Home / Pernikahan / Jerat Dendam CEO Kejam / Bab 33: Permainan Mantan Kekasih dan Sang Istri

Share

Bab 33: Permainan Mantan Kekasih dan Sang Istri

Author: Mbak Ai
last update Last Updated: 2024-10-01 21:30:12

"Tas ini bagus sekali."

Ivy memperhatikan Jinny yang memegang tas selempang merah muda yang terpasang cantik di antara puluhan tas lain di etalase. Sontak Ivy mengeratkan genggamannya pada Noah.

“Aku mau tas itu, boleh?” tanyanya.

Noah hanya mengangguk, lalu berkata pada pelayan. “Tolong bungkus tas ini.”

Pelayan itu mengangguk mengerti dan berjalan mendekat untuk mengambil tas yang masih disentuh Jinny.

“Tapi aku juga menginginkan tas ini,” tukas Jinny.

Pelayan itu berhenti bergerak, lalu menata Jinny dengan senyuman.

“Mohon maaf. Stok tas ini hanya tinggal satu. Tas ini adalah keluaran terbatas, hanya ada sepuluh di dunia.”

Ivy menahan napasnya. Ia tak tahu kalau tas yang dipilih akan semewah itu. Jika memang hanya ada sepuluh di dunia, berarti harganya sangat mahal.

“Kau gila Ivy. Bisa-bisanya meminta hal besar pada Noah hanya karena ingin membuat mantan pacarnya geram,” rutuk Ivy pada dirinya sendiri dalam hati.

Ivy ingin mengurungkan niatnya dan mengatakan pada pelayan kalau ia t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 34: Makan Malam Berdarah

    Ivy bisa mendengar betapa keras debar jantungnya saat mobil semakin mendekati rumah. Ia berkali-kali mengambil napas panjang demi menenangkan diri.“Kau yakin baik-baik saja?” tanya Noah.“Hm.” Ivy mengangguk.Meski batinnya bersuara, “Tidak. Aku tak pernah baik-baik saja jika bertemu Ayah.”Semua kenangan buruk muncul di kepalanya saat mobil sudah sepenuhnya berhenti di pelataran.Saat ayahnya mencambuknya dengan sabuk tanpa ampun, saat kakinya ditendang, saat rambutnya dijambak….“Ayo.”Kenangan itu memudar saat Ivy merasakan lembut genggaman tangan Noah di atas punggung tangannya.“Ya.”Ivy berusaha keras untuk tersenyum. Dalam hati terus meyakinkan diri bahwa ayahnya tak akan lagi menyiksanya selama bersama Noah.“Kak Ivy!”Ketegangan Ivy makin menghilang saat Clara sudah menyambutnya di teras.“Clara!”Ivy melebarkan kedua tangannya untuk menyambut Clara dalam pelukan. Clara mendekat dan mendekapnya erat-erat.“Aku sangat merindukanmu,” ucap Ivy dengan suara beratnya menahan tang

    Last Updated : 2024-10-02
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 34: Janji Kesetiaan dan Kedengkian

    Noah sudah memiliki firasat buruk saat mendengar jeritan Ivy. Ia segera berlari dari ruang makan bersama Clara yang mengekor di belakang.“Ivy!”Kaki Noah berlari makin cepat saat melihat Ivy sudah tergeletak di bawah tangga dengan darah yang mengalir deras dari kepalanya.“Astaga, Ivy!” Evan dari arah atas tangga ikut berteriak dengan wajah paniknya.Noah menahan gemeletuk gigi saat melihat Evan yang tengah berpura-pura. Ia yakin kalau semua ini ulahnya.“Kenapa dia bisa jatuh dari tangga?” Evan bertanya dengan wajah polosnya.“Saya tidak tahu. Bukannya Anda yang lebih dulu masuk ke rumah?” geram Noah.“Tapi aku daritadi di kamar. Aku tidak tahu.”Noah ingin berteriak marah, tapi Clara yang datang dengan air mata di wajah membuatnya tersadar kalau ia harus segera membawa Ivy ke rumah sakit.“Kakak!”“Cepat hubungi ambulans, Clara.”“Ya….”Clara mulai menekan panggilan darurat dengan tangan bergetar, sedangkan Noah terus memeluk Ivy dan mencoba menghentikan pendarahan di kepalanya den

