Tubuh yang terasa sakit di sana sini menjadi pertanda bagaimana dahsyatnya pergulatan pasangan Vampire dan manusia itu semalam.
Olivia merasakan pangkal pahanya yang sedikit nyeri karena Michael terus menggempurnya hanya dalam selang waktu satu jam saja setelah pergulatan pertama mereka berakhir.
Olivia bahkan tidak bisa bangkit dari ranjang untuk membersihkan diri di kamar mandi. Michael benar-benar menggempurnya habis-habisan setelah keduanya berbaikan dan memutuskan memulai semuanya dari awal.
"Mau kemana, Baby?" tanya Michael masih berbaring di samping Olivia.
"Aku mau ke kamar mandi. Kakiku lemas dan tubuhku sakit semua, aku tidak bisa bangun."
Michael tersenyum, bangkit mendekati Olivia tanpa menggunakan sehelai benangpun.
Tubuh yang kekar dengan benda perkasa yang menggantung indah menjadi pemandangan yang memanjakan mata Olivia. Wajahnya p
"Hormat padamu Raja…."Rey yang tengah sibuk memeriksa peta dalam hutan terkejut melihat kehadiran tabib kepercayaannya yang tiba-tiba masuk ke dalam kemah tempatnya beristirahat.Pria pucat itu dengan cepat mendekati Michael yang berdiri dengan gagah, sedikit membungkuk memberi hormat pada Rey."Michael … kau sudah sembuh?" tanya Rey bahagia."Iya, Tuan. Maaf membuatmu khawatir," sahut Michael sopan."Tidak, kau justru membuatku takut Michael. Aku pikir aku akan kehilanganmu karena kejadian kemarin." Rey menatap hangat pria berbadan kekar di depannya, bahagia sekaligus bersyukur Michael bisa kembali berkumpul bersamanya."Tenang saja, Tuan. Tubuhku masih sangat kuat untuk selalu melindungimu." Michael tersenyum, ikut merasa bahagia dalam hati.Baginya melihat Rey dalam keadaan yang baik-baik saja sudah sangat berarti
Sebulan menghabiskan waktu di dalam hutan tanpa perkembangan apa-apa, Klan Vampire pencari dibuat kaget dengan kehadiran salah satu Vampire yang diketahui sebagai pengikut setia dari Fourd.Vampire itu sengaja menampakkan dirinya agar bisa ditangkap dan dibawa ke hadapan Raja Vampire.Begitu mendengar berita tersebut, Rey buru-buru beranjak dari kursi keluar menemui Vampire pengikut Fourd di depan kemahnya."Tuan, Klan pencari kita menangkapnya sedang duduk di bawah pohon dekat sini." Michael menyeret Vampire pengikut setia Fourd, mendorongnya agar berlutut di bawah kaki Rey."Kau … katakan padaku di mana pengkhianat itu berada!" ucap Rey tanpa basa basi.Dia sudah terlalu lelah mencari dan membutuhkan informasi yang akurat dari Vampire pengikut Fourd yang tersisa."Jika aku memberitahukan di mana dia berada, apakah kau mau mengampuniku?" Vampire berju
"Brengsek!" Fourd memekik marah saat tahu Vampire kepercayaannya yang tersisa telah pergi meninggalkan penjara bawah tanah dan tidak pernah kembali.Satu hari tanpa kehadiran Vampire yang bisa dia percayai dan dia suruh, Fourd mulai kebingungan dan gelisah.Pria itu merasa Vampire kepercayaannya sengaja menghilang dan melarikan diri darinya, tanpa memperdulikan dia yang bisa kapan saja tertangkap oleh Klan pencari milik Rey.Fourd mulai berjalan kesana kemari mengelilingi ruang sempit dan pengap itu dengan pikiran yang berkecamuk."Sial!" maki Fourd melemparkan barang apa saja yang ada di depannya.Rasa ditinggalkan lagi-lagi dirasakan Fourd dihatinya. Ditinggal oleh wanita yang telah melahirkannya sejak kecil membuat dia paling tidak suka rasa yang menyiksanya ini.Fourd tidak mau hidupnya berakhir dengan dia yang harus terus bersembunyi tanpa ada satu
