Share

bab 339

Penulis: Pusparani Surya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-30 21:48:42

Arya melihat penunjuk waktu yang menempel di tembok, mengira-ngira apa Raja masih bangun atau sudah tidur, di waktu yang masih menunjuk di angka sembilan malam.

Dengan sangat perlahan Arya bangun dari berbaringnya, menyelimuti tubuh istrinya sebelum keluar dari dalam kamar. Rumahnya sudah sepi, Soleh dan Lastri sudah tidur di kamar tamu. Sedang Isah pengasuh Aisha dan Arash, tidur di kamar Aruna yang ditinggal pemiliknya menginap.

Menyalakan televisi agar tidak terlalu sepi, Arya membuka ponselnya untuk menghubungi Raja.

Arya

[Ja? Tidur?]

Sedang orang yang dikirimi pesan oleh Arya sedang melepas rindu pada istrinya. Mengabaikan suara gesekan ponsel dengan meja karena getarannya.

Raja merasa bebas memiliki istrinya, karena anak-anak mereka ingin tidur bareng dengan Aruna di kamar Arya.

Arya

[Ja? Masa udah tidur jam segini? Ada yang mau aku bilang.]

Arya mengirim pesan lagi, setelah dua menit menunggu tak mendapat tanggapan.

[Ck! Beneran sudah tidur, Ja?]

[Aku mau ngomong pen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 340

    "Pak?" "Dari mana, A? Tadi bapak dengar suara Aa di depan rumah," tanya Soleh membuat Arya sedikit was-was. "Oh, barusan habis telponan sama Raja, Pak. Sekalian meriksa pintu pagar yang tadi dikunci sama mang Ade," ujar Arya jujur. "Oh. Aruna tidak rewel?" tanya Soleh yang tidak mencurigai apapun percakapan menantunya, dengan anak sulung keluarga Subrata lainnya itu. "Tidak, Pak." Arya menggigit bibirnya karena sudah berbohong, karena tadi dia memang tidak menanyakan tentang Aruna sama sekali. Tapi ketika Raja tidak membahas tentang Aruna, dia yakin anaknya baik-baik saja di rumah Tirta. "Ya sudah, Bapak mau tidur lagi. Aa tidur juga, persiapan kalau-kalau si kembar ngajak begadang. Jangan sungkan membangunkan ibu atau Bapak kalau butuh bantuan.""Iya, Pak. Istirahat saja," ujar Arya dengan lega. Dia pun bergegas melangkah ke kamarnya, bergabung dengan Seruni yang sangat lelap tertidur, setelah melihat si kembar yang sangat nyenyak sebelumnya. Waktu berjalan pasti, mengantar b

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-30
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 341

    Diiringi lambaian tangan teman-temannya, Aylin meninggalkan cafe yang sudah lima tahun ini menjadi tempatnya mencari rezeki. Sebelah tangannya yang bebas dari genggaman tangan Aji, mengusap pipinya dari air mata. Betapa berat Aylin meninggalkan semuanya. Tapi ini adalah keputusannya sendiri. Menerima cinta yang ditawarkan Aji, harus dia bayar dengan meninggalkan semuanya. Ibunya, sahabat, keluarga, dan juga negaranya tercinta. Langkah mereka pasti menuju ke apartemen, mengemas semua yang akan dibawa ke kampung halaman Aji. Sedang koper Aylin masih ada di rumah Fatima, sebelum berangkat mereka akan singgah untuk mengambilnya, dan menjemput Fatima, Selma, dan juga Emir yang akan ikut mengantar ke bandara. Tak banyak yang Aji kemas, karena saat dia datang pun tidak membawa banyak baju. Satu koper dan satu tas gendong sudah siap di sudut ruangan, tinggal menunggu waktu yang tersisa semakin dekat. Grep! Aylin berjengkit kaget saat pelukan Aji mengukungnya dari belakang. "Masih ada wak

