Home / Romansa / Jerat Pesona Pengacara Tampan / Bab 8. She’s so Damn Beautiful! 

Share

Bab 8. She’s so Damn Beautiful! 

last update Last Updated: 2024-11-07 22:28:09

“Nona … Anda cantik sekali.” 

Jenia—asisten pribadi Selena berseru memuji penampilan Selena yang begitu memukau. Gaun berwarna gold yang tampak sederhana itu begitu mewah ketika dipakai oleh Selena. Rambut pirang Selena terjuntai ke belakang punggung. Riasan make up flawless membuat Selena benar-benar sempurna. Meski sudah pernah melahirkan tapi Selena memiliki lekuk tubuh yang indah. Beberapa bentuk tubuh Selena berukuran menantang menggoda para kaum adam. Jenia yang melihat penampilan Selena pun tak berkedip sedikit pun. Cantik. Bahkan sangat cantik. 

“Apa benar gaun ini sudah cocok untukku, Jenia? Setelah melahirkan bentuk tubuhku tidak selangsing saat dulu.” 

Selena berucap memastikan penampilannya malam ini. Selena sampai meminta Jenia datang ke penthouse-nya hanya karena Selena meminta pendapat Jenia gaun apa yang paling tepat dia pakai malam ini. Sudah lama Selena tak menghadiri jamuan makan malam seperti ini membuat Selena gugup dan sedikit takut. 

Senyuman hangat di wajah Jenia terlukis begitu tulus. “Anda sangat cantik, Nona. Gaun ini sangat cocok dipakai Anda.” 

Selena mengatur napasnya. Berusaha mengatasi dirinya yang dilanda kepanikan dan kecemasan. “Yasudah, aku berangkat sekarang. Putraku sedang tidur. Tolong kau beritahu pengasuhnya kalau Oliver terbangun buatkan susu cokelat untuk putraku.” 

“Baik, Nona.” Jenia menjawab dengan sopan. 

Selena tersenyum samar. Lalu dia melangkah meninggalkan penthouse-nya. Tampak wajah Selena berusaha untuk tetap tersenyum walau tak dipungkiri kecemasan dalam dirinya tetap masih ada. 

***

The Savoy Hotel adalah salah satu hotel mewah yang ada di London. Adapun hotel ini dipilih menjadi tempat di mana jamuan makan malam keluarga besar Geovan bersama dengan rekan bisnis penting dari keluarga Geovan. Tentu yang turut hadir di pesta ini bukanlah dari kalangan yang sembarangan. Tamu undangan yang hadir di jamuan makan malam ini adalah tamu undangan yang darang pastinya adalah jajaran pengusaha ternama. 

Kini mobil yang membawa Selena mulai memasuki lobby The Savoy Hotel. Selena segera turun dari mobil. Terlihat jepretan kamera terus memotret Selena yang baru saja turun dari mobil. Beberapa wartawan itu menanyakan tentang ke mana saja Selena yang tak pernah muncul dalam jamuan makan malam yang diadakan Keluarga Geovan. Namun, Selena tidak banyak bicara. Selena hanya mengulas senyuman hangat pada para wartawan. Lalu dia melangkah memasuki lobby hotel. 

“Kak Selena…” Miracle—saudara kembar Selena langsung memeluk Selena kala melihat Selena datang. Wanita itu begitu merindukan kakaknya. Sudah lama sekali Miracle tidak melihat Selena. Dan tentu Selena pun membalas pelukan Miracle. 

Selena memiliki saudara kembar. Di mana Selena adalah kakak sedangkan Miracle adalah adik. Miracle telah menikah dengan salah satu pengusaha ternama asal Milan yang bernama Mateo De Luca. Kehidupan Miracle sangat bahagia bersama dengan suami dan ketiga anaknya. Dan meski kembar, Selena dan Miracle memiliki wajah yang berbeda. Tepatnya Selena dan Miracle adalah kembar tidak identik. Selena berambut pirang sedangkan Miracle berambut cokelat. Hanya ada satu kesamaan Selena dan Miracle yaitu mereka memiliki manik mata biru seperti lautan. 