    Last Updated : 2024-10-04
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 36: Harapan Semu

    Hal pertama yang Ivy lihat adalah sinar lampu yang cukup menyilaukan. Kelopak matanya yang berat jadi kian kesulitan untuk terbuka.Ivy membutuh waktu cukup lama untuk membiasakan diri dengan cahaya lampu yang terang benderang di atas kepalanya. Setelah itu, pupilnya bergerak untuk mencari tahu sedang dimana dirinya.Tak banyak ingatan yang berada di kepala. Hal terakhir yang diingat adalah saat Noah membukakan pintu untuknya sesampainya di rumah.“Argh…” Ivy mengerang karena tubuhnya terasa sulit digerakkan.Bola matanya menjadi satu-satunya yang bisa bergerak bebas. Ia menemukan Noah sedang terlelap di sebelahnya dengan kepala yang tertumpu di sisi ranjang.Melihat wajah Noah yang nampak sayu membuat Ivy teringat akan senyum hangatnya saat Noah berusaha menenangkannya dari sang ayah.“Ah… ya. Aku didorong Ayah dari tangga.” Ivy membatin kala mengingat kejadian akhir yang membuatnya terbaring di sini.“Aku pikir aku akan mati. Ternyata Tuhan masih mengizinkanku untuk tetap hidup.”Iv

    Last Updated : 2024-10-08
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 37: Api Yang Makin Berkobar

    Ivy dirawaht selama dua minggu penuh di rumah sakit. Sebenarnya, ia sudah ingin pulang tetapi Noah terus menolak.“Kau harus di sini sampai sembuh.”Terkadang, Ivy dibingungkan dengan semua ucapan dan perilaku Noah. Dia sangat manis, tapi bisa berubah menjadi kejam dalam hitungan detik.Seperti sekarang, saat ia menemukan Ezra sudah berdiri di depan pintu dengan sebuket besar bunga mawar.“Kau memberitahunya kalau kau di sini?!” bentak Noah setelah membanting pintu di depan wajah Ezra.Telinga Ivy rasanya berdenging mendengar suara tinggi Noah sekaligus teriakan Ezra yang meminta dibukakan sambil mengetuk-ngetuk pintu.“Aku tak mengatakan apa-apa padanya. Ponselku rusak, kau tahu kan? Kita bahkan beli ponsel baru dan aku belum menggunakannya sama sekali karena terbaring di rumah sakit.”Ivy akhirnya menjawab dengan panjang lebar untuk menenangkan Noah. Deru napas Noah masih naik turun.“Baiklah, aku mengerti.” Noah mengangguk, tetapi wajahnya masih terlihat kesal karena terus mendeng

    Last Updated : 2024-10-23
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 38: Menguak Rahasia

    Ivy kembali ke rumah sakit dengan hati berbunga karena Clara akan tinggal bersamanya mulai detik ini.“Masuklah ke kamarmu,” ucapnya sambil menunjuk kamar yang sebelumnya ia tinggali.Sejak Ivy dan Noah memutuskan menerima Clara di rumah, Noah memindahkan semua barang-barang dan pakaian Ivy ke dalam kamarnya.Ivy juga terus mengingatkan Noah untuk membersihkan kamarnya dengan sebaik mungkin. Ia tak mau Clara mengetahui pernikahan mereka yang sebenarnya tak bahagia.“Kita harus tidur di kamar yang sama. Clara akan curiga kalau kita pisah ranjang,” celetuk Ivy beberapa hari yang lalu.Ajaibnya, Noah tak mengelak sama sekali. Noah bahkan terlihat lebih bersemangat menyiapkan segalanya.“Kau mengubah cat bahkan dekorasi kamarnya?” tanya Ivy setelah mengantar Clara masuk ke kamarnya.Dinding berwarna cokelat muda memenuhi ruangan, juga perabot dengan warna senada hingga menciptakan suasana minimalis.“Ya. Kubuat sebaik mungkin agar tak ada sisa bayangan kau pernah di sini,” jawab Noah samb

