Susi dan suaminya Charlie baru saja tiba di kastil menantunya setelah mendapatkan telepon dari Michael tentang keadaan Suci yang sakit.
Wanita paruh baya itu mulai terisak melihat anak perempuannya yang tidak bisa dia hubungi selama satu bulan lamanya, sedang terbaring lemah dengan banyaknya alat-alat medis yang menempel di tubuh Suci.
Susi mendekati ranjang perawatan anaknya tertatih, dengan tangan menutup mulutnya tidak percaya.
"A-apa yang terjadi pada Suci, Rey?" tanyanya terbata.
"Maafkan aku karena tidak memberitahukan kalian sebelumnya tentang ini, Mom, Dad. Sebenarnya Suci sempat diculik oleh salah satu musuh besar perusahaan kami bulan lalu."
"Apa?!" kaget Susi dan Charlie bersamaan.
"Apa maksudmu diculik, Rey?" tanya Charlie lebih dulu.
"Maaf, Dad. Suci sebenarnya sempat diculik dan dibawa mereka
"Aku harus bagaimana Charlie? Apa mungkin aku harus membiarkan Suci tetap bersama dengan pria itu? Aku—""Sayang." potong Charlie mengambil tangan istrinya.Pasangan suami istri itu sedang duduk di halaman belakang kastil Rey. Setelah pergi meninggalkan ruang perawatan anak mereka dengan tangisan yang mendalam, Charlie menyusuli Susi yang masih menangis sedih di sini."Aku mengerti perasaanmu, Sayang. Aku juga sama terluka dan marah sepertimu. Tapi, jika kita membawa Suci dari samping pria yang dia cinta, aku rasa anak kita pasti tidak akan mau. Ada baiknya kamu memikirkan lagi rencanamu itu." Charlie bersuara sambil mengusap-usap punggung tangan Susi lembut.Matanya yang teduh menatap penuh kehangatan wanita di depannya. Susi tahu Charlie tidak berbohong dengan apa yang tengah dia rasakan juga saat ini."Tapi Charlie, bagaimana jika Suci semakin menderita bersama Rey? Dia
"Nyonya Susi, bagaimana kalau untuk sementara waktu kalian tinggal di sini dulu?" usul Clara saat dua keluarga itu makan malam bersama.Susi dan Charlie sempat berpandangan seakan berbicara satu sama lain. Clara terus bersuara, tidak peduli dengan apa yang tengah keduanya pikirkan."Aku rasa Suci juga pasti akan sangat senang jika tahu kalian ada di dekatnya. Kalian bisa tinggal di sini setidaknya sampai Suci sadar," sambung Clara penuh semangat.Wanita berambut panjang itu duduk di dekat Olympus yang diam menghabiskan makan malamnya, dengan Susi dan Charlie duduk di depannya.Rey tidak ikut makan bersama mereka. Dia masih berada di ruang perawatan istrinya menunggu Michael membawa tabib Elish malam ini."Bagaimana Nyonya Susi, kalian mau tinggal di sini?" tanya Clara menatap penuh harap besannya."Mmm … kami terserah Nyonya Clara saja baga
"Rey…," panggil Clara."Ada apa, Mom?""Bisa kita bicara sebentar?" tanyanya lembut."Mommy ingin bicara apa? Aku sedang sibuk, Mom.""Sebentar saja Rey. Ada yang harus kita bicarakan juga dengan ayahmu."Rey mengernyit, menatap bergantian ibu dan juga ayahnya yang baru saja tiba di dekat mereka. Entah apa yang ingin mereka bicarakan, tapi wajah mereka terlihat sangat serius. Rey yakin ada sesuatu yang sangat penting dilihat dari mimik wajah keduanya.Rey akhirnya pun mengangguk, mengikuti Clara dan Olympus yang melayang menuju ruang pribadi anak mereka dalam kastil.Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul tiga dini hari. Tepat pukul tujuh pagi nanti rencananya Suci akan di operasi oleh Elish bersama satu asisten manusia yang selama ini menjadi bawahannya dalam bekerja sebagai dokter.Rey sedan
"Bagaimana Thomas, kau sudah mendapatkan informasi tentang keadaan wanitaku?"Thomas membuang nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan pemimpinnya.King seperti orang yang tidak waras sejak seminggu yang lalu terus bertanya tentang keadaan Suci yang sampai saat ini masih belum juga bangun dari komanya.King terus berkata wanitanya yang jelas-jelas adalah istri dari musuh mereka Klan Vampire. Thomas merasa pria ini sebentar lagi akan benar-benar menjadi gila karena begitu menginginkan Suci."Ratu Vampire masih belum sadarkan diri, Tuan. Menurut informasi yang aku dapatkan dari salah satu Vampire penjaga di sana, Ratu Vampire telah di operasi sejak Minggu yang lalu namun belum juga menunjukkan tanda-tanda akan sadar. Seluruh Klan Vampire masih berduka sampai saat ini."King mengernyitkan dahi, tidak puas mendengar laporan kaum kepercayaannya.
