I love Luca pokoknya hahaha. Bagaimana ini,cerita Felix, tapi cintaku pada Luca wkwkwk
Biasanya sebelum makan malam, Zetha atau Simon akan datang memeriksa keadaan Felix, Russo juga Knox.Veronica tahu, terkadang dirinya tidak mengerti harus bertanya apa pada Zetha dan Simon, sehingga sejak pagi ia mengelap tubuh Felix dengan air hangat, memperhatikan setiap detail dari tubuh suaminya, termasuk warna kulitnya yang sudah tidak terlalu pucat.Kali ini mumpung Zetha atau Simon belum datang, Veronica menaikkan perlahan baju kaus Felix, memperhatikan area sekitar dada dan perut.Perlahan wajah Veronica semakin merunduk dan merunduk ...memberikan kecupan sangat lembut juga terkesan tergesa-gesa pada atas perban yang membebat cidera Felix."Kenapa kau membuatku seperti tak punya harga diri?" cicit Veronica sedih yang terus memandang lurus ke arah dada Felix."Kau membuatku jatuh cinta, kau membuatku berharap, kau memanjakanku seakan aku benar-benar merasakan kau juga mencintaiku ..." Veronica sedikit terisak, "Tapi a
Felix sedang berdiri tegak menatap pemandangan di luar jendela kaca ruangannya yang menghadap pantai indah kota Cape Town. Cuaca sedang cerah sudah menjelang sore, riak-riak ombak terlihat jelas dari tempat Felix saat ini berdiri memperhatikan. Tok ...tok ...tok!"Masuk!"Felix beranjak dari depan jendela, kembali duduk pada kursi kerja kebesarannya, pura-pura membalikkan berkas di atas meja ketika Hvitserk, asisten sekaligus sahabatnya memasuki ruangan. "Simon sudah mendapatkan lokasi wanita itu, Veronica." Hvitserk berkata sembari meletakkan laporan dari sekretaris perusahaan ke atas meja, membuka kursi untuk dia duduki di depan Felix. "Kenapa Simon tidak menghubungiku?" "Kau sudah memeriksa ponselmu?" Hvitserk justru balik bertanya sinis pada Felix.Hvitserk sudah sangat hapal kebiasan baru Felix yang sering lupa mengisi daya ponselnya. "Ah, dayanya habis." Felix berujar santai setelah memeriksa layar ponselnya yang padam. "Dimana wanita itu?" tanyanya kembali pada topik lapo
Waktu baru menunjukkan menjelang siang ketika Felix, Susie, Hvitserk beserta beberapa pengawal tiba di salah satu hotel terbaik berpemandangan lautan biru mediterania. "Ambu suka di sini?" tanya Felix sambil membuka tutup botol air mineral yang segera ia tenggak dan memberikannya satu botol minuman lainnya pada Susie. Belum sempat Susie menjawab jika pemandangan lautan mediterania ini mengingatkannya pada Marcella, Mommynya Felix dan anak-anak Salvatore, Felix sudah menambahkan, "Nanti kita akan mencari rumah untuk tinggal sementara di sini. Udaranya meskipun sama-sama panas dengan di Cape Town, Amalfi cukup menyenangkan." "Bagaimana dengan pekerjaanmu?" Selama ini Felix menolak berkumpul bersama keluarga besarnya di Palermo dengan alasan pekerjaannya sangat sibuk. Alasan yang sama juga dia selalu utarakan ketika ada yang bertanya mengenai pasangan hidupnya. "Ada Billy yang akan mengontrol di Cape Town sekaligus turun ke lapangan. aku bisa memantau secara online dari sini." jawab
Suara deru motor yang bergaung bergema sedang melaju kencang itu tiba-tiba terhenti mendadak. Jalanan sedikit menanjak pada bagian depannya di tutup oleh tiga buah mobil mewah. "Apa maunya kalian?!" Veronica mendengkuskan napas kesal seraya melepaskan help penutup kepalanya, bertanya pada sekelompok anak muda yang sebelumnya berpesta di The Grill. Ada tiga orang pemuda sedang duduk pada atas mobil yang dibiarkan melintang menghalangi jalan. Jarak mereka sekitar tiga meter dari posisi Veronica menghentikan laju motor sportnya. Lima orang pemuda muncul di belakang Veronica, mulai berjalan pelan mendekati wanita muda yang masih tetap duduk di jok motor sportnya tersebut. Beruntung tadi, Selena pulang bersama Keanu, suaminya menggunakan mobil di jalur lain. Jika tidak, adik perempuan Veronica tersebut akan lepas kontrol jika perjalanan pulangnya dihadang sekelompok pemuda mabuk. "Veronica!"Salah satu pemuda berperawakan urakan dengan rambut panjang di ikat ke belakang kepalanya, mer
