Yuna berhasil memenangkan beberapa kasus hukum yang hebat secara beruntun.Kasus perceraian seorang selebriti membuatnya kembali terkenal di dunia hukum.Selebriti tersebut memiliki pacar yang telah hidup bersamanya selama sepuluh tahun. Akan tetapi, hubungan mereka tak pernah diumumkan kepada publik.Sejak usia delapan belas tahun, gadis itu telah mendampingi dan merawatnya sehari-hari.Dalam kondisi sesulit apa pun, gadis itu tetap berada di sisinya.Namun, setelah sang pria menjadi terkenal, dia malah mengusir gadis itu dengan kasar.Pria itu akan menikahi seorang putri dari keluarga konglomerat.Gadis itu sama sekali tak memiliki perlindungan hukum darinya. Sepuluh tahun masa muda yang dia berikan telah disia-siakan oleh pria itu.Kasus ini telah diberikan kepada beberapa pengacara, tetapi tak ada yang berani menerimanya.Itu karena kemungkinan keberhasilannya hampir nol.Hanya Yuna yang mau menerimanya.Selain itu, Yuna juga berhasil melakukan aksi serangan balik yang sukses.Dia
"Dia seperti seorang yatim piatu yang nggak dapat kasih sayang."Kata-kata itu melukai hati Yuna. Dia pun memeluk kepala kecil Bonbon dan terus menciumnya.Air matanya mengaliri sepanjang garis rahang indahnya, lalu menetes ke bulu putih bersih Bonbon.Yuna berkata dengan suara tercekat, "Bonbon bukan yatim piatu. Kamu itu bayi Ayah dan Ibu. Ibu dan Ayah sangat mencintaimu. Kami nggak akan meninggalkanmu."Sembari mendengar ucapan Yuna, air mata yang hangat mengalir dari mata hitam Bonbon yang berkilat.Para dokter pun terharu, dia membelai kepala Bonbon sambil berkata, "Bonbon adalah anak yang sangat dicintai ayah dan ibu. Sekarang, Kakak akan mengoperasimu sedikit. Mungkin akan terasa sakit, tapi kamu harus bertahan, ya."Bonbon sangat memahami perasaan manusia, jadi dia tak bersuara sedikit pun saat operasi dilakukan.Hal ini membuat hati Yuna semakin sedih.Sudah lama bagi Yuna tak menangis seperti ini.Dia memeluk Bonbon yang tertidur pulas dengan air mata yang mengalir tiada hent
Wano menyentuh daun telinga Yuna perlahan dengan bibirnya yang hangat dan lembap.Suara tawa yang lirih itu bergema di pikiran Yuna seperti mantra.Yuna pun tak bisa menahan gemetar tubuhnya.Mungkinkah Wano mencoba merayunya?Bisa-bisanya dia bergairah di klinik hewan, apa Wano mengira dirinya juga binatang?Yuna mundur sedikit seraya tersenyum tipis."Maaf, Wano, aku nggak tertarik padamu."Gairah Wano seketika lenyap karena ucapan Yuna yang dingin.Dia menatap wajah dingin dan tenang Yuna dengan suara yang penuh keputusasaan."Jadi, apa yang bisa membuatmu tertarik pada orang hina ini? Aku bisa melakukan apa pun yang kamu suka?Dia rela menjadi budak cinta, atau bahkan orang ketiga.Asalkan Yuna mau menyukainya, dia rela mengubah citranya demi cinta.Dia menatap Yuna dengan penuh kasih sayang, berharap melihat sedikit keharuan di wajahnya.Cukup sedikit saja, maka Wano akan merasa lega.Detik berikutnya, dia mendengar suara tajam Yuna."Aku nggak akan menyukai selama orangnya itu ka
