Share

bab 420

Penulis: Pusparani Surya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-06 14:33:49

Waktu bergulir, detik berlalu, menit mengantar pasti ke jam yang ditunggu-tunggu.

Lee tidak berhasil mengajak Jang untuk ikut bersamanya ke rumah Nurul, karena kebetulan sahabatnya itu harus pergi ke kantor pusat. Saat bel berbunyi, karyawan QC langsung berhamburan keluar bangunan perusahaan dengan tidak sabar. Dengan menggunakan mobil yang biasa Lee pakai, mereka berangkat bersama-sama menuju ke rumah Nurul, dengan gadis itu duduk di depan samping Lee yang mengemudi.

Tak ada yang tahu bagaimana degupan kuat yang memberontak dalam dada Nurul, entah mimpi apa dia semalam, hingga bisa duduk bersebelahan dengan Lee, dan pergi ke rumahnya sebagai tujuan.

'Mama, Nurul pulang bawa calon mantu!' jerit batin Nurul girang sendiri.

Lima belas menit kemudian, mereka sudah sampai di rumah Nurul, sambutan hangat diberikan keluarga Nurul terutama orang tuanya.

"Mama, ini atasan Nurul, namanya oppa Lee," ujar Nurul mengenalkan Lee dengan malu-malu.

"Oh, iya. Selamat datang, Oppa. Maaf rumahnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 421

    "Seenaknya aja kamu ganti nama orang, Bi!" kekeh Rara. "Ya enak aja kalau nama dia diganti Ali. Lagian kan deket banget. Lee, sama Ali." Robi ikut terkekeh, entah kapan tepatnya dia punya pemikiran seperti itu. "Jangan main ganti gitu, ah! Nggak bagus! Mending kalau orangnya nerima, kalau enggak, gimana coba?" ingat Rara. "Bukan orangnya yang nggak suka kali, tapi gebetannya yang nggak terima," ejek Robi. "Apaan sih, kamu?! Aku serius, Bi! Aku beneran pengen kuliah," lanjut Rara mengatakan keinginannya. "Ya aku juga serius bilang gitu. Si Lee kan emang niat banget pengen nikahin kamu, Ra." Robi mengatakan keberpihakannya pada Lee. "Tahu, ah!""Dia serius loh, Ra!" Rara bergeming. "Setidaknya dia bilang gitu sama aku," yakin Robi. "Dia tidak sekeyakinan dengan kita, Bi." Rara masih belum ingin membuka tentang Lee yang tidak mempercayai Tuhan manapun pada adiknya. "Dia kan bisa pindah." "Aku nggak tahu." Andai kamu tahu, Ra. Lee sedang berusaha memantaskan diri agar bisa ber

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-06
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 422

    Sesampainya di asrama, Lee bertemu dengan Kim yang sedang menonton TV. "Kemana aja kamu?" tanya Kim saat Lee menyimpan tasnya di meja makan untuk minum."Ketiduran di ruang kerja," jawab Lee setelah meneguk air dari botol air mineral yang tersedia. "Tidur? Sejak kapan?" Kim bertanya heran. "Setelah rapat," jawab Lee ringan. "Ah, tanganku," lirih Lee mengusap tangannya. "Kamu itu tidur atau mati? Selama itu tidur baru bangun?" decih Kim, dia heran Lee akhir-akhir ini jadi suka sekali tidur. "Pengaruh obat." "Alasan saja!" Kim mencibir, "Kamu jadi suka sekali tidur sekarang." Kim menatap temannya yang kini duduk di sofa. "Aku juga tidak tahu." Lee menjawab seadanya. "Bagaimana tanganmu?" tanya Kim melihat tangan Lee yang tersampir di lengan sofa. "Terasa sakit sekarang, tadi pas tidur juga kebangun karena kerasa sakit lagi." "Sebenarnya apa yang terjadi? Aku tanya Dae Jung, dia bilang juga tidak tahu." Kim menatap Lee, menunggu jawaban pasti akan kejadian yang sebenarnya telah

