P Kemana sih Triliuner membawa kekasihnya jalan-jalan?Ketika Kalila ditawari untuk belanja, gelengan kepala yang diberikannya kepada King.Hidup mewah yang di dapatnya dari lahir membuat Kalila kenyang dengan kemewahan itu sendiri terlebih sekarang ia memiliki penghasilan sebagai pemimpin perusahan dengan jumlah yang terbilang besar tanpa ada tanggungan.Tau kemana Kalila mengajak King akhirnya? Mauerpark Berlin, di sana Kalila dan King berjalan-jalan santai sambil bergandengan tangan seperti orang biasa yang sedang berkencang.“Kakimu tidak lelah?” King melirik heels yang membalut kaki Kalila.“Kalau lelah, apa kamu mau menggendongku?” “Tentu, mau sekarang aku gendong?” Kalila tergelak mendengar jawaban King yang spontan tanpa berpikir, bahkan pria itu sampai melepaskan genggaman tangannya lalu merentangkan kedua tangan agar Kalila yakin jika dirinya sungguh-sungguh.“Belum ... dan lagi, aku sudah terbiasa memakai sepatu seperti ini.” King mengangguk mengerti, meraih kembali tan
Bugh!Sebuah bantal besar menghantam kepala Arjuna cukup kencang membuat kesadaran pria itu ditarik paksa dari alam mimpi.Kejora yang berada dalam pelukan Arjuna dengan posisi tidur membelakangi sang kekasih pun ikut terjaga.“Ngapain lo tidur meluk-meluk adek gue!” Kalila berseru sambil terus memukul Arjuna dengan bantal.“Kak Lila! Stop!” Kejora langsung bangkit, merebut bantal yang digunakan menghantam kepala Arjuna dari tangan Kalila.“Stop Kak, jangan sakitin pacar Kejora!” teriak Kejora memekakan telinga semua orang di ruangan itu.“Lo juga, ngapain mau dipeluk-pekuk Arjuna?” “Memang kenapa? Dia pacar Kejora!” “Nanti kalian kelepasan! Mana enggak ada siapa-siapa di rumah, gimana kalau setan lewat?” “Ya tu setan kalau mau lewat-lewat aja, Kejora enggak akan ngalangin!” Kalila menggeram mendengar jawaban bodoh dari Kejora yang pasti selalu melakukan itu jika sudah terpojok.“Kak Lila suka aneh deh, masa Kakak boleh begituan tapi Kejora enggak boleh ... Kejora udah gede, Kak!”
Datang ke sebuah pesta bukanlah hal baru bagi Kejora, ia selalu bisa tampil memukau dengan gaun rancangan designer ternama juga make up maha karya dari make up artis termahal sekalipun—sang Ayah mampu membayarnya.Tapi tidak untuk malam ini, bukan gaun atau make up artis dan hair do yang membuat Kejora tidak percaya diri melainkan menjadi pendamping Arjuna dalam pesta peluncuran produk dari perusahaannya yang di gadang-gadang akan menyaingi kesuksesan produk-produk sebelumnya.Bak seorang Ratu, Kejora dijemput oleh limo dari kampus.Menjadi perhatian banyak orang tentu sudah biasa bagi Kejora mengingat ia adalah anak dari orang terpandang di Negaranya tapi menjadi pusat perhatian di Negara lain karena berhasil menjadi pasangan seorang pria yang paling dicari dan diinginkan gadis-gadis di sini tentu membuat Kejora gugup.Arjuna terkenal kalem dengan prestasi gemilang dalam bisnis dan mampu membangun perusahaan sendiri tanpa mengandalkan kekayaan kedua orang tua.Setelah Arjuna terkenal
