Home / Pernikahan / Jodoh Wasiat Ibu / Bab 19. Pak Panji Marah

Share

Bab 19. Pak Panji Marah

Author: EL Dziken
last update Last Updated: 2023-03-02 18:27:24

Dira menatap lagi bintang-bintang malam ini, Sean pulang terlambat, tak ada pemberitahuan dari suaminya itu.

"Bu, ayo. Masuk, udara malam ini sangat dingin." saran dari Mbak Murni yang khawatir melihat majikannya menunggu suaminya pulang.

"Suamiku belum pulang Mbak, dan tidak telepon dari siang tadi. Apakah dia marah bila saya cemburu Mbak?" tanya Dira pelan.

"Wajarlah, Ibu marah pada Bapak, karena terdapat foto bersama perempuan lain."

"Tapi, Mas Sean bilang tak begitu kenyataanya. Yang aku heran kan Mba, mengapa wanita itu lagi, Apa ada sesuatu di balik hubungan mereka Mbak?"

Mbak Murni tak menjawabnya. Baginya untuk urusan intern keluarga majikannya dirinya tak berhak terlalu dalam berurusan.

"Sudahlah, Bu. Ayo masu dulu. Kasihan Dede yang di dalam perut ibu, Ayo Bu." Mbak Murni, menggandeng tangan Dira pelan.

Dira, mengikuti saja apa yang Mba murni katakan.

"Aku tunggu Mas Sean di ruang tamu saja Mbak, kalau Mbak Murni cape, istirahat sajalah, saya tidak apa-apa sendirian di sin
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab. 20. Rendi Pramuji

    "Sudahlah, jangan kau ingat lagi luka hatimu yang dulu." saran Dokter Rudi."Aku ingin melupakan, tapi hati dan fikiranku tak bisa berpaling darinya.""Buka hatimu lah, buat seorang wanita yang kau sukai. Apa Resti tuh, belum punya gandengan, dan juga orangnya manis dan cantik." Rudi mulai meledek, menyebutkan nama Resti salah satu dokter anak, di Rumah sakit di mana Rendi bekerja."Iz, itu sih beda lah, aku tak bisa menjangkau dokter primadona di sini, Rud." "Ha .. ha ... Lalu mau kamu sama siapa? Tuh ada Bu shanty, janda kembang kantin ini, ya nggak Bu ..." gurauan Rudi, nimbal ke Bu shanty pemilik kantin rumah sakit. Janda beranak empat."Ah, apa lagi nih? Pasti obrolan Dokter jomblo cari pasangan. Nyari yang janda Dok?" timpal Bu shanty sambil bercanda dengan Dokter-Dokter muda tersebut.Rudi dan Rendi tertawa renyah.*** Dira, hari ini hanya berdiam saja di kamarnya. Pertemuan ke berapa kali dengan wanita bernama Sonia itu membuatnya sebal dan tidak mood hari ini. Dari mana wa

    Last Updated : 2023-03-03
  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 21. Hilang

    "Tidak! tidak!" Dira menangis histeris. dalam kamar rumah sakit, kecewa dan rasa sakit mendera batinnya.Saat itu juga Sean pulang, meninggalkan dua rekan kerjanya.Dengan tergopoh Sean masuk ke dalam kamar rumah sakit. memeluk Dira, istrinya. Tangis Dira semakin pilu. semua keluarga besar berduka atas hal ini.Mbak Murni, tak bisa menaruh curiga pada Dewi. karena alibinya, sedang banyak keluarga di sana. bisa juga anak-anak yang sedang bermain. menumpahkan minyak.Sonia tertawa terbahak, rasanya nikmat sekali melihat rivalnya dalam kesakitan.Dewi diam, antara takut dan senang. takut bila perbuatannya ada yang melihat, dan senang karena tambahan uang imbalan dari Sonia. "Bagus, Dewi. Kau bisa di andalkan. sekarang pergilah, ini upah mu." Sonia melempar beberapa jumlah uang di hadapan Dewi. Dengan berat hati, Dewi memungut uang-uang tersebut. Bila ada pekerjaan lain, pasti aku akan memilihnya, tidak seperti ini ... batinnya nelangsa. Keluarganya membutuhkan uang-uang ini, adiknya but

