Share

bab 163

Penulis: Pusparani Surya
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-21 09:31:20

Aji membelokkan motornya memasuki halaman luas rumah Denni. Sudah ada dua mobil dan satu motor yang sangat dikenalnya terparkir di sana.

Aji menghela napas panjang, Arya sudah datang, dengan Seruni sebagai istrinya pasti sekarang. Dia mencoba menata hati, membangun tembok yang semakin tinggi dan rapat, agar jangan sampai rasa yang coba dia hempas, tak menyusup keluar saat berhadapan dengan mantan pengisi hati.

Dengan mencoba tersenyum tulus, Aji melangkah memasuki teras rumah, hingga pekikan Danu terdengar bersamaan dengan sosok mungil itu keluar dari balik pintu.

"Om Aji!"

"Danu!"

Danu langsung menghambur minta digendong. Dengan senang hati Aji mengangkat tubuh Danu tinggi, lalu menyimpan di pundak.

Danu tergelak puas, lengkingan suaranya membuat Aji merasakan kupingnya berdenging.

Raja menyusul keluar, lalu tersenyum melihat Danu yang begitu senang.

Mereka memasuki rumah bersama. Dengan hati Aji yang semakin berdebar kencang, menghitung mundur saat dia harus berhadapan denga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 164

    Semua berjalan sewajarnya. Meski jelas itu sangat dipaksakan untuk Aji dan Seruni. Bersikap seolah tak ada masalah, meski hati mereka menyangkal tanpa kata. Arya juga seakan memberi ruang untuk keduanya, dengan tidak selalu ada di dekat Seruni, agar hati Aji tak terlalu sakit melihatnya terus bersama sang istri.Beruntung ada dua anak Raja yang berhasil membuat riuh suasana. Aksi kocaknya Danu atau tingkah kalem Dhaka saat pipinya yang gembil, menjadi tempat pelampiasan kegemasan seluruh anggota keluarga.Aji bahkan terus menempel Danu agar semua perhatiannya teralihkan. Bersama bocah itu, Aji bebas mengekspresikan segala rasa. Tertawa lepas, atau terisak lirih saat berpura-pura sedih di depan Danu. Meski sebenarnya saat itu memang Aji tengah meluapkan kesedihan hatinya, hanya saja tak seorang pun menyadari, dan menyangka kalau Aji tengah menggoda Danu saja.Waktu merayap pasti, kala matahari terus beranjak meninggalkan peraduannya, menyongsong bulan agar sudi sekedar menampakkan diri

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-21
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 165

    Semua orang yang mengantar menatap Aji, waktu perpisahan itu kian dekat saja. Sukma sudah sesedih tadi. Hatinya semakin iklas menerima keputusan Aji, keputusan yang sangat besar, yang sudah dengan berani diambil anaknya yang manja. "Koper Aji mana?!" tanya Aji saat melihat kopernya tidak ada. "Ini, Den!" jawab Engkos yang baru menurunkan koper. "Aji pamitan saja ya, Yah. Kasihan Ibu kelamaan nanti," kata Aji meraih tangan Tirta, diciumnya tangan yang dulu begitu kuat menggendongnya. Tangan yang mengantarnya sampai di titik kehidupan saat ini. "Iya,Ji. Jaga diri selama di sana. Jangan lupa untuk menghubungi kami, Sempatkan saat kamu tidak sibuk." Tirta mengusap kepala Aji, menepuk pundaknya memberi dukungan moril. "Terima kasih, Yah, Aji akan menghubungi Ayah dan Ibu setiap hari." Aji memeluk Tirta sebentar, sebelum beralih pada Sukma yang sudah terlihat menahan tangis. "Bu, Aji pergi ya?! Ibu jaga kesehatan, doakan Aji. Jangan terlalu banyak pikiran selama Aji di sana."Sukma mem

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-21
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 166

    Seperti sekarang ini, sudah seminggu Seruni telat menstruasi. Awalnya Seruni merasa senang, tapi saat membaca artikel kalau telat datang bulan bisa jadi karena dia sedang stres atau kecapean, Seruni menepis jauh anggapan kalau saat ini dia tengah mengandung calon pewaris Klan Subrata.Apalagi dengan baru selesainya ujian tengah semester, Seruni pikir itu karena dia banyak belajar. Meski Arya pernah mengusulkan untuk melakukan tes urine, Seruni menolak ide suaminya itu. Ditambah beberapa hari ke belakang mereka harus mengurus paspor untuk Seruni, jadi semua pikiran ke arah dia sedang hamil tak masuk daftar pemikiran Seruni.Seruni tidak mengetahui, apa yang sedang Arya rencanakan dengan memintanya membuat paspor. Setiap dia desak, Arya selalu bilang rahasia. Tapi terus saja memastikan kapan libur tiba.Seruni merasa lega sudah bisa menyelesaikan ujian ulang atas nilainya yang kurang. Entah kenapa saat ujian kemarin, Seruni tidak bisa berkonsentrasi penuh. Dia selalu pusing saat akan mu