“Oh ... bagus ya kalian di sana pacarannya sama Bule,” sindir sang Kakek dalam sambungan video call.Berita tentang mereka di pesta Arjuna ternyata sudah sampai ke Negaranya.“Gimana rasanya pacaran sama Bule, gadis-gadisnya Nenek?” sang Nenek dengan wajah malaikatnya bertanya tapi Kalila dan Kejora cukup tau maksud terselubung dari pertanyaan tersebut karena bernada menyindir.“Hebat ya sampai jadi pemberitaan dunia, mentang-mentang di Eropa jadi gaya bebas dipakai ... main kiss di depan umum, bagus sekali Kalila,” ujar sang Ayah sambil bertepuk tangan.“Kejora enak donk ya pacaran tinggal lima langkah,” timpal sang Bunda yang ucapannya tersirat banyak mana.Kalila tertunduk malu, sebagai Kakak dirinya tidak bisa memberi contoh baik kepada adiknya.Keluarganya baru mengetahui berita itu saja sudah tampak resah bagaimana jika mereka mengetahui ternyata apa yang selama ini dilakukannya bersama King sudah hampir melewati batas.Mungkin sang Nenek akan pingsan dan Kakeknya terkena serang
“Enggak! Enggak bisa, lo enggak boleh nginep-nginepan sama Arjuna!” tegas Kalila.Dan itu adalah harga mati, Kalila tidak mengijinkan Kejora pergi ke Bavaria dalam rangka menghadiri pesta pernikahan Leon dan Imelda.Pemberitaan kemarin menjadi dasar kuat bagi Kalila untuk melarang Kejora pergi ke Bavaria bersama Arjuna.Jika muncul pemberitaan mengenai Arjuna dan Kejora menginap di sebuah resort bisa-bisa Kalila digantung oleh kedua orang tuanya karena mengijinkan Arjuna dan Kejora pergi bersama.Wajah Kejora cemberut, ia melirik King yang duduk tenang sambil menonton televisi.Calon Kakak iparnya itu tampak pura-pura tidak mendengar, Kejora bertaruh jika jantung King saat ini berdetak kencang mendengar suara kencang kekasihnya.Tapi Kejora sudah biasa mendengar teriakan Kalila, dimarahi oleh sang Kakak merupakan makanan sehari-hari Kejora sewaktu mereka masih tinggal bersama di Negaranya.“Tapi kalau nanti Kejora enggak ikut, Bang Juna pasti digodain Elma ... .” Kejora merajuk, menco
“Aku pikir kamu akan membawa Kejora,” ujar Elma dengan piring di tangannya lalu duduk di kursi kosong di meja itu.Arjuna mendongak hanya memberikan seulas senyum“Kamu beruntung mendapatkan gadis secantik dia,” celetuk Evan sahabat mereka yang sudah lebih dulu bersama Arjuna di meja itu.“Bagaimana rasanya memiliki kekasih orang Asia? katanya kebanyakan dari mereka adalah perawan ... double beruntung kamu, Jun ...,” timpal teman lainnya menggaungkan gelak tawa di resto yang berada di resort tersebut membuat beberapa pengunjung mengalihkan tatapan ke arah mereka.“Kalian berisik!” teriak Elma sampai menggebrag meja.Mereka semua bingung kenapa Elma sampai emosi seperti itu.Orang-orang yang berada di meja itu saling melempar pandang mencari tau apa yang terjadi dengan Elma.Sang wanita memilih pergi setelah melempar garpu dan pisaunya, menghasilkan bunyi nyaring karena berbenturan dengan piring.Arjuna tentu tau kenapa Elma bersikap demikian, wanita itu tidak terima karena sekarang di
King tau Angel Eyes sedang gugup, terbukti dari telapak tangannya yang dingin dan basah. Cengkaraman tangannya juga di lengan King begitu kuat.Tapi seperti biasa, Kalila adalah wanita tangguh yang selalu siap dalam setiap kondisi.Setidaknya sekarang ia sedang berusaha siap karena tidak satu kata pun keluhan tercetus dari bibir sensualnya yang memberitau jika dirinya sedang gugup.Kalila dan King melangkah beriringan menuju sebuah taman dimana acara ulang tahun Mami Azuri dirayakan.Sepasang sepatu wedges cantik dengan tali pada pergelangan kakinya membalut kaki Kalila.Atasan model halterneck velvet warna hitam dipadankan dengan ruffleskirt selutut membuat kaki jenjang Kalila tampak indah.“Apa kamu gugup?” Akhirnya pertanyaan itu terlontar juga dari mulut King.“Jangan pernah meninggalkanku sendiri, King!” pinta Kalila bagaikan sebuah perintah bukan permohonan.King mengulum senyum. “Baiklah my Angel ... .” Garden party bertabur lampu dan bunga itu mampu membuat Kalila terpana.M
