Share

41. Makan Malam Bersama

Penulis: IKYURA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-22 21:45:06

SHINTA terlihat tersenyum lebar, bahkan sebelum mobil yang dikendarai Rama berhenti sempurna di depan rumah Antasena.

Perempuan paruh baya itu turun dengan tak sabaran, tak sabar ingin memeluk menantunya.

"ANYA SAYANG!" Shinta mengangsurkan sebuah parcel buah ke arah Antasena, lalu merentangkan kedua tangannya. Memeluk Pradnya dengan senyuman bahagianya.

"Astaga, Ma!" tegur Antasena, mereka sengaja menunggu kedatangan Rama dan Shinta di depan teras rumahnya.

"Apa sih, Sayang?" Kemudian Shinta kembali menoleh ke arah Pradnya.

"Mama, apa kabar?" tanya Pradnya sembari terkekeh.

"Baik, dong Sayang. Gimana kamu? Pasti mual-mual terus, ya? Morning sickness terus, nggak?"

"Nggak usah ditanya, deh Ma. Hampir setiap pagi, alarmku itu suaranya Anya. Setiap pagi dia pasti muntah-muntah dan bikin aku khawatir."

Tak berselang lama, Rama yang baru saja turun dari mobil, lantas berjalan menghampiri mereka. Antasena dan Pradnya mengalihkan pandangannya, lalu mencium punggung tangan ayah mertuanya.

"M
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   42. Kekalahan Satya

    “ANYA, hati-hati! Yang nyuruh kamu angkat-angkat beginian siapa, sih?”Suara penuh nada kekhawatiran Lyra siang itu, sontak membuat Pradnya terkekeh.“Astaga, Ra. Aku cuma angkat beberapa coffee bean doang. Nggak berat ini.”“Nggak, nggak,” sergah Lyra. Meminta perempuan itu untuk mundur beberapa langkah, sementara pekerjaannya diambil alih olehnya. “Kamu nggak sadar kalau perut kamu sekarang udah membola gitu? Kan udah dibilangin kalau kamu boleh kerja, tapi kerjanya duduk doang di depan meja kasir, dan nggak boleh ke mana-mana.”“Terus nggak boleh bikin kopi juga?”“Nggak lah! Bisa kena demo pejabat pemerintahan yang ada!” Lyra mendesah pelan. “Lagian ya, suami kamu kan udah kaya raya, Nya. Ngapain sih kamu mesti capek-capek kerja begini? Padahal gaji bulanan kamu itu setara sama gaji hariannya suami kamu tahu, nggak! Kalau aku jadi kamu… mending enakan di rumah sambil drakoran.”“Aku nggak bisa kalau disuruh diem, Ra. Lagian di rumah sepi. Cuma ada Bi Ummi sama Pak Amin doang. Tau

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   43. Renggangnya Hubungan Saudara

    Sudah bermenit-menit yang lalu mereka duduk bersama di sofa. Satya dengan perasaan tabahnya berusaha untuk melepaskan Pradnya, kemudian pria itu tersenyum."Buat lo." Satya mengangsurkan sebuah paper bag berwarna coklat ke arah Pradnya. "Biasanya ibu hamil suka makanan yang manis-manis. Waktu di Paris gue ingat sama lo, makanya gue beliin coklat spesial buat keponakan gue.""Wah!" Pradnya berbinar senang kala mendengar perkataan Satya. Lalu pandangannya melongok ke dalam, ada sekotak coklat besar dengan merek ternama di dalamnya. "Beneran buat saya?""Buat siapa lagi? Jarang banget gue mau repot-repot gini, ya kan? Asli, lo bakalan menyesal kalau nggak pilih gue, sih." Lalu kini giliran Satya yang terkekeh. "Gini ya, Nya. Dari sekian cewek yang deketin gue. Sorry to say, ya. Gue jarang banget deketin cewek, kecuali lo sama Sairish. Sisanya gue nggak perlu usaha dan gampang banget ngedapetin mereka. Tapi gue nggak nyangka bakalan sesakit ini waktu lihat lo bunting anaknya Abang gue.""