    Last Updated : 2024-10-27
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 39: Pasangan Bertopeng

    Kebingungan Ivy terhadap Noah tak akan pernah hilang. Pasalnya, Noah masih saja memperlakukannya dengan sangat manis meski selalu bilang kalau pernikahan mereka tak berdasar cinta.Hal itu membuat Ivy merasa bimbang dan aneh, tapi pada akhirnya ia tetap menuruti semua perilaku dan permainan Noah.Toh, ia pun juga suka saat diperhatikan Noah. Seperti saat ini, ketika ia tiba-tiba mendapatkan segelas jus melon di sebelah tempat tidur.“Aku membuatnya khusus untukmu,” ucap Noah.Ivy mengernyitkan dahi. “Kau? Menyentuh dapur hanya untuk membuatkan jus?”“Ya, aku minta diajarkan oleh Bi Wina sih.”Jawaban Noah tak cocok dengan pertanyaan yang dilempar, tapi cukup untuk memberi Ivy fakta kalau Noah bersungguh-sungguh membuatkan jus melon ini.“Kenapa? Kenapa kau susah payah membuatkan jus untukku?” tanya Ivy, masih ingin mendengar jawaban lain.“Ya… karena buah sehat untuk kesembuhanmu. Kau harus cepat sembuh, kan? Supaya bisa beraktivitas normal lagi.”Mendengar kata “normal” sedikit menya

    Last Updated : 2024-10-28
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 40: Suara Hati

    Selama seharian ini Ivy melihat Noah lebih banyak diam. Kerut di dahinya terus berlipat-lipat, menandakan suasana hatinya sedang buruk.Ivy memilih untuk menghindar karena takut semakin memperburuk perasaan Noah. Biar bagaimanapun, ia masih tahu diri kalau Noah bisa saja masih sangat membencinya.“Kenapa kau menghindar?”Ivy sedang menatap beberapa mawar yang mekar dengan cantik di halaman belakang saat Noah datang dengan raut marahnya.“Apa… apa aku berbuat salah?” tanya Ivy dengan tergagap.Noah menjawab dengan dengusan, “Kau daritadi menghindar.”“Ya, karena aku tahu kau sedang marah. Jadi aku tak ingin memperburuk-”“Justru kau malah makin memperburuknya.”Ivy mengambil napas dalam-dalam kala mendengar ucapan Noah. Ia mencoba menenangkan dirinya sebelum membalas Noah.“Lalu apa yang seharusnya kulakukan? Kenapa rasanya aku selalu salah di depan matamu?”Ivy sudah siap jika harus mendengar ucapan menyakitkan dari Noah. Ia sudah menyiiapkan hatinya.Namun, di luar perkiraan. Keruh d

    Last Updated : 2024-11-13
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 41: Munculnya Harapan

    Ivy kira Noah akan kembali dingin setelah perbincangan mereka di halaman belakang rumah. Ia sudah siap dengan sikap Noah yang kejam seperti sebelumnya, tapi rupanya ia salah besar.Noah masih tetap manis. Dia tak menghindar sama sekali.Awalnya, Ivy mengira kalau Noah akan bersikap baik untuk berakting di depang Clara. Namun, dia tetap lembut bahkan hanya saat ada mereka berdua saja.“Noah.”Noah sedang sibuk dengan laptopnya saat Ivy memanggil dengan penuh keraguan.“Ada apa?” sahut Noah sambil meletakkan laptop yang sebelumnya dipangku di paha ke atas kasur.Lagi-lagi itu adalah pemandangan aneh. Sudah beberapa hari ini Noah membawa pekerjaannya di kamar, padahal biasanya ia selalu menghabiskan waktu lama berkutat dengan pekerjaannya di dalam ruang kerja.“Tidak. Tidak apa-apa,” balas Ivy dengan menggeleng.Noah mengerutkan dahinya. “Kenapa? Ada sesuatu yang mengganggu?”Ivy menggigit bibirnya, berpikir lebih dalam untuk mengutarakan isi hatinya atau tidak.“Kenapa, Ivy?” tanya Noah