“Kau sendiri, Miracle? Di mana Mateo?” tanya Selena seraya mengurai pelukannya pada sang adik.

“Mateo sedang bersama dengan rekan bisnisnya, Kak,” jawab Miracle. “Aku senang kau datang, Kak.” 

Selena tersenyum. “Iya, Kak Sean yang memintaku untuk datang. Hm … Miracle, di mana Dad dan Mom?” tanyanya pelan. 

“Dad dan Mom sedang menyambut para tamu undangan. Mereka ada di sisi kiri,” jawab Miracle seraya menggerakan kepalanya ke kiri. 

Pelan-pelan Selena mengalihkan pandangannya ke sisi kiri. Tampak Selena menatap kedua orang tuanya yang tengah berbincang dengan para tamu undangan. Selena melihat Marsha—ibunya memberikan senyuman. Namun, sayangnya William—sang ayah mengabaikan keberadaannya. Seolah dirinya tidak ada di pesta ini. 

“Kak, aku tinggal sebentar, ya. Mateo memanggilku,” ucap Miracle kala melihat sang suami memberikan isyarat agar dirinya mendekat. 

Selena menganggukan kepalanya. Kemudian, Miracle segera melangkah menghampiri Mateo. Tampak beberapa Selena mengulas senyuman pada sepupu-sepupunya. Di ujung kanan Selena sudah melihat Sean bersama dengan Stella—istri kakaknya tengah menyapa para tamu undangan. Sean dan Stella pun melambaikan tangan padanya meminta Selena untuk bergabung, namun Selena masih enggan untuk bergabung. Selena hanya mengulas senyuman di wajahnya. Sebuah senyuman hangat pada kakak sekaligus kakak iparnya. 

“Selena Geovan.” Suara bariton memanggil nama Selena; refleks, Selena mengalihkan pandangannya pada sumber suara itu. Dan seketika Selena terdiam menatap sosok pria tampan yang ada di hadapannya. Ada rasa aneh dalam diri Selena kala ada yang menyapanya ‘Selena Geovan’ sudah lama sekali tidak ada yang menyebut namanya dengan nama belakang sang ayah. 

“Maaf? Apa kita saling mengenal sebelumnya?” tanya Selena dengan senyuman ramah di wajahnya pada sosok pria yang ada di hadapannya itu. Dalam benak Selena berusaha mengingat pria yang menyapanya. Namun sayangnya Selena tak mengingat sosok pria itu. Mungkin saja pria di hadapannya adalah rekan bisnis ayahnya yang baru dalam lima tahun terakhir. Karena jika rekan bisnis lama maka Selena pasti akan mengenalinya. 

“Dean Osbert … kau bisa memanggilku Dean.” Pria itu memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangannya pada Selena. Pun Selena menyambut uluran tangan pria itu dengan ramah. 

“Selena … kau bisa memanggilku Selena,” jawab Selena ramah. 

Dean mengangguk-anggukan kepalanya. “Rasanya aku tidak mungkin tidak mengenali putri dari pengusaha ternama William Geovan. Well, tanpa kau memperkenalkan diri tentu aku tahu namamu, Selena.” 

Selena tersenyum canggung. Lagi. Banyak orang yang mengenal bahwa dia adalah putri ayahnya. Terkadang Selena merasa malu dan tidak pantas menjadi bagian dari Keluarga Geovan. Dia hanya membuat keluarga besarnya malu. 

“Kau datang ke pesta ini sendirian?” tanya Dean seraya menatap Selena. 

“Seperti yang kau lihat aku datang ke pesta ini sendiri,” jawab Selena hangat. 

“Aku pernah melihatmu di media tapi ternyata kau jauh lebih cantik dari yang aku lihat di media.” Dean berucap memuji Selena. 

Selena tersenyum. “Terima kasih, Dean.” 

“Tadi aku menghampirimu atas izin dari kakakmu; Sean. Aku meminta izin pada Sean untuk mengajakmu berkenalkan. Dan ternyata kakakmu mengizinkan. Sepertinya Dewi Fortuna sedang datang padaku malam ini,” ujar Dean memberitahu dengan senyuman yang terus terlukis di wajahnya. 

