Jason menegakkan punggungnya saat membuka pesan yang dikirimkan oleh Mia. Pria itu bahkan refleks berdiri dengan sorot mata menahan amarah.“Roland!” teriak Jason.“Apa yang terjadi Pak?” tanya Roland.“Pesankan tiket pesawat penerbangan pertama sekarang juga! Ada orang bosan hidup yang mencari gara-gara dengan meneror istriku!”“Saya memang sudah memesan tiket untuk kembali ke Jakarta tiga puluh menit lagi Pak,” papar Roland.Keduanya segera menaiki mobil untuk menuju bandara. Sepanjang perjalanan mulai dari di mobil dan di pesawat Jason benar-benar gelisah. Sedangkan Roland, pria itu sibuk mencari orang gila yang melakukan ini pada majikannya. Pria itu juga memakai anak buahnya melalui pesan.Sementara itu Bayu sedang panik menunggu dokter menangani Nila. Mia berada di dalam untuk menemani majikannya. Di saat seperti ini Bayu tidak bisa mempercayai siapa pun selain Mia. Jika tukang paket saja mampu melakukan hal gila seperti tadi, bukan tidak mungkin jika itu dilakukan oleh dokter.
Haiden sedang bermain pasir di teras kelasnya. Bocah itu tampak sibuk membangun sebuah benteng yang akan ia adu kebesaran dengan temannya. Bocah itu sudah menyusun tinggi-tinggi pasir khusus dengan cetakan.Lalu beberapa anak laki-laki berlarian di sekitar Haiden dan temannya hingga Haiden kesal sendiri. “Berhentilah berlarian, aku akan memukulmu jika pasirku jatuh!”Bruk!Belum ada satu menit Haiden menyelesaikan ucapannya, seorang anak laki-laki jatuh di atas benteng yang terbuat dari pasir. Haiden berdiri dengan perasaan kesal, “Kan sudah di bilang jangan lari-larian! Kalau punya dia hancur begitu, kan aku jadi ulang lombanya!” Sedangkan teman Haiden yang bentengnya rusak karena ulah temannya justru menangis. Sementara sang pelaku malah tertawa bersama teman-temannya.“Begitu saja menangis! Kaya perempuan!” cibir anak laki-laki tersebut sembari bangkit dan membersihkan celananya dari pasir-pasir yang menempel.“Menangis bukan hanya untuk perempuan, kamu bicara seakan-akan kamu tid
Sepulang dari rumah Santi, Jason langsung kembali masuk ke kamar. Saat pria itu masuk, Mia keluar setelah melakukan kontak mata dengan Jason. Sejenis isyarat bergantian menjaga Nila? Setelah Mia keluar, Jason lalu duduk di sebelah Nila yang menonton film di atas kasur seperti biasa. Pria itu lalu menatap suaminya yang tampak gusar.“Kamu kenapa Mas? Dari mana? Kok kayanya tadi kamu buru-buru banget perginya?” tanya Nila bertubi-tubi.“Biasalah sayang, klien-klien rewel seperti kemarin. Aku heran dengan orang-orang seperti mereka, kenapa tidak bisa diam saja tanpa membuat masalah. Apa mungkin mereka gatal-gatal jika tidak membuat masalah?” Jason lalu membaringkan tubuhnya di kasur dengan paha Nila sebagai bantalan.“Kamu sering banget dapat klien rewel begitu Mas. Kayanya kamu lagi di latih biar nggak kaget kalau harus menghadapi anak bayi yang akan sangat rewel di seratus hari pertamanya.” Tangan Nila bergerak memainkan rambut Jason.“Bagaimana mungkin rewelnya orang-orang itu sama d
Sore ini keluarga kecil Jason akan pergi ke Bandung dengan di dampingi oleh para pengawalnya. Ada dua motor di bagian depan dan belakang barisan mobil-mobil yang mengawal perjalanan Jason ke Bandung.Mobil Jason berada di tengah-tengah, di depannya ada tiga mobil dan di belakangnya ada empat mobil yang mengawal perjalanan mereka ke Bandung.“Pak, kebetulan malam nanti Madam akan menyusul dengan teman-temannya. Beliau berpesan untuk membereskan vila di sebelah Anda juga. Kemungkinan akan ada empat anak-anak nantinya, kata Madam agar Haiden tidak kesepian,” papar Roland.“Sebenarnya mereka semua apa, sehingga selalu saja pergi bersama ke mana pun dan kapan pun,” ujar Jason tidak habis pikir.“Apa lagi yang akan mereka lakukan di umur seperti sekarang ini selain menikmati hidup Mas? Ya ... mungkin niat Mama membawa teman-temannya untuk memamerkan pencapaian baru kamu,” balas Nila.“Entah sayang, Mama lebih terlihat seperti ABG. Ke mana-mana bersama-sama kelompoknya, mencoba hal-hal yang