    Last Updated : 2024-11-15

Latest chapter

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 49: Identitas Yang Terbongkar

    Ivy tahu kalau riwayatnya sudah tamat saat kelepasan memanggil Ezra di situ rahasia.Ezra bukan orang bodoh yang akan diam saja identitasnya terungkap, pasti dia juga akan melakukan segalanya untuk mengungkap identitasnya.“Apa aku mengaku saja sebelum dia tahu lebih dulu?” gumam Ivy, kebingungan.“Jangan pikirkan tentang Clara.”Noah yang baru masuk kabar tiba-tiba bersuara hingga membuat Ivy menoleh padanya.“Kau terlihat sangat khawatir dan gugup. Tenang, Sayang.”Noah mengelus puncak kepalanya dengan penuh kasih sayang, membuat hati Ivy terenyuh.Di antara beribu masalah yang datang, setidaknya saat ini ia memiliki Noah di sisinya.“Iya,” balas Ivy dengan mencoba tersenyum.“Apa kau mau jalan-jalan? Aku bisa memesan tiket-”Ucapan Noah terpotong oleh nada dering ponsel Ivy yang berada tepat di sebelah laptop. Sontak Ivy segera beranjak dan mengambil ponselnya saat menyadari kalau Ezra yang menelfonnya.“Aku angkat telepo dulu,” pamit Ivy.Jantung Ivy berdebar kian kencang saat kel

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 48: Ruang Obrolan Rahasia

    Ivy tak pernah mengira kalau pengkhiatan akan sesakit ini. Sejak pulang dari kafe, ia lebih banyak diam dan meminta Noah benar-benar memberinya waktu sendiri.Maka, di sinilah ia sekarang. Di depan laptop yang sudah lama tak ia gunakan.“Aku pasti sudah gila,” gumam Ivy sambil menggigit bibir bawahnya.Ia ingin menyadap ponsel Clara. Suatu hal yang tak pernah ia kira akan terjadi.“Aku harus melakukannya untuk membuktikan ucapan Clara,” yakin Ivy.Jauh di dalam hati kecilnya, ia masih tak percaya dengan semua ucapan dan sikap Clara. Oleh karena itu, ia berharap menemukan kenyataan lain; Clara sedang bercanda, misalnya.Hanya perlu menunggu beberapa detik hingga Ivy bisa mengakses semua ruang obrolan Clara.“Nasibmu jelek sekali.”Dahi Ivy berkerut kala melihat satu pesan baru dari seseorang bernama Rere. Ivy pun segera mengekliknya untuk membuat seluruh percakapan.“Kakakmu sangat egois sekali. Aku prihatin mendengar ceritamu.”Setiap Ivy membaca semua pesan yang dikirim Clara untuk R

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 47: Pertengkaran Saudara

    “Sayang, kau harus makan.”Noah meletakkan bubur di nakas sebelah tempat tidur. Tangannya mengelus bahu Ivy yang memunggunginya, tapi Ivy tetap tak bereaksi.“Ivy.”Ivy hanya menggeleng dan mengeratkan selimut yang menutupi tubuhnya.“Aku di ruang kerja, kalau kau butuh apa-apa… datanglah. Jangan lupa dimakan.”Noah tak bisa melakukan apa-apa selain memberikan waktu dan ruang bagi Ivy untuk sendiri.Sudah hampir semingu Ivy terlihat seperti mayat hidup. Ia belum bisa berdamai dengan kenyataan kalau Clara tak menyayanginya dan bahkan berusaha untuk menyakitinya dengan menggoda Noah.“Bagaimana bisa semua ini terjadi?” Hanya iu yang terus bernaung di benak dan pikiran Ivy.“Apa rasa sayangku padanya kurang sampai dia tega melakukannya?”Lagi-lagi Ivy menangis.Dadanya terasa sangat sesak dan sakit hingga ia kesulitan bernapas. Tubuhnya bahkan ikut lemas dan tak bertenaga.Ia sering merasakan sakit. Hidupnya dilalui dengan siksaan, tapi baru kali ini ia merasa begitu tersiksa padahal ta

