Share

Chapter 65

Penulis: Rara Radika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-01 11:17:46

Setelah makan siang, Leoni pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan tubuh rutin. Menemui dokternya secara pribadi dan ia dirujuk untuk menemui spesialis kejiwaan karena masalah tidur dan panik berlebihan yang menganggunya. Dia menunggu nomor antrianya dipanggil, duduk bersama orang-orang yang hendak diperiksa.

Ia menatap layar ponselnya dan melihat video Zeline yang dikirimkan oleh Theodore. Ketika tiba-tiba beberapa orang dihebohkan dengan sesuatu yang entah apa itu Leoni tidak terarik untuk melihatnya.

"Dia menggendong istrinya? Atau kekasih?"

"Prianya begitu tampan!"

"Dia sangat kuat dan bertubuh bagus!"

"Wanita itu beruntung sekali."

"Dia juga wanita cantik."

"Lihat penamplanya yang rapih, mereka pasti bukan orang-orang biasa."

Wajah Leoni datar benar-benar datar mendengar semua ucapan itu. Menerka siapa pasangan yang saling gendong-menggendong itu. Pasti mereka satu pasangan yang baru menikah, atau sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara.

"Mrs. Leoni?"

"Ya?"
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Kim Choi
authornya ga nyambung, sekali' Leoni yang sakit hati? padahal selama ini Leoni udah menderita, trs baru bahagia sebentar eh udah menderita lagi
goodnovel comment avatar
Nelis Ajah
tunggu aj nanti setelah ketauan Leoni Xander akan menyesali nya mau nya sih dia kehilangan d tinggalkan Leoni n anak nya wkwkwk
goodnovel comment avatar
S.T
lelaki ckckck......di tunggu chapter pembalasan leoni ke xander
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 66

    Dominic masuk ke dalam sebuah bar membawa serta sikap pecicilanya. Tersenyum, menggoda, pun merayu para wanita cantik yang duduk sendiri menghabiskan alkohol mereka seperti orang yang sedang patah hati. Ia berjalan menuju bartender lalu memesan minuman. Duduk di samping seorang wanita yang sedang tersungkur mabuk di atas meja. "Nona, luka hatimu sangat dalam, uh?" tanya Dominic kepada wanita tersebut. "Tuan." Seorang bartender membawa minuman yang tadi telah Dominic pesan, mengalihkan atensi pria itu padanya. "Terimakasih," balas Dominic, mengangkat gelasnya lalu ia sesap perlahan cairan gold memabukan itu. Kembali tatapanya kepada wanita yang duduk di samping. Tatapan mata Dominic tak alih dari wanita yang sama sekali tak bergeming saat ia berbicara kepad

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-02
  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 67

    Setelah membersihkan diri di dalam kamar mandi, Xander yang tubuhnya hanya terbalut handuk tipis pada pinggangnya itu naik ke atas ranjang, membaringkan diri di sisi tubuh istrinya lalu ia peluk Leoni hangat. Mengendus aroma candu dari ceruk leher Leoni pun ia dapatkan wangi alkohol yang menguar dari istri tercintanya. "Kau habis minum?" tanya Xander. Leoni menggeliat di dalam pelukanya, membalikan tubuh untuk menghadap pria itu lalu membuka mata yang memerah. "Aku minum satu gelas saja," balasnya. "Ada apa? Apa yang kau pikirkan sehigga membuatmu minum, um? Ceritakan kepadaku, pekerjaan atau apa?" tanya Xander. Kontan Leoni terkekeh geli di depanya. Tahukah Xander jika yang membuat Leoni minum adalah dirinya? Dirinya yang tiba-tiba berubah? Pria itu benar-benar tidak tahu alasanya, dan tidak menyadari jika sudah dua minggu dia mengabaikanya. "Seseorang membuatku kesal," ungkap Leoni. "Siapa yang berani membuat istriku kesal?" "Seseorang yang sangat ingin kutendang waj

