Carla berjalan dengan sangat cepat keluar dari gedung perusahaan milik suaminya yang cukup besar, hatinya benar-benar marah dan muak pada tingkah laku Jourdy yang masih saja memperlakukannya dengan buruk.Padahal Carla hanya berusaha untuk bisa membuat hubungan mereka menjadi lebih harmonis, karena meskipun Carla tidak mencintai Jourdy namun ia tahu kalau dirinya tidak akan bisa lepas dari lelaki itu. Sehingga mau tak mau Carla harus menerima takdirnya yaitu menjadi istri Jourdy, ia hanya berusaha menciptakan hubungan yang rukun diantara mereka. Tanpa diduga Jourdy mengejar kepergian istrinya, ia dengan cepat menangkap lengan Carla menahan wanita itu untuk semakin menjauh. Carla yang terkejut dengan cengkeraman Jourdy segera menatap lelaki itu kebingungan, ditambah sedikit emosi karena masih belum bisa melupakan kejadian yang terjadi beberapa waktu lalu. “Apa yang kau lakukan?” tanya Carla heran. “Kau mau pergi ke mana?” tanya balik Jourdy dingin. Carla terkekeh kecil dengan sinis
Hanna baru saja keluar dari kantornya, berniat mengejar kepergian Jourdy dan Carla yang mungkin memang telah beranjak dari tempat itu. Namun pandangannya kini tertuju pada seorang lelaki yang sedang duduk sendirian di bangku trotoar dengan tatapan yang kosong, Hanna mengenal lelaki itu sehingga ia memutuskan untuk menghampirinya.Dengan senyuman yang sangat manis Hanna menyapa lelaki itu, “Hai, Kevin.”Spontan Kevin menoleh ke arah wanita yang baru saja menyapanya, keningnya langsung berkerut kencang berusaha mengenali Hanna tetapi sepertinya ia benar-benar lupa dan tak dapat mengingat apapun mengenai wanita itu. “Maaf, kau siapa? Mengapa kau mengenalku?” tanya Kevin dengan sopan dan ramah. “Astaga, Kevin? Apakah kau benar-benar tak mengenaliku?” ujar Hanna dengan sedikit kecewa dan berusaha menggoda Kevin. Sembari duduk di samping lelaki itu Hanna kembali berkata, “Oh ayolah, Kevin. Bagaimana bisa kau melupakanku?”“Apakah kita saling mengenal sebelumnya? Tapi aku benar-benar tak
“Jourdy, lepaskan aku! Kau menyakitiku!” protes dengan sangat kesal dan penuh emosi.Bukannya mendengarkan keluhan sang istri, Jourdy malah terus menariknya masuk ke dalam kamar mereka. Barulah di sana Jourdy melepaskan Carla dengan membanting tubuh wanita ke atas kasur, Carla hanya bisa pasrah dan merasakan sedikit ngilu di tubuhnya yang mungil. Mereka saling bertatapan dengan tajam, sama-sama merasakan kesal satu sama lain. Apalagi Jourdy sangat muak pada tindakan yang dilakukan istrinya barusan, ia tak pernah mengizinkan wanita itu pergi keluar dari rumah namun mengapa Carla malah melanggar aturannya. “Aku sudah memperingatkanmu untuk tidak pergi dari rumah tanpa sepengetahuanku, mengapa kau malah terus melanggarnya seperti ini?” bentak Jourdy kesal. Carla benar-benar tak mengerti apa alasan Jourdy mengurungnya di rumah seperti ini, Carla juga tak tahu apa yang sebenarnya Jourdy takutkan jika Carla berada di luar rumah. Padahal sekalipun Carla kabur, ia tak pernah tahu harus per
“Mengapa kau masih ada di sini?” tanya Jourdy yang terlihat kebingungan dengan keberadaan Kania yang masih berada di rumahnya.Padahal tadinya Jourdy pikir wanita itu sudah pergi dari rumahnya sejak ia berangkat ke kantor, namun rupanya mantan istrinya itu masih saja belum pergi. Entah apa yang ada di pikiran Kania saat ini, wanita itu terus mengganggu hidupnya sejak Jourdy menikah dengan Carla.“Pergilah! Kau harus sadar diri,” ujar Jourdy ketus tanpa memikirkan perasaan Kania. Bukannya menjawab perkataan Jourdy, wanita itu malah menyelonong masuk ke dalam kamar Jourdy. Sontak Jourdy terkejut melihat tindakan Kania, segera Jourdy menyusulnya masuk ke dalam. “Apa yang kau lakukan, sialan?” bentak Jourdy pada Kania dengan sangat kesal. Termasuk Carla juga sangat terkejut dengan kedatangan Kania ke dalam kamar mereka, wanita itu benar-benar tak tahu malu karena seenaknya masuk ke kamar orang lain tanpa wajah yang berdosa. Namun dengan santainya Kania berkata, “Aku hanya ingin memast
