Share

Bab 602

Penulis: Jus Pir
Semua orang berkomentar. Pada saat yang sama, mereka bergegas kembali ke perusahaan masing-masing untuk merilis berita eksklusif ini.

Setelah menerima kabar, Jesse menoleh ke belakang dan berkata, “Pak Boris, sudah beres.”

“Oke, antar aku ke perusahaan,” jawab Boris dengan suara pelan. Kemudian, dia memejamkan mata dan bersandar di kursi belakang, diam tak bergerak.

Shella yang duduk di sampingnya tidak berani mendekat. Dia hanya bisa duduk di sisi lainnya tanpa bergerak sedikit pun. Hingga mobil yang membawanya berhenti di depan pintu perusahaan dan Boris turun dari mobil, Shella segera berkata, “Pak Boris, saya ....”

Boris tidak melihat Shella, apalagi bicara dengannya. Boris hanya menyerahkan segalanya kepada Jesse. Biar saja Jesse yang urus.

Setelah Boris masuk ke perusahaan, Jesse berkata kepada Shella, “Sopir akan antar kamu pulang. Sampai di rumah, biar sopir yang buang pakaian yang sekarang kamu pakai. Setelah itu, kamu tetap diam di rumah, jangan muncul di depan publik dulu. K
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Siti Saibah Pua Luka
mahendra terpancing gk ya?? lalu bagaimana dgn maudy yg sdg mencari 'kakak' yg sangat 'digilainya' itu?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 603

    Sementara itu, di rumah Tyara. Mahendra terus memperhatikan masalah itu. Sepanjang malam dia diselimuti oleh kegelisahan. Bahkan beberapa kali dia ingin menelepon Tyara untuk menanyakan situasinya.Setelah berita di internet, hatinya yang gelisah akhirnya menjadi lega. Dia melihat foto dan video Boris keluar dari hotel bersama “Tyara”. Senyum lebar seketika menghiasi wajahnya. Dia diam-diam berkata pada dirinya sendiri. Kali ini, dia akan menghancurkan Boris sepenuhnya.Mahendra tidak membuang-buang waktu. Dia segera mengambil tindakan selanjutnya. Dia membuka laptop Tyara dan mengirimkan sebuah artikel secara anonim.“Aku adalah staf yang kerja bersama Bu Tyara. Sebenarnya Bu Tyara bukan pacar Pak Boris. Karena Pak Boris tidak ingin bercerai, Bu Tyara sudah putuskan hubungan dengan Pak Boris. Tapi Pak Boris ancam dia dengan pekerjaan. Pak Boris bahkan menghentikan semua pekerjaan Bu Tyara.”“Tadi malam Bu Tyara pergi ke hotel untuk memohon pada Pak Boris soal itu. Dia memohon agar Pak

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 604

    Internet adalah dunia yang sangat luas. Begitu sebuah berita tersebar, semua orang akan mengetahuinya.Begitu bangun, Jeni langsung melihat berita tersebut. Ditambah dengan bombardir panggilan telepon dari Caca, Jeni bisa mengetahui detailnya tanpa melihat berita di internet. Jeni terdiam selama beberapa menit. Hatinya tidak bisa tenang. Meskipun Boris bukan siapa-siapa bagi Jeni dan juga tidak ada hubungan langsung dengan Jeni, tetap saja masalah ini ada hubungan dengan Zola.Zola adalah orang yang paling penting bagi Jeni, lebih penting dari siapa pun. Jadi Jeni tidak bisa menahan diri lagi. Dia juga tidak bisa berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Sejauh ini, sudah lima hari Zola tidak dapat dihubungi.Jika sebelum kejadian ini, Jeni masih bisa menahan diri. Demi keselamatan Zola, juga agar Zola tidak diganggu Mahendra. Namun setelah muncul kejadian ini, apakah Jeni masih bisa menahan diri dan duduk diam saja? Tidak mungkin bisa.Jeni bangun dari tempat tidur, lalu mandi dan berganti