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 68

    "Ha—hai, bajumu sedang kukeringkan," ucap Laura pada Xander yang telah keluar dari kamar mandi hanya mengenakan bathrobe sebagai pembalut tubuhnya. Wajah, rambut, leher serta dada Xander dipenuhi dengan tetesan air yang semakin membuatnya menggoda. Laura hampir tak bisa menatapnya karena kepalanya akan pening. "Maaf merepotkanmu, Laura." "Tidak, ini salahku. Salahku karena tak sengaja menumpahkan makanan ke bajumu. Pekerjaanmu pasti tertunda karena aku." "Aku telah menghubungi sekretarisku untuk enunda beberapa jadwal, itu tidak masalah," timpal Xander. Kemudian pria ini duduk pada sofa ruang utama, sementara Laura berdiri di dapur dengan satu kakinya. Wanita cantik ini tidak berani mendekat. Xander menatapnya, Laura yang langsung mengalihkan pandangan darinya. Lantas, ia beranjak dan mendekati teman wanitanya itu. "Biar kubantu kau untuk duduk," kata Xander. Tanpa peringatan ia menggendong tubuh Laura pun di mana reflek tanganya memegang dada bidang Xander. Dia menduduk

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-04
  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 69

    Setelah mandi dan kembali berpakaian lengkap, Xander duduk di kursi kerjanya, membaca beberapa berkas di atas meja, saat tiba-tiba seseorang menghubunginya lewat telepon memberitahu jika seorang tamu datang dan ingin menemuinya. Xander langsung memperbolehkanya masuk setelah mengetahui siapa yang datang. "Laura? Kenapa kau datang, bukankah sudah kuminta kau untuk beristirahat." Segera Xander hampiri Laura yang berjalan tertatih-tatih, membantunya memegang tangan wanita itu untuk duduk pada sofa. Keduanya duduk saling berhadapan. "Xander, aku ingin memberikan ponselmu," tutur Laura, seraya ia sodorkan ponsel pria itu yang tertinggal di apartmentnya. Sejak tadi Xander tak menyadari jika ia tak memegang ponselnya. Perhatianya terlalu lama teralihkan dengan permainan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-05
  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 70

    Menatap tidak suka hidangan di atas meja, sejak tadi Leoni hanya membolak-balikan makanan tanpa menyentuhnya. Tingkahnya itu diperhatikan oleh seluruh anggota keluarga Miller. Malam ini, keluarga besar itu mengadakan makan malam bersama. Berkumpul putra serta cucu mereka. Sementara Leoni masih dalam kondisi sakit namun ia tetap datang untuk menghargai undangan mertuanya. "Wajahmu sangat pucat, Leoni," ungkap Pero kepada menantunya. "Kau sakit?" Deliana menatap cemas. Xander melirik istrinya yang lemas, memegang perut sejak tadi. Lantas ia rangkul tubuh wanita tercintanya itu, mengelus lembut pada lenganya. "Kau ingin beristirahat? Aku akan membawamu ke kamar." Wajah cantiknya memerah meringis lalu mengangguk sam

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-05
  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 71

    Ciuman-ciuman panas serta adegan vulgar yang bersemayam di dalam kepala Laura berakhir pudar saat Xander menyentuh bahunya. Langsung Laura palingkan wajahnya yang memerah, memegangi jantungnya yang berdegup kencang serta mengumpat dalam hati menyesali apa yang baru saja ia pikirkan. Entah kenapa pikiran vulgar itu selalu bermuculan saat Laura dihadapkan dengan pria ini. Membayangkan mereka berciuman, tidur bersama, serta melakukan hal-hal dosa lainya. Laura seperti sudah hilang akal. Andai saja ia tak bisa menahan diri mungkin itu sudah ia lakukan pada Xander. Tapi Laura masih sadar jika pria itu telah memiliki anak dan juga istri. Laura tidak mau menjadi perusak rumah tangga orang lain. Tapi ... entah apa yang terjadi jika sampai ia tak bisa mengontrol perasaanya sendiri. "Hujanya sudah reda, aku pergi." Laura hendak membuka pintu mobil namu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-05
  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 72