Baru beberapa menit ditinggal ke toilet, Kalila menemukan King sedang menggendong wanita laknat yang tadi mengaku mantan kekasihnya.Wanita itu terlihat mabuk, meracau dengan bibirnya yang berusaha menggapai bibir King sampai pria itu kewalahan menjauhkan wajahnya dari wajah Helga.Tapi Kalila bisa melihat raut khawatir di wajah King dan berhasil membuat hatinya bergetar hebat dan terasa ngilu.Kalila membalikan tubuh, ia tidak ingin melihatnya maka kembali ke kamar adalah keputusan yang baik.Tentu saja King pasti memiliki banyak mantan, pria itu adalah incaran para gadis.Jadi mana yang harus Kalila percayai, ucapan Mami yang mengatakan jika hanya dirinya gadis yang dikenalkan kepada beliau karena yang lain sudah bukan gadis lagi.Atau ucapan King yang mengatakan jika hanya dirinya gadis atau kekasih yang dikenalkan kepada beliau.Lalu kenapa Helga bisa ada di pesta Mami Azuri? Pasti karena Mami mengenalnya bukan?Api cemburu membara di dalam dada Kalila membuat langkahnya semakin
“Morning my handsome Daddy,” sambut Angel yang sudah duduk di meja makan.“Selamat pagi Putri Daddy yang paling cantik,” balas King menggunakan bahasa Indonesia agar anak-anaknya tidak melupakan tanah kelahiran sang MommyKing mengecup kepala Angel yang berumur empat tahun lalu mengusap kepala El dan Ev secara bergantian. Ia pun duduk di singgasananya, kursi yang berada di ujung meja.“Siap untuk ke sekolah?” King bertanya kepada tiga anaknya. Mereka sangat lucu memakai pakaian sekolah dengan jas dan dasi untuk anak laki-laki sementara anak perempuan menggunakan blazer dan syal.Kalila yang selalu cantik meski di rumah saja datang menghampiri diikuti para pelayan yang membawa menu sarapan pagi.“Hari ini Daddy yang akan mengantar kalian,” ujar Kalila sambil membenarkan dasi yang melingkar di leher King.“Oke Mom,” balas El dan Ev kompak.Kalila mengisi piring kosong ketiga anaknya dengan menu sarapan pagi yang telah ia buat, tidak lupa ia juga melayani sang suami tercinta lengkap den
Saat ini perusahaan yang dibangun Arjuna dengan kerja kerasnya sedang berada di puncak kejayaan.Pria itu juga menikah dengan gadis yang sangat dicintainya. Sudah dikaruniai seorang Putri cantik yang empat bulan lalu lahir dengan cara normal.Arjuna menyaksikan sendiri buah cintanya bersama Kejora lahir ke dunia.Semua itu menjadikan Arjuna sebagai pria paling berbahagia, hidupnya terasa sempurna.Lelah akibat seharian bekerja, sirna seketika saat melihat Kejora sedang bermain bersama Princes di atas ranjang mereka.“Papa pulang!” Kejora berseru bahagia membuat Princess menoleh.Senyum Arjuna melebar, akhirnya ia bisa melihat Princes secara langsung setelah seharian bekerja dan hanya mendapat kabar dari sang istri yang mengirimkan banyak foto sang Princes.Kini galeri hingga walpaper di alat komunikasi canggih itu penuh berisikan foto-foto Princes.“Papa ganti baju dulu ya.” Arjuna harus membersihkan diri dan mengganti pakaian sebelum memeluk Princes.Jarang-jarang Arjuna mandi di ma