    Last Updated : 2023-03-06
  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 22. Hujan Air Mata

    Dira duduk bercermin, wajahnya semakin kuyu. Tak ada cerah sedikitpun pada wajahnya. Sean masuk kamar dan memeluk Dira dari belakang. Terasa kurus tubuh istrinya dalam pelukannya. "Apa yang kau pikirkan? Janganlah berlarut dalam kesedihan. Aku ikut melihatmu." bisik suaminya di telinganya.Dira tersenyum, hambar, "Maafkan aku, Mas. Bukan bermaksud membuatmu pilu. Aku tahu apa dalam hati dan pikiranmu. Aku paham." Dira membawa tangan suaminya dalam dekapannya."Mas Sean, menyesal menerima perjodohan ini?" tanya Dira serius."Tidak, mengapa tiba-tiba, kau tanyakan itu? Apa perhatianku, membuatmu bimbang?"Dira tersenyum dan membalikkan badannya hingga kini mereka saling berhadapan."Di luar sana banyak, bunga cantik dan mekar mempesona. Wanginya semerbak dan berwarna cantik," Dira tersenyum."Tapi, kau bunga yang paling cantik.""Benarkah? Cantik mana aku dengan Sonia?"Sean tertegun, "Mengapa kau bandingkan dengan dia? Dia tak ada apa-apanya di bandingkan dengan Nadira Saptarini. Istri

    Last Updated : 2023-03-07
  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab. Sean Tergoda

    Sesampainya di rumah, ternyata terjadi sebuah insiden di dalam rumah, Mbak Murni sedang memegang erat seorang laki-laki, rambut keriting. Melihat kedatangan Dira dan Dewi, lelaki asing yang hendak masuk diam-diam ternyata ketahuan oleh Mbak Murni. Mbak Murni yang pemberani, terus memukuli penyusup tersebut, bahkan sebuah panci bergagang ada di sebelah tangannya, sebagai senjatanya.Dewi segera membantu Mbak Murni, tapi lelaki penyusup tersebut sudah pergi menjauh melewati pagar sebelah. Kabur lewat atap rumah tetangga, sehingga tak terkejar.Dira hanya mengelus dadanya yang sesak. Tubuh Dira lunglai jatuh di dekat pintu mobil.Untung Pak Sopir segera menolong Dira."Bu Dira!" teriak Dewi dan Mbak Murni bebarengan.Dira terbaring di ranjang dalam kamarnya. Mengerjakan matanya, mencoba mengingat apa yang telah terjadi."Aduh , kepalaku pusing." keluh Dira sambil memegang pelipisnya."Bu Dira, syukur sudah siuman." kata Mbak Murni pelan."Saya kenapa , Mbak?""Bu Dira, pingsan waktu tur

    Last Updated : 2023-03-07
  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 24. Makan Malam

    Sean mengebrak mejanya kuat-kuat."Aku sudah muak dengan bualanmu, jadi pergi dari sini!" Sean mengusir David."Beneran nggak tertarik dengan foto ini, lihat istrimu berkencan kembali dengan masa lalunya." David menyerahkan foto tersebut, "Untuk kenang-kenangan ..." ujarnya menghina Sean dan meninggalkan Sean sendirian dalam ruangan kerja yang sempit.Sean nampak merah wajahnya , menahan amarah yang terkadang ingin memukul jwah David. Namun selalu diurungkannya. Lelaki macam David, bila di ladeni makin besar kepala.Sean melirik foto tersebut. Terlihat istrinya tampak sedang bercanda dengan dokter Rendi. Walau hatinya, terasa panas. Namun akal warasnya, masih bisa di kuasainya.Waktu berlalu. Kegiatan Dira cukup menyita waktu, kedekatan Dira dan Dewi lebih dekat. Perubahan sikap dan sifat Dewi terbentuk. Dewi tampak sudah terlihat lebih sopan dan beradab.Mbak Murni pun sudah terlihat tak terlalu banyak curiga pada Dewi. Malam ini, Sean pulang lebih awal. Dirinya ingin mengajak Dira