    "Leoni." Xander memelotot pada istrinya yang dengan sengaja berpakaian terbuka saat dirinya akan pergi kerja. wanita cantik itu tahu jika Xander tidak bisa menolak godaanya. Leoni terkekeh geli. Sudah mengambil tiga hari cuti dan di rumah berdua bersama Xander membuatnya tidak rela jika pria itu kembali bekerja. Leoni tidak ingin ditinggal sendirian. "Aku harus bekerja, Sayangku." Xander memeluk gemas tubuh istrinya, mencium puncak kepala Leoni dalam-dalam pun ia memejam mencoba tak menoleh punggung polos istrinya yang menggoda. "Aku harus pergi," ucap Xander. Melepaskan pelukanya pada tubuh Leoni tanpa melihat ke arahnya sedikitpun. Takut-takut tergoda dan ia tidak jadi pergi bekerja. Leoni menghempaskan tubuhnya ke atas peraduan yang nyaman. Jemari lentiknya ia mainkan di atas wajah Zeline yang dengan lucunya bayi kecil itu mencoba meraih jemarinya. "Hai Zeline, apa yang harus kita lakukan di rumah berdua? Daddy mu selalu sibuk dengan pekerjaanya, uh?" Ia angkat tubuh Z

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-06
  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 73

    Leoni menyesap beer di dalam kaleng miliknya. Wanita cantik itu kini berada di apartemen Kizzie. Menemui sahabatnya yang baru saja kembali dari acara bulan madunya. Kabar baik yang sangat mengejutkan jika sahabatnya itu kini sedang hamil muda. Sigap Leoni mengambil kaleng beer yang dipegang Kizzie, menyimpanya sejauh mungkin dari wanita hamil itu. “Sebenarnya aku tidak berencana untuk hamil secepat itu. Tapi ... Lucas tidak pernah memakai pengaman dan dia selalu mengeluarkannya di dalam.” Leoni berdeham. Hampir-hampir tersedak setelah mendengar ungkapan sahabatnya yang sedang gundah gulana sebab kehamilannya yang datang begitu cepat. “Berikan aku beer itu, aku hanya akan meminumnya satu kaleng saja,” pinta Kizzie seraya menyodorkan tanganya untuk meminta. Tentu saja tak Leoni beri, malah tatapan tajam yang ia berikan untuk sahabatnya. “Wanita gila mana yang meminum alkhohol saat hamil,” celetuknya. “Kau,” tujun Kizzie. “Itu kau Leoni, kau bahkan meminum whisky hingga mabuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-06

Bab terbaru

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 106

    “Xavion, berhenti berlari nak atau kau akan ja ... tuh.”Menghilang suara Leoni bersamaan dengan terjatuhnya bocah kecil lelaki lucu berusia empat tahun di atas rerumputan yang basah. Kontan membuat seluruh baju serta wajahnya basah kotor terkena lumpur. Setelah jatuh, bocah kecil itu tak menangis melainkan bertambah asik bermain di atas genangan.“God. Nakal sekali anak ini.”Segera Leoni hampiri putranya yang nakal. Satu langkah lagi ia mencapai Xavion, bocah kecil itu malah melemparkan satu genggam lumpur yang tepat mengenai dress putih yang Leoni kenakan. Tanpa rasa bersalah wajah mungilnya dan hanya tahu tertawa-tertawa menggemaskan.“Tolonglah Xavion, berhenti bermain-main. Kau harus pergi ke sekolah.”Meraup tubuh kecil itu dengan dua tangannya dan ia bawa ke dalam gendongan. Membawanya masuk ke dalam rumah tak peduli jika Xavion terus meronta ingin diturunkan hingga berakhir dirinya dengan tangisan yang begitu melengking.“HUUUUAAAAAAA!” Si bontot Xavion menangis begitu nyaring

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 105

    Pandangan mereka bertemu amat dalam dengan posisi mereka yang berjauhan. Xander yang duduk di sofa dalam home theater sementara Leoni berdiri pada ambang pintu. Di antara mereka telah tertidur dua putri cantik di atas sofa. Zenna dan Zeline tertidur setelah film favorit mereka selesai ditayangkan.Xander yang menemani dua putrinya menonton, dan Leoni baru saja datang setelah sibuk dengan persiapan kamar bayi mereka.Melipat bibirnya ke dalam sebelum ia melangkah mendekati sang suami. Langkahnya sudah amat berat pun tangannya terus memegangi bawah perut dan pinggang. Ia duduk di atas pangkuan Xander yang mengulurkan tangan padanya.“Belum tidur, um?” tanya Xander. Lantas ia kecupi leher jenjang istrinya.Tersenyum Leoni. Tak bisa tertidur sebab dirinya merasakan kontraksi yang datang cukup sering. Seharusnya tanggal HPL masih dua minggu lagi, namun perutnya terus merasakan kontraksi.“Xander ... kurasa putramu sudah tak sabar ingin melihat dunia.” Leoni tersenyum canggung. Sesungguhnya

