Share

Bab 438

Itu adalah telepon dari Boris.

Zola menatap Jeni dan berkata, “Kalau itu Audy, berarti masuk akal. Karena dia nggak suka denganku dan menganggapku selalu mengejar Mahendra.”

“Mereka bersaudara benar-benar sakit jiwa. Sudah, kamu cepat angkat teleponnya.”

Jeni memang tidak pernah menyukai Mahendra dan Audy. Mendengar itu Zola hanya tersenyum tipis sambil menekan tombol terima panggilan. Suara hangat lelaki itu terdengar seketika. Dia bertanya, “Kamu minta Jeni naik mobil kantormu kembali.”

“Hmm?”

Zola langsung memandangi sekitar dan menemukan plat mobil familiar di kejauhan. Suara di telinganya kembali terdengar, “Kamu naik mobilku, ya?”

Suara lelaki itu terdengar lembut dan penuh nada permohonan. Zola tersenyum karena teringat kembali dengan perkataan lelaki itu ketika di ruangan istirahat tadi dan membuat hatinya tersentuh. Dengan suara rendah, dia menyetujui permintaan lelaki itu.

Setelah sambungan terputus, Jeni memutar bola matanya dan berkata, “Romantisnya nggak bisa disembu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Siti Saibah Pua Luka
makin greget dan bikin penasaran.. zola,, boris itu cinta sm kamu... sampe sgitunya usut siapa lucia... thor,, lanjutannya doong...
goodnovel comment avatar
MSari
kasi byk lagi sambungan bab nya min.. bosan nungguin sambungan..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status