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 605

    Jeni merasa sedikit aneh. Tedy bisa saja menyuruh sekretarisnya turun dan membawanya ke atas, atau memberitahu bagian resepsionis untuk membiarkan Jeni langsung naik. Mengapa pria itu malah turun sendiri?Namun, Jeni tidak bertanya apa pun. Dia hanya mengikuti Tedy masuk ke lift. Di dalam lift hanya ada tiga orang. Suasananya sangat sunyi dan canggung.Tedy terus melihat Jeni dari ujung matanya. Dia pun berinisiatif memecah keheningan di antara mereka.“Kamu datang karena masalah Zola, kan?” tanya Tedy.Jeni tidak menyangkal. Dia menganggukkan kepala dan bertanya, “Aku sudah lihat berita di internet. Boris benar-benar bersama Tyara?”Tedy mengerutkan kening. Begitu tahu Jeni datang ke sini, dia sudah mengira Jeni datang karena masalah ini. Hanya saja, jantung Tedy tetap saja berdebar-debar, seakan-akan sedang menantikan sesuatu yang lain. Namun, pada saat mendengar Jeni mengakuinya secara langsung, ada sedikit rasa kecewa di dalam hatinya.Tedy tersenyum tipis dan menjawab, “Seharusnya

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 606

    Bagaimana mungkin Tedy tidak tahu kecerdikan Jeni? Dia tidak ingin menyulitkan Jeni. Oleh karena itu, dia berkata, “Kalau kamu benar-benar ingin bertemu dengan Zola, satu-satunya cara hanya dengan pergi ke rumah keluarga Morrison dan minta mama mertuanya Zola bawa kamu ke sana. Kalau aku yang bawa kamu ke sana, Boris pasti nggak akan kasih masuk.”Setelah mendengar jawaban Tedy, Jeni pun terdiam sejenak. Setelah berpikir cukup lama, dia baru bertanya, “Kamu bisa temani aku?”Jeni tidak akrab dengan Rosita. Kalau dia tiba-tiba pergi ke sana, belum tentu dia bisa bertemu dengan Rosita. Jadi dia harus meminta bantuan Tedy.Tentu saja Tedy tidak akan menolak. Dia melihat jam tangannya sebentar. Mau tidak mau rapat harus ditunda hingga sore hari.“Boleh tunggu aku lima menit saja?” tanya Tedy.“Oke.” Jeni menganggukkan kepala.Kemudian, Tedy keluar dari ruangannya. Di kantor tinggal Jeni seorang diri. Saat ini dia baru punya waktu untuk melihat dekorasi dan barang-barang yang ada di ruangan

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 607

    “Kalau begitu, dia bisa saja bawa Zola ke rumah kami. Kenapa harus biarkan Zola sendirian di vila?”Rosita masih saja tidak bisa terima. Setiap kali memikirkan Boris yang menipunya, juga memikirkan Zola yang sudah sendirian selama beberapa hari, Rosita merasa sangat bersalah pada Zola. Zola sedang mengandung anak Boris, cucu keluarga Morrison, tapi bagaimana cara keluarga Morrison memperlakukan Zola? Semakin dipikirkan semakin sakit hati rasanya.Sementara itu, Jeni hanya mengatupkan bibirnya dan diam saja. Dia tahu Rosita sangat baik pada Zola. Jadi dia pun berinisiatif membujuk Rosita, “Tante jangan khawatir. Zola pasti baik-baik saja. Pak Boris punya alasannya sendiri. Sampai di sana kita bisa bertemu Zola. Untuk urusan lainnya, kita bicarakan lagi setelah bertemu Zola. Tenangkan diri dulu, Tante.”Jeni tersenyum tipis. Ditambah lagi wajahnya yang memang sudah cantik, membuat orang yang melihatnya merasa hangat dan nyaman.Rosita pun berkata, “Teman Zola gadis baik juga seperti dia.

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 608

    Zola menggelengkan kepalanya. Jeni menyerahkan ponsel kepadanya dan berkata, “Seberapa banyak yang kamu ketahui tentang Boris dan Tyara? Mereka nggak benar-benar punya hubungan, kan?”Zola menggenggam erat-erat ponsel di tangannya. Kedua matanya fokus membaca berita di internet. Dia tidak tahu apa-apa, apalagi yang terjadi luar sana. Saat melihat berita Tyara dan Boris di internet, Zola hanya merasa sangat bingung. Raut wajahnya sangat kaku. Jadi Boris mengurungnya di sini, tidak mengizinkannya keluar, hanya untuk bersama Tyara?Zola menundukkan kepala dan mengembalikan ponsel ke Jeni, lalu berkata dengan tenang, “Aku nggak apa-apa. Terima kasih kalian sudah datang ke sini. Dia bilang nggak kapan boleh biarkan aku keluar?”Tak satu pun dari ketiganya menjawab. Melihat hal itu, Zola pun langsung mengerti. Mereka datang tanpa sepengetahuan Boris. Dengan kata lain, jika Boris tahu, Boris juga tidak akan mengizinkan mereka datang.Zola merasa konyol. Jika Boris ingin mempublikasikan hubung

