Yogi melihat Hans yang selama ini selalu terlihat lembut dan diam, saat ini memancarkan tatapan permusuhan di matanya dengan urat-urat yang menonjol di keningnya.Hati Yogi terasa tertusuk.Sebenarnya apa yang dialami Hans selama ini, hingga membuatnya kehilangan kendali seperti ini.Seketika Yogi merasakan rasa perih di pelupuk matanya dan tenggorokannya tercekat.Yogi bahkan tidak berani untuk mendapatkan pengakuan Hans.Setelah beberapa saat, Yogi berkata dengan suara beratnya, "Meskipun aku nggak tahu apa yang terjadi, aku yang sudah membuatmu menderita, aku nggak berharap mendapat pengakuanmu. Aku cuma mau kamu kasih aku kesempatan untuk memperbaikinya, merawat dan membantu mengembalikan ingatannya."Hans menatap mata pekat Yogi cukup lama, akhirnya perlahan melepaskan cengkeramannya, lalu berkata dengan matanya yang sedikit merah, "Kalau terbukti kamu yang mengecewakan ibuku, aku nggak akan pernah memaafkanmu!"Setelah itu Hans berbalik dan masuk ke kamar rawat.Yogi menghela nap
Sudah lama sejak Wano dan Yuna melakukannya, sehingga keduanya sulit mengendalikan reaksi insting tubuh mereka.Setelah adegan mempesona itu, Wano mengecup sayang Yuna dengan rasa puas.Tatapan mata Wano masih dipenuhi gairah."Apa sudah nyaman Nyonya Lasegaf?"Wajah Yuna seketika berubah merah, lalu menatap nyalang pada Wano, "Kamu nggak tahu malu Wano, aku sudah memohon tapi kenapa kamu nggak berhenti juga?"Wano menunduk mendekati Yuna dan terkekeh pelan, "Kamu nggak memohon sayang, kamu jelas-jelas menggodaku sehingga aku nggak bisa berhenti, lagian bukannya barusan kamu ...."Wano belum selesai bicara ketika Yuna menutup mulutnya."Berani kamu ngomong macam-macam, aku nggak akan peduli padamu lagi."Wano tersenyum dan mencium tangan kecil Yuna, "Oke, aku nggak ngomong lagi. Mulai sekarang aku akan menuruti istriku, kalau istriku bilang lebih cepat, kita akan bergerak lebih cepat. Kalau istriku bilang berhenti, kita berhenti. Seperti itu oke?""Tutup mulutmu!"Yuna mendorong Wano m
Mendengar nama itu membuat Wano dan Yudha saling menatap.Wano tidak pernah menyangka Juna akan mengabaikan persahabatannya dengan Keluarga Lasegaf selama bertahun-tahun, serta menjadi budak orang lain demi membalaskan dendam Qirana.Wano dan Yuna benar-benar pasangan yang cocok. Dirinya punya ibu yang tidak peduli dengan hidup dan matinya, dan Yuna punya ayah bajingan yang tidak tahu apa-apa.Ada sedikit kegelapan di mata Wano.Sudah tidak bisa diperbaiki lagi ketika Vina melukai Wano dan Yuna. Kali ini dirinya tidak akan membiarkan Juna ikut menjadi penghalang di hubungannya dengan Yuna.Wano mengambil ponselnya lalu menelepon Yudi.Beberapa hari kemudian.Di sebuah lobi vila di pinggiran kota.Seorang pria dengan pakaian hitam terduduk di atas kursi roda, dengan ekspresi puas di wajahnya ketika mendengar laporan dari asistennya."Tuan, kerugian miliaran rupiah yang diderita Keluarga Lasegaf menjadi pukulan telak, dan Wendy putri mereka sangat cemas hingga beradu pendapat dengan para