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-07
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 423

    Pagi datang, hari baru dimulai. Kesibukan kembali menggeliat, bersama suara kokok ayam yang membangunkan, setiap orang mencoba peruntungan di hari baru. Membangun mimpi, merajut harap, berdoa agar semua keinginan dan cita-cita, akan terwujud indah seperti rencana mereka. Rara dan Robi berpisah sementara, dua tempat tujuan mencari rezeki yang berbeda, memisahkan si kembar itu menjemput takdirnya sendiri-sendiri. Dengan semua dukungan yang Robi katakan agar menganggap biasa saja tatapan para pekerja di perusahaan, Rara menaiki bus jemputan dengan tatapan orang-orang yang ada di dalamnya. Meski tak sedikit yang tadinya bersikap tak acuh padanya, kini menunjukkan kepedulian dengan menyapa, atau sekedar mengangguk dan menebar senyuman saja. Rara menghempaskan bokongnya di kursi kosong, tempat yang sepertinya akan tetap menjadi tempat duduknya sampai seterusnya. Membuang pandangan ke luar jendela, Rara menyaksikan kesibukan setiap orang dari dalam bus sepanjang perjalanan. Pesan Lee suda

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-07
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 424

    Rara membalas tatapan tak bersahabat mantan leader-nya itu, lalu berjalan perlahan mendekat pada Nurul, mereka yang melihat itu seakan menahan napas, entah apa yang akan dikatakan Nurul pada Rara. "Kenapa, Teh?" tanya Rara seakan tidak tahu apa-apa. "Benar kamu pacaran sama oppa?" tanya Nurul dengan tatapan tajam, seakan ingin menguliti gadis cantik berkerudung di depannya. "Teteh kata siapa?" Rara seakan ingin menyulut kemarahan Nurul sampai mana. "Jangan pura-pura kamu! Semua orang membicarakan itu!" bentak Nurul. "Justru aku bingung harus menjawab apa, Teh." "Sok polos kamu! Bukannya kamu tahu kalau oppa itu pacar aku?" "Maaf, aku sendiri malah tidak mengerti, sebenarnya Teteh itu maunya apa?" "Jauhi oppa, dia milik aku!" tekan Nurul. "Oh, silakan. Lebih baik katakan itu sama oppa, jangan sama aku!" balas Rara. "Kamu melawan aku?" Nurul mendekat, tangannya siap menarik tangan Rara, namun terhenti saat pintu ruangan itu kembali terbuka. "Ass-- eh, ada apa ini?" Desi urung

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-08
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 425

    "Seung Hoo, tenang!" Jang mendekat dan menepuk pundak temannya. "Bicarakan di ruangan kamu, masuklah!" saran Jang sambil membuka pintu ruangan pribadi Lee, bertepatan dengan suara bel yang berbunyi. "Yang masuk kerja malam, kalian boleh pulang. Yang kerja pagi, silakan mulai bekerja. Kecuali yang harus menyelesaikan masalah ini, segera masuk ke ruangan mister Lee!" perintah Jang yang langsung dituruti semua orang. Desi menghembuskan napas panjang, dia melangkah menuju ke meja kerjanya, sedang Nurul yang masih mematung, bingung dan takut hingga tidak tahu harus berbuat apa. "Teh, gimana?" kata Santi berbisik. "Kamu yang manggil oppa?" bisik Desi. "Iya. Abis kasihan si Rara," jawab Santi pelan. "Iya juga, sih. Tapi jadi panjang ceritanya." "Biar jelas, Teh." "Iya sudah. Kita lihat aja nanti akhirnya." "Sayang ... masuklah, kita bicarakan di dalam." Suara Lee mengalihkan perhatian Desi dan Santi. Mereka semakin yakin, kalau Lee dan Nurul tidak pernah ada hubungan apa-apa sebelu