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 609

    Boris tidak menjawab pertanyaan itu. Dia hanya berkata, “Kalau nggak ada urusan lain, aku tutup dulu, Ma.”Boris baru saja selesai bicara. Rosita bahkan belum sempat menghentikannya. Tiba-tiba Zola sudah mengambil ponsel dari tangan Rosita. Zola menatap ibu mertuanya dengan maksud menenangkannya. Kemudian, Zola baru mendekatkan ponsel ke telinganya.“Boris, kalau kamu benar-benar ingin bersama Tyara, kamu boleh langsung beritahu aku. Aku nggak akan lakukan hal buruk pada anak karena hubungan kalian. Tapi kamu nggak ngomong apa-apa, malah pakai cara seperti ini. Kamu nggak merasa kamu sudah keterlaluan?”Tut … tut ….Zola baru saja selesai bicara, Boris langsung tutup telepon. Tanpa memberikan jawaban apa pun. Seolah-olah mendengar suara Zola sangat menjengkelkan bagi Boris.Zola mengerutkan bibirnya sambil tersenyum tipis, tapi hatinya dipenuhi dengan rasa pahit. Dia tidak ingin menunjukkan perasaannya, jadi dia hanya menatap semua orang tanpa gejolak emosi.“Karena dia bilang tunggu d

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 610

    “Aku percaya, aku benar-benar percaya, Boris. Aku tahu kamu punya kemampuan itu. Tapi kamu dengarkan aku dulu, oke?”Tedy merasa dirinya benar-benar korban pelampiasan yang tidak bersalah. Karena mendapati Boris diam saja, dia pun segera menjelaskan, “Aku akui aku yang nggak bisa tolak permintaan Jeni. Tapi sudah berhari-hari, Zola nggak pernah kelihatan. Kamu rasa keluargamu benar-benar nggak akan curiga? Kalau kakekmu yang turun tangan sendiri, gimana kalau sampai dia sakit? Ada baiknya sekarang mama kamu tahu hal ini. Kalau kamu nggak mau Zola pergi dari sini, aku akan bicara baik-baik dengan mama kamu. Boleh, nggak?”Boris tidak langsung menjawab. Dia hanya menyipitkan matanya dan melihat ke kejauhan. Wajah tampannya sudah tampak serius sejak dia mendengar suara Zola barusan. Selain dirinya, tidak ada yang tahu bagaimana perasaan Boris saat mendengar pertanyaan Zola.Setiap kali memikirkannya, Boris tanpa sadar mengerutkan keningnya. Tubuhnya memancarkan aura yang sangat dingin.“B

Bab terbaru

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 661

    Namun, karya desain bagus saja tidak cukup. Harus memiliki nuansa desain dan gaya yang unik juga agar dapat meninggalkan kesan yang mendalam sekali dilihat orang. Zola membantu revisi dan memberi mereka arah inspirasi baru. Draf desain saat ini sepenuhnya dipoles berulang kali, buat lagi, dipoles lagi.Zola sibuk sampai jam pulang kerja. Dia memeriksa ponselnya, berencana makan di luar bersama Jeni sebelum pulang. Sejak pindah kembali ke apartemen, si bibi belum pernah datang untuk menyiapkan makanan. Zola tidak ingin bertanya dulu. Sedangkan dia sendiri malas mau masak. Jadi dia memilih makan di luar.Namun, baru saja Zola dan Jeni masuk ke mobil dan hendak berangkat ke restoran, ponsel Zola tiba-tiba berdering. Telepon dari Boris.Zola memegang erat ponselnya dan tertegun sejenak, tidak langsung mengangkat telepon, lalu Jeni berkata, “Angkat saja.”Jeni langsung menepikan mobilnya dan menunggu Zola mengangkat telepon. Zola menekan tombol jawab, lalu suara Boris datang dari ujung tele

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 660

    “Memang medan perang, kan? Bahkan medan perang di dalam sana jauh lebih sulit untuk dihadapi daripada yang di luar,” goda Jeni.Zola tersenyum, lalu dia keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Akhir-akhir ini Jerico sedang memulihkan diri di rumah. Setelah mengetuk pintu, Zola membuka pintu dan masuk. Begitu melihat Zola, Jerico langsung bertanya, “Kenapa kamu datang ke sini?”Sikap dingin Jerico membuat Zola diam sejenak, tapi dia sudah terbiasa. Jadi, Zola merasa tidak apa-apa. Dia menatap ayahnya dan berkata, “Ada yang ingin aku tanyakan pada Papa.”Jerico melihatnya sekilas. “Mau tanya apa?”Zola mengerutkan bibirnya. Pada akhirnya, dia segera bertanya, “Aku ingin tanya soal Budi. Budi sudah jadi sekretaris Papa bertahun-tahun. Kenapa dia tiba-tiba berkhianat? Selama ini Papa selalu baik padanya. Apakah dia ada kesulitan atau rahasia yang nggak bisa dikatakan?”Begitu Zola selesai bicara, raut wajah Jerico langsung berubah. Dia memelototi Zola dengan tidak senang.“Zol