Fourd tersenyum sinis sengaja membuat adik tirinya makin marah. Lebih cepat Rey membunuhnya akan lebih baik untuknya mati.Fourd sudah pasrah, dia tahu Rey tidak akan mungkin memaafkannya dengan semua kejahatan yang dia perbuat selama ini padanya dan keluarga mereka."Kau biadab! Harusnya Vampire jahat sepertimu tidak pernah dilahirkan ke dunia ini!" pekik Rey lagi semakin kuat mencengkram leher Fourd.Dalam cekikan yang terasa makin menyakitinya, Fourd jadi teringat dengan wajah Olympus dan Clara.Selama dia hidup, masa kecilnya adalah hal yang paling indah yang pernah Fourd rasakan. Meski berumur tidak jauh beda dengan Rey, tapi sejak kecil mereka sudah diajarkan untuk saling menerima dan menyayangi satu sama lain.Clara tidak pernah sekalipun membeda-bedakan dia maupun Rey. Cinta dan kasih sayang benar-benar mereka rasakan tanpa ada satu hal yang membuat posisi di
"Bagaimana keadaan wanita itu, Michael?""Kau … sedang apa kau di sini Tuan King?""A-aku mengikutimu kesini tadi," sahut King ragu-ragu.Michael mengernyit, bingung kenapa King terlihat sangat khawatir berdiri di depan ruang perawatannya dalam kastil Rey.Dia sama sekali tidak tahu jika King ternyata ikut pergi bersamanya membawa Suci kemari."Mungkin ada baiknya Tuan King tidak berdiri menunggu di sini. Rajaku pasti tidak akan senang melihat kau jika dia kembali!" Michael melangkah, berjalan meninggalkan King yang bergegas menahannya."Tunggu sebentar, Michael. Aku hanya ingin tahu bagaimana keadaan wanita itu. Apakah dia baik-baik saja?"Michael mendengus, kesal urusannya terganggu karena pemimpin Kaum Hitam ini."Aku rasa aku tidak perlu menjawab pertanyaanmu, Tuan. Maaf, tapi tolong janga
Susi dan suaminya Charlie baru saja tiba di kastil menantunya setelah mendapatkan telepon dari Michael tentang keadaan Suci yang sakit. Wanita paruh baya itu mulai terisak melihat anak perempuannya yang tidak bisa dia hubungi selama satu bulan lamanya, sedang terbaring lemah dengan banyaknya alat-alat medis yang menempel di tubuh Suci. Susi mendekati ranjang perawatan anaknya tertatih, dengan tangan menutup mulutnya tidak percaya. "A-apa yang terjadi pada Suci, Rey?" tanyanya terbata. "Maafkan aku karena tidak memberitahukan kalian sebelumnya tentang ini, Mom, Dad. Sebenarnya Suci sempat diculik oleh salah satu musuh besar perusahaan kami bulan lalu." "Apa?!" kaget Susi dan Charlie bersamaan. "Apa maksudmu diculik, Rey?" tanya Charlie lebih dulu. "Maaf, Dad. Suci sebenarnya sempat diculik dan dibawa mereka