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-08
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 426

    "Tapi--" "Sudahlah, Oppa. Jangan terus dipaksa," Rara menyela. Lee menghembuskan napas kasar, dia belum puas sebenarnya, tapi penolakan Rara agar dia berhenti menanyai Nurul membuatnya hanya bisa pasrah. "Baiklah. Hanya bila ada kata-kata saya yang kamu anggap itu adalah ungkapan cinta, saya tegaskan sekali lagi. Saya tidak pernah mencintai siapapun sebelum Rara di sini. Tidak ada. Tidak juga kamu. Karena memang saya tidak pernah mengatakan itu!"Nurul mengangguk sambil mengusap pipinya yang kembali diluncuri air mata, hancur sudah hatinya. Terlebih harga dirinya yang sudah tercecer di luar sana, dengan sikap arogan dan sok berkuasa yang dia tunjukan tadi. Entah dengan cara apa, Nurul harus mengembalikan sikap hormat dan menghargai dari teman-teman juga anak buahnya nanti. Namanya sudah hancur oleh sikapnya sendiri. "Iya. Saya paham." "Satu lagi. Bekerjalah dengan benar. Karena kontrak kerjamu dilihat dari cara profesional yang kamu tunjukan, bukan dari sikap kekanakan seperti ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-08
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 427

    "Sayang," panggil Lee setelah memasukkan ponselnya ke saku celana. "Kita pulang. Ada kabar dari Robi barusan, tadi kamu dia telpon tidak diangkat. Coba cek," ujar Lee menatap Rara yang terlihat bingung. "Pulang?" tanya Rara masih belum paham. "Iya, lihatlah, mungkin Robi mengirimkan pesan begitu teleponnya tidak kamu angkat." Rara merasakan hatinya tiba-tiba tidak nyaman, apalagi Lee terlihat sangat hati-hati dalam berbicara, Rara tahu ada hal yang tidak menyenangkan sudah terjadi di sini. Dengan cepat Rara mengambil tas kecil yang berisi buku dan ponselnya. Dia melihat ada beberapa panggilan dari Robi, namun tidak ada pesan sama sekali. "Tidak ada pesan." Rara melihat Lee. "Ada apa, Oppa? Semua di kampung baik-baik saja bukan?" lanjut Rara berdiri, dia meminta Lee segera berkata yang sebenarnya. Sedang Desi yang ada di sana, hanya mengawasi apa yang sedang Lee dan Rara bicarakan. "Kamu yang sabar." Rara semakin gelisah. "Oppa ... ada apa?" "Juragan Tirta meninggal. Tadi Robi

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-09
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 428

    Lastri sedikit menjauh saat ponselnya berdering dengan nama Rara terlihat di layar, dengan segera dia menerima panggilan itu begitu sampai di ruang tengah yang kini dipenuhi pelayat."Halo, Ra? Kamu sudah dapat informasi dari Robi?" tanya Lastri yang saat menghubungi Rara tidak diangkat, lalu menghubungi Robi dan syukurnya bisa terhubung."Bu ... juragan ayah gimana? Rara masih di jalan," tanya Rara dengan isak tangis yang semakin pecah, Lee yang duduk di sampingnya menatap sendu."Masih menunggu kedatangan keluarga juragan Denni, Ra. Kamu sama siapa?" tanya Lastri mengusap pipinya yang kembali basah. "Sama oppa, sama supir juga," jelas Rara. "Mudah-mudahan Rara bisa sampai cepat, Bu. Rara ingin melihat juragan ayah untuk yang terakhir kalinya. Apa sudah dimandikan?" Rara tersedu sambil bertukar kabar, dia akan sangat menyesal kalau sampai tidak bisa melihat jasad Tirta untuk terakhir kalinya, sebelum dikebumikan. "Belum, Ra. Mungkin sebentar lagi." "Bagaimana bisa, Bu? Bagaimana c