Kebahagiaan karena kelahiran anggota keluarga baru hanya bertahan sementara karena saat ini di ruang tunggu rumah sakit sudah berkumpul kembali orang-orang yang menyayangi Kalila termasuk kedua mertuanya.Mereka semua berharap banyak dan tidak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan Kalila dan sang janin.King tidak sempat membawa Kalila ke Hamburg, kondisi Kalila yang lemah karena pendarahan hebat membuatnya memasrahkan keselamatan sang istri beserta calon anaknya pada Dokter terbaik di rumah sakit itu.Tadi Dokter mengatakan jika janin yang baru menginjak tiga puluh minggu itu harus dikeluarkan.Tubuh King melemas setelah mendengarnya terlebih ia merasa tidak berguna duduk di sini sementara sang istri sedang bertaruh nyawa di atas meja operasi.“Kalila dan bayimu akan selamat,” ujar Arjuna menenangkan.“Kembalilah ke kamar dan temani Kejora, dia lebih membutuhkanmu.” King merasa tidak enak hati karena Arjuna harus menemaninya, sahabatnya itu meninggalkan Kejora di kamar rawat.“Betu
Satu yang ingin Elma lakukan setelah keluar dari rumah sakit jiwa yaitu menghancurkan hidup Arjuna.Ia telah mendengar dari para sahabatnya jika Arjuna telah menikah dengan Kejora dan hidup bahagia.Dengan sengaja Arjuna menyingkirkannya, memasukan dirinya ke rumah sakit jiwa hanya untuk bersama Kejora.Dendamnya bertahun-tahun ia pendam dan harus segera terbalaskan, hidupnya tidak akan tenang sebelum melihat Arjuna dan Kejora menderita.Kebetulan sekali saat Elma keluar dari rumah sakit jiwa, ia mendengar bila Kejora sedang hamil besar dan tidak lama lagi akan melakukan persalinan.Elma menahan dirinya untuk melampiaskan dendam hingga hari itu tiba.Ia telah mengatur sebuah rencana untuk membalaskan dendamnya dan di sini lah ia sekarang.Di rumah sakit dimana Kejora melakukan persalinan, langkah Elma begitu mantap menuju ruang bayi.“Permisi, boleh saya tau yang mana bayi dari Tuan Folke?” Elma bertanya pada salah satu suster penjaga.Ekspresi wajah sang suster berubah antisipasi. “S
“Sayang?” Arjuna sontak menegakan tubuhnya, pria itu terkejut karena tidak menemukan sang istri di atas ranjang mereka.“Kejora? Sayaaang?” Arjuna melompat dari atas ranjang menuju kamar mandi namun sang istri tercinta yang beberapa minggu ini sedang merajuk, tidak ia temukan juga.Arjuna mengusap wajahnya kasar, khawatir Kejora minggat karena masalah Elma belum juga usai meski segala kalimat janji untuk tidak meninggalkan Kejora telah Arjuna lontarkan.Salah siapa pernah meninggalkan Kejora dan memilih Elma? Kejora jadi tidak mempercayai ucapan Arjuna lagi meski terkadang jika mood Kejora sedang baik—perempuan itu akan bersikap manis terutama ketika jadwal mereka bercinta.Tidak sengaja Arjuna menoleh ke jendela dan mendapati sang istri berada di halamanan depan sedang melakukan peragangan menggunakan stelan olah raga untuk Ibu hamil lengkap dengan sepatu.“Sayaaaang?” panggil Arjuna setelah membuka jendela dengan tergesa-gesa.Kejora mendongak, menghalau pandangannya dari sinar mat
“Gadismu sudah tidur ... dia menyenangkan,” ujar Celena saat keluar kamar.Ditutupnya pintu dengan sangat hati-hati agar tidak membangunkan Kejora yang baru saja terlelap setelah menangis dan mencurahkan kembali isi hati kepada Celana setibanya mereka di Griya Tawang karena Marvin harus kembali ke kantor.“Dia menyukaimu,” balas Marvin, berdiri tepat di depan Celena dengan satu tangan masuk ke dalam saku celana.Pakaiannya sudah lusuh selusuh raut wajahnya yang tampak lelah.Sebelum kembali ke kantor, Marvin membawa Kejora dan Celeneake Griya Tawang lalu meninggalkan mereka berdua di sana.Ia tidak mengira jika Celena mau menemani Kejora hingga dirinya pulang bekerja.“Aku pulang,” kata Celena dengan senyum manis.Langkahnya tertahan saat hendak melewati Marvin, pria itu mencengkram tangannya.“Terimakasih Celena,” ucap Marvin sambil menatap dalam bola mata hazel milik Celena.“Kamu ingat namaku?” Celena tampak terkejut.“Tentu ... baru siang tadi kamu memuaskanku.” Ekspresi menyebalk