"Aku harus bagaimana Charlie? Apa mungkin aku harus membiarkan Suci tetap bersama dengan pria itu? Aku—""Sayang." potong Charlie mengambil tangan istrinya.Pasangan suami istri itu sedang duduk di halaman belakang kastil Rey. Setelah pergi meninggalkan ruang perawatan anak mereka dengan tangisan yang mendalam, Charlie menyusuli Susi yang masih menangis sedih di sini."Aku mengerti perasaanmu, Sayang. Aku juga sama terluka dan marah sepertimu. Tapi, jika kita membawa Suci dari samping pria yang dia cinta, aku rasa anak kita pasti tidak akan mau. Ada baiknya kamu memikirkan lagi rencanamu itu." Charlie bersuara sambil mengusap-usap punggung tangan Susi lembut.Matanya yang teduh menatap penuh kehangatan wanita di depannya. Susi tahu Charlie tidak berbohong dengan apa yang tengah dia rasakan juga saat ini."Tapi Charlie, bagaimana jika Suci semakin menderita bersama Rey? Dia
"Nyonya Susi, bagaimana kalau untuk sementara waktu kalian tinggal di sini dulu?" usul Clara saat dua keluarga itu makan malam bersama.Susi dan Charlie sempat berpandangan seakan berbicara satu sama lain. Clara terus bersuara, tidak peduli dengan apa yang tengah keduanya pikirkan."Aku rasa Suci juga pasti akan sangat senang jika tahu kalian ada di dekatnya. Kalian bisa tinggal di sini setidaknya sampai Suci sadar," sambung Clara penuh semangat.Wanita berambut panjang itu duduk di dekat Olympus yang diam menghabiskan makan malamnya, dengan Susi dan Charlie duduk di depannya.Rey tidak ikut makan bersama mereka. Dia masih berada di ruang perawatan istrinya menunggu Michael membawa tabib Elish malam ini."Bagaimana Nyonya Susi, kalian mau tinggal di sini?" tanya Clara menatap penuh harap besannya."Mmm … kami terserah Nyonya Clara saja baga
Hai … Akhirnya novel kedua author di Platform ini selesai … Setelah hampir sempat terbengkalai dan kadang up karena kesibukan, author bisa menamatkan juga Tuan Vampire kita hari ini … Terima kasih untuk semua pembaca setia Tuan Rey dan Suci yang selalu setia menanti up … Terima kasih juga untuk pembaca yang sudah beli koin dan ngasih Vote untuk pasangan Vampire dan manusia kita, yah … Tidak ada kata-kata yang cukup menggambarkan kebahagiaan serta rasa terima kasih author untuk semua pembaca … Dan seperti pengumuman-pengumuman author sebelumnya, author akan umumkan pemenang Giveaway kita berdasarkan vote atau pemberi GEM 3 terbanyak … Nama-namanya adalah sebagai berikut:: 1. Sari Ariswati dengan jumlah 57 GEM 2. Sheril Warouw dengan jumlah 33 GEM 3. Ziza Ziz S dengan jumlah 30 GEM Untuk para pemenang bisa langsung DM author @adamvanda yah … Bagi pemenang yang tinggal di luar Pulau Jawa, author minta maaf nanti ongkirnya ditanggung pemenang yah … Atau bisa juga japri auth
"Kau apa…!?" "Aku akan mengakhiri kesepakatan kita hari ini." Rey tertegun selama beberapa saat, kaget mendengar pengakuan pemimpin terakhir Kaum Hitam di depannya. Setelah berbicara dengan Suci malam tadi, King pergi menemui Raja Vampire di kastilnya. Kedatangan pria berjambang itu sempat membuat seluruh penjaga kastil heboh termasuk Michael. Pria itu dengan sigap menahan King, menanyakan apa maksud kedatangannya ke sini. Rey yang saat itu tengah berada di kamar beristirahat, langsung keluar begitu mendengar suara keributan dari luar. "Besok kau bisa menjemput wanitamu di kerajaanku. Aku sudah mengatakan padanya dia bisa pergi besok pagi bersamamu." King menyambung ucapannya, berbicara lantang duduk berhadapan dengan Rey. Tidak terlihat keraguan sedikitpun diwajah King, dia sudah siap dan menerima semua takdir cinta bertepuk sebelah tangannya pada Suci. Rey masih diam mencerna perkataan King. Datang ke kastilnya disaat hampir pagi dan mendengar berita tidak terduga ini dari