"Michael, di mana ramuan yang pernah kau tunjukkan padaku waktu itu?!"Michael beranjak, kaget melihat Rey tiba-tiba masuk ke ruang di mana semua ramuannya berada.Michael yang tengah sibuk membuat sebuah ramuan baru untuk kesembuhan Suci, dibuat tidak tidur berhari-hari karena Rey terus memaksanya harus bisa menyembuhkan wanita manusia yang kondisinya semakin memburuk setiap harinya.Rey mulai memporak porandakan isi dalam ruang ramuan Michael, tidak peduli dengan banyaknya alat-alat peramu di sana."Tunggu, Rey. Jangan menghancurkan tempat ini," tahan Michael mendekati Rey yang tidak peduli dengan ucapannya."Siapa yang menghancurkan tempatmu?! Aku hanya ingin mencari di mana ramuan yang pernah kau katakan bisa menyembuhkan siapa saja yang sakit parah. Aku berpikir mungkin ramuan itu bisa berguna untuk istriku!" sahut Rey masih sibuk mencari di antara banyaknya boto
"Bagaimana ramuannya Michael, apa itu berhasil?" Tabib kepercayaan Rey menggeleng.Sudah tak terhitung jumlah ramuan yang dibuat oleh keduanya setelah dua hari menghabiskan waktu di dalam ruang ramuan Michael.Tidak pernah keluar dan hanya berkutat dengan bahan-bahan yang ada, Rey mulai gelisah dan stress. Beberapa kali pria pucat itu menghancurkan alat-alat yang ada di depannya dan memekik keras di dalam ruang kedap suara tersebut seperti sekarang."Tenanglah Tuan…," ucap Michael mencoba mendekati Rajanya yang masih berontak di depan dia."Bagaimana aku bisa tenang Michael, kau tahu kita sudah berhari-hari di sini dan tidak ada satupun obat yang berhasil kita buat. Aku tidak tahu apa yang salah dengan campuran ramuan ini!" sahut Rey frustasi.Pria itu terduduk lemas setelah puas menghancurkan barang-barang milik Michael yang berumur ratusan abad di dalam
"Mau apalagi kau kemari?!" Rey menyambar King yang tidak siap hingga menyambar tanah dengan cepat.Rey menindih tubuh pria berjambang itu dengan wajah penuh amarah. Dia masih saja kesal dengan pertempuran terakhir mereka berdua yang tidak dimenangkan oleh siapa-siapa.King sempat terbatuk-batuk merasakan tubuh bagian belakangnya yang nyeri."Lepaskan aku, kau sungguh tidak ada sopan santunnya menyambut tamumu!" pekik King kesal.Rey berdecih, menarik kerah jubah King mendekat. "Aku tidak pernah menganggapmu tamu di kastilku! Katakan apa maumu datang kesini!" ucapnya marah."Bagaimana aku bisa bicara jika kau menindihku seperti ini? Apa kau begitu menyukaiku sampai kau terus berada di atas tubuhku?" goda King tersenyum tipis.Rey dengan kesal mendorong King, bangkit dari atas tubuhnya dengan cepat. Sial! Bisa-bisanya pria gila itu berbicara begitu di dep
"King mau apa katamu?""Dia ingin membawa Suci dan menikah dengannya jika dia berhasil menyembuhkan istriku, Dad. Dia benar-benar gila dan tidak sehat!" sahut Rey geram.Setelah mengusir pemimpin Kaum Hitam itu tidak hormat, Rey masuk kembali ke dalam kastilnya dan bertemu dengan Olympus yang baru saja tiba dari tugas luarnya.Olympus begitu terkejut saat mendengar penjelasan Rey tentang maksud tujuan King menemuinya. Dia pun sama marah dan kesalnya dengan tawaran yang diberikan King pada anaknya."Aku pikir pria itu sudah berubah dan lebih baik, ternyata kelicikan ayahnya tetap saja mengalir di darahnya!" ucap Olympus duduk berhadapan dengan Rey."Aku juga tidak tahu kenapa dia begitu berani memberi penawaran seperti itu. Dia beralasan dia mencintai Suci sehingga tidak membunuhnya saat Fourd berhasil menculiknya, Dad. Aku rasa terlalu lama sakit membuat pikiran Kaum