Selena sedikit terkejut mendengar ucapan Dean. Detik selanjutnya, tatapan Selena teralih pada Sean yang berada di ujung kanan. Tampak Sean menggerakan sedikit kepala. Mengartikan kalau kakaknya itu meminta dirinya untuk berkenalan dekat dengan pria yang bernama Dean. Lagi dan lagi. Ini bukan pertama kali. Kakaknya itu memang kerap berusaha memperkenalkan dirinya pada banyak pria. 

“Ah, begitu. Baiklah, Dean.” Selena mengukir senyumannya. Dia sedikit bingung harus menjawab apa ucapan Dean. Lama tidak menghadiri acara seperti ini membuat Selena benar-benar canggung. Sekarang saja banyak sekali yang menatap dirinya. Beruntung Selena memiliki keluarga yang tak pernah menjatuhkannya. Hanya saja beberapa rekan bisnis lama keluarganya selalu menatap dirinya. Lima tahun menghilang tentu banyak orang yang curiga. 

Hingga kemudian, tatapan Selena dan Dean mulai teralih bersamaan dengan sorot kamera teralih pada pintu masuk ballroom. Seketika … Selena membeku menatap pasangan yang tampak romantis memasuki ballroom. Sang pria begitu gagah dengan balutan tuxedo. Sedangkan sang wanita tampil seksi dengan balutan gaun berwarna merah. Selena merasa kalau aliran darahnya berhenti detik itu juga. Tubuh Selena menegang. Sepasang iris mata birunya terus menatap sosok pria yang datang. 

Di hadapan Selena adalah Samuel bersama dengan Iris. Selena yakin kalau Samuel dan Iris pasti sudah menikah. Sungguh, Selena nyaris tertawa kembali dipertemukan oleh kedua pasangan sempurna ini. Setelah bertahun-tahun lamanya, dia harus kembali melihat sosok yang tak pernah dia ingin lagi temui. 

Kilat kamera tersorot pada Samuel dan Iris. Tampak Iris beberapa kali tersenyum dan melambaikan tangannya di depan kamera. Sebagai pengacara terkenal, nama Samuel memang sudah sering dikenal para media. Ditambah dengan Iris adalah seorang artis ternama asal Amerika. Beberapa film layar lebar, brand ambassador dari brand ternama di dunia, lalu model Victoria secret, Semua telah dibintangi Iris Halburt. Tak heran jika Samuel dan Iris datang akan menjadi pusat perhatian para media. 

Namun … dikala Samuel melangkah masuk ke dalam pesta, tatapan Samuel teralih pada sosok wanita berparas cantik. Bahkan sangat cantik. Gaun berwarna gold membalut indah tubuh wanita itu. Rambut pirang terjuntai memukau. Sepasang iris mata biru layaknya keindahan lautan itu kini telah bertatapan dengannya. 

She’s so damn beautiful! 

Comments (5)
goodnovel comment avatar
Sapiah C
bagus tapi harus buka kunci
goodnovel comment avatar
Bryen Sangaji
bagus tapi tapi harus buka kunci
goodnovel comment avatar
Awin Awin
JD penasaran
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 9. Where is Papa, Mama?

    She’s so damn beautiful! Sepasang iris mata cokelat Samuel tak henti menatap keindahan yang ada di hadapannya. Gerak yang diberikan Selena membuat wanita itu memang diciptakan layaknya seorang penggoda. Tapi tunggu, dikala Samuel tengah menatap Selena tatapan Samuel teralih pada sosok pria yang ada di samping Selena. Seketika tatapan Samuel menjadi dingin kala melihat Selena bersama dengan pria lain. Tampak aura wajah Samuel persis seperti ingin membunuh. Selena tetap berdiri di tempatnya. Wanita itu menatap pasangan sempurna yang ada di hadapannya. Namun tak dipungkiri Selena seperti merasakan api yang membakar tubuhnya. Hanya saja api yang telah membakar itu telah mampu Selena padamkan. Lima tahun bukanlah waktu yang sebentar. Tentu Selena tahu bagaimana mengendalikan diri. “Tuan Samuel?” Dean menyapa kala melihat Samuel dan Iris semakin mendekat. Samuel tersenyum tipis kala Dean menyapanya. “Ya, Tuan Dean.” “Kau? Apa kita pernah bertemu sebelumnya?” Iris menatap wajah Selena.