    Last Updated : 2023-03-08
  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 25. Bertemu Tak Sengaja

    Brak! Tubuh Dira mundur sedikit, dan meringis menahan sakit di bahunya."Eh, maaf, kamu nggak apa-apa kan?" tanya lelaki bermasker hitam tersebut.Dira meringis tapi menangkis tangan lelaki yang hendak menyentuh lengannya.Dira, menatap lelaki itu."Dira! Kau, sedang apa di sini? " Lelaki itu membuka masker wajahnya, terlihatlah, Rendi dengan penampakan yang berbeda, hingga Dira pun pangling hampir tak mengenalinya. Tubuhnya semakin kurus, kumis dan jambang terlihat menghiasi wajahnya yang semakin tirus."Rendi ..." Desis Dira menyebut nama lelaki di depannya.Nampak Rendi tengok kanan kiri, terlihat dari wajahnya yang cemas."Aku datang sendirian, aku sedang di suruh salah satu temanku untuk mengantarkan berkas ini." jelas Dira, agar Rendi tak salah paham karena Dira mendatangj kantor pengadilan kota Batam."Aku pikir, kau akan ...""Tidak, rumah tanggaku baik-baik saja." Dira menjawabnya hati-hati. Melihat keadaan Rendi saat ini, rasanya Dira menjadi sedih. Pandangan mata Rendi pada

    Last Updated : 2023-03-09
  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 26. Insiden Kecil

    "Lepaskan!" Dira mencoba melepaskan cekalan tangan dari wanita yang tak dikenalnya. Tadinya, wanita bercadar itu meminta tolong, membetulkan bajunya, karena sesama wanita , Dira tak menaruh curiga saat diajak masuk berdua ke toilet khusus wanita. Ternyata, Dira tiba-tiba, ditarik paksa untuk masuk ke dalam sebuah kamar mandi."Lepaskan aku! " Dira menarik tangannya sendiri kuat-kuat, tapi pegangan tangan wanita misterius itu semakin kuat.Dira teringat, beberapa kali, Dewi memberi contoh untuk mempertahankan diri.Dira mencoba mendekat ke tubuh lawan, dan mendorong kuat tubuhnya sampai mepet ke tembok. Diinjaknya kaki wanita bercadar itu kuat-kuat. Terdengar, teriakan menggaduh.Pegangan tangan itu terlepas, Dira segera beranjak dari tempat itu secepatnya. Namun tangan itu, sudah menarik Dira kembali. Terjadi saling tarik menarik, spontan Dira menarik cadar yang menutupi wajah si lawan.Dengan punggung lengannya, Dira kembali mendorong wanita itu kuat, hingga wanita itu terhuyung jat

    Last Updated : 2023-03-10
  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 27. Terbongkarnya Rencana Licik

    Plak! bunyi tamparan yang amat keras mengenai Pipi Tissa, dan itu didapatnya dari tangan Gibran, saat dirinya meminta pertanggung jawaban atas perbuatan lelaki itu, hingga dirinya menjadi hamil.Tissa, terdiam, rasa sakit di pipinya, hingga sudut bibirnya terlihat berdarah. Nyeri hatinya , semalam kakaknya menamparnya, k⁰ini Gibran pula melakukan hal yang sama."Sudah aku bilang, minum obat KB itu, atau kau sengaja tak meminumnya, hah?""Aku meminumnya." Tissa membela dirinya sendiri. "Kau - kau yang terlalu banyak meminta itu ..." Isak tangisnya kini terdengar. Bagaimanapun, dirinya adalah seorang wanita yang lemah, air mata adalah bagian dari lukanya."Ah! Sudahlah jangan menangis, lebih baik kau gugurkan saja." "Apa! Nggak! Aku nggak akan mengugurkannya!" teriaknya."Kau!"Isak tangis Tissa semakin keras."Baik, baik. Kau boleh tidak gugurkan, tapi ingat tugasmu, bawa wanita itu mendekat padaku, selanjutnya serahkan padaku. Aku hanya ingin menjadikan dirinya sebagai pancingan agar