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-30
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 342

    "Kerjanya di perusahaan apa, Bu?" tanya Cahaya menimpali. "Di pabrik tekstil ya, Bu?" Arya menyela. "Bukan, A. Nggak keterima yang di pabrik Robi, tapi di pabrik elektro." Lastri tertawa menjelaskan. "Loh, kiranya satu tempat pekerjaan sama Robi, Bu? Terus kost-nya gimana?" Seruni merasa khawatir. "Kalau kost tetap bareng Robi, Runi. Sekarang masih bawa motor sendiri, kan waktu pergi nggak bareng sama Robi." "Kalau kerja di perusahaan elektronik, dulu Aya juga kerja di pabrik elektro, Bu, kan kami ketemu juga pas sama-sama kuli," timpal Raja, mengenang pertemuannya dengan Cahaya. "Oh, begitu, ya?" Lastri menatap Raja dan Cahaya bergantian yang saling melempar senyuman. "Iya." "Untuk aqikah kapan mau dilaksanakan, A?" Tirta mengalihkan pembicaraan. "Pas tujuh hari saja, Yah, biar nanti mang Ade Arya minta cari kambingnya dulu." "Eh, nama lengkapnya siapa ini? Tadi perasaan baru Aisha sama Arash doang, deh?" tanya Cahaya."Iya bener. Nama lengkapnya, A!" Sukma kembali antusias

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 343

    Lambaian tangan disertai derai air mata, mengiringi langkah sepasang pengantin baru itu menuju harapan baru. Aylin beberapa kali menengok ke belakang di mana ketiga sosok orang yang disayanginya berdiri sambil melambai, mengusap air mata yang terus mengucur dengan deras, sedang langkahnya kian pasti mengikut kaki Aji membawanya pergi. Sehat selalu, Mama. Selamat jalan, Anakku. Berbahagialah! Keinginanmu bersama lelaki itu membuat pilihan untuk kita berjauhan. Maaf Mama tidak bisa mengikuti kalian. Sepertimu yang ingin menghabiskan hidup bersama orang yang kamu cintai, Mama juga ingin menutup mata ini di tempat Mama merasakan kehadiran papamu. Orang yang sangat Mama cintai. Doa Mama terus menyertaimu, Nak. Sosok Aji dan Aylin pun tak terlihat lagi setelah semakin jauh masuk ke dalam gedung. Fatima memeluk Selma, mengungkap sedih hati atas kepergian anaknya yang sedari tadi ditahan, tak ingin keteguhan Aylin runtuh karena air matanya. "Sudah, Kak. Jangan ditangisi." Fatima mengangg

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 344

    Dua minggu lalu. Itu artinya setelah pertemuan mereka di Bandung waktu itu. Aji jadi merasa bersalah pada Roni. Di bawah nama Roni ada nama Sabilla, hatinya merasa bersalah juga pada gadis itu. Gadis yang ditemuinya, namun lalu dia tinggalkan begitu saja, untuk menikah dengan seseorang yang terlelap dalam dekapannya saat ini. Membuka pesan Roni, Aji menghitung waktu acara yang Roni sampaikan padanya. Roni [Ta, aku nikah sama Karin minggu depan. Kalau bisa datang, kan?] [Ta?] Aji menghela napas panjang, ternyata pernikahannya dengan Roni hanya beda dua hari saja. Aji akan menemui Roni nanti, sekalian mengenalkan Aylin pada Roni dan juga Karin. Karena tak bisa membalas pesan, Aji pun mengirimkan pesan suara untuk membalas pesan Roni. "Sorry, Bro! Aku baru tahu ada pesan dari kamu. Btw selamat untuk pernikahannya." Supir taksi melirik lewat kaca spion saat mendengar suara Aji, mengira penumpangnya itu mengajak bicara padanya. "Aku baru balik dari Turki, Ron. Kita ketemu lagi nan