Orang-orang yang memiliki lencana itu adalah para pemimpin organisasi yang tergabung dengan organisasi Blackgo.Jadi dalang yang ingin mengambil alih Keluarga Lasegaf adalah anggota dari organisasi Blackgo.Organisasi Blackgo adalah organisasi mafia bawah tanah. Mereka mempunyai kekuatan yang sangat besar, serta mengendalikan berbagai jalur ekonomi di berbagai kota negara Eskia.Kabarnya, para pemimpin keluarga besar di Eskia adalah para pemimpin di organisasi itu.Para pemimpin itu bersatu untuk memonopoli seluruh rantai industri Eskia.Dalam beberapa tahun ini perkembangannya sangat pesat, organisasi Blackgo sudah memperluas jangkauan hingga industri-industri lokal.Seseorang pernah meminta Wano bergabung dengan organisasi itu, dan menjanjikan pasar Eskia sebagai balasannya.Namun Wano tidak percaya organisasi Blackgo adalah dalangnya.Dengan kekuatan organisasi Blackgo, mereka tidak mungkin menghabiskan waktu lebih dari 20 tahun, untuk merencanakan kejatuhan sebuah perusahaan.Jadi
Wano terkejut ketika mendengar pertanyaan Marisa, "Nenek kenal orang di foto?"Marisa menatap wanita di foto lalu berkata dengan pelan, "Namanya Esther, dia adalah cinta pertama kakekmu tapi mereka nggak bisa bersama karena permusuhan keluarga. Kudengar mereka punya anak yang umurnya 1 tahun lebih tua dari ayahmu. Apa mungkin dia adalah anak di foto ini?"Perkataan Marisa seketika membuka pikiran Wano."Lalu apa yang terjadi dengan wanita itu?""Kudengar dia dan anaknya saat ingin pergi ke luar negeri mengalami kecelakaan di perjalanan menuju bandara."Wano mengernyitkan kening lalu melihat Marisa, "Apa kakek yang membunuhnya?""Sembarangan!" Marisa menatap Wano nyalang, "Apa kakekmu orang yang seperti itu? Hal itu dilakukan oleh adik kakekmu, yang ingin mengarahkan semua kesalahan padanya dan membuat Keluarga Mardigan menyalahkan kakekmu. Itu juga yang membuat Keluarga Mardigan melihat Keluarga Lasegaf sebagai musuh.""Tapi seharusnya wanita itu dan anaknya meninggal dalam kecelakaan
Yuna melihat Xena dan keluarganya setelah mengantar Marisa.Kain kasa menempel di kening Axel.Sepertinya Axel baru saja terluka.Yuna bergegas menghampiri dan bertanya dengan khawatir, "Kenapa kamu bisa terluka Axel? Sakit nggak?"Axel yang sudah menahan air matanya saat luka itu diobati, ketika melihat Yuna seketika menangis kencang.Axel mengulurkan tangan kecilnya ke arah Yuna dan berkata dengan suara sendunya, "Sakit, gendonglah aku, Tante."Maggie menghentikan Yuna di saat dia akan beranjak untuk menggendong Axel."Perut tantemu ada bayi, jangan minta tante mengendongmu."Dengan sedikit tidak rela Axel berkata, "Kalau begitu aku mau di cium, tante."Yuna memeluk leher Axel dan mengecup wajahnya, lalu berkata dengan sedih, "Kamu harus lebih berhati-hati, nggak boleh terluka lagi. Kalau kamu terluka nanti banyak mengeluarkan darah, dan itu nggak bagus untuk kondisimu, mengerti?"Axel mengangguk patuh, "Aku tahu, setelah ibu melahirkan adik, aku bisa di operasi."Yuna yang mendengar
Melihat mobil itu hampir menabrak ke dua orang itu, Maggie mendorong Yuna menjauh tanpa mempedulikan keselamatannya sendiri.Maggie terjatuh ke jalan disertai dengan suara dentuman yang keras. Jarak dia terpental cukup jauh dari mobil.Hal yang pertama kali dilakukannya adalah melindungi anak yang ada di dalam kandungannya.Saat dia terjauh ke jalan, dia terus melindungi perut dengan kedua tangannya.Sampai-sampai lengan Maggie berbenturan dengan kerasnya aspal di jalan yang menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.Pada saat yang sama, terdengar suara Xena yang tampak panik, "Maggie!"Dia bergegas menghampiri Maggie dan saat dia hendak memeluknya, terdengar suara dia yang tampak menahan rasa sakit, "Axel ada di mobil itu, cepat tolong dia."Xena menolehkan kepalanya dan kebetulan melihat mobil itu hendak mengarah keluar pintu gerbang.Dia segera berdiri dan tanpa mempedulikan apa pun mengejar mobil itu.Dia menggenggam setir erat-erat dan memulai pertarungan sengit dengan pria bertopeng