"Kau terluka!"Veronica berseru begitu Felix melepaskan pelukan lengan pada pinggangnya, lalu mencabut picau cukur yang menempel pada perut bagian kanannya. "Minggir!" Felix mengibaskan tangan agar Veronica tidak mendekatinya seraya menggulung tali di tangannya semakin memendek. Felix membantu mendirikan motor sport Veronica yang jatuh ke atas jalanan. Entah apa yang dilakukan oleh pria itu, nyatanya kini motor Veronica sudah berbunyi bergaung dengan suara nyaring di suasana yang hampir tengah malam tersebut. Veronica datang mendekat, ia ingat pemuda tampan berpenampilan culun yang membantunya ini tadi berbincang dengan Selena di depan meja bartender restorannya. "Kemari, pegangi motormu!" Felix memanggil dengan suara baritonnya yang terdengar serak serta sangat seksi di telinga Veronica. "Terima ka--" "Lain kali jangan membuat masalah jika kau tak bisa menghadapinya seorang diri!" tegur Felix dingin seraya pergi berlalu setelah Veronica memegangi motor sportnya. Veronica meng
"Kakak ..." Selena mengerutkan kening saat melihat Veronica berjalan ke pantry dalam rumah tinggal mereka bersama. "Wajah kakak pucat, kakak baik-baik aja?" Selena menempelkan punggung tangan ke kening, pipi dan leher Veronica. "Tadi malam kakak pulang jam berapa? Aku tidak mendengar kakak pulang ..." "Motormu lecet, apakah kau jatuh semalam, Veronica?" Keanu masuk dari pintu depan, langsung bertanya yang menghentikan pertanyaan Selena semakin meneliti penampilan saudari perempuan di depannya. "Aku tidak apa-apa. Motorku memang jatuh, tapi aku tidak terluka." Veronica menjawab sambil menjawil ujung hidung Selena yang mulutnya masih terbuka memandanginya. "Sungguh, Selena ...aku tidak apa-apa!" Veronica terkekeh rendah karena Selena memutar tubuhnya dan memindai dari atas sampai ke kaki yang membuat Keanu, suami adik perempuannya itu turut memperhatikannya. "Gelang tali apa ini? Kakak pergi kemana sebenarnya semalam?" Selena melihat ada gelang tali terpasang pada pergelangan tanga
Felix baru selesai mandi dan melilitkan perban ke perutnya sendiri tanpa meminta bantuan Susie atau Hvitserk. Sejak sore, Felix sibuk memeriksa pekerjaan yang dikirimkan oleh Billy ke surelnya. "Namanya Edward Suter, dia ingin bertemu dengan Anda, Mister." terngiang dalam kepala Felix akan perkataan Billy, penanggung jawab perusahaannya di Cape Town dan Somalia, yang menyampaikan melalui sambungan videocall jika ada seseorang ingin mengajukan kerjasama untuk project pertambangan di Somalia dengan Felix. Baru saja Felix hendak menyalakan laptopnya untuk mencari tahu tentang Edward Suter, ponselnya sudah berdering panggilan telpon dari Hvitserk. "Veronica di culik. Orang kita tidak bisa bertindak di sini ..." "Tawarkan uang besar untuk para berandal jalanan!" potong Felix cepat dengan nada sangat dingin memberikan perintah. "Jika sampai Veronica terluka karena keengganan mereka bertindak, maka esok aku sendiri yang akan menghabisi mereka semuanya!" tambah Felix sambil memakai pakaia