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 659

    Usai berkata, Boris berjalan keluar sambil berkata, “Aku panggil dokter dulu untuk periksa kamu. Nanti sudah boleh keluar dari rumah sakit.”Mata Zola mengikuti sosok Boris. Kata-kata Boris terulang-ulang terus di dalam otaknya. Dibandingkan Sandra yang cerdas, Zola lebih cocok menjadi istri Boris? Maksud Boris, Zola kurang cerdas?Zola yang sedang hamil sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sedang melalui proses otak tidak bisa berpikir dengan cepat selama kehamilan. Setelah berpikir lama, dia masih tidak mengerti maksud Boris. Apakah Boris sedang memujinya? Namun, sepertinya itu tidak sepenuhnya memuji.Setelah melalui pemeriksaan, dokter memastikan Zola tidak apa-apa. Semuanya stabil. Dia pun dipulangkan. Boris yang mengantarnya kembali ke apartemen. Sepanjang perjalanan pulang, Zola dan Boris tidak bicara. Karena Boris menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengangkat telepon.Boris tampak sangat sibuk, tapi Boris tetap menemani Zola. Zola memperhatikan wajah Boris dari sam

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 658

    Zola juga tercengang. Sandra ingin memberi Boris saham? Dia semakin fokus memperhatikan Boris, tidak ingin melewatkan ekspresi apa pun di wajah pria itu. Apakah Boris akan terharu?“Kamu jangan salah paham. Aku nggak ingin lakukan apa pun. Ini bentuk ketulusanku. Kamu tahu, kelak aku akan ambil alih Gordi Group. Tapi aku tahu seberapa besar persaingan dalam dunia bisnis. Aku butuh penopang. Aku tahu kamu nggak ada perasaan apa pun padaku, juga nggak mungkin menikah denganku. Tapi aku butuh kerja sama jangka panjang dengan Morrison Group.”“Ini bukan masalah kecil. Aku belum bisa kasih jawaban.”“Kalau begitu, kamu pertimbangkan dulu.”Boris menutup telepon. Wajahnya tampak dingin. Zola tidak mendengar semua percakapan antara Boris dan Sandra, tapi Zola mendengar jelas setiap kata yang Boris ucapkan. Setelah panggilan telepon berakhir, Boris meletakkan ponselnya. Dia spontan melihat ke arah Zola. Tidak disangka, Zola sedang memperhatikannya. Saat mata keduanya bertemu, Zola sama sekali

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 657

    Zola menyadari kalau dirinya semakin tidak memahami Mahendra, bahkan boleh dibilang dia merasa seperti tidak pernah memahami pria itu sebelumnya. Apa tujuan Mahendra melakukan hal ini?Zola tidak bisa menemukan jawaban yang masuk akal. Jadi dia tidak menanggapi pertanyaan Boris. Suasana pun menjadi sunyi senyap. Sesaat kemudian, ponsel Boris berdering. Sandra yang meneleponnya.“Kamu nggak di kantor?”“Ada urusan?”“Iya, ada sedikit urusan. Soal proyek kerja sama. Aku baru saja dapat kabar, ada perusahaan real estate asing yang berencana datang ke Kota Binru untuk berinvestasi. Kalau kita bisa dapatkan kerja sama ini, itu akan sangat membantu untuk go public nanti. Jadi kamu mau pertimbangkan, nggak?”Meskipun Morrison Group merupakan sebuah perusahaan besar, sampai saat ini Morrison Group belum mendaftarkan diri ke bursa efek. Baik Boris maupun keluarganya tidak peduli dengan hal itu. Jika Morrison Group mau go public, pasti sudah go public sejak kepemimpinan Hartono. Namun nyatanya t