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-22
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 167

    Arya pulang menjelang isya, begitu sampai di rumah, dia tidak menemukan Seruni di ruang TV. Padahal semua orang tengah berkumpul di sana, sambil menikmati kolak pisang yang sengaja dibuat atas permintaan Seruni. Pulang sekolah tadi, Seruni membawa pisang yang dibelinya dari seorang kakek yang berjualan keliling menjajakan. Begitu sampai rumah, Seruni langsung meminta Lastri untuk membuat penganan manis yang biasa dinikmati saat bulan ramadhan, atau saat salah seorang dari mereka menginginkannya. Robi yang membukakan pintu untuk Arya, kembali duduk melantai di depan mangkuk berisi kolak bagiannya. Robi sangat berterima kasih pada Seruni dan Arya, karena sejak ikatan pernikahan terjalin di antara keduanya, dia dan Rara tidak lagi kekurangan dalam hal makanan. Rasa syukur pun selalu dia haturkan pada pemilik kehidupan, yang telah begitu bermurah kasih, memberikan perubahan pada hidup mereka sekeluarga. "A, Runi ada di kamar," kata Lastri tanpa Arya bertanya. Arya mengangguk, namun me

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-22
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 168

    Seruni mencium satu persatu baju yang akan dipakai Arya, dan entah mengapa semua aroma pelembut baju di pakaian Arya, sangat tidak disukainya. Padahal dia sendiri memilih aroma tersebut untuk pelembut bajunya dan Arya, tapi kenapa sekarang baunya jadi berbeda? Dia menjadi mual saat menciumnya."Loh, mana bajunya?" tanya Arya saat Seruni tidak jadi mengambil baju lain untuknya."Baunya sama dengan baju yang Aa pakai sekarang. Apa Runi sudah bosan mungkin ya sama bau do**y yang itu? Nanti kalau belanja harus beli yang aroma lain berarti." Seruni mencoba mencari jawaban dari ketidakcocokannya atas aroma itu.Arya mengangguk, "Bisa jadi. Nanti kita ganti kalau gitu,""Beli sekarang, yuk?""Eh? Sekarang?""Iya, sekarang. Runi besok pulang kuliah mau nyuci. Jadi kalau nggak beli sekarang, gimana besok nyucinya?""Tapi aku nggak ada kendaraan, Sayang. Besok saja sekalian ke kampus, bisa kan mampir ke minimarket sebentar buat beli," ujar Arya mencoba memberi penolakan. Tidak ada kendaraan di

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-22
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 169

    Ade hanya bisa mengusap dada saat menerima telepon dari Arya. Dia jelas tidak bisa menolak perintah majikannya, untuk segera datang mengantarkan mobil. Sang Ratu sudah menurunkan titah, dan Sang Raja yang begitu tergila cinta, jelas tidak bisa menolak permintaannya. Sukma mengernyit heran, saat melihat orang kepercayaan Arya ada di depan pintu rumahnya, apalagi jelas Ade juga terlihat tak nyaman saat melihat Sukma yang membukakan pintu untuknya. "Mang Ade? Ada apa?" tanya Sukma sambil melebarkan pintu. "Gan," kata Ade dengan sopan, tubuhnya sedikit merunduk sungkan, "ini diminta den Arya ambil mobil. Katanya den Runi mau ngajak pergi," sambung Ade cepat. "Mau kemana katanya?" "kurang tahu, Gan. Tapi katanya mau ada yang dibeli." Sukma mengangguk, "Ambil saja, kuncinya di tempat biasa." "Loh, Ade?" Tirta datang melihat siapa yang datang setelah sebagian pekerjanya pulang. "Iya, Gan. Diminta bawa mobil," jelas Ade. "Iya, sok ambil saja. Nanti langsung kunci lagi saja," kata Tir

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-22
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 170