Melihat Maggie yang begitu tegar dan berani, hati Xena terasa tertusuk.Dalam ingatannya, Maggie hanyalah seorang gadis yang manja.Dulu, setiap kali jarinya tergores sedikit saja, dia pasti sudah langsung menangis.Namun saat ini, dia tampak begitu tenang menghadapi lukanya yang terbilang cukup serius.Sebenarnya apa yang sudah dilalui oleh Maggie? Selama tiga tahun terakhir ini dia sudah merawat Axel sendirian.Xena mengulurkan tangannya dan meletakkan tangannya di atas bibir Maggie. Dia berkata dengan suara serak."Kalau kamu nggak tahan dengan rasa sakit itu, kamu bisa menggigit punggung tanganku."Maggie menggelengkan kepalanya dengan lemah, "Aku baik-baik saja, kamu nggak perlu khawatir."Dia memang berkata seperti itu, tapi saat dokter membantunya untuk menyambung ulang lengannya, seluruh tubuhnya berkeringat deras akibat menahan sakit.Maggie menggertakkan giginya dengan keras.Dia meraih lengan Xena dengan kedua tangannya dan menusukkan kuku jari-jarinya di atas lengan itu.Na
Yuna segera mundur setelah Wano menyentuhnya.Dia menatapnya dengan ekspresi datar, lalu berkata, "Pak Wano, kita ini sudah bercerai, tolong jaga sikapmu. Saat ini aku sudah mempunyai pacar."Setelah mendengar perkataan Yuna, Wano merasa lega.Dia langsung tertawa dan berkata, "Beri aku waktu 20 menit."Selesai berbicara, dia berbalik badan dan pergi.Dari perkataan Yuna, Wano tahu bahwa wanita itu sedang memberi peringatan padanya agar tidak terlalu menampakkan kemesraan di tempat umum.Jika tidak, semuanya akan terungkap dan rencana mereka akan sia-sia.Tidak disangka ternyata Yuna mengakui Jeri sebagai pacarnya. Itu artinya Yuna sudah memaafkannya.Setelah memahami maksud dari perkataan Yuna, Wano pun pergi dan berjalan masuk ke mobilnya, kemudian menekan pedal gasnya dengan bersemangat.Dia pun kembali ke kompleks apartemen elit miliknya yang berlokasi di tengah kota.Apartemen di daerah itu dibangun dengan tinggi, luas masing-masing apartemen yang disewakan bisa mencapai 400 meter
Ternyata itu karena Yuaris sudah mengetahuinya sejak awal.Anak itu bahkan terus merahasiakannya.Dia hanya seorang anak kecil yang baru berusia dua tahun.Tapi dia harus menanggung beban seberat ini.Memikirkan hal itu, hati Yuna terasa semakin sakit.Dia memeluk kepala Yuaris dan menciumi wajahnya berkali-kali.Suaranya tersendat karena menangis. Dia berkata, "Sayang, Ibu yang seharusnya meminta maaf padamu. Ibu sudah lalai dan membiarkan ayahmu menipu Ibu selama dua tahun. Selama itu Ibu nggak memenuhi tanggung jawab sebagai seorang ibu. Ibu benar-benar sangat sedih."Yuaris juga menangis saat melihat Yuna menangis.Tangan kecil Yuaris menepuk kepala Yuna dengan pelan dan berkata, "Ibu, jangan menangis. Aku juga jadi ingin menangis kalau melihat Ibu sedih."Saat melihat anak dan ibu itu berpelukan dengan sedih, Maggie akhirnya tidak bisa menahan perasaannya lagi.Dia berjalan mendekati Yuna dan menepuk-nepuk punggungnya, lalu berkata, "Yuna, luka Yuaris belum pulih. Setelah efek biu