Pukul delapan malam Suci memberanikan diri mengetuk pintu kamar King yang tepat bersebelahan dengan kamarnya.Dengan rasa gugup dan pikiran yang bersalah, Suci meyakinkan dirinya untuk bertemu dengan King malam ini juga.Entah keberanian dari mana sampai wanita yang hanya memakai gaun tipis dengan jubah panjang yang menutupinya berdiri di depan pintu kayu jati besar yang perlahan terbuka dari dalam.King menampakkan dirinya dengan wajah terkejut. "Nona?" ucapnya kaget.Suci tersenyum tipis dan masuk ke dalam tanpa dipersilahkan oleh King. Pria itu tertegun beberapa saat dan menutup kembali pintu kamarnya perlahan."Apa aku mengganggu malammu?" tanya Suci berdiri membelakangi pria bertubuh kekar itu."Ti-tidak. Aku hanya sedang membaca buku saja," jawab King sedikit gugup.Suci mengedarkan pandangan menatap ke seluruh sudut kamar King yang
"Nona …." King mendekati wanita yang tengah sibuk dengan kegiatannya di taman samping kerajaan Kaum Hitam.Sembari menunggu Rey, suaminya. Suci mengambil beberapa bunga mawar putih dan merah yang sengaja ditanam King di sekitar sana.Selain ingin membuat Suci betah, King ingin wanita itu punya kesibukan di kerajaannya selain duduk berjam-jam bersama Raja Vampire.King tahu Suci pasti akan sangat bahagia jika ada bunga-bunga cantik yang ditanam di tempat itu."Kau … ada apa kau ke sini?" risih Suci.Dia hanya tidak mau Rey salah paham jika melihat King ada di sana bersamanya disaat Rey belum datang."Aku hanya ingin bicara sebentar denganmu," ucap King tanpa basa basi.Suci menghembuskan nafas panjang, beranjak dari dekat taman dan duduk di kursi panjang tempat dia dan Rey biasa menghabiskan waktu bersama. Bunga yang Su
"Bisakah kau jelaskan apa maksud semua ini, Nona?!" Thomas masuk ke dalam kamar istri pemimpinnya setelah Nani lebih dulu masuk ke sana. Maid pribadi Suci hanya tertunduk begitu Suci menatapnya bertanya-tanya melihat Thomas juga ikut masuk bersamanya. "Apa maksudmu menjelaskan semua ini, Thomas?" Suci bangkit dari sofa sudut kamar, mendekati pria dan wanita Kaum Hitam itu. "Ini … aku menemukan ini dari Nina!" Thomas menunjukkan botol kecil berisi cairan berwarna merah yang tinggal sedikit. Suci mengernyit kemudian beralih menatap Nina lagi. Dia mengerti kenapa maid pribadinya hanya tertunduk sejak Nina masuk ke sini. "Tolong jelaskan kenapa Nona meminta Nina memasukkan ini ke dalam ramuan obat Tuan King!" sambung Thomas tidak sabar. Suci terlihat membuang nafas kasar, melewati Thomas dan berhenti di depan jendela kamarnya. "Apa aku perlu menjelaskan kepentingan pribadiku padamu?!" Suci melipat tangan di depan dada. "Meskipun kau Kaum kepercayaan King, bukan berarti kau berhak