John Dantes, anak buah Hvitserk asal Rusia memandang Arkada dengan seringai kejam, meraih pistol pada balik pinggangnya yang langsung ia arahkan ke kaki serta paha anak buah Arkada di lantai. Dor ...dor ...dorrr!! "Aow!!" Anak buah Arkada terkejut langsung menjerit mengaduh pilu. "Lepaskan wanita itu, dia milik kami!" tegas John memberikan perintah seraya menggerakkan dagunya pada Arkada yang melotot murka. Melihat Arkada bergeming menurutinya, John kembali mengangkat lengan untuk membidik pria itu dengan moncong pistolnya. "Kami tidak suka bernegosiasi dengan bocah labil Mussolini! Kau lepaskan wanita itu sekarang atau bapak tercintamu akan menemukan mayatmu di depan pintu rumahnya esok pagi!" "Dia milikku!" tegas Arkada sambil menarik pistol yang juga tersampir di sisi pinggangnya, memberikan tembakan yang berhasil dielakkan oleh John. Veronica berusaha menggoyangkan bangku ia duduki untuk menghindari dua orang pria yang kini saling balas menembak dalam ruangan, seakan tidak
Biasanya sebelum makan malam, Zetha atau Simon akan datang memeriksa keadaan Felix, Russo juga Knox.Veronica tahu, terkadang dirinya tidak mengerti harus bertanya apa pada Zetha dan Simon, sehingga sejak pagi ia mengelap tubuh Felix dengan air hangat, memperhatikan setiap detail dari tubuh suaminya, termasuk warna kulitnya yang sudah tidak terlalu pucat.Kali ini mumpung Zetha atau Simon belum datang, Veronica menaikkan perlahan baju kaus Felix, memperhatikan area sekitar dada dan perut.Perlahan wajah Veronica semakin merunduk dan merunduk ...memberikan kecupan sangat lembut juga terkesan tergesa-gesa pada atas perban yang membebat cidera Felix."Kenapa kau membuatku seperti tak punya harga diri?" cicit Veronica sedih yang terus memandang lurus ke arah dada Felix."Kau membuatku jatuh cinta, kau membuatku berharap, kau memanjakanku seakan aku benar-benar merasakan kau juga mencintaiku ..." Veronica sedikit terisak, "Tapi a
Sudah pagi kedua, Felix pindah dirawat dalam kamar Veronica, namun masih belum siuman. Zetha dan Simon mengawasi ketat keadaan Felix, sedangkan Veronica merangsang kedekatan hubungan mereka untuk menstimulasi alam bawah sadar Felix. Knox dan Russo sudah siuman, mereka berdua dirawat di ruang tengah kediaman bersama yang lainnya agar team medis memudahkan memberikan pantauan 24 jam. Keadaan yang sama juga terjadi pada Zeze yang masih tetap tertidur cantik di ranjangnya dalam kamar. Pagi ini setelah sarapan, Luca seperti biasa akan mendatangi Zeze beberapa kali dalam sehari semalam untuk 'mengajak' Zeze bercerita. "Paman Felixmu belum siuman. Ini sudah pagi kedua dia dipindahkan ke luar dari kamar dingin." Luca berbicara, sembari tangannya merapikan rambut pirang panjang Zeze menjadi satu ke sisi bahu. "Kandungan Veronica tidak baik-baik saja. Dia stress juga sangat tertekan ..." Lanjut Luca, mendaratkan kecupan dalam ke kening Zeze dan membelai pipinya yang hangat, "Michele, Mumma
Veronica meletakkan stetoskop, perlahan mulai melakukan CPR untuk Zeze yang sebelumnya sudah dilakukan oleh Zetha tetapi tidak berhasil mengembalikan denyut nadi Zeze. "Biarkan aku yang melakukannya, kau sedang hamil." Luca sependapat dengan Veronica untuk tidak menyerah menyelamatkan Zeze. Bukannya Zetha dan Simon menyerah, tetapi kedua dokter hebat itu merasa sangat syok.Sehebat apapun seseorang, jika diterjang gelombang syok, tetap akan sulit berpikir jernih. Apalagi pasiennya adalah anak sendiri. Veronica menyingkir, membiarkan Luca melakukan CPR untuk Zeze. Veronica duduk pada tepian ranjang, memejamkan kelopak matanya, mencoba berkonsentrasi pada denyut nadi di pergelangan tangan Zeze. Tiba-tiba suatu bayangan melintas masuk ke dalam pikiran Veronica. Ia menoleh pada Zetha yang meringkuk dalam pelukan Jonathan. Kemudian melirik Simon yang kini berjalan mendekati Veronica. "Bolehkan aku mengiris sedikit pergelangan tangannya?" Veronica berbisik bertanya hati-hati pada Simon.