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   44. Yang Sebenarnya

    Pradnya baru saja duduk di sebelah Antasena yang baru saja masuk ke kursi kemudi. Tangannya menjulur ke belakang, menaruh paper bag pemberian Satya sebelum kembali menoleh ke depan. Oleh-oleh untuk ibu hamil, katanya.Perempuan itu melirik sekilas ke arah suaminya. Tidak seperti biasanya, dan dia tahu apa penyebabnya."Apa itu?" tanya Antasena sebelum mulai melajukan mobilnya meninggalkan Despresso Coffee."Oleh-oleh dari Mas Satya. Katanya untuk ibu hamil."Setelah mendengar jawaban Pradnya, tatapan Antasena kembali tertoleh ke depan. Tidak berminat mengatakan apa-apa, dan langsung melajukan mobilnya detik itu juga.Sepanjang perjalanan menuju kediamannya, membutuhkan waktu kurang lebih tiga puluh menit. Namun melihat bagaimana padatnya jalan yang ada di depan sana, mereka tidak yakin."Lagi banyak banget kerjaan, ya Mas?" tanya Pradnya memecah keheningan yang sempat hadir di antara mereka."Hm-mm."“Entah cuma perasaanku saja, Mas sekarang banyak diam. Ada masalah di kantor?”“Lagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   45. Babymoon

    Sambil menunggu waktu boarding, Antasena melangkah menuju ruang tunggu bersama Pradnya. Dengan menggandeng tangannya posesif, pria itu tampak melindunginya seperti seorang bayi yang bisa saja diculik oleh orang lain.Hari ini mereka akan berangkat ke Maldives. Tadinya karena alasan kondisinya yang membuat Antasena khawatir, pria itu mengajaknya untuk babymoon ke destinasi lain. Delapan jam berapa di dalam pesawat pasti akan membuat Pradnya tak nyaman.“Nggak apa-apa, Mas. Aku pengen ke Maldives. Belum pernah ke sana,” rengeknya saat itu.“Tapi kamu lagi hamil, Sayang.”“Kata dokter aku baik-baik saja. Bayiku juga dalam kondisi yang sehat, Mas. Asal nggak capek-capek aja boleh, kok,” rengek perempuan itu dengan wajahnya yang cemberut.“Delapan jam naik pesawat lho, Nya.” Antasena berusaha membujuknya.“Nggak apa-apa. Janji nggak bakalan rewel, deh Mas,” ujarnya sembari bergelayut manja di lengan Antasena. “Ya, ya, ya? Boleh, ya?”Pria itu mendesah gusar. Tidak lagi memiliki alasan untu

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   46. Sairish dan Kesempurnaannya

    “Mas, aku udah cantik belum?”Pertanyaan retoris Pradnya sontak membuat Antasena yang belum selesai mengancingkan kemejanya dengan sempurna, menoleh.Masih dalam kondisi kemejanya yang terbuka, pria itu melangkah mendekati perempuan itu, lalu menarik pinggangnya agar mendekat."Mas…""Kamu tanya atau ngode, sih?" ujar Antasena begitu mereka berada dalam jarak dekat. “Mumpung aku belum jadi ngancingin kemeja aku, nih? Kalau Dede mau ngajak main lagi, Papa masih sanggup, kok satu ronde lagi.”Dan tentu saja Pradnya memberikan tatapan tajam ke arah suaminya. “Nggak usah aneh-aneh, deh Mas! Yang tadi kurang?”Antasena terkekeh. Setelah berhasil mengusir Satya tadi siang, Pradnya yang tadinya ingin berenang di laut, justru harus terjebak di kamar dan bercinta bersama Antasena.Tidak ada pilihan lain selain pasrah. Antasena memang selalu berhasil membuat Pradnya bertekuk lutut dan kesulitan untuk menolak. Terlebih sentuhan pria itu selalu menciptakan candu.“Nanti malam lagi… boleh?”“Mas!

