan mengantarkan Sarah duduk di ruangan terpisah dengan tempat
JODOHKU PAK DOSEN SEASON 2BAB 46B Hari Bahagia"Mas Devan," seru gadis berkerudung peach dengan gamis broklat berdiri di belakangnya."Apa?""Trimakasih banyak Mas Devan sudah membahagiakan Mbak Sarah," ucapnya seraya menunduk takut menyinggung perasaan laki-laki di depannya."Tak perlu berterimakasih, itu sudah menjadi tugas seorang kakak demi adiknya.""Tapi, Mas.""Aku pasti bisa mencari pengganti Sarah dengan cepat, kamu nggak usah kawatir. Bahkan di kantor juga banyak gadis cantik mengantri."Deg,Risma merasa tenggorokannya tercekat. Baru beberapa menit yang lalu dia merasa senang punya kesempatan mendekati kakak angkat Sarah. Namun sekarang harapannya pupus sudah."Ya, Mas.""Bagaimana denganmu, Ris? Sudah move on dari Alfian, kapan dapat gantinya?""Ah, iya. Aku pasti juga akan segera mendapatkannya, Mas.""Ya, selamat menjemput kebahagiaanmu.""Terimakasih."Risma buru-buru kembali bergabung dengan keluarga besarnya berharap Devan tak memergoki wajahnya yang gugup sekaligus
JODOHKU PAK DOSEN SEASON 2 BAB 46C Hari Bahagia Setelah berdebat lama, petugas tetap tak mengizinkan Risma masuk. Dia menunduk lesu. Berulang kali melakukan panggilan ke nomer Devan, tetapi tidak diangkat. Lelah mencari, sejenak duduk jongkok dengan kedua telapak tangan menangkup wajah. Dari kejauhan sosok yang dicari mendapatinya duduk dengan bahu bergetar. "Hai, kamu ngapain di sini?" Risma sontak menghentikan isakannya. Gegas dia bangkit dari duduknya dan mengusap wajah yang sungguh pasti memalukan kalau dilihat. "Mas Devan, kenapa nggak pamit kalau mau balik?" "Aku sudah pamit kok." "Tapi nggak pamit sama aku." "Kenapa harus pamit sama kamu?" selidik Devan disertai wajah menggoda Risma. "Eh, hmm itu." Risma menyadari kelakuannya. Dia kelabakan mencari alasan. "Mas Devan jangan melupakan aku. Karena aku..." "Stt, nggak usah diteruskan. Aku tahu maksudmu. Kamu menyukaiku, bukan?" Risma mengangguk menghilangkan rasa malunya karena tak ingin kehilangan lagi untuk kedua ka
JODOHKU PAK DOSENSEASON 3Jangan lupa subscribe dulu sebelum membaca ya.Season 3 kali ini mengisahkan tentang Nayla dan Aryo dosennya. Aryo Syailendra teman satu komunitas mahasiswa asal Bandung bersama dengan Alfa Mahendra (Season 1) dan juga Alfian Mahesa (Season 2). Happy Reading.Cinta Nayla pada kakak tingkatnya harus bertepuk sebelah tangan, karena rasa yang tak tersampaikan. Namun, kehadiran sosok dosen yang menaruh hati pada Nayla membuatnya terjebak dalam kebimbangan. Bagaimana Nayla harus mengambil keputusan, memilih mencintai atau dicintai? Simak kisahnya, yuk."Tak perlu menjadi orang lain, kalau hanya ingin mencari perhatian." (Aryo)"Aku lelah, tetapi tak mau menyerah. Berpura-pura, merasa baik-baik saja, setidaknya itulah caraku bertahan." (Nayla)PrologSemilir angin di siang hari yang terik menerpa wajah Nayla. Ia sedang duduk di bangku taman kampus. Wajahnya melamunkan seseorang yang menjadi penyemangat hidupnya. Suara daun yang bergesekan diterpa angin tak mampu m
Bab 1 Sinar mentari mulai merangkak naik. Nayla menyambut paginya dengan semangat. Senyum hangat terukir di wajahnya yang polos tanpa make up. Celana denim dipadukan dengan T-shirt lengan pendek, dilengkapi kemeja kotak-kotak yang sudah menjadi ciri khasnya. Surai hitamnya dibiarkan tergerai dengan sebuah tali rambut dikenakan di pergelangan tangan. Tak lupa tas selempang berisi buku catatan dan pena sebagai pelengkap saat berangkat kuliah. Derap langkahnya ditemani sepatu ketz kesayangan yang dibeli di pasar Dago bersama sahabatnya. Ia sudah tidak sabar berjumpa dengan sahabatnya, Cici, Mika, dan Riyan. Ada hal yang membuat hatinya membuncah. Ingin segera disampaikan berita bahagia itu pada tiga sahabatnya. Namun, langkahnya yang tergesa tanpa mengindahkan sekitar membuat dahinya terantuk benda keras. Ia pun mengaduh kesakitan seraya mengusap dahi sebelah kiri yang bisa dipastikan telah memerah. Dua tahun lewat Nay menjadi mahasiswi jurusan Matematika kampus ternama di Bandung, te
Bab 1B"Kenalan dulu kenapa, Pak," celetuk Nay tak kira-kira membuat Pak Aryo tersentak. Cici dan Mika segera menyikut Nay agar berlaku sopan pada dosen yang sebentar lagi menjadi list dosen favorit mereka."Kalian gimana, sih. Biasanya dosen yang baru masuk kelas kan kenalan juga. Kalian lupa?" Nay tampak melototi dua sahabatnya untuk menegaskan."Iya, sih. Tapi nggak gitu juga kali, Nay," protes Cici yang diiyakan oleh Mika."Nay, dosen kali ini tampannya ngalah-ngalahin Andra, tuh." Riyan yang sedari tadi menyaksikan tingkah tiga sahabatnya ikut menimpali, bahkan mengompori Nay supaya menyerah dengan niatnya mendapatkan hati Andra."Oya, maaf. Silakan Anda yang memperkenalkan diri dulu. Saya perlu mengenal juga nama-nama mahasiswa saya." Nay yang ditunjuk spontan merasa tak terima. Ia yang mengingatkan dosen barunya justru diminta mengenalkan diri terlebih dulu."Maaf ya, Pak. Teman-teman satu kelas sudah tahu nama saya," tolak Nay dengan sedikit tak acuh. "Baiklah, kalian bisa pa