Tubuh Felix terluka parah, organ-organ dalamnya mengalami cidera dan persentase dirinya bisa hidup jika ditangani dengan cara biasa tak mencapai 1%. Pun keadaan yang sama dengan Knox dan Russo. Kedua orang itu mengalami cidera parah, juga kehilangan banyak.Zetha dan Simon memutuskan menggunakan pengobatan 'terlarang' di dunia medis karena sangat berbahaya, yaitu menghentikan sementara fungsi organ-organ dalam tubuh Felix, Knox dan Russo. Sekilas mirip dengan terapi hipotermia, namun ini jauh lebih berisiko tinggi. Tapi Zetha tidak punya pilihan lain selain melakukan pengobatan terlarang ini. Dimitri Severe pernah melakukan terapi yang sama dan berhasil pada Jonathan juga Gerardo, masih hidup juga sehat serta membuat kekebalan tubuh alami tidak mudah terserang penyakit. Zetha tidak ingin merahasiakan apapun, terutama pada Veronica yang walaupun tak banyak bicara atau bertanya keadaan Felix, tetapi tatapan mata adik iparnya tersebut seakan menyimpan ribuan kesedihan. Setelah memasti
"Young Lady, kita tak bisa menunda, Pamanmu darurat." Zetha mendesah lirih memandang Zeze yang menatapnya dingin. Zetha benar-benar tak bisa menggerakkan tubuhnya sama sekali, hanya berdiri tegak, memandang pilu ke arah Luca, Zeze dan Felix. Zeze bukan hanya melakukan totokan pada pangkal lengan Zetha, tetapi juga pundak dan punggung wanita yang ia pikir bukan Mummanya tersebut. "Kau bukan Zetha, Mummaku!" Zeze mencengkeram kuat dagu Zetha, sedangkan Luca berteriak pada siapapun untuk memanggil Simon datang. "Simon ada di ruangan bawah tanah ..." Zetha memaksakan dirinya berkata meskipun dagunya dijepit kuat jemari Zeze dan bibir seksinya menjadi terbuka sedikit perih.Beberapa orang berlari, mendorong tong berisi asinan dan menarik besi pengait pada pintu kokoh penutup ruang bawah tanah.Zetha kembali berteriak memberitahu nomor kode kunci panel pintu yang ditutupi hiasan. Jika bukan Zetha asli, apakah yang palsu bisa mengetahui sampai ke nomor kunci panel? "Aku melihat kau jatuh
Tubuh Zeze mematung dan tangannya masih terulur ke depan, pupilnya melebar melihat tubuh pria yang meledak di depannya.'Bunuh dan darah' Apakah ini maksud dari telepati Selena yang dihembuskan ke benak Zeze?Felix yang menyanggah tubuh Zeze dari belakang tidak kalah syok dari keponakannya. Meskipun Knox adalah pengawalnya, Felix menyayangi Knox, Hansel dan Quince sudah seperti saudara, sama dengan perasaannya terhadap Hvitserk, John, Jose juga para anak buahnya yang setia lainnya. Setelah tubuh pria meledak, suasana menjadi hening selama beberapa saat. Sampai mereka dikejutkan oleh teriakan Hansel dari arah jalanan. Quince mengemudi kemudi sedangkan Hansel duduk di atas atap mobil jenis hardtop. Hansel mengacungkan sesuatu di tangannya, jemarinya terlihat seperti mencengkeram rambut pada kepala. Kelompok Randall bersama anak buahnya mengikuti mobil yang dikemudikan Quince dari belakang, mengendarai mobil sejenis juga ada sedan dan kendaraan roda dua. "Kenapa kalian lambat sekali?