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   47. Kekecewaan Pradnya

    “Hai… mantan?”Antasena mengernyit saat menemukan Priya berdiri tak jauh darinya. Perempuan itu mengulas senyum, lalu melangkah mendekati pria itu dengan satu tangannya yang membawa dua gelas minuman. “Champagne?” tawarnya.Antasena baru saja selesai mengangkat panggilan dari Mahesa yang tengah membicarakan pekerjaan bersamanya. Pria itu menyingkir sejenak, meminta Satya dan Sairish menemaninya selagi dia bicara dengan rekan kerjanya.“Ada apa?” tanya Antasena dingin.Satu tangannya menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya, sementara satu tangan lainnya menerima gelas yang diangsurkan Priya kepadanya. Percayalah Antasena hanya ingin menghargai perempuan itu."Kamu sepertinya nggak senang ketemu sama aku, ya?" kata Priya. "Kabarku baik-baik saja kalau itu yang membuatmu penasaran. Kangen, nggak?"Antasena menghela napas. Baru saja pria itu ingin membuka mulutnya, Priya sudah lebih dulu bersuara. "Ironi, kan? Aku yang seharusnya berada di sini sama kamu, bukan dia," katanya sembari m

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   48. Cara Lainnya

    TIDAK ada percakapan apapun setelah menit demi menit berlalu. Pradnya duduk dengan gelisah, sementara Antasena tak kunjung bicara saat itu. Kepala Pradnya terasa pening, ingin rasanya dia menangis saat mengingat perkataan Priya yang ditulis di dalam kertas itu.“Ada seseorang yang ngasih aku ini.”Antasena yang sibuk membuka kancing kemejanya, lantas berjalan mendekati Pradnya. Dia meraih kertas yang bertuliskan tangan itu, lalu menghela napas panjang.“Aku sama Priya memang pernah terlibat di masa lalu, Anya. Tapi bukan berarti aku bisa menghilangkannya dari masa lalu aku, kan?”Sementara Pradnya hanya diam membisu dengan kepalanya yang menunduk.“Bilang sama aku gimana caranya biar kamu bisa tenang, hm? Aku memang nggak bisa mengusir Priya dari sini karena dia adalah salah satu artis yang diundang ND Entertainment. Kamu mau aku melakukannya?”Mungkin kedengarannya memang egois. Tapi salahkah jika Pradnya takut kehilangan Antasena, meskipun pria itu sudah berulang kali meyakinkannya?

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-25
  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   49. Fakta yang Sebenarnya

    PRADNYA menggeliat di atas tempat tidur ketika hawa dingin dirasakannya pagi itu. Perempuan itu merapatkan selimutnya hingga sebatas bahu, sementara dia bisa merasakan tangan Antasena melingkar posesif di perutnya, sambil sesekali mengelusnya pelan setiap kali dia bergerak.Masih dalam kondisi yang sama-sama polos, entah sampai pukul berapa akhirnya mereka memutuskan untuk terlelap. Tubuhnya terasa remuk redam, tapi dia juga merasa lega sekarang.Saat perempuan itu akan beranjak, tangan Antasena sudah lebih dulu mencegahnya. "Mau ke mana?""Mau pipis, Mas. Mau ikut?""Mau," jawab Antasena namun masih dalam kondisi matanya yang terpejam.Pradnya hanya menggelengkan kepalanya. Mengusap lembut lengan Antasena, hingga pria itu kembali terlelap, dia bangkit dari ranjang tidurnya, lalu melangkah ke kamar mandi."Astaga, Mas Sena ini hobi banget, ya bikin bekas merah-merah gini! Dia keturunan drakula atau apa!""Ngomongin aku, ya?"Pradnya sontak berjengit kaget, lalu menoleh ke belakang beg