    Last Updated : 2023-03-11

Latest chapter

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 56. Kritis

    Sean berlari di samping ranjang beroda milik sebuah Rumah sakit. Nampak, Dira terbaring, wajahnya pucat pasi. bibirnya membiru. Matanya terpejam rapat. Bila Aisyah tak menangis, mungkin Sean tak tahu, kalau Dira sudah pingsan di sudut nakas."Lebih baik, Bapak tunggu di sini, Pak. Silakan daftar pasien dahulu, percayalah, kami akan lakukan yang terbaik untuk pasien." ucap salah satu perawat yang mendorong, hingga ke ruangan gawat darurat.Dari jauh, Ilham dan Dewi berlari mengejar Sean."Pak, bagaimana Kak Dira?""Mereka sedang menanganinya," jawab Sean dalam kecemasan, "aku belum daftar pasien." sambungnya pada Ilham."Biar aku saja, Pak. " Dewi segera pergi ke bagian pendaftaran pasien.Sean terduduk, napasnya masih memburu. Dengan ditemani Ilham. Mereka menunggu kabar tentang Dira.Sepuluh menit kemudian, Dewi sudah datang kembali,. dengan membawa minuman, lalu menyerahkan pada Sean."Minumlah dulu, Pak. Tenangkan hati, Pak Sean.""Betul, Pak " Ilham pun menyerahkan minuman pada Se

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 55. Bimbang

    "Boleh aku gabung dengan kalian?" tanya Dira, masih berdiri di depan Dewi.Segera wanita tomboy itu berdiri, dan memberikan kursi padanya. Dewi segera mengambil kursi yang lain, dan menjejeri kursi tadi."Bu Dira? apa yang dilakukan di sini?" tanya Ilham masih dalam kebingungan. Pasalnya Dira yang selama ada di Malang yang dia tahu selalu diam di rumah."Kalian ini kenapa sih? kok kaya lihat hantu saja. " Dira duduk pada kursi yang diberikan Dewi."Kak ..."Dira tersenyum pada mereka. " Mas Sean lagi ada di rumah sakit, menemani Tiara dan Papa yang sedang cek up."Ilham dan Dewi masih, terdiam sambil menatap Dira."Kalian ini? Mas Sean kesini pakai motor, aku bonceng saja. Nggak enak aku ikutan ke rumah sakit. biar Tiara saja yang mengantar Papa, toh, memang sudah terbiasa dengan Tiara 'kan?" jadi aku ... dan akhirnya, aku bisa menemukan kalian. tadinya aku ingin minum espresso dan sepiring roti." "Aku pesankan, Kak." Dewi segera bangkit dari duduknya dan menuju tempat pemesanan.Dir

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 54. Keajaiban Sang Pencipta

    Pagi ini, sinar matahari menyeruak dari sela dedaunan. Riaknya membuat bayangan pada lantai trotoar, hingga bayangan itu membuat bias cahaya.Seorang anak kecil, berlari bebas. Mendekati seseorang, berkerudung lebar dan bercadar."Subhanallah .... jangan berlarian, nanti kau jatuh!" teriak wanita itu, sambil mengejarnya. Bajunya melambai. warna hitam yang pekat. Di belakangnya, seorang lelaki berjenggot tebal, mengikutinya sambil menggendong seorang anak kecil sekitar berumur Lima tahunan."Umi, jangan berlari, nanti kau jatuh!" Seru lelaki tersebut pada wanita yang dipanggilnya Umi.Akhirnya gadis kecil yang berlari itu, sudah digandeng oleh wanita bercadar tersebut.Mereka adalah keluarga Gibran.Lelaki yang dulu pernah menjadi orang yang paling dekat dengan Sonia atau Miss Lola. Istri dari lelaki tersebut adalah adik kandung dari Dewi. Mereka dulu pernah berseteru dalam keluarga. Anak yang sudah dalam genggaman wanita itu adalah anak yang dulu pernah diiadopsi oleh Sonia. Tapi, k