    "Loh, kalian mau kemana?" tanya Lastri saat melihat Seruni dan Arya keluar kamar dengan membawa tas ransel, yang sudah dipastikan berisi baju, sedangkan Seruni membawa tas yang biasa dipakai ke kampus.Sepasang suami istri beda usia ini terlihat sedang tidak saling bertegur sapa dengan baik, terbukti dengan Seruni yang memilih berjalan lebih dulu, dibanding Arya yang mengekor di belakangnya. Jangan lupakan wajah Seruni yang ditekuk kesal, juga bibir yang rapat mengatup.Sebenarnya Arya malu keluar dari kamar dengan Seruni yang masih saja merajuk, keinginan Seruni untuk menginap di rumah ibunya yang tiba-tiba, jelas membuat Arya bertanya-tanya, dan bukannya menjelaskan dengan baik, Seruni justru mengira Arya lagi-lagi tak mau menuruti keinginannya."Padahal Runi cuma mau nginep di rumah ibu Sukma, kenapa Aa nggak mau nurutin, sih? Sejak kita nikah, bisa dihitung berapa kali Aa ajak Runi ke sana. Coba aja ingat sama Aa, berapa kali ajak Runi ke rumah ibu? Baru pas ada wanita bekas tunan

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-22
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 171

    Keduanya masuk ke tempat perbelanjaan itu. Arya biarkan Seruni memilih apapun yang dia mau. Meski dengan kening mengernyit heran, saat Seruni memilih banyak cemilan. Ingin melarang, tapi takut dikatakan perhitungan dan pelit lagi seperti tadi. Seruni terus memilih, kini keduanya ada di depan lemari pendingin, Seruni tampak kebingungan untuk mengambil sari buah yang bermacam rasa di sana. Akhirnya, dengan pasti, Seruni mengambil minuman sari kacang ijo di depannya. Tadi Arya pikir Seruni akan mengambil sari buah, ternyata dugaannya salah besar. "Mau ini?" "Ambil, Sayang." "Dua boleh?" "Silakan." "Tiga?" "Bebas." "Emm, gimana?" Seruni mengambil lagi satu kotak minuman yang dimaksudnya. "Emang pernah minum itu?" tanya Arya, takutnya Seruni hanya asal pilih, tanpa pernah merasakan rasanya. Mending kalau enak, kalau ternyata Seruni tidak suka sedang dia sudah membeli banyak, kan percuma. "Bubur kacang hijau kan enak. Pasti ini juga sama rasanya seperti itu. Boleh kan Runi ambil e

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-23

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Sang Juragan    Tamat

    Menuju meja yang kosong, Oppa lalu menarik kursi untuk aku duduk. Sungguh sejak bersama dia, aku serasa jadi pemeran drama korea atau sinetron yang pernah aku tonton! Segala keromantisan dalam tayangan televisi, aku rasakan dari perlakuan Oppa. Iya, suamiku seromantis itu. Kalian bisa bayangin kan gimana? "Mau pesan apa?" tanyanya tanpa duduk di kursi kosong di depanku. "Apa aja, Rara ikut," sahutku cepat. Sekilas aku lihat menunya sama saja. Kalau tidak burger, ya ayam goreng. Jadi aku pasrahkan saja pilihan padanya. "Ayam goreng sama kentang saja, ya?" usulnya. Aku mengangguk. "Emm, burger juga," tambahnya, sambil menunjuk pada menu yang ada dibawah kaca meja. Lagi-lagi kepalaku bergerak ke bawah. "Ini, mau juga nggak?" tanyanya menunjuk pada satu menu. "Apa ini?" "Hotdog," jelasnya. Matanya kini menatapku lekat, menunggu jawaban atas tawarannya. "Oppa mau? Rara itu aja cukup. Takut nggak habis nanti," tolakku yakin. "Ya sudah, itu nggak perlu. Minumnya cola saja, ya?"

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 525

    Menatap ke luar jendela dari lantai tiga kamar Lee, Rara menikmati suasana malam negeri asal suaminya. Belum terlalu larut, tapi keheningan sudah menyelimuti tempat tinggal yang kini ditempatinya. Dari daun yang bergoyang dihempas angin, Rara bisa menebak kalau di luar sana sang bayu sedang bertiup cukup kencang. Lambaian helaian daun yang berguncang, meliuk indah dari bias terang lampu yang terpasang di setiap sudut di bawah sana. Satu dekapan hangat terasa, disusul dengan kecupan di belakang kepalanya. "Lihat apa?" tanya Lee, setelah perlakuan romantis yang dia berikan. "Lihat luar, sepertinya di sana sangat dingin. Angin juga kayaknya bertiup kencang," sahut Rara, dengan bersandar nyaman pada tubuh kekar suaminya. "Memang dingin. Tertarik untuk pergi keluar malam?" tanya Lee, dia pun turut melihat ke bawah sana. "Boleh?" tanya Rara dengan harapan bisa keluar menikmati tempat barunya. "Kenapa tidak? Baru jam delapan. Kalau mau kita bisa pergi." "Kemana?" Rara menoleh, hingga