Daerah itu cukup terpencil dengan sedikit orang di jalan. Yuna sudah berjalan cukup jauh ketika melihat sebuah toko mie.Disaat Yuna sedang berjalan ke toko itu, dia merasakan ada seseorang yang mengikutinya dari belakang.Dengan spontan Yuna menoleh ke belakang.Yuna melihat seorang pria dengan tatapan kejam dan jahat sedang menatap ke arahnya.Yuna mulai berlari karena merasakan ada yang salah.Namun tubuh Yuna terlalu lemah karena anemianya, sehingga dia tidak bisa berlari terlalu jauh ketika pria itu mengejar, Yuna juga mendengar seseorang berteriak di belakangnya."Matilah kamu Yuna!"Setelah itu Yuna merasakan sesuatu di siramkan ke punggungnya.Dengan cepat Yuna bisa merasakan rasa terbakar yang menusuk menyebar di punggungnya.Yuna tahu cairan apa itu.Kalau cairan itu mengenai wajahnya, mungkin hidup Yuna benar-benar akan berakhir.Yuna segera berlari mengabaikan semuanya dan bergegas mengeluarkan ponselnya untuk menelepon seseorang.Pria di belakangnya terus mengejar Yuna.Te
Air mata Yuna mengalir di wajahnya ketika melihat tubuh Wano yang penuh darah.Disaat itu muncullah pengawal yang bertugas diam-diam menjaga Yuna.Mereka segera membawa Wano ke rumah sakit.Setengah jam kemudian.Wano dibawa ke ruang UGD untuk perawatan.Yuna berdiri di koridor rumah sakit masih dengan tubuhnya yang basah.Zakri segera menenangkan Yuna, "Punggung Bu Yuna juga terluka, harus cepat diobati atau nanti bisa makin parah."Yuna menggelengkan kepalanya pasrah, "Nggak mau, aku mau tunggu di sini.""Pak Wano tetap mengutamakan luka Anda di kondisi darurat seperti tadi, dia nggak mau luka Anda jadi parah. Kalau Anda nggak mau mengobati luka itu, sama saja Anda menyia-nyiakan usaha Pak Wano."Zakri benar-benar seorang asisten terampil yang bisa dengan mudah menangkap maksud dari presdirnya.Yuna berhenti membantah kemudian pergi mengikuti dokter ke ruang perawatan.Operasi Wano selesai disaat luka Yuna juga sudah di obati.Yuna melihat Wano yang masih tidak sadar, terbaring di ra
"Selamanya kamu nggak bakal tahu seberapa dalamnya perasaanku pada kak Wano, ada kesepakatan nikah di antara kami berdua bahkan sebelum aku lahir. Hubungan kak Wano dan aku baik-baik saja, kami pasti sudah menikah sejak lama kalau bukan karena kemunculanmu."Yuna mengangkat alisnya, "Begitukah? Kalau memang perasaanmu begitu dalam pada Wano, kenapa kamu cepat-cepat kabur disaat dia terpuruk?""Itu ide ayahku, aku nggak punya pilihan.""Bukankah kamu punya beberapa pilihan? Kamu bisa memaksa akan bunuh diri, Keluarga Saradan sangat mencintaimu, mereka pasti lebih memilih punya menantu cacat daripada membiarkanmu mati. Atau karena Nona Qirana memang nggak mau menghabiskan hidup dengan orang cacat? Kamu pikir kamu begitu jujur sampai orang lain nggak bisa melihatnya?"Yuna bersandar santai di tepi pintu, semua ucapannya mengenai hati Qirana.Qirana merasa sangat marah.Kedua tangan Qirana mengepal erat.Mata Qirana menatap nyalang pada Yuna.Qirana sangat ingin maju menyerang Yuna dan mer
Yuna masih terkejut ketika Wano memanggilnya.Kemudian Yuna berjalan ke sisi ranjang Wano sambil menatap kosong ke arahnya, "Lukaku baik-baik saja, lukamu lebih parah dan butuh istirahat."Wano menarik Yuna ke dalam pelukannya dan tanpa ragu membuka baju wanita itu.Selembar kain kasa menempel di punggung putih Yuna.Permukaan kulit Yuna di bawah kain itu rusak dan bahkan tanda lahir kelopak mawar itu pun tidak bisa dilihat.Wano merasakan rasa sakit di hatinya ketika melihat luka Yuna.Wano tahu penyerangan ini diarahkan pada Yuna.Tujuan utama penyerangan adalah untuk menghancurkan tanda lahir Yuna.Jadi selain Wano dan Yudi, ada orang lain yang tahu Yuna adalah anak perempuan Maya.Jemari dingin Wano mengusap lembut kulit Yuna.Suara Wano terdengar serak, "Apa sakit sekali?"Yuna menggeleng lembut, "Dokter bilang kalau kamu nggak cepat mencucinya dengan air, luka ini bisa lebih parah."Yang bisa Yuna pikirkan saat ini hanyalah Wano dengan satu tangan menutup lukanya yang terus menge
