"Telingaku sampai bisa mendengar suara tamparan, pasti sakit sekali. Sungguh konyol sekali.”"Tyara selalu mengaku sebagai dewi polos, tapi ucapannya yang katanya untuk menasihati pasangan itu jelas-jelas sengaja bikin keributan!" "Kali ini aku dukung Zola. Benar-benar jangan terlalu sombong." Tyara melihat akun sosial medianya yang dihujani komentar, penggemarnya tidak berani bersuara karena komentar orang-orang lainnya. Melihat satu demi satu komentar yang merendahkan dirinya, Tyara hampir frustasi. Dia membanting ponselnya sambil berteriak, "Zola ini benar-benar ingin menghancurkan aku, ya?"Manajernya, Kak Lily juga ikut memasang raut serius dan berkata, “Tyara, sudah kubilang jangan sembarangan bicara. Sekarang harus bagaimana?”Bagaimana? Kita lihat saja nanti. Tyara tidak akan membiarkan Zola terlalu lama merasa bangga. Karena surat permintaan maaf dan kompensasi yang harus diberikan, Tyara akhirnya menjadi bahan tertawaan. Boris berniat memberinya pelajaran, jadi dia tidak me
Boris bertanya, “Kenapa keluarga korban ingin segera menguburkan para korban? Menurutmu apa alasannya?”Jesse tertegun sejenak. Setelah berpikir dengan serius, lelaki itu menjawab, "Kalau mereka hanya ingin korban tenang, kenapa nggak bersikeras sejak awal?""Iya, sekarang situasinya makin rumit dan mereka malah makin mendesak," kata Boris sambil menyipitkan mata.Tatapannya dingin dan datar. Dia berkata, "Bilang dengan pihak kepolisian bahwa saya ingin mengajukan permohonan autopsi. Morrison Group memiliki keraguan terhadap kasus ini, dan beberapa hal hanya bisa dijawab melalui pemeriksaan forensik."Jika tidak ada masalah, dia bersedia bekerja sama dengan keluarga korban, karena korban yang sudah meninggal dan harus dihormati. Namun, jika ada hal-hal yang mencurigakan, maka dia tidak bisa mengikuti permintaan mereka begitu saja.Jesse segera menghubungi pihak kepolisian, lalu kepolisian pun memberi tahu keluarga korban. Mendengar pemberitahuan ini, keluarga korban merasa sangat tidak
Setelah Jesse melapor ke polisi, mereka segera tiba di lokasi. Situasi sempat tegang, tetapi polisi menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan para keluarga korban itu melanggar hukum. Jika tidak bekerja sama maka akan ditahan. Akhirnya, kerumunan itu pun perlahan-lahan bubar dengan tidak rela dan juga takut.Meskipun orang-orang telah membubarkan diri, masalah ini justru makin panas di internet. Zola tentu saja sudah mengetahuinya. Karena kejadian kemarin, dia tidak pergi ke kantor dan sementara bekerja dari apartemen neneknya.Dia dan Jeni duduk di sofa sambil membaca berbagai komentar di internet. Ada satu komentar dengan jumlah suka yang tidak terlalu banyak, tetapi menarik perhatian Zola. Dengan kening berkerut, perempuan itu berkata,“Kamu bilang keluarga korban nggak mau kompensasi tapi juga menolak autopsi, tapi terus menuntut keadilan. Bukankah itu sedikit bertentangan?”“Memang aneh, tapi Boris seharusnya juga memikirkan poin ini, ‘kan?”Zola tidak menjawab, tetapi ekspresinya
“Pak … Pak Boris, kamu nggak akan menyangkal bahwa adikku yang mengalami kecelakaan di proyek konstruksi Morrison Group, ‘kan?”“Sekarang dia sudah tiada, kami juga nggak membutuhkan kompensasi. Kami hanya ingin Anda mengakui bahwa kecelakaan ini memang disebabkan oleh kelalaian dari pihak perusahaan. Kalau begitu, urusan kita bisa dianggap selesai."Boris menatapnya dan menjawab, "Kecelakaan ini belum jelas penyebabnya, tetapi kamu sudah ingin Morrison Group mengakuinya? Setahu saya, kondisi keuangan keluargamu nggak begitu baik, apalagi dengan anak yang perlu dinafkahi. Kamu yakin nggak ingin kompensasi?"“Kami ingin orangnya, bukan uang. Bisakah kamu mengembalikan nyawa keluargaku? Kami memang miskin, tapi kami nggak akan menjual anggota keluarga kami,” ujar istri korban berbicara dengan sangat emosional.Boris menatap dengan dingin dan berkata, “Jadi kalian sudah yakin bahwa ini kecelakaan saja dan bukan ulah manusia?”“Tentu saja kecelakaan. Kecelakaan yang terjadi karena material