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 524

    Arya keluar dari kamar setelah bertukar kabar dengan Lee, sudah dipastikan mereka harus berangkat ke Korea besok lusa, menggunakan pesawat sewaan bersama ketiga teman Lee. "Zahra, Aruna sudah bangun?" tanya Arya saat melihat Zahra datang dari arah dapur. "Eh, tadi sih belum, A. Ini baru mau Zahra lihat," sahut Zahra dengan sungkan, meski Arya sudah menganggapnya seperti saudara, tak serta merta gadis itu bisa bersikap lebih akrab. "Nanti siapkan keperluan Aruna, terus bantuin teh Runi untuk mengepak keperluan Arash dan Aisha. Kita akan berangkat ke Korea besok lusa. Jangan lupa, siapkan keperluan kamu juga," titah Arya membuat Zahra terdiam untuk beberapa saat. Pikiran Zahra sontak teringat pada Ji Hun, sejak kepulangan lelaki baik itu, Ji Hun seakan telah melupakan Zahra. Tak sekalipun seseorang yang sudah mengatakan kalau dia adalah calon suaminya, mengirim pesan alih-alih menelpon. Dia seolah dilupakan, sedang untuk menghubungi lebih dulu Zahra juga malu. Bisa saja semua yang

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 523

    Rara[Assalamua'aikum, apa kabar semuanya?] Sapa Rara di grup percakapan keluarga. Seruni [Wa'alaikumussalam. Cieee, pengantin baru baru nongol di grup? Gimana, Ra?] Balas Seruni yang kebetulan sedang memegang ponsel jadi langsung membalas. Rara[Apanya, Teh? Dingin di sini.] Rara menambahkan emot menggigil di akhir kata. Seruni [Kan ada penghangat, Ra. Tinggal peluk!] Rara terkekeh sendiri, dia menoleh ke arah Lee yang masih terlelap imbas pertempuran mereka tadi. Rara [Idih, Teteh ….] Robi [Wa'alaikumussalam. Duh, emak-emak lagi bahas apaan, sih? Pake ngobrolin penghangat segala. Kompor bukan, sih? Salju udah turun belum, Ra?] Seruni [Jomblo masih polos @Robi.] Robi tertawa membaca balasan kakaknya, belum tahu saja Seruni kalau adiknya baru bertemu dengan seseorang. Rara[Dia pura-pura polos, Teh. Hihihi!] Robi [@Rara aku beneran polos loh, belum ternodai apapun otakku, jadi nggak paham yang dibahas sama emak-emak seperti kalian.] Seruni [Iya, deh @Robi biar cepe

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 522

    Rapat sudah selesai, besok Rara dan Lee akan meninjau gedung yang akan dipakai untuk pesta nanti. Awalnya keluarga pihak ibu Lee heran, mengapa pesta dirayakan saat musim dingin. Namun setelah mendengar penjelasan nenek Han, mereka pun langsung paham. "Besoknya kita akan latihan dansa, Sayang," kata Lee begitu mereka sudah kembali ke kamar, Rara melepas penutup kepalanya, dan menyimpannya di pinggir tempat tidur. "Latihan dansa? Untuk apa?" tanya Rara, "Rara nggak bisa," lanjutnya. "Ya makanya latihan dulu, belajar." Lee mencolek ujung hidung Rara. "Harus, ya? Nggak bisa tidak? Apa Rara tidak akan membuat malu nanti?" tanya Rara sudah ketakutan, merasa dirinya memang bukan dari kelas yang sama dengan Lee. "Ngomong apa sih istriku ini? Mana ada bikin malu? Kan nanti belajar dulu," balas Lee sambilan mendekap Rara, mengecup pipinya. "Takut nggak bisa," elak Rara. "Kan belajar, Sayang. Apa mau coba sekarang?" tanya Lee melepas pelukannya, menatap Rara yang terlihat kembali tak per