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-10

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Sang Juragan    Tamat

    Menuju meja yang kosong, Oppa lalu menarik kursi untuk aku duduk. Sungguh sejak bersama dia, aku serasa jadi pemeran drama korea atau sinetron yang pernah aku tonton! Segala keromantisan dalam tayangan televisi, aku rasakan dari perlakuan Oppa. Iya, suamiku seromantis itu. Kalian bisa bayangin kan gimana? "Mau pesan apa?" tanyanya tanpa duduk di kursi kosong di depanku. "Apa aja, Rara ikut," sahutku cepat. Sekilas aku lihat menunya sama saja. Kalau tidak burger, ya ayam goreng. Jadi aku pasrahkan saja pilihan padanya. "Ayam goreng sama kentang saja, ya?" usulnya. Aku mengangguk. "Emm, burger juga," tambahnya, sambil menunjuk pada menu yang ada dibawah kaca meja. Lagi-lagi kepalaku bergerak ke bawah. "Ini, mau juga nggak?" tanyanya menunjuk pada satu menu. "Apa ini?" "Hotdog," jelasnya. Matanya kini menatapku lekat, menunggu jawaban atas tawarannya. "Oppa mau? Rara itu aja cukup. Takut nggak habis nanti," tolakku yakin. "Ya sudah, itu nggak perlu. Minumnya cola saja, ya?"

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 525

    Menatap ke luar jendela dari lantai tiga kamar Lee, Rara menikmati suasana malam negeri asal suaminya. Belum terlalu larut, tapi keheningan sudah menyelimuti tempat tinggal yang kini ditempatinya. Dari daun yang bergoyang dihempas angin, Rara bisa menebak kalau di luar sana sang bayu sedang bertiup cukup kencang. Lambaian helaian daun yang berguncang, meliuk indah dari bias terang lampu yang terpasang di setiap sudut di bawah sana. Satu dekapan hangat terasa, disusul dengan kecupan di belakang kepalanya. "Lihat apa?" tanya Lee, setelah perlakuan romantis yang dia berikan. "Lihat luar, sepertinya di sana sangat dingin. Angin juga kayaknya bertiup kencang," sahut Rara, dengan bersandar nyaman pada tubuh kekar suaminya. "Memang dingin. Tertarik untuk pergi keluar malam?" tanya Lee, dia pun turut melihat ke bawah sana. "Boleh?" tanya Rara dengan harapan bisa keluar menikmati tempat barunya. "Kenapa tidak? Baru jam delapan. Kalau mau kita bisa pergi." "Kemana?" Rara menoleh, hingga

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 524

    Arya keluar dari kamar setelah bertukar kabar dengan Lee, sudah dipastikan mereka harus berangkat ke Korea besok lusa, menggunakan pesawat sewaan bersama ketiga teman Lee. "Zahra, Aruna sudah bangun?" tanya Arya saat melihat Zahra datang dari arah dapur. "Eh, tadi sih belum, A. Ini baru mau Zahra lihat," sahut Zahra dengan sungkan, meski Arya sudah menganggapnya seperti saudara, tak serta merta gadis itu bisa bersikap lebih akrab. "Nanti siapkan keperluan Aruna, terus bantuin teh Runi untuk mengepak keperluan Arash dan Aisha. Kita akan berangkat ke Korea besok lusa. Jangan lupa, siapkan keperluan kamu juga," titah Arya membuat Zahra terdiam untuk beberapa saat. Pikiran Zahra sontak teringat pada Ji Hun, sejak kepulangan lelaki baik itu, Ji Hun seakan telah melupakan Zahra. Tak sekalipun seseorang yang sudah mengatakan kalau dia adalah calon suaminya, mengirim pesan alih-alih menelpon. Dia seolah dilupakan, sedang untuk menghubungi lebih dulu Zahra juga malu. Bisa saja semua yang