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-25

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   EPILOG

    “Mas, bangun. Udah pagi ini!”Antasena menggeliat di atas tempat tidurnya, saat dia bisa merasakan sentuhan di lengannya. Matanya mengerjap, samar-samar dia menatap langit kamarnya yang kini masih gelap.“Masih gelap, Sayang. Aku ngantuk banget.” Tentu saja Antasena mengantuk. Bagaimana tidak, jika Flavia semalaman suntuk mengajaknya begadang sampai pagi?“Mas ini udah jam enam. Ayo bangun! Aku buka gordennya, ya?”Antasena mengerjapkan matanya sekali lagi. Dia menoleh ke arah Pradnya yang saat ini tengah duduk di sampingnya. Lalu dalam sekali sentak, pria itu sudah lebih dulu menarik perempuan itu agar bisa bergabung bersamanya.“Mas Sena!”“Apa sih, Sayang? Ini masih pagi, jangan teriak-teriak bisa, nggak? Kalau Bi Ummi dengar, bisa mikir yang nggak-nggak nanti.”“Habisan kamu sih! Hari ini adalah hari penting buat kamu, Mas. Kamu nggak mau mempersiapkan diri?”“Jas sama pakaian aku udah kamu siapkan semalam, kan? Aku tinggal mandi, pakai baju itu, dan langsung berangkat ke kantor.

  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   70. Quality Time

    PRADNYA terbangun saat dia menyadari tidak ada Antasena di sampingnya. Dia sangat yakin jika semalam bahkan mereka sempat berpelukan, lalu memutuskan untuk terlelap.Beberapa hari terakhir ini, siklus tidurnya tidak teratur. Flavia yang masih sering terbangun tengah malam membuat perempuan itu harus menahan rasa kantuknya demi menemani bayinya.Setelah memastikan jika bayinya masih tertidur pulas, Pradnya menata bantal-bantal di sekitarnya. Baru setelahnya perempuan itu turun dari tempat tidur, lalu keluar dari kamar untuk mencari keberadaan suaminya."Mas? Lagi ngapain?"Antasena tengah sibuk di dapur dengan apron hitam yang menggantung di lehernya. Pria itu tersenyum kecil ke arahnya."Hai, udah bangun?"Pradnya menganggukkan kepalanya. Dengan wajahnya yang masih mengantuk dia melangkah mendekati Antasena yang tampak sibuk di dapur."Mas lagi masak? Masak apa? Kenapa nggak bangunin aku aja, sih?"Antasena tersenyum, lalu menarik Pradnya agar mendekat kemudian melingkarkan kedua tang

  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   69. Yang Sebenarnya

    TIDAK ada percakapan apapun selama menit demi menit yang telah berlalu. Flavia masih berada di dalam gendongan Pradnya, tengah menikmati ASI eksklusif yang diberikan perempuan itu untuknya.Sementara Antasena tak henti-hentinya takjub melihat betapa pemandangan yang ada di hadapannya sekarang, membuat hatinya seketika menghangat. Pria itu sama sekali tidak pernah menyangka jika dia bisa bertemu kembali dengan Pradnya.“Surat perceraian itu masih belum aku tanda tangani.” Perkataan Antasena membuat Pradnya lantas mengangkat wajahnya. “Kamu masih mau tetap bercerai sama aku?” tanyanya memastikan.Pradnya menggigit bibirnya bagian dalam. Kali ini dia merasa seperti sedang diinterogasi oleh petugas berwajib.“Selama tiga bulan ini… Mas sibuk apa aja?” Alih-alih menjawab pertanyaan Antasena, perempuan itu justru melontarkan pertanyaan lain. Setidaknya dengan mendengar jawaban darinya, Pradnya baru bisa menjawab pertanyaan Antasena sebelumnya.“Kesehatan Mama sempat drop,” kata Antasena den