Hai … Akhirnya novel kedua author di Platform ini selesai … Setelah hampir sempat terbengkalai dan kadang up karena kesibukan, author bisa menamatkan juga Tuan Vampire kita hari ini … Terima kasih untuk semua pembaca setia Tuan Rey dan Suci yang selalu setia menanti up … Terima kasih juga untuk pembaca yang sudah beli koin dan ngasih Vote untuk pasangan Vampire dan manusia kita, yah … Tidak ada kata-kata yang cukup menggambarkan kebahagiaan serta rasa terima kasih author untuk semua pembaca … Dan seperti pengumuman-pengumuman author sebelumnya, author akan umumkan pemenang Giveaway kita berdasarkan vote atau pemberi GEM 3 terbanyak … Nama-namanya adalah sebagai berikut:: 1. Sari Ariswati dengan jumlah 57 GEM 2. Sheril Warouw dengan jumlah 33 GEM 3. Ziza Ziz S dengan jumlah 30 GEM Untuk para pemenang bisa langsung DM author @adamvanda yah … Bagi pemenang yang tinggal di luar Pulau Jawa, author minta maaf nanti ongkirnya ditanggung pemenang yah … Atau bisa juga japri auth
"Kau apa…!?" "Aku akan mengakhiri kesepakatan kita hari ini." Rey tertegun selama beberapa saat, kaget mendengar pengakuan pemimpin terakhir Kaum Hitam di depannya. Setelah berbicara dengan Suci malam tadi, King pergi menemui Raja Vampire di kastilnya. Kedatangan pria berjambang itu sempat membuat seluruh penjaga kastil heboh termasuk Michael. Pria itu dengan sigap menahan King, menanyakan apa maksud kedatangannya ke sini. Rey yang saat itu tengah berada di kamar beristirahat, langsung keluar begitu mendengar suara keributan dari luar. "Besok kau bisa menjemput wanitamu di kerajaanku. Aku sudah mengatakan padanya dia bisa pergi besok pagi bersamamu." King menyambung ucapannya, berbicara lantang duduk berhadapan dengan Rey. Tidak terlihat keraguan sedikitpun diwajah King, dia sudah siap dan menerima semua takdir cinta bertepuk sebelah tangannya pada Suci. Rey masih diam mencerna perkataan King. Datang ke kastilnya disaat hampir pagi dan mendengar berita tidak terduga ini dari
Pukul delapan malam Suci memberanikan diri mengetuk pintu kamar King yang tepat bersebelahan dengan kamarnya.Dengan rasa gugup dan pikiran yang bersalah, Suci meyakinkan dirinya untuk bertemu dengan King malam ini juga.Entah keberanian dari mana sampai wanita yang hanya memakai gaun tipis dengan jubah panjang yang menutupinya berdiri di depan pintu kayu jati besar yang perlahan terbuka dari dalam.King menampakkan dirinya dengan wajah terkejut. "Nona?" ucapnya kaget.Suci tersenyum tipis dan masuk ke dalam tanpa dipersilahkan oleh King. Pria itu tertegun beberapa saat dan menutup kembali pintu kamarnya perlahan."Apa aku mengganggu malammu?" tanya Suci berdiri membelakangi pria bertubuh kekar itu."Ti-tidak. Aku hanya sedang membaca buku saja," jawab King sedikit gugup.Suci mengedarkan pandangan menatap ke seluruh sudut kamar King yang
"Nona …." King mendekati wanita yang tengah sibuk dengan kegiatannya di taman samping kerajaan Kaum Hitam.Sembari menunggu Rey, suaminya. Suci mengambil beberapa bunga mawar putih dan merah yang sengaja ditanam King di sekitar sana.Selain ingin membuat Suci betah, King ingin wanita itu punya kesibukan di kerajaannya selain duduk berjam-jam bersama Raja Vampire.King tahu Suci pasti akan sangat bahagia jika ada bunga-bunga cantik yang ditanam di tempat itu."Kau … ada apa kau ke sini?" risih Suci.Dia hanya tidak mau Rey salah paham jika melihat King ada di sana bersamanya disaat Rey belum datang."Aku hanya ingin bicara sebentar denganmu," ucap King tanpa basa basi.Suci menghembuskan nafas panjang, beranjak dari dekat taman dan duduk di kursi panjang tempat dia dan Rey biasa menghabiskan waktu bersama. Bunga yang Su
"Bisakah kau jelaskan apa maksud semua ini, Nona?!" Thomas masuk ke dalam kamar istri pemimpinnya setelah Nani lebih dulu masuk ke sana. Maid pribadi Suci hanya tertunduk begitu Suci menatapnya bertanya-tanya melihat Thomas juga ikut masuk bersamanya. "Apa maksudmu menjelaskan semua ini, Thomas?" Suci bangkit dari sofa sudut kamar, mendekati pria dan wanita Kaum Hitam itu. "Ini … aku menemukan ini dari Nina!" Thomas menunjukkan botol kecil berisi cairan berwarna merah yang tinggal sedikit. Suci mengernyit kemudian beralih menatap Nina lagi. Dia mengerti kenapa maid pribadinya hanya tertunduk sejak Nina masuk ke sini. "Tolong jelaskan kenapa Nona meminta Nina memasukkan ini ke dalam ramuan obat Tuan King!" sambung Thomas tidak sabar. Suci terlihat membuang nafas kasar, melewati Thomas dan berhenti di depan jendela kamarnya. "Apa aku perlu menjelaskan kepentingan pribadiku padamu?!" Suci melipat tangan di depan dada. "Meskipun kau Kaum kepercayaan King, bukan berarti kau berhak