Jesse merangkum apa yang terjadi di internet dengan menyebut “Para tokoh sukses dari berbagai industri” meskipun sebenarnya yang terjadi lebih besar daripada itu.Dia menyerahkan tangkapan layar yang dikirimkan dari departemen humas kepada Boris. Totalnya ada puluhan akun resmi yang mengunggah pernyataan dukungan.Di antara perusahaan dan tokoh sukses tersebut, tidak semuanya memiliki hubungan kerjasama dengan Morrison Group, bahkan beberapa tidak pernah berhubungan sama sekali, termasuk beberapa yang berasal di luar negeri, yang jelas-jelas tidak ada kaitannya.Melihat kejadian ini, Boris tenggelam dalam pikirannya. Apa sebenarnya yang terjadi? Siapa yang mengendalikan ini semua? Lelaki itu termenung cukup lama, tetapi tidak dapat memikirkan siapa yang mungkin terlibat dalam hal ini.Dia menatap Jesse dengan serius dan bertanya, “Apakah kamu tahu siapa yang melakukannya?”“Nggak tahu, saya sudah cek satu per satu perusahaan dan tokoh yang mengeluarkan pernyataan dukungan. Tidak ada ke
Boris menatap Jesse dengan datar bertanya, "Bagaimana?"Lelaki itu menyerahkan laporan pemeriksaan yang dia dapat dari pihak medis kepada Boris dan menjawab, “Sama dengan dugaan Anda."Boris mengambilnya dan melirik sekilas pada laporan tersebut. Di laporan tersebut tertulis jelas, bahwa si korban menderita kanker lambung dan diperkirakan hanya memiliki waktu hidup lebih dari satu bulan. Jadi, semuanya menjadi jelas.Karena korban memiliki penyakit ganas, keluarganya pun sudah menyadari hal ini. Alasan mereka menolak autopsi adalah karena takut Boris dan polisi akan menemukan fakta tersebut. Kini terlihat, semuanya sudah direncanakan sebelumnya.Boris menyipitkan matanya dan memasang raut dingin sambil berkata, “Biarkan Pak Jodi yang menunjukkan laporan ini pada mereka. Saya ingin tahu bagaimana mereka akan membela diri."Jesse mengangguk dan turun untuk masuk ke kantor polisi. Dia menyerahkan laporan itu kepada Jodi. Melihat laporan tersebut, Jodi bertanya, "Apakah situasi ini benar?"
Ketika berhadapan dengan permohonan dari keluarga korban, Jesse segera meminta petunjuk dari Boris, “Pak Boris, menurut Anda apakah kita masih perlu menuntut pertanggungjawaban mereka?”Boris terdiam sejenak, kemudian dengan nada datar berkata, “Biar mereka menerima wawancara media dan mengungkapkan semuanya. Meskipun mereka sebagai keluarga inti mungkin bukan dalang dari rencana ini, keinginan mereka untuk meraih keuntungan sudah jelas.”“Kalau Morrison Group mengalah, itu berarti mereka berhasil. Jadi, tanggung jawab yang harus mereka pikul nggak akan dibatalkan. Sedangkan untuk kompensasi, urusan mereka mau menerimanya atau nggak. Kita biarkan pihak polisi yang menentukan jumlah kompensasi yang sesuai.”Dalang utama dalam insiden ini adalah sepupu korban, jadi sudah sewajarnya dia bertanggung jawab penuh atas akibatnya. Namun, sebelum itu, Boris ingin mendapatkan pengakuan dari mulutnya. Jadi setelah berpikir sejenak, dia memberi instruksi pada Jesse, “Cari cara untuk membawa orang
Pria itu tidak menjawab dan berkata, “Apa yang kalian lakukan ini melanggar hukum! Aku akan melaporkan kalian sudah berkolusi dengan polisi untuk menindas orang, ini melanggar hukum … Ah!”Salah satu pengawal yang berdiri di dekatnya langsung menendang lelaki itu ketika melihat sikapnya. Tatapan dingin Boris sekilas mengarah ke pengawal itu, lalu dengan tenang dia berkata, “Biarkan dia duduk untuk berbicara denganku.”Pengawal itu segera mengerti dan menarik lelaki tersebut. Dia mendudukannya di sofa yang ada di hadapan Boris. Suara lelaki itu sudah serak, mungkin karena terus berteriak sejak keluar dari kantor polisi.Boris menatapnya dengan dingin dan berkata, “Menurutmu, kalau aku bisa membawamu keluar dari kantor polisi, aku akan membiarkanmu melaporkan bahwa aku berkolusi dengan pihak kepolisian?”“Apa yang mau kamu lakukan? Kuberi tahu, kamu nggak boleh sembarangan, kalau nggak ….”“Kalau nggak kenapa?” Boris tertawa sinis. “Kamu mau meminta orang yang memerintahmu untuk melapork