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 46: Hancurnya Kepercayaan

    Ivy tersentak saat pintu kamar ditutup dengan keras oleh Noah. Namun, ia sudah menduganya.“Jelaskan padaku,” pinta Noah dengan rahang sempurna mengeras.“Aku tahu kalau kau akan salah paham. Tapi sungguh, tak ada apa-apa denganku dan Ezra,” terang Ivy, seyakin mungkin.“Kalau kau tahu aku akan salah paham, kenapa kau tetap melakukannya? Kau bilang hanya butuh waktu sebentar untuk cari angin! Kenapa malah menginap di tempatnya?!”Ivy bisa melihat otot-otot di leher Noah karena pekikannya yang makin meninggi.“Kami tidak sengaja bertemu! Demi Tuhan, aku dan Ezra tak berbuat apapun!”“Bagaimana kau bisa membuktikannya?!”Dengan kesadaran penuh, Ivy membuka satu per satu kancing baju tidurnya hingga membuat mata Noah membelalak.“Kau bisa melihat kalau tak ada jejak apapun di tubuhku.”Noah menghela napas panjang. Ia mendekat dan kembali mengancing satu per satu.“Kau tak perlu melakukannya,” ucap Noah dengan suara yang lebih rendah.“Kau bilang aku harus membuktikannya.” Ivy masih bersi

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 45: Membuka Tabir

    Semua yang Ivy khawatirkan terjadi. Noah sudah berada di depan gerbang saat ia baru turun dari mobil Ezra.“Kemana saja kau?” tanyanya dengan dingin.Tatapan mata Noah yang dipenuhi dengan bara membuat tenggorokan Ivy tercekat. Ia tak bisa mengeluarkan satu kata pun.“Kenapa kau bersamanya?” tanyanya sekali lagi, bahkan dengan suara yang dalam.“Aku-”“Dia bermalam di rumahku.”Ivy memejamkan matanya saat Ezra menyahuti pertanyaan Noah. Membuat tatapan Noah jauh lebih menusuk.Ya Tuhan.Tatapan Noah itu mengingatkannya saat malam pertama. Tidak. Bahkan lebih buruk lagi.Mata Noah kali ini hanya menunjukkan kemarahan, tapi juga kekecewaan dan kepedihan.Yang mana hal itu makin membuatnya kehilangan kata-kata, apalagi saat Noah menarik tangannya untuk masuk ke dalam rumah.“Masuk.”“Noah….”Tangan Noah dingin.Sangat…. dingin.Seolah-olah ia sudah berdiri di depan rumah, menunggunya semalaman untuk pulang.Sesampainya di ruang tamu, Ivy melihat Clara baru menuruni tangga dengan mata yan

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 44: Perdebatan Konyol Ezra

    Malam ini Ezra memang terlihat berbeda. Tak ada kekonyolan sedikit pun yang tercetak di wajahnya.Ezra sangat dingin, persis seperti Noah. Hal itu membuat Ivy jadi makin canggung.“Istirahatlah di sini dulu,” ucap Ezra seraya membukakan pintu ruang kamar di lantai satu.Kamar itu cukup besar dan bersih seperti tak pernah disentuh. Ivy segera mengira kalau itu memang kamar tamu.“Aku baik-baik saja. Aku tadi hanya ingin berkeliling mencari udara segar dan-”“Kau tak perlu berbohong kepadaku di saat aku sudah tahu busuknya Noah dan buruknya sikap dia padamu.” Ezra memotong ucapan Ivy dengan kesal.Ivy meringis canggung. Andai saja Ezra tahu kalau dirinya yang baru saja menampar Noah, dua kali.“Noah sudah baik padaku. Jangan khawatir.”Ivy memilih berjalan menjauh karena sadar perdebatan dengan Ezra hanyalah sebuah kesia-siaan.“Kau ini sangat keras kepala,” gumam Ezra sebelum kembali menggendongnya paksa dan masuk ke dalam kamar.Ivy memekik kaget saat tubuhnya dijatuhkan di atas kasur