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 345

    "Berapa, Pak?" tanya Aji pada supir taksi setelah semua barang bawaannya dikeluarkan. Menunjuk pada argo, sang supir pun menyebutkan sejumlah uang yang harus Aji bayar. Karena belum menukar dolar ke rupiah, Aji pun membayar ongkos taksi dengan menggunakan mata uang dolar. "Wah, nggak ada kembaliannya, Mas," ujar sang supir seraya meneliti selembar uang pecahan $100, takut uang tersebut palsu. "Uangnya asli, kok, Pak. Kalau palsu Bapak bisa datang kemari lagi," kekeh Aji membuat supir taksi itu tersenyum malu. "Maaf, Mas. Untuk jaga-jaga saja," balasnya dengan candaan. "Iya, Pak. Ambil saja lebihnya. Doakan pernikahan saya sakinah, mawwadah, warrohmah," ujar Aji membuat senyum terkembang sempurna dari bibir supir taksi tersebut. "Wah, makasih, Mas! Semoga keluarganya selalu dilimpahkan kebahagiaan, secepatnya dapat momongan," doanya tulus. "Aamiin. Makasih ya, Pak." "Sama-sama. Saya permisi dulu, Mas. Sekali lagi terima kasih." Aji mengangguk, lalu mengantar dengan tatap saat

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 346

    "Wa'alaikumussalam," jawab Seruni, Rara, Zahra, Isah, juga Aruna serempak. "Nenek!" seru Aruna kencang, membuat si kembar kaget dan langsung menangis berbarengan. "Aduh, kakak Arun bikin adeknya kaget jadi nangis ini," ujar Rara menepuk pelan paha mungil milik Aisha, sedang Arash langsung diangkat oleh Isah untuk ditenangkan. "Kakak Arun senang banget ya ketemu Nenek lagi? Jadinya teriak deh, lihat Nenek sama Nenek Dhaka datang," ujar Sukma pada cucu pertamanya. Aruna memang menyematkan panggilan nenek Dhaka untuk Mukta, biar nggak ketuker katanya. "Iya," jawab Aruna yang tak merasa berdosa sudah membuat kedua adiknya menangis. "Dari mana, Bu?" tanya Seruni setelah menyalami Sukma dan juga Mukta. "Dari sawah yang ada di ujung desa, tadi uwa kamu pengen lihat sawah dulu katanya. Maklum di kota sudah tidak ada sawah," jawab Sukma terkekeh. "Nggak ada di dekat rumah tepatnya, kalau di tempat lain kan masih ada," ralat Mukta mengoreksi perkataan ipar suaminya. "Ayah sama uwa Denni

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 347

    "Ibu," sapa Aylin dengan suara lembut mendayu. "Kenapa tidak memberitahu tentang kepulangan kalian, Nak?" tanya Sukma setelah memeluk dan mencium pipi Aylin penuh sayang. Aylin menoleh pada Aji, meminta suaminya mengartikan apa maksud perkataan Sukma. Aji yang tengah menggendong Aruna mencebik, membalas dendam pada dua wanita tercintanya, atas perlakuan mereka tadi yang membuat dia menderita. "Aji! Ayo katakan sama Aylin Ibu bilang apa barusan," titah Sukma dengan gemas pada Aji. "Nggak mau, habis Ibu malah jewer Aji tadi," rajuknya tak mau kalah. Aruna tertawa melihat pamannya merajuk. "Kata ayah nggak boleh marah sama ibu, Om. Dosa," celetuknya membuat Sukma mengangguk seraya tersenyum puas. "Tuh, denger! Lagian itu salah kamu sendiri, kenapa pulang nggak bilang-bilang dulu." Sukma menarik tangan Aylin lembut, membawa menantunya itu untuk dikenalkan pada Seruni, dan yang lainnya. "Runi, Sayang ... kenalkan ini Aylin. Rara, Zahra, dan Bi Isah. Kenalkan ini menantu saya, istri