Air mata yang asin dan bercampur rasa darah memenuhi mulut Yuna.Dia tidak bisa melupakan rasa sakit di hatinya saat dirinya kehilangan bayinya dua tahun lalu. Dia tidak akan pernah bisa melupakan rasa kecewa saat melihat mayat bayinya.Hampir setiap malam dia memimpikan hal yang sama selama dua tahun.Dia bermimpi anak yang sudah meninggal itu memanggilnya dengan sebutan ibu.Keesokan pagi setiap terbangun dari tidur, bantalnya selalu basah.Rasa rindu yang terus terulang setiap hari dan rasa sakitnya yang semakin bertambah itu menyebabkan depresinya kambuh.Ternyata semuanya palsu.Selama ini ternyata bayi yang dikira sudah tiada itu selalu berada di sampingnya.Yuna tidak hanya tidak memberinya ASI secara eksklusif, tapi juga merasa gagal memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang ibu.Dia dengan bodohnya juga mengira bahwa Yuaris menyukainya hanya karena keakraban mereka.Ternyata itu adalah ikatan batin antara ibu dan anak.Betapa bodohnya Yuna yang selama ini tidak menyadari ikat
Terlebih lagi, pada saat itu, dia juga melihat bahwa jenazah bayinya memang sekecil itu.Yuna terus merasa ada yang tidak beres selama dua tahun terakhir.Mengapa saat pemeriksaan kehamilan dokter mengatakan bahwa ukuran tubuh bayi Yuna normal?Mengapa bayinya ternyata berukuran kecil ketika lahir?Ternyata, bayi yang dia lihat saat itu bukanlah anaknya.Namun, dia adalah anak dengan penyakit jantung yang ada dalam perut Maggie.Selain itu, Wano sengaja membuat bayinya diasuh oleh Maggie.Untuk menghindari perhatian orang-orang jahat.Jadi, Yuaris adalah bayinya.Itu sebabnya golongan darahnya sama dengan Yuaris, yaitu Rh-negatif.Yuna tak bisa menahan air matanya lagi saat menyadari semua ini.Melihat ekspresi panik dan kebingungan Maggie, membuat air mata Yuna tak bisa berhenti mengalir.Dia menahan semua rasa sakit dan kepiluan dalam hatinya.Dia melihat Maggie dan Xena seraya berkata, "Kak Maggie, Kak Xena, terima kasih."Dengan kalimat sederhana itu, mereka semua langsung memahami
Mendengar ucapannya, raut wajah Maggie seketika berubah. Dia pun buru-buru menarik lengan Yuna seraya berkata, "Kamu nggak boleh melakukannya."Saking cemasnya, perkataannya terdengar melengking.Yuna memandangnya dengan kebingungan, "Kenapa nggak boleh? Kita ini saudara dan Yuaris itu anakmu. Aku bisa saja mendonorkan darah dalam situasi medis yang darurat begini."Mendengar perkataan Yuna, sang dokter pun berkata, "Kalau memang begitu, ini bisa jadi tindakan darurat. Dengan begitu, anak itu nggak perlu menunggu terlalu lama dan ini bisa meringankan rasa sakitnya.""Itu juga nggak boleh. Pokoknya kalau aku bilang nggak bisa, berarti nggak bisa. Dia anakku, aku nggak mau ada kesalahan terjadi padanya. Bagaimana kalau tubuhnya menolak? Yuaris masih sangat kecil."Yuna merasa bingung dan tak mengerti dengan keanehan pemikiran Maggie.Maggie biasanya bukan orang yang seperti ini.Dia juga begitu menyayangi Yuaris.Bahkan, dokter pun menyatakan kalau hal itu diperbolehkan, lantas mengapa d
Yuaris mengangguk berkali-kali.Melihat bayangan mereka yang pergi, membuat mata besarnya terus bergerak.Bagaimana caranya agar sang tante tidak mengetahui kebenarannya?Dokter Sari bersiap untuk memeriksa Yacob.Tiba-tiba saja dia bertanya, "Pengacara Yuna, apa kamu yakin ini anaknya? Bukan yang di luar sana?"Yuna sedikit kebingungan, "Kenapa? Ada yang salah?""Anak ini nggak punya bekas luka sedikit pun, jadi dia nggak pernah menjalani operasi."Hati Yuna agak berdesir ketika mendengarkan kata-kata itu, "Mungkinkah kakakku takut anak itu punya bekas luka, jadi dia melakukan operasi penghilang bekas luka?"Sari memeriksa tubuh Yacob dengan alatnya dan berkata, "Aku bisa memastikan kalau anak ini nggak punya penyakit jantung dan belum pernah melakukan operasi apa pun. Mereka berdua kembar, jangan-jangan kamu salah orang.""Nggak mungkin, mereka berdua bukan kembar identik, jadi sudah berbeda sejak kecil. Mana mungkin aku nggak mengenali mereka.""Kalau begitu, ini aneh. Anak itu sebe