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 104

    Leoni berjalan-jalan di halaman rumahnya dan mendapati Xander yang tengah merokok seraya melamun di dalam gazebo. Ia meringankan langkahnya agar suaminya itu tak mendengar kehadirannya. Dehaman samar dari Leoni membuat Xander menoleh. Dengan cepat ia segera mematikan sulutan rokoknya dan mengipas-ngipas asap yang masih mengepul di area sekitar. "Apa yang sedang kau pikirkan sehingga tak menyadari kehadiranku?" tanya Leoni. Berdiri satu meter dari Xander sebab suaminya itu yang mundur menjauh, merasa dirinya kotor sebab asap rokok yang menempel pada baju dan sangat tidak cocok jika dekat-dekat dengan ibu hamil. "Apa yang kau lakukan di sini? Ini sudah malam," katanya malah balik bertanya, bukan menjawab pertanyaan dari Leoni. Apa yang Leoni lakukan malam-malam dengan berjalan-jalan di sekitar taman rumahnya, apalagi jika bukan mencari keberadaan Xander yang tiba-tiba merajuk sekaligus mengadu kepada dua putri mereka jika Leoni sudah tak mencintainya. Hati Leoni resah sebab suam

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 103

    "Satu, dua, tiga!" Semua orang bersorak meriah ketika Leoni dan Xander bersiap memotong kue di acara Gender reveal anak ke tiga mereka. Disertai jantung yang berdegup kencang serta mata yang memejam Leoni berpegang tangan pada Xander yang mengarahkan pisau pada kue. Keluarga Calis serta Miller turut meramaikan acara gender reveal yang diadakan di rumah baru Xander dan Leoni. Pada halaman belakang yang sangat luas pesta diadakan. Leoni dan Xander akan menerima apapun jenis kelamin anak ke tiga mereka tanpa mengeluh atau menyesal kepada Tuhan yang memberi. Pasutri itu sama-sama merelakan jika saja takdir memang menghadirkan seorang putri kecil lagi di keluarga mereka. Leoni tak akan kecewa, sungguh. Kehamilan yang ketiga ini merupakan kehamilanya yang terakhir, Xander dan Leoni sudah sama-sama berjanji pun memutuskan, meskipun tanpa kehadiran seorang putra nantinya. Xander tak mengijinkan istrinya untuk mengandung anak terus-menerus. Tak masalah keluarga kecilnya hanya dipenuhi

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 102

    "Mommy?" "Yes. Honey?" "Apakah tadi malam daddy menyakitimu?" "Hm ... no." "Why? Daddy mengatakan akan menyakiti Mommy jika kembali." Leoni mengeryitkan alisnya bingung. "Why?" Zeline mengedikkan bahu. "Tak tahu." Leoni menggeleng, merasa aneh dengan pertanyaan putri sulungnya. Ia berbalik untuk mengambil jus , kontan berjengit kaget dirinya saat Zeline tiba-tiba menjerit. "AAAAAH MOMMY!" "Ada apa?" tanya Leoni, segera menghampiri gadis kecil itu di meja makan disertai raut wajahnya yang khawatir. "Lihat itu." Zeline menunjuk pada leher Leoni yang memerah. "Daddy menyakitimu, right?" Ibu dua anak itu menegakkan tubuhnya, memegang leher yang mana terdapat bekas hisapan Xander tadi malam. Ia menelan salivanya kasar, kenapa putrinya bisa berpikir demikian. Tatapannya bergerak melirik pengasuh Zeline yang sedang mengulum senyum di sana. Malu sungguh malu dirinya. "No, daddy tidak menyakiti Mommy," tutur Leoni, mencoba memberikan penjelasan pada putri sulungnya y