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 523

    Rara[Assalamua'aikum, apa kabar semuanya?] Sapa Rara di grup percakapan keluarga. Seruni [Wa'alaikumussalam. Cieee, pengantin baru baru nongol di grup? Gimana, Ra?] Balas Seruni yang kebetulan sedang memegang ponsel jadi langsung membalas. Rara[Apanya, Teh? Dingin di sini.] Rara menambahkan emot menggigil di akhir kata. Seruni [Kan ada penghangat, Ra. Tinggal peluk!] Rara terkekeh sendiri, dia menoleh ke arah Lee yang masih terlelap imbas pertempuran mereka tadi. Rara [Idih, Teteh ….] Robi [Wa'alaikumussalam. Duh, emak-emak lagi bahas apaan, sih? Pake ngobrolin penghangat segala. Kompor bukan, sih? Salju udah turun belum, Ra?] Seruni [Jomblo masih polos @Robi.] Robi tertawa membaca balasan kakaknya, belum tahu saja Seruni kalau adiknya baru bertemu dengan seseorang. Rara[Dia pura-pura polos, Teh. Hihihi!] Robi [@Rara aku beneran polos loh, belum ternodai apapun otakku, jadi nggak paham yang dibahas sama emak-emak seperti kalian.] Seruni [Iya, deh @Robi biar cepe

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 522

    Rapat sudah selesai, besok Rara dan Lee akan meninjau gedung yang akan dipakai untuk pesta nanti. Awalnya keluarga pihak ibu Lee heran, mengapa pesta dirayakan saat musim dingin. Namun setelah mendengar penjelasan nenek Han, mereka pun langsung paham. "Besoknya kita akan latihan dansa, Sayang," kata Lee begitu mereka sudah kembali ke kamar, Rara melepas penutup kepalanya, dan menyimpannya di pinggir tempat tidur. "Latihan dansa? Untuk apa?" tanya Rara, "Rara nggak bisa," lanjutnya. "Ya makanya latihan dulu, belajar." Lee mencolek ujung hidung Rara. "Harus, ya? Nggak bisa tidak? Apa Rara tidak akan membuat malu nanti?" tanya Rara sudah ketakutan, merasa dirinya memang bukan dari kelas yang sama dengan Lee. "Ngomong apa sih istriku ini? Mana ada bikin malu? Kan nanti belajar dulu," balas Lee sambilan mendekap Rara, mengecup pipinya. "Takut nggak bisa," elak Rara. "Kan belajar, Sayang. Apa mau coba sekarang?" tanya Lee melepas pelukannya, menatap Rara yang terlihat kembali tak per

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 521

    Lee terus mengejar Ji Hun, keduanya seperti mengulang masa kecil mereka, saling mengejar tanpa peduli kelakuan itu membuat kursi dan meja bergeser. Suara tawa memenuhi ruangan, para pelayan yang melihat, apalagi yang mengabdi sejak kedua pangeran itu masih kecil, merasa terharu. Mereka tersenyum sambil menggelengkan kepala, turut bahagia kehangatan juga keceriaaan di keluarga majikannya akhirnya kembali setelah sekian tahun tidak terasa.Rara yang menunggu Lee kembali tapi tidak mendapatkan sang suaminya menampakkan diri, dengan ragu melangkah menuju pintu, tangannya terulur menekan pegangan pintu. Dia pasti masih asing di sana, tapi tentunya harus membiasakan diri juga, bukankah ini adalah rumahnya juga sekarang?Sungguh Rara tidak akan menyangka, akan menjadi salah satu penghuni rumah seperti layaknya istana tersebut.Seorang pelayan yang Lee tugaskan untuk menemani Rara, segera bangun dari duduknya begitu mendengar suara pintu yang dibuka. Dengan membungkukan badan, dia menyapa nyo