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-02

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Sang Juragan    Tamat

    Menuju meja yang kosong, Oppa lalu menarik kursi untuk aku duduk. Sungguh sejak bersama dia, aku serasa jadi pemeran drama korea atau sinetron yang pernah aku tonton! Segala keromantisan dalam tayangan televisi, aku rasakan dari perlakuan Oppa. Iya, suamiku seromantis itu. Kalian bisa bayangin kan gimana? "Mau pesan apa?" tanyanya tanpa duduk di kursi kosong di depanku. "Apa aja, Rara ikut," sahutku cepat. Sekilas aku lihat menunya sama saja. Kalau tidak burger, ya ayam goreng. Jadi aku pasrahkan saja pilihan padanya. "Ayam goreng sama kentang saja, ya?" usulnya. Aku mengangguk. "Emm, burger juga," tambahnya, sambil menunjuk pada menu yang ada dibawah kaca meja. Lagi-lagi kepalaku bergerak ke bawah. "Ini, mau juga nggak?" tanyanya menunjuk pada satu menu. "Apa ini?" "Hotdog," jelasnya. Matanya kini menatapku lekat, menunggu jawaban atas tawarannya. "Oppa mau? Rara itu aja cukup. Takut nggak habis nanti," tolakku yakin. "Ya sudah, itu nggak perlu. Minumnya cola saja, ya?"

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 525

    Menatap ke luar jendela dari lantai tiga kamar Lee, Rara menikmati suasana malam negeri asal suaminya. Belum terlalu larut, tapi keheningan sudah menyelimuti tempat tinggal yang kini ditempatinya. Dari daun yang bergoyang dihempas angin, Rara bisa menebak kalau di luar sana sang bayu sedang bertiup cukup kencang. Lambaian helaian daun yang berguncang, meliuk indah dari bias terang lampu yang terpasang di setiap sudut di bawah sana. Satu dekapan hangat terasa, disusul dengan kecupan di belakang kepalanya. "Lihat apa?" tanya Lee, setelah perlakuan romantis yang dia berikan. "Lihat luar, sepertinya di sana sangat dingin. Angin juga kayaknya bertiup kencang," sahut Rara, dengan bersandar nyaman pada tubuh kekar suaminya. "Memang dingin. Tertarik untuk pergi keluar malam?" tanya Lee, dia pun turut melihat ke bawah sana. "Boleh?" tanya Rara dengan harapan bisa keluar menikmati tempat barunya. "Kenapa tidak? Baru jam delapan. Kalau mau kita bisa pergi." "Kemana?" Rara menoleh, hingga

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 524

    Arya keluar dari kamar setelah bertukar kabar dengan Lee, sudah dipastikan mereka harus berangkat ke Korea besok lusa, menggunakan pesawat sewaan bersama ketiga teman Lee. "Zahra, Aruna sudah bangun?" tanya Arya saat melihat Zahra datang dari arah dapur. "Eh, tadi sih belum, A. Ini baru mau Zahra lihat," sahut Zahra dengan sungkan, meski Arya sudah menganggapnya seperti saudara, tak serta merta gadis itu bisa bersikap lebih akrab. "Nanti siapkan keperluan Aruna, terus bantuin teh Runi untuk mengepak keperluan Arash dan Aisha. Kita akan berangkat ke Korea besok lusa. Jangan lupa, siapkan keperluan kamu juga," titah Arya membuat Zahra terdiam untuk beberapa saat. Pikiran Zahra sontak teringat pada Ji Hun, sejak kepulangan lelaki baik itu, Ji Hun seakan telah melupakan Zahra. Tak sekalipun seseorang yang sudah mengatakan kalau dia adalah calon suaminya, mengirim pesan alih-alih menelpon. Dia seolah dilupakan, sedang untuk menghubungi lebih dulu Zahra juga malu. Bisa saja semua yang