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 43: Kembang Api dan Bom Waktu

    Kembang api yang semula memenuhi hati Ivy atas pernyataan cinta Noah berubah menjadi ledakan hebat selayaknya bom yang meluluhlantakkan setelah mendengar ucapan Noah.“A… apa maksudmu?” ucapnya dengan terbata.“Clara menggodaku saat di dapur dan dia juga menjelekkanmu-”Logika Ivy tak bisa berjalan baik. Ucapan Noah adalah sebuah kemustahilan hingga tangannya bergerak cepat menampar Noah.“Ivy?!”Noah menatapnya dengan mata membulat kaget. Tak percaya bahwa Ivy yang selama ini penuh dengan ketenangan mampu menamparnya saat ia mengatakan hal yang sejujurnya.“Apa ini cara barumu untuk menghancurkanku?” desis Ivy dengan napas naik turun.“Apa maksudmu?!” Suara Noah ikut meninggi mendengarnya.“Kau membuatku terlena, lalu menjatuhkanku dengan cara menjelekkan adikku! Kau tahu… kau sangat licik! Aku kira kau tak akan sekejam itu. Aku kira kau-”“Aku mengatakan yang sebenarnya, Ivy!”Noah mengguncang kedua bahu Ivy demi menyadarkannya pada kenyataan, tapi Ivy menepis kasar tangannya.“Jang

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 42: Ungkapan Cinta

    Ivy tak tidur. Saat Noah membisikkan panggilan sayang padanya, rasa kantuknya sudah terbang ke antah berantah.Ia yakin kalau Noah sudah berubah dan ia ingin kembali membicarakan tentang perasaan padanya sekali lagi. Karena sikap Noah telah melambungkan harapannya.Ia menunggu di kamar selama lima menit…Sepuluh menit….Bahkan sudah dua puluh menit, Noah tak kunjung kembali.“Sebenarnya dia kemana?” gumam Ivy.Ivy menyibakkan selimutnya, lalu berjalan keluar kamar. Ia berniat mencari keberadaan Noah. Mungkin saja ia berada di ruang kantornya untuk mengambil beberapa berkas.“Aku harus memarahinya kalau dia tetap bekerja selarut ini,” gumamnya.Saat Ivy membuka pintu, ruang kerja Noah diliputi kegelapan. Artinya, Noah tak berada di sana.“Lalu di mana dia?”Ivy tak tahan untuk berdecak, kebingungan. Ia segera menutup kembali pintu kantor Noah, lalu berjalan menuruni tangga.Kakinya masih terlalu sakit digerakkan sehingga setiap langkah yang tercipta terasa berat. Ia bahkan ingin menyer

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 41: Munculnya Harapan

    Ivy kira Noah akan kembali dingin setelah perbincangan mereka di halaman belakang rumah. Ia sudah siap dengan sikap Noah yang kejam seperti sebelumnya, tapi rupanya ia salah besar.Noah masih tetap manis. Dia tak menghindar sama sekali.Awalnya, Ivy mengira kalau Noah akan bersikap baik untuk berakting di depang Clara. Namun, dia tetap lembut bahkan hanya saat ada mereka berdua saja.“Noah.”Noah sedang sibuk dengan laptopnya saat Ivy memanggil dengan penuh keraguan.“Ada apa?” sahut Noah sambil meletakkan laptop yang sebelumnya dipangku di paha ke atas kasur.Lagi-lagi itu adalah pemandangan aneh. Sudah beberapa hari ini Noah membawa pekerjaannya di kamar, padahal biasanya ia selalu menghabiskan waktu lama berkutat dengan pekerjaannya di dalam ruang kerja.“Tidak. Tidak apa-apa,” balas Ivy dengan menggeleng.Noah mengerutkan dahinya. “Kenapa? Ada sesuatu yang mengganggu?”Ivy menggigit bibirnya, berpikir lebih dalam untuk mengutarakan isi hatinya atau tidak.“Kenapa, Ivy?” tanya Noah

DMCA.com Protection Status