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 520

    Ji Hun tersenyum tipis, jelas sudah tak ada sisa cinta untuk Eun Sook di hati Lee, perlakuan lembut Lee pada Rara menyiratkan begitu banyak cinta di sana. Semoga saja hal itu tetap akan berlaku, saat Lee bertemu dengan wanita di masa lalu mereka nantinya. Nenek Han berdiri, memeluk Rara yang sudah mencium punggung tangannya penuh hormat. "Nenek apa kabar?" ujar Rara meski hatinya masih belum tenang. Terdengar Min Ra mengartikan perkataan Rara. "Nenek sehat, baik, sangat baik. Kamu baik-baik saja, kan? Anak nakal itu tidak membuat kamu kelelahan kan, Sayang?" nenek Han melirik pada Lee yang sedang bersalaman dengan kerabatnya yang lain, saling menanyakan kabar dengan air mata haru yang keluar. Si anak hilang sudah kembali ke pelukan keluarga. Bahkan datang tak sendiri, ada wanita yang sudah dia ikat dalam ikatan suci. Rara tertawa pelan, menggeleng dengan rona merah yang menjalari pipi. "Tidak, Nenek. Rara baik. Oppa memperlakukan Rara dengan sangat baik juga," jelas Rara dengan

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 519

    Mobil yang saat ini sedang ditungganginya, jelas bukan mobil biasa. Mobil ini sangat mewah, tempat duduknya sangat nyaman, hawa hangat sangat terasa, berbeda dengan cuaca di luar sana yang menggigit tulang. "Sayang, Khumaira Nisa. Aku suamimu, lelaki yang memintamu menjadi istriku pada keluargamu, pada Tuhanmu. Ini aku Ali. Lee Seung Hoo. Kenyataan tentang siapa aku di negaraku, tak merubah apapun tentang cintaku padamu. Ini lah aku di sini. Kamu akan mengetahui semuanya sebentar lagi. Kumohon jangan bersikap seperti ini. Maaf kalau aku tidak jujur sepenuhnya, karena aku pikir tak perlu mengatakan semuanya tanpa ada bukti nyata. Jangan berubah, Sayang. Aku tidak nyaman," lirih Lee, dia menghadapkan dirinya pada Rara, menatap lekat wajah yang sudah dengan mudah membuatnya melupakan luka cinta. Dia sedih saat melihat sorot tak semangat di binar mata Rara, mata indah itu tak bersinar seperti sebelumnya. "Allah, Rara seperti sedang bermimpi. Rara belum mengenalmu ternyata." Rara menggel

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 518

    "Kamu sudah pergi meninggalkan kakakku, kamu bahkan mengabaikan perasaan aku demi kakakku. Kamu tolak aku, karena lebih memilih Seung Hoo. Kamu tidak peduli dengan kedekatan kita selama dua tahun lamanya. Kamu berpaling. Kamu abai dengan hatiku. Lalu setelah kamu dapatkan kakakku, kamu pun mencampakkan dia. Kamu pergi dengan lelaki lain. Lalu tiba-tiba kamu bilang hamil anak kakakku? Kamu tidak mabuk kan? Siapa yang akan percaya?" bentak Ji Hun setelah empat bulan kepergian Eun Sook dan wanita itu lalu kembali. Sedang saat itu Lee sudah menetap di Indonesia, melupakan semua kepedihan dengan memilih mengabdikan diri di perusahaan cabang keluarga yang baru dibangun di sana. "Tapi ini anak Seung Hoo, Oppa. Anak sepupumu!" "Aku tidak percaya. Sekali jal*ng, kamu akan tetap jal*ng! Semudah itu kamu lemparkan dirimu padaku, lalu kamu pun melemparkan diri pada kakakku. Siapa yang akan percaya kalau anak dalam kandunganmu adalah anak Seung Hoo, kalau kamu pergi dengan lelaki lain akhirnya?"

DMCA.com Protection Status