"Thomas!""Iya, Tuan?""Aku merasa ada yang tidak beres." King duduk seperti biasa mengamati dari jauh pasangan suami istri yang kemarin sempat bertengkar, kini sudah berbaikan.Rey dan Suci duduk berdekatan di kursi taman samping kerajaan Kaum Hitam dengan kemesraan mereka.Sempat bertengkar malah membuat keduanya semakin mesra satu sama lain. Suci bahkan tidak sungkan lagi mencium pipi dan bibir Rey di sana, tidak peduli ada di mana mereka saat ini."Apa maksud Tuan ada yang tidak beres?" Thomas bertanya."Tubuhku. Ada yang tidak beres dengan tubuhku." Thomas mengernyit, semakin bingung dengan maksud ucapan pemimpinnya."Aku merasa tubuhku semakin sehat sekarang. Kemarin tabib juga berkata demikian. Kondisi tubuhku perlahan membaik, katanya."Thomas diam, mencoba menelaah perkataan King. Dari
"Ini sudah dua hari My Lady. Apa kamu masih tidak ingin menemuiku?" Rey mengetuk pintu kamar Suci dari luar.Wanitanya masih saja tidak mau bertemu dengan Rey setelah pertengkaran mereka waktu itu. Suci sengaja mengunci diri di kamar setiap kali Rey datang menemuinya seperti hari ini."Tolong jangan mengacuhkan aku My Lady. Aku merindukanmu," ucap Rey dengan wajah yang sendu.Suci tidak terdengar menyahutinya dari dalam. Rey semakin sedih dan merasa bersalah. Tidak tahu sampai kapan wanitanya akan mendiamkan dia seperti ini."Mungkin istriku masih marah padamu Tuan Rey." King mendekati Raja Vampire dari arah depan lorong menuju kamar.Pria berjambang itu tampak bahagia melihat Rey terus diacuhkan Suci. Selama mereka bertengkar, King sudah banyak melewati waktu-waktu yang indah bersama Suci.Dengan Suci dan Rey bertengkar seperti ini, intensitas pertemuan kedu
"Kamu masih marah?" Rey diam tidak menjawab.Suci menghembuskan nafas panjang, duduk di samping suaminya. Sejak kemarin Rey tidak mau berbicara dan hanya diam duduk di dekatnya di taman samping kerajaan Kaum Hitam.Mengetahui wanitanya menjaga pemimpin Kaum Hitam semalaman membuat hati Rey kesal. Pria itu sengaja mendiamkan Suci agar bisa memberi peringatan padanya kalau apa yang dilakukan Suci pada King tidak dia suka."Lalu kamu mau aku bagaimana Rey? Apa aku harus membelah tubuhku menjadi dua demi bisa menyenangkan hati kamu dan dia?!" Suara Suci terdengar meninggi seiring rasa putus asanya membujuk pria pucat itu.Bagi Suci, Rey sangat egois dan tidak memikirkan posisinya juga sebagai istri King. Meski tidak pernah menganggap pernikahan mereka ada, namun sebagai wanita manusia yang punya belas kasih, Suci merasa wajib membantu King terlepas dari rasa cinta Kaum Hitam itu padanya.
"Nona … apa yang Nona lakukan?!" pekik wanita maid yang baru saja masuk ke dalam dapur kerajaan."Tidak perlu berteriak begitu, Nina. Suaramu bisa membangunkan satu kerajaan!" Suci terkejut, membuang nafas panjang sebelum melanjutkan apa yang sedang dia lakukan di dalam dapur."Ma-maaf, Nona. Tapi apa yang Nona lakukan? Ini—" "Jangan berkata apa-apa, Nina," potong Suci cepat. "Kau diam saja di sana dan perhatikan apa yang aku lakukan!" Wanita keturunan Kaum Hitam dengan seragam maid putih hitam seketika bungkam menutup mulutnya rapat.Bau amis darah begitu tercium menyengat hampir ke seluruh penjuru dapur. Buru-buru wanita berambut pendek itu menutup semua pintu dan jendela yang ada di sana, takut jika ada Kaum lain yang melihat apa yang terjadi di dalam dapur."Nona seharusnya tidak melakukan ini. Tuan King akan sangat marah jika mengetahui apa yang Nona lakukan." Nina kembali bersuara melihat banyaknya darah yang menetes dari telapak tangan Suci.Suci tengah mengumpulkan darahnya