    Last Updated : 2024-11-07
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 10. Selena?

    “Sayang … aku sudah meminta asistenku mengurus segala persiapan pernikahan kita. Aku ingin pernikahan kita adalah pernikahan termewah tahun ini, Sayang. Gaun pengantin dan perhiasan juga sudah aku pesan.” Suara Iris berseru merdu seraya menatap Samuel yang tengah melajukan mobilnya. Kini Iris dan Samuel tengah berada di perjalanan. Mereka baru saja kembali dari pesta. Tentu Samuel mengantar Iris ke penthouse. Selama di London, Iris memang tinggal di penthouse milik Samuel. Hanya saja Samuel tidak tanggal di sana. Samuel lebih memilih tinggal di apartemennya yang tak terlalu besar. Pasalnya Samuel terkadang bekerja hingga larut malam. Pun dia lebih suka menyendiri jika tengah fokus dalam pekerjaannya. Itu yang membuat Samuel memilih untuk tinggal di apartemennya yang tak terlalu besar. “Kau atur saja,” ucap Samuel datar. Tatapannya terus menatap ke hamparan jalanan yang luas. Pria itu tampak tak begitu menanggapi ucapan Iris. Pikirannya seperti tengah memikirkan sesuatu yang sulit un

    Last Updated : 2024-11-07
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 11. Deep Suffering

    “Selena?” Jantung Samuel berdegup dengan kencang kala nama itu lolos di mulutnya. Tampak iris mata Samuel menunjukan jelas keterkejutannya. Pancaran mata menatap tak percaya sosok wanita yang ada di hadapannya. Beberapa kali Samuel meyakinkan kalau apa yang dia lihat itu salah. Tapi tidak. Samuel tidak mungkin salah. Manik mata biru seperti lautan itu begitu sangat Samuel kenali. Setiap gerak lekuk tubuhnya membuat Samuel yakin siapa sosok wanita di hadapannya itu. Selena melangkah mendekat pada Oliver. Namun … seketika tubuh Selena mematung menatap pria yang ada di samping Oliver. Seperti bumi yang berhenti pada porosnya. Tubuh Selena nyaris ambruk. Tenggorokan Selena tercekat. Darah yang mengalir di tubuhnya seolah tak lagi mengalir. Terlihat jelas wajah Selena memucat. Sesaat Samuel dan Selena saling melemparkan tatapan. Pancaran di manik mata keduanya jelas menunjukan rasa yang sama-sama terkejut. Mereka masih sama-sama diam. Tak mengeluarkan satu kata pun. Tatapan yang mengisy

    Last Updated : 2024-11-07
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 12. Small Accident

    Samuel menegak kasar wine di tangannya. Pria itu beberapa kali memejamkan mata seraya meloloskan umpatan kasar. Tampak pikiran Samuel begitu kacau. Benaknya tak henti-hentinya memikirkan tentang Selena yang ternyata memiliki seorang anak. Harusnya Samuel tak peduli akan hal ini. Akan tetapi entah kenapa semuanya begitu mengganggu pikirannya. Oliver … Bocah laki-laki itu memiliki iris mata cokelat tidak menuruni manik mata biru Selena. Alis tebal. Hidung mancung. Rambut cokelat gelap. Wajah bocah laki-laki itu tampak tak asing. “Shit!” Samuel mencengkram kuat gelas sloki di tangannya dan nyaris meremukan. Entah kenapa Selena telah memiliki anak membuat hati Samuel merasa tak nyaman. Samuel kembali menegak kasar wine-nya. Beberapa kali Samuel berusaha menepis pikirannya yang tengah dibayang-bayangi tentang Selena. Namun, kenyataannya Selena selalu muncul di pikirannya itu. Samuel mengatur napasnya. Berusaha untuk mengosongkan pikirannya. Kalau pun Selena sudah menikah apa peduliny

    Last Updated : 2024-11-07
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 13. Are You Getting Interested in My Life?