Pada saat ini, ponsel Zanny berdering.Dia melihat layar ponselnya dan menerima telepon dari Yuna."Yuna.""Zanny, apa kamu sudah mendapatkan buktinya?""Sudah, aku akan segera mengirimkannya padamu.""Oke, serahkan semua urusan ini padaku."Mereka berdua mengobrol sebentar sebelum Yuna mengakhiri percakapan mereka.Yuna menatap dua bocah di depannya dan berkata, "Tante mau pergi kerja, kalian bermain saja dulu dengan pelayan dan Kakek. Sebentar lagi Nenek cantik akan tiba. Main yang tenang dan jangan lari-lari, mengerti?"Yuaris dan Yacob mengangguk berkali-kali, lalu berkata, "Kami mengerti, Tante bisa berangkat kerja dengan tenang."Yuna mengatakan sesuatu pada pelayan sebelum akhirnya pergi dengan mengendarai mobilnya.Hari ini dia akan pergi ke pengadilan untuk mengurus perceraian kliennya yang merupakan seorang dokter anak.Suami klien itu berselingkuh dan diam-diam memindahkan harta bersama yang sudah mereka kumpulkan.Demi mendapatkan hak asuh anak, mereka bertengkar dengan sen
Setelah mendengar perkataan Yuna, mata Zanny memancarkan rasa sakit yang tidak terlukiskan.Selama dua tahun, dia mampu menyembunyikan penderitaannya dengan baik.Dia pikir tidak ada orang yang bisa mengetahui pikirannya.Siapa sangka ternyata Yuna bisa menebaknya dengan tepat.Dia meremas jari Yuna dengan pelan dan menggelengkan kepalanya.Hanya dengan satu gerakan, Yuna bisa mengetahui apa yang ingin dikatakan Zanny.Dia segera mengangguk dan berkata, "Jangan khawatir, aku tahu apa yang harus kulakukan."Pada saat ini, Yanuar tiba-tiba mendorong pintu dan masuk.Saat melihat Zanny yang sudah siuman, dia segera berjalan ke samping kasur.Dia menatap Zanny dengan emosi yang tidak bisa digambarkan.Dia dengan suara serak bertanya, "Zanny, bagaimana keadaanmu?"Mata Zanny yang semula berlinang air mata itu langsung terlihat dingin saat melihat Yanuar.Dia menundukkan pandangannya dan melengkungkan sedikit bibirnya.Zanny memang sedang tersenyum, tapi Yanuar merasa bahwa mantan kekasihnya
Saat bisa melihat kembali ekspresi marah Yuna, Wano tersenyum bahagia.Tangannya yang besar membelai telinga Yuna, dia dengan suara rendah berkata, "Ayo umpat aku sekali lagi!""Dasar bajingan tengik!"Yuna mengumpat Wano sekali lagi tanpa ragu.Dia tidak hanya ingin mengumpatnya, tapi juga ingin menggigitnya sekeras mungkin.Jika bukan karena Wano menggoda Yuna seperti siluman rubah, wanita itu tidak harus menunjukkan ekspresi memalukannya di depan Wano.Saat dirinya bisa kembali mendengarkan umpatan yang sudah tidak asing baginya, Wano tertawa dan memeluk wanita itu dengan erat.Wano berbaring di pundak Yuna, ada emosi tak tertahankan yang terdengar dari suaranya.Ada perasaan bersemangat sekaligus kesedihan yang didominasi oleh rasa sakit hati."Akhirnya Yunaku kembali."Yuna yang suka memukul, mengumpat dan memarahinya akhirnya kembali seperti sedia kala.Tangan besar Wano membelai kepala Yuna dengan lembut, dia sekali lagi berkata dengan suara lembut. "Untuk seterusnya, kamu seper