"Thomas!""Iya, Tuan?""Aku merasa ada yang tidak beres." King duduk seperti biasa mengamati dari jauh pasangan suami istri yang kemarin sempat bertengkar, kini sudah berbaikan.Rey dan Suci duduk berdekatan di kursi taman samping kerajaan Kaum Hitam dengan kemesraan mereka.Sempat bertengkar malah membuat keduanya semakin mesra satu sama lain. Suci bahkan tidak sungkan lagi mencium pipi dan bibir Rey di sana, tidak peduli ada di mana mereka saat ini."Apa maksud Tuan ada yang tidak beres?" Thomas bertanya."Tubuhku. Ada yang tidak beres dengan tubuhku." Thomas mengernyit, semakin bingung dengan maksud ucapan pemimpinnya."Aku merasa tubuhku semakin sehat sekarang. Kemarin tabib juga berkata demikian. Kondisi tubuhku perlahan membaik, katanya."Thomas diam, mencoba menelaah perkataan King. Dari
"Ini sudah dua hari My Lady. Apa kamu masih tidak ingin menemuiku?" Rey mengetuk pintu kamar Suci dari luar.Wanitanya masih saja tidak mau bertemu dengan Rey setelah pertengkaran mereka waktu itu. Suci sengaja mengunci diri di kamar setiap kali Rey datang menemuinya seperti hari ini."Tolong jangan mengacuhkan aku My Lady. Aku merindukanmu," ucap Rey dengan wajah yang sendu.Suci tidak terdengar menyahutinya dari dalam. Rey semakin sedih dan merasa bersalah. Tidak tahu sampai kapan wanitanya akan mendiamkan dia seperti ini."Mungkin istriku masih marah padamu Tuan Rey." King mendekati Raja Vampire dari arah depan lorong menuju kamar.Pria berjambang itu tampak bahagia melihat Rey terus diacuhkan Suci. Selama mereka bertengkar, King sudah banyak melewati waktu-waktu yang indah bersama Suci.Dengan Suci dan Rey bertengkar seperti ini, intensitas pertemuan kedu
"Kamu masih marah?" Rey diam tidak menjawab.Suci menghembuskan nafas panjang, duduk di samping suaminya. Sejak kemarin Rey tidak mau berbicara dan hanya diam duduk di dekatnya di taman samping kerajaan Kaum Hitam.Mengetahui wanitanya menjaga pemimpin Kaum Hitam semalaman membuat hati Rey kesal. Pria itu sengaja mendiamkan Suci agar bisa memberi peringatan padanya kalau apa yang dilakukan Suci pada King tidak dia suka."Lalu kamu mau aku bagaimana Rey? Apa aku harus membelah tubuhku menjadi dua demi bisa menyenangkan hati kamu dan dia?!" Suara Suci terdengar meninggi seiring rasa putus asanya membujuk pria pucat itu.Bagi Suci, Rey sangat egois dan tidak memikirkan posisinya juga sebagai istri King. Meski tidak pernah menganggap pernikahan mereka ada, namun sebagai wanita manusia yang punya belas kasih, Suci merasa wajib membantu King terlepas dari rasa cinta Kaum Hitam itu padanya.
"Nona … apa yang Nona lakukan?!" pekik wanita maid yang baru saja masuk ke dalam dapur kerajaan."Tidak perlu berteriak begitu, Nina. Suaramu bisa membangunkan satu kerajaan!" Suci terkejut, membuang nafas panjang sebelum melanjutkan apa yang sedang dia lakukan di dalam dapur."Ma-maaf, Nona. Tapi apa yang Nona lakukan? Ini—" "Jangan berkata apa-apa, Nina," potong Suci cepat. "Kau diam saja di sana dan perhatikan apa yang aku lakukan!" Wanita keturunan Kaum Hitam dengan seragam maid putih hitam seketika bungkam menutup mulutnya rapat.Bau amis darah begitu tercium menyengat hampir ke seluruh penjuru dapur. Buru-buru wanita berambut pendek itu menutup semua pintu dan jendela yang ada di sana, takut jika ada Kaum lain yang melihat apa yang terjadi di dalam dapur."Nona seharusnya tidak melakukan ini. Tuan King akan sangat marah jika mengetahui apa yang Nona lakukan." Nina kembali bersuara melihat banyaknya darah yang menetes dari telapak tangan Suci.Suci tengah mengumpulkan darahnya