    Mata Selena melebar kala Bibir hangat Samuel menempel di atas bibirnya. Jantung Selena berdetak tak karuan nyaris melompat dari tempatnya. Sepasang iris mata biri Selena menatap sanga dekat manik mata cokelat Samuel. Beberapa detik, mereka belum menyudahi keintiman itu. Bahkan mereka tak memedulikan banyak mata yang melihat mereka.Hingga kemudian, tiba-tiba kewarasan muncul dikeduanya. Mereka menyadari tanpa sengaja bibir mereka bersentuhan. Buru-buru, Samuel bangkit berdiri seraya menbantu Selena untuk juga berdiri. Kecanggungan terjadi di antara dua manusia itu. Namun, baik Samuel dan Selena tetap menunjukan sifat acuh satu sama lain. “Tuan … Nona … kami minta maaf … sungguh maafkan kami.” Para pekerja membungkukan kepalanya pada Samuel dan Selena. Mendengar permintaan maaf para pekerja, membuat Samuel dan Selena mengalihkan pandangan mereka. Tampak sorot mata Samuel menatap dingin dan tajam para pekerja yang ada di hadapannya itu. “Kalian itu bodoh atau apa? Kenapa berjalan tid

    Last Updated : 2024-11-07
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 14. Are You Stupid?!

    Selena duduk di kursi kerjanya dengan tatapan kosong dan pikiran menerawang. Kali ini wajah Selena terlihat sedikit muram. Wanita itu seperti memiliki jutaan hal yang mengusik pikirannya. Salah satu hal yang Selena pikirkan adalah kata-kata Samuel. Harusnya Selena tidak terluka. Namun tak dipungkiri hati Selena seolah tercabik. Lagi. Samuel selalu berhasil melemparkan dirinya ke lautan lepas. Bertahun-tahun, Selena memang selalu berusaha menjadi wanita yang kuat. Selena tidak mau sampai ada orang yang mampu menjatuhkan dirinya. Tetapi sekarang keadaannya berbeda. Hanya dengan sebuah kata sarkas yang dikeluarkan oleh Samuel telah berhasil membuat hati Selena kembali merasakan luka dalam. “Nona Selena?” Jenia—asisten menyapa sontak membuat Selena membuyarkan lamunannya. “Ya?” Selena segera mengalihkan pandangannya pada sumber suara itu. Seketika kening Selena mengerut melihat sebuah rangkaian bunga mawar merah yang ada di tangan Selena. “Nona Selena maaf mengganggu Anda. Saya hanya

    Last Updated : 2024-11-07
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 15. Samuel's Threat

    “Astagaaaaa gaunku!! Kau itu bodoh atau apa hah?! Gaunku ini mahal!!”Suara Iris berteriak begitu keras kala melihat saus burger mengenai gaun mahalnya itu. Noda di dress itu begitu terlihat jelas. Kini tatapan Iris menajam menatap bocah laki-laki yang menabraknya. Tampak jelas kemarahan ada di wajah Iris. “Aku minta maaf, Bibi. Aku tidak sengaja.” Bocah laki-laki itu polos sambil menatap Iris yang tengah marah-marah padanya. Mata cokelat bocah laki-laki itu mengerjap beberapa kali Menatap Iris yang memberikan tatapan tajam padanya. “Shit! Maaf kau bilang? Gaunku ini mahal! Dan kau merusak gaun kesayanganku!” bentak Iris keras. “Anak bodoh! Di mana matamu itu! Kenapa kau jalan tidak menggunakan matamu dengan baik!!!” Iris memaki bocah laki-laki di hadapannya. Emosinya tumpah tak lagi tertahan. Gaun yang dia beli dari designer ternama harus rusak akibat bocah laki-laki bodoh di hadapannya itu. “Bibi … aku salah, aku sudah minta maaf. Nanti aku akan bilang Mama untuk mengganti gaun B

    Last Updated : 2024-11-07
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 16. I Don't Need Your Money