Malam ini adalah malam di mana Jason akan meresmikan anak perusahaannya yang ke lima. Dengan bangga, pria itu menggandeng anak dan istrinya untuk naik ke atas podium.“Selama malam semua tamu undangan yang hadir. Selamat menikmati jamuan dan terima kasih atas kehadirannya. Saya tidak akan menyampaikan banyak. Saya sangat bersyukur kepada sang pencipta karena memberi saya kemudahan dalam mengais rezeki. Semua ini juga tidak akan bisa berlangsung dengan baik tanpa dukungan orang-orang terdekat saya. Mama saya yang mengajarkan saya berbisnis, hingga saya berhasil menjalankan perusahaan dengan baik dan stabil. Kemudian, istri saya, Nona Nila Anggraini Wirabraja yang selalu menemani setiap proses saya. Juga anak saya, Haiden Wirabraja yang menjadi obat dari segala permasalahan di kantor. Mungkin kalian bingung tentang anak pertama saya, mengingat saya dan istri baru menikah beberapa bulan lalu. Sebenarnya kami sudah menikah sirih sejak empat tahun yang lalu, dan baru menikah secara resmi b
Malam ini akan Nila dan Jason akan menggelar acara ulang tahun untuk Haiden. Keduanya mengundang teman-teman sekolah Haiden ke rumah.Saat ini waktu masih menunjukkan pukul dua siang, terlihat tim EO yang sedang mempersiapkan tempat untuk acara nanti malam.Acara akan dilakukan di halaman sebelah rumah yang masih memungkinkan jika hanya menampung lima puluh orang. Teman satu kelas Haiden ada sekitar tiga puluh anak. Yang pasti mereka tidak didampingi orang tua. Tema acara ulang tahun Haiden sendiri adalah super hero, jadi para tamu undangan yang tiba diharuskan menggunakan DC super hero. Haiden akan menjadi Batman bersama Jason. Sementara Nila akan menggunakan gaun hitam. Karena kondisi Nila yang sedang hamil tua tidak memungkinkan untuk memakai pakaian super hero yang kebanyakan ketat.Saat ini Nila sudah memulai prosesi merias wajahnya oleh perias karena acara akan di mulai pukul enam malam. Berbeda dengan sang Ibu, saat ini Haiden masih duduk di halaman sebelah rumah bersama Ayahn
“AAAA SAKIT MAS! KAMU JANGAN NGOMONG MULU DONG! INI PERUTKU MULES!”Di tengah-tengah kepanikan semua orang, Jason justru menghentikan kursi roda di depan gerbang. “Jadi kamu cuma mules? Bukan mau melahirkan sayang?”“Tidak waras!” Mia mengambil alih kursi roda Nila dan langsung membawanya ke mobil.Bugh! “Akh!” adu Jason saat merasakan seseorang memukul kepalanya dengan tas.“Bagaimana bisa aku melahirkan putra bodoh sepertimu! Istrimu itu kontraksi!”“Tapi katanya mules Ma, kan seharusnya buang air besar dulu,” balas Jason.Santi menepuk jidatnya karena ulah Jason yang menurutnya konyol. “Temani istrimu melahirkan, sebelum aku membuatmu menyesal.”Jason lalu naik ke atas mobil dan menggenggam erat tangan Nila, berusaha menyalurkan kekuatan, meskipun sebenarnya pria itu tidak tahu apa yang sedang dialami istrinya.“Mama bilang Nila kontraksi, tapi ... Nila bilang perutnya mules? Bukankah yang benar yang merasakan? Apa orang melahirkan dengan cara mules ... seperti ingin buang air bes
Setelah di rumah sakit satu Minggu terakhir, malam ini Nila diperbolehkan pulang. Kini Jason dan Nila sedang dalam perjalanan pulang, Nila tampak bahagia sekali.“Cantiknya putri Mama,” ujar Nila sembari mengajak Haira bermain.“Mas, pasti menggemaskan sekali, melihat interaksi antara Haiden dan Haira. Aku sangat tidak sabar melihatnya,” ujar wanita itu.“Aku juga sayang, Haiden sangat lembut kepada Anna. Dia terlihat akan menjadi Kakak laki-laki yang penuh kasih,” balas Jason sembari mengusap kepala Haira.“Aku bahkan membayangkan tujuh belas tahun lagi, saat Haira menjadi anak SMA yang mulai keluar malam. Lalu, Haiden adalah mahasiswa yang sangat over protektif kepada Haira. Dia akan menunggu di depan pintu sampai adiknya pulang. Jika Haira sampai menangis karena ulah seseorang, pasti Haiden akan marah besar.”“Kemarin kamu mengatakan imajinasiku liar, lihatlah dirimu sayang,” balas Jason mencibir.“Aku tidak sedang berimajinasi Mas, tapi aku sedang membayangkan hal yang mungkin ter