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 656

    Setiap kali memikirkan hal itu, Boris pasti berpikir kalau Zola ingin berpisah dengannya demi Mahendra. Akan tetapi, pesan Guntur terngiang kembali di benaknya. Sekarang Zola tidak boleh emosi, harus tetap dalam suasana hati yang baik. Sehingga kata-kata yang sudah sampai di ujung bibirnya akhirnya ditelan kembali.Zola menatap Boris, mengira pria itu ingin mengatakan sesuatu lagi. Jadi dia menatap Boris dalam diam. Kata-kata Boris barusan membuat Zola merasa hatinya seperti dicengkeram dengan erat hingga membuatnya sulit bernapas.Namun, beberapa saat berlalu. Boris tak kunjung bicara. Zola menatapnya dengan bingung dan berkata, “Mau ngomong apa ngomong saja.”Sikap Boris melembut, tidak sekeras tadi. Dia menatap Zola sambil berpikir keras. Kemudian, dia menanyakan keraguan yang selalu Boris sembunyikan di dalam hatinya.“Aku hanya mau tanya satu hal. Katakan padaku, apakah kamu pernah pacaran dengan Mahendra?”Zola mengerutkan kening, tampak semakin bingung. “Boris, sebenarnya apa ya

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 655

    “Oke, aku mengerti.” Boris menjawab dengan serius, seperti seorang murid yang penurut.Guntur jarang melihat reaksi seperti itu dari Boris. Dia spontan tertawa dan berkata, “Baguslah kalau kamu bisa bekerja sama seperti ini. Kakek dan orang tuamu belum tahu. Perlu beritahu mereka?”Boris menatap Guntur dan bertanya balik, “Menurutmu?”Guntur terus tertawa. “Oke, oke, aku mengerti. Kalau begitu aku kerja dulu. Kamu temani Zola. Kalau dia bangun, dia boleh sarapan.”Boris menganggukkan kepala. Guntur pun pergi. Beberapa menit kemudian, Zola membuka matanya dan mendapati dirinya sedang berada di rumah sakit. Dia spontan mengangkat tangannya dan memegang perutnya. Setelah merasakan perutnya yang buncit, dia baru merasa lega.Zola ingat Jeni mengantarnya ke rumah sakit dan dia diperiksa oleh dokter. Namun saat itu, dia benar-benar sudah terlalu lelah. Dokter juga memberinya obat yang boleh diminum ibu hamil. Jadi dia tidur sampai sekarang baru bangun.Zola bangun dan duduk. Begitu duduk, di

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 654

    Boris punya kebiasaan marah ketika dibangunkan dari tidurnya, apalagi kalau dibangunkan secara tiba-tiba. Akan tetapi, sebelum dia bisa melampiaskan kekesalannya, suara yang masuk telinganya langsung membuat matanya terbelalak lebar.“Zola lagi di UGD rumah sakit?” tanya Boris dengan suara serak.“Kamu nggak tahu?”“Kenapa dia ke rumah sakit jam segini?”Boris mengangkat selimutnya dan turun dari tempat tidur. Sambil mengganti pakaian, dia bertanya kepada Guntur dengan wajah serius. Guntur bilang kalau muridnya yang melihat Zola. Zola baring di ranjang pemeriksaan, sepertinya baru selesai diperiksa. Dia masih belum tahu bagaimana situasi jelasnya.Boris tidak banyak bicara. Setelah menjawab singkat, dia langsung menutup telepon. Wajah tampannya tampak tegang. Rahangnya mengeras sampai seolah-olah bisa hancur kapan saja. Dia bahkan tidak sempat memakai sepatu lagi. Dia langsung mengambil kunci dan keluar.Boris mengebut sepanjang jalan. Dia mencoba menghubungi ponsel Zola, tapi Zola tid

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 653

    Manusia sangat mudah membiasakan diri. Begitu sudah terbiasa, manusia bisa saja melupakan semua hal negatif yang pernah dialaminya sebelumnya.“Apakah aku sudah kehilangan diriku sendiri?” tanya Zola kepada Jeni.Jeni memikirkannya dengan serius. “Sayang, kalau kamu sudah mempertanyakan apakah kamu sudah kehilangan dirimu sendiri, menurutku kamu benar-benar perlu merenungkan diri dulu.”Karena kata-kata Jeni barusan, Zola pun jadi berpikir keras. Benar, dia bahkan sudah mempertanyakan dirinya sendiri. Apa yang akan dipikirkan orang lain?Zola bangun dan duduk di sofa, lalu berkata dengan yakin, “Aku percaya aku masih diriku yang dulu. Aku nggak akan kehilangan diri sendiri demi siapa pun.”“Ini baru betul.”Keduanya saling menatap dan tersenyum. Di malam hari, Zola rela mengeluarkan uang mentraktir Jeni makan mie, sebagai penghargaan kepada Jeni karena telah memberinya pencerahan dan semangat. Saat itu, Jeni merasa sangat kesal. Ingin rasanya memarahi Zola.Zola justru berkata, “Maklum

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status