    “Mama…” Oliver menghamburkan tubuhnya ke pelukan Selena yang baru saja tiba di penthouse. Tampak bocah laki-laki itu begitu senang karena ibunya sudah pulang. Karena sejak tadi Oliver menunggu Selena untuk pulang. Senyuman di wajah Selena terlukis kala sudah disambut oleh putranya itu. Kini Selena menundukan tubuhnya, mensejajarkan pada tubuh putra kecilnya. “Apa kau sudah makan, Sayang?” ucapnya sembari memberikan di pipi bulat Oliver. Oliver menganggukan kepalanya. Lalu dia melingkarkan tangan mungilnya ke leher Selena sambil berkata, “Sudah, Mama. Aku tadi makan salmon dan pasta. Aku sudah makan banyak, Ma. Aku juga sudah selesai khursus Bahasa Russia dan Jepang, Ma. Aku akan menjadi anak yang pintar dan hebat.” Selena mengulum senyumannya mendengar ucapan Oliver. Selama ini memang Selena selalu mengatakan kalau Oliver mampu menguasai banyak bahasa maka putranya itu akan menjadi anak yang hebat. Dan Selena pun selalu memberikan yang terbaik untuk Oliver. Putra kecilnya itu meman

    Last Updated : 2024-11-07

Latest chapter

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 259 – Extra Part II 

    “Mommy, aku pulang.” Joice melangkah masuk ke dalam rumah dengan raut wajah yang muram. Gadis kecil cantik itu nampak lesu seperti tengah memikirkan hal yang mengusik pikirannya. Joice meletakan tas sekolah ke sofa, dan duduk di sofa itu. Jika biasanya Joice selalu riang gembira, kali ini gadis kecil itu tak seceria biasanya. “Sayang? Kau kenapa?” Brianna yang baru saja selesai menyiram tanaman, dikejutkan dengan putri kecilnya yang pulang dari sekolah dalam keadaan wajah yang muram. Padahal setiap hari, Joice selalu pulang sekolah dalam keadaan wajah yang riang gembira. “Tidak apa-apa, Mom. Aku hanya lelah saja,” jawab Joice pelan. Brianna menghela napas dalam. Brianna yakin pasti ada yang tidak beres dengan putri kecinya itu. “Katakan pada Mommy ada apa, Nak?” tanyanya seraya duduk di samping Joice. “Mommy aku ingin bertanya padamu.” “Kau ingin tanya apa, Sayang?” “Hm, apa aku ini tidak cantik, Mom?” Joice menyandarkan kepalanya di lengan Brianna. Bibir Joice mengerut, menunj

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 258 – Extra Part 

    Tiga tahun berlalu … Miller International School, London. “Oliver Maxton! Pulang sekarang! Tidak ada main basket!” Selena berkacak pinggang mengomel pada putra sulungnya yang berusia 8 tahun. Tampak mata Selena menatap dingin dan tegas putranya itu. Aura kemarahan begitu terlihat jelas di paras cantik wanita itu. Dengan keadaan perut yang membuncit, Selena mengomeli putranya di tengah jalan. Ya, saat ini Selena tengah mengandung untuk ketiga kalinya. Ulah Samuel membuat Selena hamil lagi. Hanya saja kali ini berbeda. Kehamilan ketiga ini, Selena hamil bayi kembar. Sungguh, Selena berjanji setelah ini dia akan steril tak ingin lagi memiliki anak. Tubuhnya baru saja langsing tapi sudah harus bengkak lagi. Padahal niat Selena adalah memiliki dua anak. Tapi ternyata malah kecolongan. “Ck! Ma, guru sudah menghukumku time out. Mama kenapa menghukumku juga? Nanti aku akan menghubungi Grandpa William. Aku akan meminta Grandpa William memecat guru yang sudah berani menghukumku,” tukas Oli