  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   68. Pertemuan Kembali

    “Tak lelo, lelo, lelo ledung.”“Cep meneng ojo pijer nangis.”“Anakku sing ayu rupane.”“Yen nangis ndak ilang ayune.”Pradnya menatap bayinya dengan mata berkaca-kaca. Bayi yang baru saja berusia beberapa hari itu, terlihat begitu tenang mendengarkan suara ibunya yang tengah bersenandung lirih.Senyumnya merekah lebar. Pemandangan hijaunya persawahan yang ada di hadapannya terasa begitu menenangkan."Hangat, ya Sayang? Iya?" Bayi mungil itu menggeliat di atas pangkuan Pradnya, sambil sesekali mengedipkan mata.Nismara Flavia Sahira, nama yang disematkan beberapa hari yang lalu ketika sang bayi lahir ke dunia."Mbak!"Pradnya kemudian menoleh, lalu mendapati Pramitha berjalan menghampirinya. “Ya, Tha?”“Belum selesai juga jemurin Dede?”“Belum, Tha. Kayaknya dia suka banget aku ajak berjemur gini. Ngerasa hangat kali, ya? Tahu sendiri gimana cuaca di sini.”“Iya juga. Tapi juga jangan lama-lama, Mbak. Dede bisa item nanti kulitnya,” kekeh perempuan itu.“Kamu tuh!” Pradnya terkekeh. “

  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   67. Sadarnya Antasena

    Sudah seminggu lebih Antasena tak kunjung menunjukkan tanda-tanda sadar dari koma. Pun begitu dengan Satya yang mulai kebingungan mencari keberadaan kakak iparnya, Pradnya.Berbagai cara sudah dilakukannya. Bahkan pria itu sudah mencoba menghubungi pihak bandara, pihak stasiun, hanya untuk memastikan nama Pradnya terdaftar dalam daftar penumpang. Namun kenyataannya nihil. Tidak ada nama Pradnya Sahira dari daftar penumpang."Mama tega banget sama Anya, ya? Dia lagi hamil cucunya Mama, tapi Mama justru menyuruhnya pergi. Di mana nuraninya Mama, hah?" sengal Satya tak terima."Dia nggak pantas jadi bagian dari keluarga kita. Hubungan yang diawali dari sebuah kesalahan nggak akan berakhir baik!" elak Shinta tak terima. "Lagipula dia menerima cek yang Mama berikan. Apa menurutmu dia nggak mengincar harta Abangmu?""Apa Mama nggak sadar kalau yang mengawali kesalahan itu adalah Abang dan Priya? Anya hanya menuruti kegilaan mereka, Ma!" Satya meraup wajahnya dengan gusar. "Kalau sampai terj

  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   66. Keputusan Pradnya

    "Soal pelaku penusukan itu, kami belum menemukan bukti siapa pelakunya. Tapi kamu jangan khawatir, ya? Kami sedang mengurusnya. Kamu lebih baik fokus di sini.""Makasih, Mas."Jeda sesaat keduanya saling berdiaman. Mereka baru saja menyelesaikan makan siangnya bersama.“Aku berharap ketika kamu berpikiran untuk menyerah pada keadaan, kamu akan mengingat Sena. Dan kamu nggak perlu memiliki alasan lainnya untuk tetap tinggal di sisinya.”Pradnya terdiam selama beberapa saat. Tampak kebingungan menanggapi perkataan Arjuna. “Saya butuh waktu, Mas Arjuna. Saya harus menjalani semua ini sendirian. Jadi sepertinya saya butuh waktu untuk memikirkan apakah bertahan akan membuat keadaan jadi lebih baik, atau justru sebaliknya.”“Kamu mau pergi ke mana? Tante Shinta minta kamu pergi, kan?”Pradnya mengangkat wajahnya, apakah semudah itu rautnya terbaca oleh Arjuna? Perempuan itu menggigit bibirnya bagian kecil, lalu mendesah pelan. “Mas Arjuna tau, kan kalau saya sudah mengacaukan segalanya?”“