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 53. Clear

    "Mas, foto siapa ini?" tanya Dira pada suaminya, setelah dirinya naik lagi ke dalam truk.Sean memandang foto tersebut, dan mengerutkan dahinya."Foto, kekasih Firman, mungkin. kemarin firman yang bawa truk ini." "Oh, kupikir ...""Janganlah, berpikir yang aneh-aneh sayang, aku tak akan melakukan hal tersebut. Percayalah," ucap Sean menyakinkan istrinya.Dira, hanya tersenyum, lalu memandang Sean."Mas, tak bosen dengan aku?""Tidak, justru senyummu itu yang aku rindukan.""Tak inginkah Mas ... bercumbu?""Oh, pasti itu ada, tapi aku lebih suka mencumbui istriku, aku tipe setia, dulu sudah puas olehku berbuat don juan.""Benarkah?""Dengarlah Dira, saat ini yang aku impikan adalah membuatmu sehat, punya rumah, punya usaha, tinggal melihat anak-anak tumbuh dalam kebajikan. Kita menua bersama."Dira tersenyum dan menitikkan air matanya, segera diraihnya tangan suaminya, dikecupnya berulang kali punggung tangannya.Sean mengerti kesedihan Diri. diraihnya tubuh kurus itu, dan dipeluknya

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 52. Penganggu

    "HAI! LEPASKAN ADIKKU!" teriak keras dari Dewi. Wanita gesit itu langsung berlari mendekati Tiara. Murni pun tergopoh-gopoh seraya membawa pentungan golf milik Papa Panji.Dua lelaki yang menarik tangan Tiara langsung melepaskan tangan Tiara. Mereka langsung berlari meninggalkan tempat tersebut."Kurang ajar! Wei! jangan lari." Murni sudah mengangkat tinggi-tinggi tongkat tersebut.Dewi, menatap tajam dua lelaki tanggung tersebut yang langsung hengkang dengan sepeda motornya. Namun, Dewi mengingat nomor plat itu dengan baik dalam ingatnya.Tiara , bersembunyi di belakang tubuh kakaknya. "Kau kenal mereka, Tiara?""Iya kak, salah satunya adalah Wawan, dia yang terus mengejarku, aku sudah menolaknya, tapi dia masih main paksa saja. Siapa yang mau pacaran sama preman, kak," jelas Tiara."Oh, naksir sama Non Tiara, ya? tapi preman? jangan Non! enak aja, gadis cantik dan shaleh gini, sama preman." Murni sudah mencicit sebal pada lelaki yang belum dikenalnya."Sudahlah, Mbak, Nggak usah k

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 51. Terjerat

    "Hai, kurang ajar!" Sonia berteriak, karena rambutnya ditarik dengan keras oleh Murni, Sonia tak tinggal diam, dia membalas tindakan Murni yang tiba-tiba tersebut. Wanita yang sudah dalam keadaan emosi itu menarik lengan Murni, dan membuatnya mengaduh karena kuku-kuku itu menghujam dalam lengannya.Murni menarik tangan Sonia membantingnya hingga tubuh wanita itu tersungkur keras ke lantai toko mainan siang itu.Banyak mata yang melihatnya, namun Murni tak pedulikan lagi, diinjaknya jari jemari Sonia. Otomatis dia berteriak sekencang-kencangnya, seraya menarik betis kaki Murni.Wanita setengah abad itu hampir tersungkur, tapi kakinya segera menahan tubuhnya agar tidak terjerembab. Sonia kaget, melihat kuku tangannya sudah patah, terlihat merah karena bekas injakan keras kaki Murni.Semua yang melihat, tak ada yang melerai. Tiara, segera menyingkir, dan memanggil satpam di depan toko.Terjadi pertengkaran lagi, kali ini lebih ekstrem, mereka sudah bergumul, saling tarik-menarik rambut,