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 523

    Rara[Assalamua'aikum, apa kabar semuanya?] Sapa Rara di grup percakapan keluarga. Seruni [Wa'alaikumussalam. Cieee, pengantin baru baru nongol di grup? Gimana, Ra?] Balas Seruni yang kebetulan sedang memegang ponsel jadi langsung membalas. Rara[Apanya, Teh? Dingin di sini.] Rara menambahkan emot menggigil di akhir kata. Seruni [Kan ada penghangat, Ra. Tinggal peluk!] Rara terkekeh sendiri, dia menoleh ke arah Lee yang masih terlelap imbas pertempuran mereka tadi. Rara [Idih, Teteh ….] Robi [Wa'alaikumussalam. Duh, emak-emak lagi bahas apaan, sih? Pake ngobrolin penghangat segala. Kompor bukan, sih? Salju udah turun belum, Ra?] Seruni [Jomblo masih polos @Robi.] Robi tertawa membaca balasan kakaknya, belum tahu saja Seruni kalau adiknya baru bertemu dengan seseorang. Rara[Dia pura-pura polos, Teh. Hihihi!] Robi [@Rara aku beneran polos loh, belum ternodai apapun otakku, jadi nggak paham yang dibahas sama emak-emak seperti kalian.] Seruni [Iya, deh @Robi biar cepe

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 522

    Rapat sudah selesai, besok Rara dan Lee akan meninjau gedung yang akan dipakai untuk pesta nanti. Awalnya keluarga pihak ibu Lee heran, mengapa pesta dirayakan saat musim dingin. Namun setelah mendengar penjelasan nenek Han, mereka pun langsung paham. "Besoknya kita akan latihan dansa, Sayang," kata Lee begitu mereka sudah kembali ke kamar, Rara melepas penutup kepalanya, dan menyimpannya di pinggir tempat tidur. "Latihan dansa? Untuk apa?" tanya Rara, "Rara nggak bisa," lanjutnya. "Ya makanya latihan dulu, belajar." Lee mencolek ujung hidung Rara. "Harus, ya? Nggak bisa tidak? Apa Rara tidak akan membuat malu nanti?" tanya Rara sudah ketakutan, merasa dirinya memang bukan dari kelas yang sama dengan Lee. "Ngomong apa sih istriku ini? Mana ada bikin malu? Kan nanti belajar dulu," balas Lee sambilan mendekap Rara, mengecup pipinya. "Takut nggak bisa," elak Rara. "Kan belajar, Sayang. Apa mau coba sekarang?" tanya Lee melepas pelukannya, menatap Rara yang terlihat kembali tak per

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 521

    Lee terus mengejar Ji Hun, keduanya seperti mengulang masa kecil mereka, saling mengejar tanpa peduli kelakuan itu membuat kursi dan meja bergeser. Suara tawa memenuhi ruangan, para pelayan yang melihat, apalagi yang mengabdi sejak kedua pangeran itu masih kecil, merasa terharu. Mereka tersenyum sambil menggelengkan kepala, turut bahagia kehangatan juga keceriaaan di keluarga majikannya akhirnya kembali setelah sekian tahun tidak terasa.Rara yang menunggu Lee kembali tapi tidak mendapatkan sang suaminya menampakkan diri, dengan ragu melangkah menuju pintu, tangannya terulur menekan pegangan pintu. Dia pasti masih asing di sana, tapi tentunya harus membiasakan diri juga, bukankah ini adalah rumahnya juga sekarang?Sungguh Rara tidak akan menyangka, akan menjadi salah satu penghuni rumah seperti layaknya istana tersebut.Seorang pelayan yang Lee tugaskan untuk menemani Rara, segera bangun dari duduknya begitu mendengar suara pintu yang dibuka. Dengan membungkukan badan, dia menyapa nyo

