Brian mengingat bagaimana ciri-ciri pria yang dilihatnya tadi pagi. Dia lalu mendeskripsikan bagaimana perawakan, warna rambut juga postur tubuhnya pada sang ayah.“Seperti itulah kira-kira,” jawab Brian.“Ah sepertinya orang itu,” balas Bima.“Sepertinya kalian punya cerita yang menyenangkan,” ucap Dara lalu menyodorkan satu porsi ayam saus mentega untuk Bima.Brian melihat makanan itu dan tampak ingin memakannya, tapi sayang sekali itu jatah makan ayahnya. Dia sudah makan tadi bersama nenek dan Dara.“Hanya obrolan biasa antara ayah dan anak,” ucap Bima lalu menyendok nasinya.“Tante, apa boleh aku makan lagi?” tanya Brian.“Kamu tanya saja pada ayahmu,” jawab Dara.Bima menggelengkan kepalanya, malam ini Brian pasti sudah menambah porsi makan saat Dara memasakkan makan malam untuknya, biasanya bocah itu juga sudah makan cemilan selesai belajar. Bima tidak mengijinkannya makan lagi karena takut Brian akan mengalami obesitas.“Kamu tidak boleh makan lagi, ayah lihat tadi di dekat tem
Bima menatap Dara dengan tatapan tidak suka, apa dia tidak menyadari kalau Bima sangat terluka dan sakit hati kalau Dara didekati pria lain.“Sungguh tidak berperasaan,” ucap Bima.“Kenapa jadi tidak berperasaan, tidak nyambung sekali,” gumam Dara.“Kamu yang tidak berperasaan,” balas Bima.Brian tertawa melihat keduanya, dia lalu mendekat ke arah Dara, “Tante, Ayah itu cemburu. Dia tidak suka ada lelaki yang mendekati Tante,” ucap Brian lalu tersenyum.Dara dan Bima menjadi salah tingkah sendiri, wajah Dara memerah karena mendengar ucapan ini dari anak kecil. Jantung kembali berdetak lebih cepat dari biasanya. Dara berlari ke kamar mandi agar wajahnya yang sedang malu itu tidak terlihat jelas oleh Bima.***“Ya Tuhan, kenapa jantungku harus berdetak sekencang ini,” gumam Dara dari balik pintu kamar mandi.Dara berjalan ke depan cermin, dia menatap wajahnya yang merah seperti kepiting rebus. Lalu dia membasuh wajahnya menggunakan air di wastafel kamar mandi.“Pria itu masih saja sama
Dara menunjuk tubuh Bima yang tidak tertutup dengan kain itu. Bima melirik tubuhnya ternyata dia hanya memakai boxer dalaman saja saat membuka pintu untuk Dara.“Ya ampun, tunggu sebentar,” ucap Bima seraya menutup pintu.Dari balik pintu Bima menutupi wajahnya karena malu, lalu dia segera memaki baju apa saja karena buru-buru.“Memalukan sekali,” umpatnya.“Bima kalau sudah selesai ganti baju, datang ke meja makan dan habiskan makananmu sebelum berangkat,” teriak Dara dari luar kamar Bima.Bima tidak menjawab, dia kesal karena malu pada dirinya sendiri. Ingin terlihat tampan di depan Dara tapi malah terlihat memalukan karena membuka pintu dalam keadaan memakai pakaian dalam saja.***“Ayah, kamu terlihat agak muda sedikit pagi ini,” ucap Brian.“Aku memang masih muda,” balas Bima sambil menggigit rotinya.“Hmm biasnya ayah terlihat payah karena memakai setelan jas setiap hari. Macam orang tua kolot,” ledek Brian.Bima membatu mendengar ucapan anaknya, apakah benar selama ini dia terl
Nyonya Handoko mendekati Bima, dia berkacak pinggang lalu berkata, “Aku tidak akan kesepian kalau ada menantu,” “Padahal ada istri kakak,” ucap Bima. “Berbeda bila itu istrimu. Kakakmu tinggal di tempat yang jauh mengembangkan bisnisnya. Sedangkan kamu dekat dengan mama,” balas Nyonya Handoko. Brian mendekati neneknya, lalu dia berkata, “Aku tidak kesepian lagi karena ada Tante Dara. Ketika ayah bekerja, Tante Dara menemaniku,” Brian menunjukkan wajah ceria, dia sangat berbeda dari sebelumnya. Saat ada Dara memang semuanya berubah. Brian menjadi lebih tenang dari biasanya, dan Bima menjadi terlihat terurus. Kehidupan mereka sangat bahagia sepertinya. Tidak seperti dulu yang biasa saja dan penuh kekurangan. “Kalau begitu, Dara saja yang menjadi menantuku,” ucap Nyonya Handoko. “Tidak bisa!” seru Sela yang tiba-tiba muncul. “Apaan sih wanita ini,” keluh Nyonya Handoko. Sela yang penuh emosi menghampiri semuanya, dia tidak peduli apa kata orang dan dia mendekati Dara dan ingin men