Kania berjalan dengan sangat cepat menuju rumah Kevin yang sudah berada cukup dekat di depannya, tujuannya sudah benar-benar bulat dan takkan mungkin bisa diubah lagi. Apapun yang akan terjadi nantinya, Kania tetap ingin memberitahu Kevin mengenai semua kebenaran yang telah terjadi pada Carla.Baginya Carla sudah menghancurkan hidupnya, sehingga ia juga harus menghancurkan Carla dengan cara apapun. Sekalipun Kania akan berurusan dengan Jourdy nantinya, apalagi lelaki itu takkan membiarkannya hidup dengan tenang. Melihat sebuah mobil terparkir tepat di halaman rumah Kevin, Kania sempat meliriknya sebab merasa mengenalinya. Tetapi ia kemudian berusaha mengabaikan hal itu, ia melanjutkan langkahnya ke depan pintu rumah Kevin yang nampak terbuka. Baru saja Kania membuka mulutnya untuk mengucapkan salam, namun Kevin bersama seorang wanita sudah lebih dulu keluar dari dalam rumah. Dugaan Kania tidaklah salah, pemilik mobil itu adalah Hanna yang tak lain karyawan Jourdy di kantor.“Hanna,
Carla menundukkan kepalanya ketika tangan kecil meraih pakaiannya dan terus menariknya secara perlahan, ia mendapati Sheila sudah berdiri di hadapannya dengan wajah yang kusut dan nampak bersedih.Melihat hal itu Carla segera berjongkok di depan Sheila kemudian bertanya manis, “Ada apa, Sheila? Apakah kau membutuhkan bantuanku?” “Ya, aku ingin bertanya padamu. Mengapa kau sekarang tinggal di sini mengganti mamah, apakah kau adalah istri papah?” tanya Sheila dengan begitu polos. Carla tahu pasti sangat tak mudah menerima kenyataan pahit perpisahan kedua orang tua di usia yang masih kecil seperti Sheila, hal ini membuat Carla cukup kebingungan untuk menjawab apa pertanyaan anak itu. Lagipula ia juga tak mungkin menjelaskan panjang lebar mengenai statusnya sekarang hingga ia hanya menjawab tenang, “Aku bisa menjadi apapun di rumah ini, jadi kalau kau membutuhkan bantuanku kau bisa langsung mengatakannya.”“Kalau begitu bisakah kau membantuku untuk tidak tinggal di sini lagi, aku ingin
“Apa kau berniat menggoda anak buahku?” tanya Jourdy dingin.Carla langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat membantah tuduhan suaminya, “Tidak, Jourdy. Aku sama sekali tidak seperti itu, apa yang dikatakannya memang itu yang terjadi.”“Kau pikir aku percaya padamu?” Jourdy terlihat marah besar pada Carla. “Tentu saja kau harus percaya padaku, bagaimana mungkin aku bisa seburuk yang kau pikirkan sedangkan kau tahu sendiri seperti apa posisiku di rumah ini!” tegas Carla berusaha meyakinkan suaminya. Perkataan Carla memanglah cukup masuk akal namun tetap saja Jourdy merasa dirinya harus lebih berhati-hati pada wanita itu karena Carla bisa mengkhianatinya kapan saja ditambah lagi Jourdy sama sekali tak mempercayai wanita itu, “Kalau kau sampai berani mengkhianatiku, aku akan membuat hidupmu lebih menderita dari sekarang bahkan takkan ku berikan celah sedikitpun untukmu bisa bernafas dengan tenang.”“Jourdy, aku tak mung—.” Carla belum sempat menyelesaikan perkataannya namun Jourdy
Dengan sandiwara yang dilakukan Karel di depan anak buah Jourdy yang lain, lelaki itu berhasil membawa Carla keluar dari rumah yang sudah seperti neraka itu. Mereka kini sudah berada di dalam mobil untuk menuju tempat tujuan Carla saat ini, wanita itu terlihat sangat bahagia karena sejak tadi senyuman di bibirnya tak pernah pudar sama sekali.Bahkan Karel yang terus melihat Carla dari kaca Spion benar-benar ikut merasa senang, karena kesempatan pergi dari rumah seperti ini jarang sekali Carla dapatkan. Bahkan mungkin Carla harus menunggu keajaiban datang terlebih dulu, ia sudah seperti seorang permaisuri yang dikurung dalam tahanan. “Sekarang kita akan pergi ke mana?” tanya Karel halus. “Aku ingin pergi ke rumah sua—.” Carla segera menghentikan perkataannya, ia baru saja sadar kalau ia tak bisa memberitahu Karel ke mana tujuannya pergi saat ini. Meskipun Karel sudah sangat baik bukan berarti lelaki itu tak bisa mengkhianatinya, Carla juga harus lebih waspada kepada Karel bahkan kep