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 50. Murni

    Pagi cerah, mengiringi langkah Murni menuju rumah keluarga Dira. Rumah besar berpagar tinggi itu membuatnya melongo.Kemudian, segera masuk. Rasa kangen pada Aisyah begitu menggebu."Mbak Murni." Panggilan itu membuat Murni menghentikan langkahnya. ternyata, Dewi. Senyum merekah menyambutnya. Mereka saling berpelukan, teringat dulu, saat mereka sama-sama sebagai asisten Bu Dira. Selalu ada perselisihan antara mereka, tak ayal merekapun sering berantem."Dewi, ah bahagianya aku bisa bertemu denganmu lagi." "Ha ha, tentu saja, tapi saat ini kau akan jarang menemukan aku, mampirlah nanti ke rumahku ya?""Hah, kau tak tinggal di sini juga! lalu ...""Aku tinggal bersama kedua adikku, Mbak. Cuma setengah jam saja kok.""Bagaimana keadaan Bu Dira dan yang lainnya?""Sehat. tapi saat ini jaga perasaan Bu Dira. agak tidak stabil.""Oh, Apakah?""Sudahlah, ayo masuk. mereka sedang berkumpul, ada Ilham juga.""Wah, ada cowok ganteng juga."Dewi tersenyum, inilah Mbak Murni yang masih saja suk

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 49. Bertemu Sonia

    Sudah hampir satu Minggu Sean sekeluarga berada di Malang. Sean mencoba berdamai dengan situasi. Beberapa anak perusahan armada milik Papa Panji diurus oleh Sean. Kali ini, terlihat Sean memakai kaus dan jins belel, ada handuk kecil melingkar di lehernya.Nampak, Papa Panji tersenyum melihat penampilan menantunya. Lelaki yang dulu pernah diasuhnya terlalu gagah dalam kostumnya pagi ini."Gantilah, bajumu. Nggak pantas, masa bendahara PO pakai baju kaya gitu," protes Papa."He he, Sean kali ini, mau mencoba truk yang baru, Pah. Tadi pagi, Fadli sudah bilang ada lima truk pengangkut pasir datang, semuanya dalam keadaan baru. Semoga bisnis aku kali ini sukses, Pah." Sean bersemangat dengan bisnis barunya."Oke, Papa paham dirimu, jangan terlena. Dira lebih butuh perhatianmu. Jangan lupa besok, jemput Marni, biar gajiannya Papa yang urus.""Baik, Pah."Sean merasa kini harus membuka peluang bisnis yang baru dan menjanjikan.Tiba-tiba, ada uluk salam dari luar. Terlihat Tiara datang bersam

  • Jodoh Wasiat Ibu   Pulang ke Malang

    Malam ini adalah malam terakhir di kata Batam. Kota yang pernah membesarkan bisnis Sean, kota impian yang ingin ditaklukkan oleh pria ganteng itu. Namun, kini semua hilang sudah. Sejak pernikahan dalam perjodohan dengan Dira, teman masa kecilnya, menjadikan impian itu kini terkubur dalam-dalam. Setelah mengalami banyak bertubi-tubi ujian dari Allah.Dua buah hati, Raska dan Aisyah menjadikan rumah tangganya menjadi lebih dewasa lagi.Cobaan hidup Dira tak berhenti sampai di sini saja. Dirinya harus melawan emosi dan rasa percaya dirinya yang hilang.Untung, Sean adalah lelaki yang tahan bantingan. type yang setia ada pada dirinya. Akan tetapi, lagi-lagi krisis percaya diri istrinya mencuat, bila hal tersebut hadir, Dira langsung terdiam, mengunci dirinya dalam kamar, hanya menangis sepanjang hari. Di hadapan Sean, ada sepuluh koper lebih, semua akan dibawa ke kota Malang, Kota kelahirannya. Kota di mana ada kenangan tersendiri."Mbak Murni, apa semua sudah siap? punya dedek juga?" ta

DMCA.com Protection Status