Wendy memberikan sebuah kotak kue kecil pada Yuna, sambil tersenyum lalu berbisik di telinganya, "Jangan biarkan Wano mendapatkanmu dengan mudah, sudah sifat alami pria menyia-nyiakan apa yang bisa dengan mudah mereka dapatkan, mengerti?"Wendy sudah berlalu pergi sebelum Yuna bisa bereaksi.Wendy segera menelepon neneknya ketika melangkah keluar."Nenek tidur yang tenang, kulihat barusan Wano dan Yuna sedang berpelukan dan sepertinya nggak lama mereka akan tidur bersama lagi 'kan?Mendengar kabar Wendy membuat Marisa sangat bersemangat."Bagus sekali, rencana ini mulai berjalan. Besok semua orang di keluarga kita akan pergi berlibur dan para pelayan akan kuliburkan, aku nggak percaya cucu menantuku akan membiarkan cucuku menderita."Wendy mengagumi rencana Marisa.Seperti sebuah kalimat, siapa yang tidak berani mengambil resiko tidak akan bisa meraih hal besar.Hanya saja di sini Yuna adalah kelinci kecil polos dan Wano adiknya adalah serigala jahat.Yuna berdiri tidak bergerak lebih
Yuna segera mundur setelah Wano menyentuhnya.Dia menatapnya dengan ekspresi datar, lalu berkata, "Pak Wano, kita ini sudah bercerai, tolong jaga sikapmu. Saat ini aku sudah mempunyai pacar."Setelah mendengar perkataan Yuna, Wano merasa lega.Dia langsung tertawa dan berkata, "Beri aku waktu 20 menit."Selesai berbicara, dia berbalik badan dan pergi.Dari perkataan Yuna, Wano tahu bahwa wanita itu sedang memberi peringatan padanya agar tidak terlalu menampakkan kemesraan di tempat umum.Jika tidak, semuanya akan terungkap dan rencana mereka akan sia-sia.Tidak disangka ternyata Yuna mengakui Jeri sebagai pacarnya. Itu artinya Yuna sudah memaafkannya.Setelah memahami maksud dari perkataan Yuna, Wano pun pergi dan berjalan masuk ke mobilnya, kemudian menekan pedal gasnya dengan bersemangat.Dia pun kembali ke kompleks apartemen elit miliknya yang berlokasi di tengah kota.Apartemen di daerah itu dibangun dengan tinggi, luas masing-masing apartemen yang disewakan bisa mencapai 400 meter
Ternyata itu karena Yuaris sudah mengetahuinya sejak awal.Anak itu bahkan terus merahasiakannya.Dia hanya seorang anak kecil yang baru berusia dua tahun.Tapi dia harus menanggung beban seberat ini.Memikirkan hal itu, hati Yuna terasa semakin sakit.Dia memeluk kepala Yuaris dan menciumi wajahnya berkali-kali.Suaranya tersendat karena menangis. Dia berkata, "Sayang, Ibu yang seharusnya meminta maaf padamu. Ibu sudah lalai dan membiarkan ayahmu menipu Ibu selama dua tahun. Selama itu Ibu nggak memenuhi tanggung jawab sebagai seorang ibu. Ibu benar-benar sangat sedih."Yuaris juga menangis saat melihat Yuna menangis.Tangan kecil Yuaris menepuk kepala Yuna dengan pelan dan berkata, "Ibu, jangan menangis. Aku juga jadi ingin menangis kalau melihat Ibu sedih."Saat melihat anak dan ibu itu berpelukan dengan sedih, Maggie akhirnya tidak bisa menahan perasaannya lagi.Dia berjalan mendekati Yuna dan menepuk-nepuk punggungnya, lalu berkata, "Yuna, luka Yuaris belum pulih. Setelah efek biu