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 520

    Ji Hun tersenyum tipis, jelas sudah tak ada sisa cinta untuk Eun Sook di hati Lee, perlakuan lembut Lee pada Rara menyiratkan begitu banyak cinta di sana. Semoga saja hal itu tetap akan berlaku, saat Lee bertemu dengan wanita di masa lalu mereka nantinya. Nenek Han berdiri, memeluk Rara yang sudah mencium punggung tangannya penuh hormat. "Nenek apa kabar?" ujar Rara meski hatinya masih belum tenang. Terdengar Min Ra mengartikan perkataan Rara. "Nenek sehat, baik, sangat baik. Kamu baik-baik saja, kan? Anak nakal itu tidak membuat kamu kelelahan kan, Sayang?" nenek Han melirik pada Lee yang sedang bersalaman dengan kerabatnya yang lain, saling menanyakan kabar dengan air mata haru yang keluar. Si anak hilang sudah kembali ke pelukan keluarga. Bahkan datang tak sendiri, ada wanita yang sudah dia ikat dalam ikatan suci. Rara tertawa pelan, menggeleng dengan rona merah yang menjalari pipi. "Tidak, Nenek. Rara baik. Oppa memperlakukan Rara dengan sangat baik juga," jelas Rara dengan

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 519

    Mobil yang saat ini sedang ditungganginya, jelas bukan mobil biasa. Mobil ini sangat mewah, tempat duduknya sangat nyaman, hawa hangat sangat terasa, berbeda dengan cuaca di luar sana yang menggigit tulang. "Sayang, Khumaira Nisa. Aku suamimu, lelaki yang memintamu menjadi istriku pada keluargamu, pada Tuhanmu. Ini aku Ali. Lee Seung Hoo. Kenyataan tentang siapa aku di negaraku, tak merubah apapun tentang cintaku padamu. Ini lah aku di sini. Kamu akan mengetahui semuanya sebentar lagi. Kumohon jangan bersikap seperti ini. Maaf kalau aku tidak jujur sepenuhnya, karena aku pikir tak perlu mengatakan semuanya tanpa ada bukti nyata. Jangan berubah, Sayang. Aku tidak nyaman," lirih Lee, dia menghadapkan dirinya pada Rara, menatap lekat wajah yang sudah dengan mudah membuatnya melupakan luka cinta. Dia sedih saat melihat sorot tak semangat di binar mata Rara, mata indah itu tak bersinar seperti sebelumnya. "Allah, Rara seperti sedang bermimpi. Rara belum mengenalmu ternyata." Rara menggel

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 518

    "Kamu sudah pergi meninggalkan kakakku, kamu bahkan mengabaikan perasaan aku demi kakakku. Kamu tolak aku, karena lebih memilih Seung Hoo. Kamu tidak peduli dengan kedekatan kita selama dua tahun lamanya. Kamu berpaling. Kamu abai dengan hatiku. Lalu setelah kamu dapatkan kakakku, kamu pun mencampakkan dia. Kamu pergi dengan lelaki lain. Lalu tiba-tiba kamu bilang hamil anak kakakku? Kamu tidak mabuk kan? Siapa yang akan percaya?" bentak Ji Hun setelah empat bulan kepergian Eun Sook dan wanita itu lalu kembali. Sedang saat itu Lee sudah menetap di Indonesia, melupakan semua kepedihan dengan memilih mengabdikan diri di perusahaan cabang keluarga yang baru dibangun di sana. "Tapi ini anak Seung Hoo, Oppa. Anak sepupumu!" "Aku tidak percaya. Sekali jal*ng, kamu akan tetap jal*ng! Semudah itu kamu lemparkan dirimu padaku, lalu kamu pun melemparkan diri pada kakakku. Siapa yang akan percaya kalau anak dalam kandunganmu adalah anak Seung Hoo, kalau kamu pergi dengan lelaki lain akhirnya?"

DMCA.com Protection Status