  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   65. Tawaran Shinta

    Keduanya duduk berhadapan dengan minuman masing-masing yang tersaji di atas meja. Pradnya menundukkan wajah, menghindari tatapan Shinta yang tajam ke arahnya.Sudah bermenit-menit berlalu, mereka bahkan membiarkan keheningan menemani. Pradnya memilih untuk diam, tidak tahu harus mengatakan apa untuk mencairkan suasana canggung yang ada di antara mereka."Pergi dari hidup anakku. Berapapun yang kamu minta, aku akan memberikannya. Asal kamu menjauh dari hidup anakku setelah ini."Pradnya mengangkat wajahnya untuk membalas tatapan Shinta. Dengan tatapan angkuhnya, sang ibu mertua mengangsurkan secarik cek kosong ke arah Pradnya."Lalu tanda tangan berkas perceraian ini," ujarnya menambahkan.Pradnya tertegun mendengar perkataan Shinta. Dia ingin sekali menganggap semua yang terjadi terhadapnya kini hanyalah mimpi, namun rasa sesak di dada yang kini dirasakannya, terlalu menyesakkan untuk dikatakan bahwa semua ini bukan hanya mimpi belaka."Apa Mama pikir uang bisa menggantikan perasaan y

  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   64. Cobaan Lainnya

    PRADNYA tak henti-hentinya meneteskan air matanya. Rasa takutnya akan bagaimana keadaan Antasena kini membuat perempuan itu tidak tahu harus berbuat apa selain menangis."Nya, Sena pasti baik-baik saja. Kamu harus kuat, ya?"Itu hanya kalimat penghiburan. Karena kenyataannya Bayusuta sama sekali tidak yakin dengan ucapannya.Ketika Antasena dibawa oleh ambulance tadi, dia mengalami pendarahan hebat. Pria itu kehabisan banyak darah dan membutuhkan banyak darah saat itu."Saya goloran darah AB, Dok.""Tapi Anda dalam kondisi hamil, Bu. Anda tidak diizinkan untuk melakukannya.""Tapi, Dok. Suami saya—" Pradnya semakin terisak. Jika biasanya dia akan memeluk Antasena disaat dia sedang kacau. Tapi orang yang memberinya penenangan justru tengah sekarat di dalam ruangan sana."Saya golongan darah A, Dok. Saya bisa mendonorkan darah saya untuk pasien.""Baik kalau begitu, Pak. Mari langsung ke ruangan PMI. Karena pasien membutuhkan darah segera."Bayusuta menatap ke arah Pradnya, lalu menghel

  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   63. Penyerangan Tiba-tiba

    “Beredar Video Syur, Netizen: Bisnis Prostitusi?”“Potret Priya Zaneeta Setelah Video Syur, Netizen: Jago Kimpoy, Say?”“Tak Kunjung Memberikan Klarifikasi, Netizen: Ngeri Kehidupan Selebriti.”Dan masih ada banyak lagi headline news tentang Priya Zaneeta dan Tomi Nanditama yang kini tersebar di seluruh media tanah air. Namun hal itu tidak ada yang bisa menghentikan kegilaan Antasena kali ini.Pradnya meringis iba ketika baru saja melihat tayangan berita tentang Priya Zaneeta dan Tomi Nanditama.Antasena yang baru saja menuruni anak tangga, lantas berjalan menghampiri Pradnya. Lalu meraih remote yang ada di atas meja, kemudian mematikan tayangan berita yang ada di depan sana."Kalau nggak kuat buat melihatnya, nggak usah dilihat, Sayang."Pradnya yang sempat terkejut, lantas menoleh ke arah Antasena. "Mas…""Ya, Sayang?"Pria itu berjalan menghampiri Pradnya yang kini tengah duduk di sofa. Bahkan dia belum mengganti pakaiannya sejak mereka tiba di rumah."Mas baik-baik saja?" tanya pe

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status