Air mata yang asin dan bercampur rasa darah memenuhi mulut Yuna.Dia tidak bisa melupakan rasa sakit di hatinya saat dirinya kehilangan bayinya dua tahun lalu. Dia tidak akan pernah bisa melupakan rasa kecewa saat melihat mayat bayinya.Hampir setiap malam dia memimpikan hal yang sama selama dua tahun.Dia bermimpi anak yang sudah meninggal itu memanggilnya dengan sebutan ibu.Keesokan pagi setiap terbangun dari tidur, bantalnya selalu basah.Rasa rindu yang terus terulang setiap hari dan rasa sakitnya yang semakin bertambah itu menyebabkan depresinya kambuh.Ternyata semuanya palsu.Selama ini ternyata bayi yang dikira sudah tiada itu selalu berada di sampingnya.Yuna tidak hanya tidak memberinya ASI secara eksklusif, tapi juga merasa gagal memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang ibu.Dia dengan bodohnya juga mengira bahwa Yuaris menyukainya hanya karena keakraban mereka.Ternyata itu adalah ikatan batin antara ibu dan anak.Betapa bodohnya Yuna yang selama ini tidak menyadari ikat
Terlebih lagi, pada saat itu, dia juga melihat bahwa jenazah bayinya memang sekecil itu.Yuna terus merasa ada yang tidak beres selama dua tahun terakhir.Mengapa saat pemeriksaan kehamilan dokter mengatakan bahwa ukuran tubuh bayi Yuna normal?Mengapa bayinya ternyata berukuran kecil ketika lahir?Ternyata, bayi yang dia lihat saat itu bukanlah anaknya.Namun, dia adalah anak dengan penyakit jantung yang ada dalam perut Maggie.Selain itu, Wano sengaja membuat bayinya diasuh oleh Maggie.Untuk menghindari perhatian orang-orang jahat.Jadi, Yuaris adalah bayinya.Itu sebabnya golongan darahnya sama dengan Yuaris, yaitu Rh-negatif.Yuna tak bisa menahan air matanya lagi saat menyadari semua ini.Melihat ekspresi panik dan kebingungan Maggie, membuat air mata Yuna tak bisa berhenti mengalir.Dia menahan semua rasa sakit dan kepiluan dalam hatinya.Dia melihat Maggie dan Xena seraya berkata, "Kak Maggie, Kak Xena, terima kasih."Dengan kalimat sederhana itu, mereka semua langsung memahami
Mendengar ucapannya, raut wajah Maggie seketika berubah. Dia pun buru-buru menarik lengan Yuna seraya berkata, "Kamu nggak boleh melakukannya."Saking cemasnya, perkataannya terdengar melengking.Yuna memandangnya dengan kebingungan, "Kenapa nggak boleh? Kita ini saudara dan Yuaris itu anakmu. Aku bisa saja mendonorkan darah dalam situasi medis yang darurat begini."Mendengar perkataan Yuna, sang dokter pun berkata, "Kalau memang begitu, ini bisa jadi tindakan darurat. Dengan begitu, anak itu nggak perlu menunggu terlalu lama dan ini bisa meringankan rasa sakitnya.""Itu juga nggak boleh. Pokoknya kalau aku bilang nggak bisa, berarti nggak bisa. Dia anakku, aku nggak mau ada kesalahan terjadi padanya. Bagaimana kalau tubuhnya menolak? Yuaris masih sangat kecil."Yuna merasa bingung dan tak mengerti dengan keanehan pemikiran Maggie.Maggie biasanya bukan orang yang seperti ini.Dia juga begitu menyayangi Yuaris.Bahkan, dokter pun menyatakan kalau hal itu diperbolehkan, lantas mengapa d
Yuaris mengangguk berkali-kali.Melihat bayangan mereka yang pergi, membuat mata besarnya terus bergerak.Bagaimana caranya agar sang tante tidak mengetahui kebenarannya?Dokter Sari bersiap untuk memeriksa Yacob.Tiba-tiba saja dia bertanya, "Pengacara Yuna, apa kamu yakin ini anaknya? Bukan yang di luar sana?"Yuna sedikit kebingungan, "Kenapa? Ada yang salah?""Anak ini nggak punya bekas luka sedikit pun, jadi dia nggak pernah menjalani operasi."Hati Yuna agak berdesir ketika mendengarkan kata-kata itu, "Mungkinkah kakakku takut anak itu punya bekas luka, jadi dia melakukan operasi penghilang bekas luka?"Sari memeriksa tubuh Yacob dengan alatnya dan berkata, "Aku bisa memastikan kalau anak ini nggak punya penyakit jantung dan belum pernah melakukan operasi apa pun. Mereka berdua kembar, jangan-jangan kamu salah orang.""Nggak mungkin, mereka berdua bukan kembar identik, jadi sudah berbeda sejak kecil. Mana mungkin aku nggak mengenali mereka.""Kalau begitu, ini aneh. Anak itu sebe