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 521

    Lee terus mengejar Ji Hun, keduanya seperti mengulang masa kecil mereka, saling mengejar tanpa peduli kelakuan itu membuat kursi dan meja bergeser. Suara tawa memenuhi ruangan, para pelayan yang melihat, apalagi yang mengabdi sejak kedua pangeran itu masih kecil, merasa terharu. Mereka tersenyum sambil menggelengkan kepala, turut bahagia kehangatan juga keceriaaan di keluarga majikannya akhirnya kembali setelah sekian tahun tidak terasa.Rara yang menunggu Lee kembali tapi tidak mendapatkan sang suaminya menampakkan diri, dengan ragu melangkah menuju pintu, tangannya terulur menekan pegangan pintu. Dia pasti masih asing di sana, tapi tentunya harus membiasakan diri juga, bukankah ini adalah rumahnya juga sekarang?Sungguh Rara tidak akan menyangka, akan menjadi salah satu penghuni rumah seperti layaknya istana tersebut.Seorang pelayan yang Lee tugaskan untuk menemani Rara, segera bangun dari duduknya begitu mendengar suara pintu yang dibuka. Dengan membungkukan badan, dia menyapa nyo

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 520

    Ji Hun tersenyum tipis, jelas sudah tak ada sisa cinta untuk Eun Sook di hati Lee, perlakuan lembut Lee pada Rara menyiratkan begitu banyak cinta di sana. Semoga saja hal itu tetap akan berlaku, saat Lee bertemu dengan wanita di masa lalu mereka nantinya. Nenek Han berdiri, memeluk Rara yang sudah mencium punggung tangannya penuh hormat. "Nenek apa kabar?" ujar Rara meski hatinya masih belum tenang. Terdengar Min Ra mengartikan perkataan Rara. "Nenek sehat, baik, sangat baik. Kamu baik-baik saja, kan? Anak nakal itu tidak membuat kamu kelelahan kan, Sayang?" nenek Han melirik pada Lee yang sedang bersalaman dengan kerabatnya yang lain, saling menanyakan kabar dengan air mata haru yang keluar. Si anak hilang sudah kembali ke pelukan keluarga. Bahkan datang tak sendiri, ada wanita yang sudah dia ikat dalam ikatan suci. Rara tertawa pelan, menggeleng dengan rona merah yang menjalari pipi. "Tidak, Nenek. Rara baik. Oppa memperlakukan Rara dengan sangat baik juga," jelas Rara dengan

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 519

    Mobil yang saat ini sedang ditungganginya, jelas bukan mobil biasa. Mobil ini sangat mewah, tempat duduknya sangat nyaman, hawa hangat sangat terasa, berbeda dengan cuaca di luar sana yang menggigit tulang. "Sayang, Khumaira Nisa. Aku suamimu, lelaki yang memintamu menjadi istriku pada keluargamu, pada Tuhanmu. Ini aku Ali. Lee Seung Hoo. Kenyataan tentang siapa aku di negaraku, tak merubah apapun tentang cintaku padamu. Ini lah aku di sini. Kamu akan mengetahui semuanya sebentar lagi. Kumohon jangan bersikap seperti ini. Maaf kalau aku tidak jujur sepenuhnya, karena aku pikir tak perlu mengatakan semuanya tanpa ada bukti nyata. Jangan berubah, Sayang. Aku tidak nyaman," lirih Lee, dia menghadapkan dirinya pada Rara, menatap lekat wajah yang sudah dengan mudah membuatnya melupakan luka cinta. Dia sedih saat melihat sorot tak semangat di binar mata Rara, mata indah itu tak bersinar seperti sebelumnya. "Allah, Rara seperti sedang bermimpi. Rara belum mengenalmu ternyata." Rara menggel

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 518

    "Kamu sudah pergi meninggalkan kakakku, kamu bahkan mengabaikan perasaan aku demi kakakku. Kamu tolak aku, karena lebih memilih Seung Hoo. Kamu tidak peduli dengan kedekatan kita selama dua tahun lamanya. Kamu berpaling. Kamu abai dengan hatiku. Lalu setelah kamu dapatkan kakakku, kamu pun mencampakkan dia. Kamu pergi dengan lelaki lain. Lalu tiba-tiba kamu bilang hamil anak kakakku? Kamu tidak mabuk kan? Siapa yang akan percaya?" bentak Ji Hun setelah empat bulan kepergian Eun Sook dan wanita itu lalu kembali. Sedang saat itu Lee sudah menetap di Indonesia, melupakan semua kepedihan dengan memilih mengabdikan diri di perusahaan cabang keluarga yang baru dibangun di sana. "Tapi ini anak Seung Hoo, Oppa. Anak sepupumu!" "Aku tidak percaya. Sekali jal*ng, kamu akan tetap jal*ng! Semudah itu kamu lemparkan dirimu padaku, lalu kamu pun melemparkan diri pada kakakku. Siapa yang akan percaya kalau anak dalam kandunganmu adalah anak Seung Hoo, kalau kamu pergi dengan lelaki lain akhirnya?"

DMCA.com Protection Status