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 101

    Leoni sibuk memotong sayuran di dapur. Dia sedang menyiapkan bahan untuk memasak makan malam. Satu porsi cukup untuk dirinya sendiri sebab tak ada siapapun di rumah. Setiap yang ia lakukan, pikirannya berputar mengingat Xander. Pun setiap pandangannya mengedar, sudut rumah mengingatkannya akan pria itu. Tak henti Leoni memohon agar Tuhan segera mengembalikan suaminya seperti semula. "God, aku merindukan suamiku," gumamnya rendah, tak lama disusul dengan ringis kesakitan sebab pisau tak sengaja mengenai telunjuknya hingga berdarah. "Uh ...." Segera Leoni membasuh lukanya di bawah air, mengambil tissu lalu menekankannya pada bagian yang terluka agar darah berhenti mengalir. Mengambil kotak P3K kemudian mengoleskan obat. Sibuk ia mengurus lukanya hingga tak memperhatkan pintu penthousenya terbuka. Xander datang menggendong Zeline yang tertidur. Tak bersuara langkah pria itu menuju kamar, menidurkan Zeline di atas ranjang. Seteahnya, ia melangkah mendekati istrinya yang sedang si

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 100

    Xander masih terbaring di atas peraduannya. Posisi tubuh telungkup memperlihatkan punggungnya yang besar nan berotot, pria ini tak memakai kaos atas, sengaja tak menutupi bentuk tubuhnya yang panas nan menggoda. Sudah tiga hari ini Xander menghabiskan waktunya menginap di kamar hotel tanpa pulang, tanpa memberi kabar pada Leoni, dan juga tak ia aktifkan nomor ponselnya. Ia memberi jarak untuk wanita itu agar berpikir jika kebohongan besar akan sangat berdampa buruk pun mampu mengubah segalanya. "Selamat pagi, Darling." Suara manja nan manis itu membuat matanya terbuka. Serta sinar mentari yang menyilaukan menyeruak masuk dari gorden yang baru saja ditarik oleh seseorang yang menyapanya tadi, membuat Xander enggan untuk membuka matanya. Bibir seksi pria ini tertarik membentuk sebuah senyuman kala ia menatap wajah cantik wanita yang amat ia cintai. Berjalan dia menuj Xander, duduk pada tepi ranjang memeluk serta mencium pipinya. "Selamat pagi, Sweetheart," sapa Xander padanya.

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 99

    "Biar kujelaskan ...." Leoni meminta pada Xander yang terus menerus mengabaikannya. Telah berpakaian rapi pria itu kini pun siap untuk pergi. Leoni menahan Xander, tak membiarkan suaminya pergi ke mana pun dalam keadaanya yang marah. Rahang Xander mengetat menahan amarahnya yang meledak-ledak di dalam, berusaha ia tahan agar tak mengatakan apapun pada istrinya meski ia kecewa, Xander takut kata-kata amarahnya akan melukai Leoni jadi ia hanya diam, bersiap untuk pergi agar amarahnya tak ia luapkan kepada sang istri. Tidak, Leoni sedikit pun tak mengijinkan Xander pergi dalam keadaan pria itu marah, hal-hal buruk bisa saja terjadi padanya, dan Leoni menginginkan hal itu terjadi. "Kumohon, biar kujelaskan padamu." Memejam mata Xander untuk sesaat menahan amarahnya, ia tarik dalam-dalam napas lalu menatap Leoni, tatapannya yang tajam pun mengintimidasi penuh amarah. "Xander ... aku tak bermaksud membohongimu, aku ingin memberitahu segalanya, hanya saja aku belum menemukan wakt

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 98

    Leoni berdiri di depan cermin, memperhatikan bentuk tubuhnya yang lumayan berisi serta perutnya yang mulai menonjol. Usia kehamilannya kini telah menginjak lima belas minggu. Ia mengangkat kaos yang dikenakan lalu mengelus perutnya. Tubuhnya ia condongkan sedikit ke belakang, membayangkan perutnya beberapa bulan lagi akan seperti apa. "Bagaimana nanti aku menutupinya?" gumam Leoni. Ya! Sampai saat ini ia belum memberitahu Xandr, entah bila suaminya itu akan diberitahu. Leoni sedikit gila, bahkan Savalza dan Kizzie terus memperingati tapi dirinya selalu meminta waktu lebih lama untuk jujur. "Babe?" Suara Xander berasal dari dalam kamar. Segera Leoni benarkan posisi kaosnya yang terangkat lalu tak lama Xander datang, memeluknya dari belakang membuat bagian belakang tubuh Leoni basah sebab pria itu baru saja selesai berenang. "Um, kau basah," ujarnya. Namun tak ia lepaskan pelukan Xander atau membuat suaminya menjauh, Leoni malah nyaman Xander terus memeluknya. "Aku berniat

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status