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 257 – Perfect Ending 

    Beberapa bulan kemudian … Fistral Beach, Newquay, UK. Deburan ombak menyapu kaki telanjang Juliet. Angin berembus menerpa kulit Juliet membuatnya Juliet memejamkan matanya sebentar, menikmati keindahan musim panas. Tampak Rava begitu setia mengikuti langkah kaki Juliet. Sesekali Juliet menatap banyak anak muda yang siap-siap untuk berselancar. Fistral Beach memang salah satu pantai di Inggris yang menjadi tempat favorite untuk berselancar. Kandungan Juliet kini telah memasuki minggu ke dua puluh tiga. Perut Juliet sudah membuncit. Tubuhnya pun mulai mengalami kenaikan berat badan, namun tak terlalu parah. Pasalnya selama hamil, Juliet tak terlalu nafsu makan. Meski sudah dipaksa oleh Rava, tapi tetap saja Juliet menolak. Trimester pertama, Juliet mengalami mual hebat sampai tak bisa makan apa pun. Rava sampai harus meminta dokter mengontrol Juliet setiap hari karena Juliet tak bisa makan. Dan beruntung sekarang kondisi Juliet sudah jauh lebih baik. Ngomong-ngomong, anak yang ad

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 256 – Dean and Brianna’s Sweet Moment 

    Seoul, South Korea. Angin berembus di kota Seoul begitu menyejukan. Musim semi adalah salah satu musim terbaik di Seoul. Bunga Sakura banyak tumbuh dengan indah. Salah satu kota di Benua Asia yang menyajikan keindahan dan budaya setempat yang kental. Kota ini adalah kota yang dipilih oleh Dean dan Brianna menikmati bulan madu indah mereka. Selama di Seoul, Dean dan Brianna selalu mengabadikan moment-moment indah mereka. Moment di mana tak akan pernah mereka lupakan. Dua insan itu akhirnya telah menjadi satu setelah banyaknya rintangan. Meski tak mudah, tapi Dean dan Brianna membuktikan mereka mampu bersatu. “Sayang, ayo bangun. Kenapa jam segini kau belum bangun juga?” Brianna menggoyangkan bahu Dean, meminta suaminya itu untuk bangun. Waktu menunjukan pukul 10 pagi. Brianna ingin segera jalan-jalan menikmati indahnya kota Seoul. Meski lelah karena selalu olahraga malam, tapi Brianna tak mau menyia-nyiakan moment bulan madunya dengan sang suami tercinta. Dean menggeliat mendengar

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 255 – Dean and Brianna’s Wedding

    Sebuah hotel mewah di London telah dipadati oleh wartawan yang lebih dulu hadir. Dekorasi ballroom hotel itu tampak memukau. Hiasan mawar dipadukan bunga lily dan batu Swarovski begitu indah menawan. Red carpet yang terpasang di lantai seakan memberikan sentuhan mewah. Ballroom hotel megah ini telah disulap layaknya tempat di mana pangeran dan putri akan menikah. Nuansa tema kental kerajaan melekat di ballroom hotel megah itu. Ya, hari ini adalah hari yang telah dinanti-nantikan oleh Dean dan Brianna. Hari di mana mereka akan segera melangsungkan pernikahan. Setelah banyaknya rintangan yang mereka hadapi akhirnya Dean dan Brianna dapat melewati badai masalah yang hadir. Takdir memang memiliki caranya sendiri menunjukan siapa belahan jiwa kita yang sebenarnya. Harusnya Dean menikah dengan Juliet, tapi ternyata takdir Dean adalah Brianna. Sedangkan Juliet menikah dengan Rava. Pun dulu Samuel tak menyetujui hubungan Dean dan Brianna. Samuel adalah satu-satunya orang yang menentang hubu

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 254 – Geovan Family 

    Para pelayan tampak sibuk mondar mandir menyajikan makanan ringan serta minuman ke atas meja. Hari ini adalah hari yang telah ditentukan oleh Marsha. Hari di mana Selena akan memberitahukan jenis kelamin anak yang ada di kandungan putrinya itu. Dan sekarang hampir semua keluarga berkumpul atas permintaan Marsha. Tentu kalau Marsha sudah meminta berkumpul, tak ada satu pun yang bisa membantah. Lihat saja sekarang ruang keluarga megah sudah cukup penuh. Sean dan Stella beserta keempat anak mereka duduk di sisi kanan. Sedangkan Mateo dan Miracle beserta ketiga anak mereka duduk di sofa sebelah kiri. William duduk tepat di samping Marsha di sofa tengah. Yang mereka tunggu saat ini adalah Samuel dan Selena. Kalau untuk Dominic belum bisa dipastikan datang. Mengingat selama ini Dominic sangat sulit untuk diajak berkumpul. “Miracle, di mana Selena? Kenapa Selena belum datang juga?” tanya Marsha pada Miracle. “Masih di jalan, Mom. Tunggu sebentar. Pasti Kak Selena akan datang,” jawab Mirac