“Kamu kenapa sih sayang? Cemberut terus, hem?” Arjuna bertanya kepada istrinya yang sedang mengatur sarapan pagi.Di peluknya tubuh jenjang yang kini sedikit melebar itu karena sedang mengandung.Lantas ia kecup pipi bulat Kejora cukup dalam hingga kepala sang istri miring beberapa derajat ke samping.Semua perlakuan romantis itu tidak juga membuat Kejora tersentuh karena akhirnya perhari ini ia bisa menunjukan kekeselannya kepada Arjuna. Beberapa hari ia menahan diri, menghormati mertuanya yang sedang mengunjungi mereka dan selagi mereka meninjau bisnisnya ke kota lain—Kejora bisa melampiaskan kekesalannya kepada Arjuna.“Diem ah ... lepasin! Ngeselin!” Kejora berseru pelan.“Sayaaaang.” Arjuna membalikan tubuh Kejora hingga perut mereka bersentuhan namun tidak dengan dada mereka.“Abang salah apa lagi kali ini?” Arjuna bertanya lembut. Tidak lupa ia mengecup sekilas bibir sang istri yang mengerucut.“Kenapa Bang Juna enggak bilang kalau masih suka nengokin Elma ke rumah sakit jiwa
“Sakit sayang?” Arjuna bertanya saat menghentak Kejora dari atas, ia menahan tubuhnya dengan sikut dan lutut agar tidak menekan perut Kejora yang sudah membesar.Sang istri menggelengkan kepala namun matanya terpejam erat seperti sedang merasakan sakit atau ngilu.Padahal itu hanya prasangka Arjuna saja yang merasa khawatir dengan apa yang dirasakan Kejora dan janin yang ada di dalam rahim.Pada kenyataannya Kejora menikmati setiap kali kegiatan bercinta mereka bahkan gairah dan hasratnya meningkat dua kali lipat semenjak mengandung.Mungkin pengaruh dari hormon kehamilan yang sekarang sedang menguasainya karena setiap kali mereka bercinta, Kejora selalu sampai lebih dulu bahkan ia bisa merasakan pelepasan hingga dua kali dalam satu ronde.“Sakit sayang?” Arjuna bertanya lagi setelah merubah posisinya.Kini pria itu menyendok dari belakang Kejora. “Abang ... jangan nanya terus donk, Kejora enggak bisa konsentrasi nih,” protes sang istri.“Abang khawatir kamu sama bayi kita sakit sayan
Meski Kalila sudah tidak memimpin perusahaannya lagi tapi sebagai sekutu pasif yang memiliki saham besar di perusahaan tersebut membuat pendapatnya masih dibutuhkan dalam mengambil sebuah keputusan besar.Baru saja ia dan para pemimpin diperusahaan itu termasuk Andreas—penggantinya, selesai melakukan rapat.Jam menunjukan pukul delapan waktu Berlin dan sudah satu jam berlalu dari saat King pulang ke rumah hanya menyapanya sebentar memberikan pelukan disertai kecupan lalu meninggalkan Kalila di perpustakaan untuk melakukan meeting online.Kalila menutup laptop lalu merapihkan berkas menjadi satu di atas meja.Ia hanya menggunakan dress rumahan dengan blazer yang biasa dipakai ke kantor.Rindu rasanya berkutat dengan tumpukan berkas, tanda tangan, menganalisis laporan dan membuat target untuk dicapai selama satu tahun.Bertemu klien, memakai stelan kerja yang rapih dan heels.Kalila menggelengkan kepala, menghempaskan pikiran tersebut dan berusaha move on dari kenangan akan masa lalunya