Zeze yang sudah kehilangan berat badan, bisa berlari cepat dan kini melentingkan tubuhnya seperti pegas untuk meloncat meraih jaring tali yang masih tergantung dari jet pemburu.Tetapi jet pemburu tentu tahu niat Zeze, sang pilot segera berputar balik, hanya saja karena sudah terlalu rendah, pilot kesulitan untuk naik apalagi bagian ekor ditembaki Jonathan, Luciano dan Dominic.Jet terpaksa berbelok menuju hutan. Saat itulah Zetha mengayun dan melontarkan tubuhnya sekuat tenaga untuk menjangkau jaring tali."Mummaaa ...!" Zeze memekik pilu.Jarak jaring semakin jauh, Zetha akan jatuh dari ketinggian, dipastikan mendarat pada halaman belakang. Sudah sangat terlambat bagi Zeze untuk meloncat menyelamatkan Zetha.Semuanya syok mendengar teriakan Zeze. Luciano menggemeretakkan rahang, menembaki prajurit di depannya. Pun juga Jonathan, Dominic yang menguarkan aura dingin layaknya pemimpin, kini ia bergerak melindungi Lucian
Melihat Zetha keluar dari kediaman, terdengar suara berkata lantang menggunakan pengeras suara di udara, "Tangkap hidup atau mati semua wanita keluarga Salvatore!"Sinar bulat menyilaukan menyinari Zetha dan Luca dari jet pemburu di udara setelah perintah diucapkan lantang.Para pemburu bayaran yang berada di halaman depan kediaman dan para prajurit mengarahkan tembakan beruntun ke arah Zetha dan Luca yang bergerak lincah menghindari hujan peluru menggunakan papan baja pagar samping pintu masuk kediaman, yang dicabut Zetha. "Knox tak akan bisa bertahan lama, bawa Zeze dan Freyaa ke halaman samping." Zetha berbisik pada Luca sembari melindungi adik lelakinya itu agar bisa pergi ke tempat Zeze yang masih terbaring lemah di atas rumput dan kepalanya pada pelukan Freyaa. Luca melirik ke arah Zeze dan Freyaa. Ada Luciano, Jonathan dan Dominic serta Ubba juga Megan melindungi keduanya selain Knox. Felix bertarung mati-matian melawan sekelompok prajurit bersama Keanu dan anak buah Owen. L
Sudut bibir Zeze semakin melengkung naik, kedua netranya pun menyala terang, menatap lekat pria berpakain ninja di depannya yang sebelumnya mencekik lehernya. Meskipun tidak melihat, Zeze tahu posisi Knox sedang terjepit di belakang punggungnya. Gadis itu mempertajam pendengarannya, semua anggota keluarganya berada di dalam rumah, hal ini sedikit membuat perasaannya tenang. Kecuali sepasang mata biru jernih yang sangat tajam, mengintip di balik tirai jendela kamar Jonathan-Papa mereka. Zeze sebelumnya melakukan totokan pada Simon agar tidak terbangun ketika memberikan kecupan ke pipi saudaranya itu, tetapi tidak melakukannya pada Freyaa yang ia pikir adik perempuannya tersebut kebluk yang suka tidur. Zeze lupa jika tengah malam adalah waktunya Freyaa terbangun dari tidurnya untuk pindah tempat masuk ke kamar Veronica."Bukankah tindakan kalian terlalu berlebihan? Kalian mengepung seorang gadis dan memisahkannya dari pasangan kencannya ..." Zeze berkata dingin, tidak melanjutkan per