Pada saat ini, ponsel Zanny berdering.Dia melihat layar ponselnya dan menerima telepon dari Yuna."Yuna.""Zanny, apa kamu sudah mendapatkan buktinya?""Sudah, aku akan segera mengirimkannya padamu.""Oke, serahkan semua urusan ini padaku."Mereka berdua mengobrol sebentar sebelum Yuna mengakhiri percakapan mereka.Yuna menatap dua bocah di depannya dan berkata, "Tante mau pergi kerja, kalian bermain saja dulu dengan pelayan dan Kakek. Sebentar lagi Nenek cantik akan tiba. Main yang tenang dan jangan lari-lari, mengerti?"Yuaris dan Yacob mengangguk berkali-kali, lalu berkata, "Kami mengerti, Tante bisa berangkat kerja dengan tenang."Yuna mengatakan sesuatu pada pelayan sebelum akhirnya pergi dengan mengendarai mobilnya.Hari ini dia akan pergi ke pengadilan untuk mengurus perceraian kliennya yang merupakan seorang dokter anak.Suami klien itu berselingkuh dan diam-diam memindahkan harta bersama yang sudah mereka kumpulkan.Demi mendapatkan hak asuh anak, mereka bertengkar dengan sen
Setelah mendengar perkataan Yuna, mata Zanny memancarkan rasa sakit yang tidak terlukiskan.Selama dua tahun, dia mampu menyembunyikan penderitaannya dengan baik.Dia pikir tidak ada orang yang bisa mengetahui pikirannya.Siapa sangka ternyata Yuna bisa menebaknya dengan tepat.Dia meremas jari Yuna dengan pelan dan menggelengkan kepalanya.Hanya dengan satu gerakan, Yuna bisa mengetahui apa yang ingin dikatakan Zanny.Dia segera mengangguk dan berkata, "Jangan khawatir, aku tahu apa yang harus kulakukan."Pada saat ini, Yanuar tiba-tiba mendorong pintu dan masuk.Saat melihat Zanny yang sudah siuman, dia segera berjalan ke samping kasur.Dia menatap Zanny dengan emosi yang tidak bisa digambarkan.Dia dengan suara serak bertanya, "Zanny, bagaimana keadaanmu?"Mata Zanny yang semula berlinang air mata itu langsung terlihat dingin saat melihat Yanuar.Dia menundukkan pandangannya dan melengkungkan sedikit bibirnya.Zanny memang sedang tersenyum, tapi Yanuar merasa bahwa mantan kekasihnya
Saat bisa melihat kembali ekspresi marah Yuna, Wano tersenyum bahagia.Tangannya yang besar membelai telinga Yuna, dia dengan suara rendah berkata, "Ayo umpat aku sekali lagi!""Dasar bajingan tengik!"Yuna mengumpat Wano sekali lagi tanpa ragu.Dia tidak hanya ingin mengumpatnya, tapi juga ingin menggigitnya sekeras mungkin.Jika bukan karena Wano menggoda Yuna seperti siluman rubah, wanita itu tidak harus menunjukkan ekspresi memalukannya di depan Wano.Saat dirinya bisa kembali mendengarkan umpatan yang sudah tidak asing baginya, Wano tertawa dan memeluk wanita itu dengan erat.Wano berbaring di pundak Yuna, ada emosi tak tertahankan yang terdengar dari suaranya.Ada perasaan bersemangat sekaligus kesedihan yang didominasi oleh rasa sakit hati."Akhirnya Yunaku kembali."Yuna yang suka memukul, mengumpat dan memarahinya akhirnya kembali seperti sedia kala.Tangan besar Wano membelai kepala Yuna dengan lembut, dia sekali lagi berkata dengan suara lembut. "Untuk seterusnya, kamu seper