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 253 – It’s a Boy 

    Paris, Perancis. Suara lenguhan memenuhi kamar hotel megah itu. Ranjang luas itu menjadi tempat di mana dua insan telah melakukan pergulatan panas. Erangan yang tak henti-henti begitu merdu di telinga keduanya. Lagi dan lagi tak pernah mereka bosan melakukan pergulatan panas di atas ranjang. Letupan gairah dan hasrat membara telah tergulung menjadi satu di sana meluapkan api candu yang tak pernah padam. Hingga ketika telah mencapai puncak, semburan lahar panas memasuki rahim sang wanita. Napas sang wanita terengah-engah. Tubuhnya terkulai lemah. Pagi hari mendapatkan serangan membuatnya tak memiliki energy untuk beranjak dari tempat tidur. Bulan madu singkat terisikan dengan indahnya percintaan dua insan itu. Tubuh mereka saling berdamba akan sentuhan satu sama lain. Tak ada satu malam pun yang terlewatkan untuk melakukan pergulatan panas. Mereka melebur menjadi satu, seolah tak bisa terpisahkan. “Rava, besok kita harus libur. Kau membuatku tidak bisa jalan. Kau ini bagaimana kena

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 252 – Family Time II 

    “Wah, kalian sudah datang! Ayo masuk.” Stella—istri Sean menyambut kedatangan Selena, Samuel, Oliver, Brianna, Dean, dan juga Joice. Senyuman di wajah Stella begitu indah dan penuh kehangatan. “Maaf kami lama.” Selena memeluk Stella, bergantian dengan Brianna yang juga memeluk Selena. Pun Oliver dan Joice yang sudah turun dari gendongan ayah mereka, langsung memberikan pelukan pada Stella. Tentu Stella segera membalas pelukan Oliver dan Joice. “Tidak usah meminta maaf, Selena. Kalian datang tepat waktu,” jawab Stella lembut. Selena tersenyum samar. “Dad dan Mom ada di rumah, kan?” tanyanya. “Dad dan Mom lagi di jalan arah pulang. Dad dan Mom baru berbaikan. Jadi jangan heran kalau kau lihat Mom masih bersikap dingin pada Dad,” ujar Stella mengingatkan. “Ah, Mom masih cemburu pada wanita yang mendekati Dad?” tanya Selena menahan geli di senyumannya. Stella mendesah panjang. “Iya, padahal Dad tidak pernah merespon wanita itu. Ini semua ulah Dominic. Aku dengar Mom dibujuk Dad samp

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 251 – Family Time

    Selena menatap deretan koleksi-koleksi dress indah miliknya, namun entah kenapa Selena merasa dress-dress yang ada di hadapannya sudah tak lagi indah jika dipakainya. Padahal tubuhnya pun belum terlalu gemuk tapi Selena merasa bandannya seperti badut. Sesaat, Selena manatap cermin, wajahnya telah dirias make-up tipis. Memakai lipstick pun Selena sangat malas. Hanya lip balm yang dia pakai demi menjaga kesehatan bibir. Kehamilan kedua ini lebih membuat Selena malas berias. Dulu pun ketika hamil Oliver, dirinya malas berias tapi kehamilan kedua jauh membuat Selena malas. “Sayang, apa kau sudah siap?” Samuel melangkah mendekat pada Selena yang berada di walk-in closet. Tampak kening Samuel mengerut kala melihat sang istri belum mengganti pakaian. Selena masih memakai gaun sederhana khusus yang biasa dipakai di rumah. “Sayang, aku bingung harus pakai baju apa.” Selena langsung membenamkan wajahnya di dada bidang Samuel. “Sepertinya dress-dress milikku sudah tidak cocok lagi dipakai a

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status