Sela meloto matanya dia sebenarnya tidak ingin mendengarkan ucapan Irma tapi entah mengapa dia jadi tertarik mendengarkannya.“Katakan saja,” ucap Sela.“Bawa wartawan dan kamu bilang pada para wartawan kalau tidak bisa bertemu dengan anak kandungmu sendiri atas hasutan Dara,” balas Irma.“Ide yang bagus, dengan begitu namanya bisa tercemar,” ucap Sela dengan semangatnya.Irma tersenyum licik, dia merasa hal ini akan berhasil mencemarkan nama baik Dara. Beberapa orang juga akan mengehentikan kerja sama dengan Bima Sakti Multimedia karena skandalnya yang tidak mau mempertemukan ibu kandung dan anaknya.“Kalau begitu semoga berhasil,” ucap Irma.“Terima kasih, kali ini pasti akan berhasil,” balas Sela.Mereka lalu berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing. Sela sudah mempersiapkan sesuatunya dengan matang, mulai menghubungi beberapa wartaman untuk diajak bertamu ke rumah Bima. Dia ingin semua orang tahu kalau dia selaku ibu kandung Brian sama sekali tidak diperbolehkan bertemu.***“
Romi membisikkan sesuatu pada Bima. Hal ini bisa meredam gosip tentang Dara yang tidak membolehkan Sela bertemu Brian."Katakan pada media kalau kamu bertunangan dengan Dara," jawab Romi."Apa itu bisa meredam gosip. Aku rasa tidak," balas Bima."Kamu coba saja dulu," ucap Romi.Bima tak mau melakukan itu, dia merasa kalau mengumumkan pertunangan hanya akan memperkeruh keadaan."Aku akan memikirkan cara lain. Tapi idemu cukup bagus," ucap Bima."Terserah kamu saja," balas Romi.Bima dan Romi tengah berdiskusi masalah rumor yang beredar di internet dan berita televisi."Cukup sampai sini saja, aku akan pulang dan menemui wartawan sebentar," ucap Bima."Aku akan menemanimu," balas Romi.Bima mengangguk lalu mereka keluar kantor menemui wartawan dengan santai. Bima menjawab pertanyaan wartawan dengan ekpresi seperti biasanya. Dingin dan berwibawa.***"Pak Bima, apa benar Anda melarang ibu Sela menemui anaknya?" tanya wartawan."Tidak ada yang melarang," jawab Bima."Tapi ibu Sela merasa
Tuan dan Nyonya Handoko pergi ke ruang tamu menemui tamu mereka yang membuat penasaran.Biasanya di rumah Bima tidak ada tamu, tapi kenapa ada tamu untuk mereka di rumah Bima.“Selamat malam Nyonya dan Tuan Handoko,” sapa tamu tersebut.“Selamat malam,” jawab Mereka sinis.Mereka sangat tidak suka dengan tamu mereka, pasti tamu itu datang karena berita yang menyebar di internet sekarang.“Ada urusan apa mencari kami di sini?” tanya Nyonya Handoko sinis.“Ini terkait berita yang viral hari ini,” jawab Tamu mereka.“Kalian selaku orang tua Sela pasti akan meminta membela putri kalian,” ucap Tuan Handoko.Mereka berdua saling pandang, lalu meminta maaf kepada tuan dan Nyonya Handoko terkait perilaku Sela di masa lalu.“Mungkin Sela kembali karena mengingat anaknya, biarkan saja Sela bertemu dengan anaknya sebentar saja,” pinta Ibunya Sela.“Kami tidak pernah melarang,” jawab Tuan Handoko.“Kenapa Sela sampai nekat melakukan wawancara dengan wartawan mungkin dia sudah pernah mencoba berte
Bima menarik nafasnya agar tidak terpancing emosi, orang tua Sela ini memang batu dan tidak tahu bagaimana Bima bertahan demi sang buah hati, membesarkan Brian bersama dengan ibunya juga selalu menghiburnya karena terkena bully tidak mempunyai ibu.“Dari dulu pintu rumah ini selalu terbuka untuk Sela dan keluarganya kalau ingin menjenguk anaknya,” jawab Bima.“Tapi semakin aku berharap, semakin hatiku terluka, lima tahun semenjak Brian lahir, ibu maupun keluarga ibunya tidak pernah menjenguk walau sedetik saja,” imbuh Bima.“Menanyakan kabarnya juga tidak,” cela Nyonya Handoko.Ayah Sela sangat malu dia tidak banyak bicara apalagi menuntut agar Sela dipertemukan dengan sang buah hati. Hanya saja sang istri yang banyak bicara dan menimbulkan kegaduhan, semakin membuat Brian ketakutan dan tidak ingin bertemu dengan keluarga ibunya.“Ayah, aku tidak mau lagi bertemu dengan ibu ataupun nenek lampir itu,” teriak Brian.“Sekali lagi, ibuku hanya Tante Dara,” imbuh Brian lalu dia berlari men
Nyonya Handoko menggelengkan kepalanya, ini bukan kado untuk Brian tapi seserahan untuk dibawa ke rumah Dara.“Seserahan?” tanya Brian.“Iya sayang, ini untuk ibumu,” jawab Nyonya Handoko.Brian terlihat pusing tidak mengerti apa yang dikatakan oleh neneknya, lalu kakeknya menjelaskan apa itu seserahan secara singkat dan padat pada Brian. Barang yang harus dibawa dari mempelai lelaki ke mempelai wanita.“Oh jadi seperti itu,” ucap Brian.“Betul, besok kamu bantu ayahmu untuk membawa barang seserahan ini untuk ibumu, ya,” balas Tuan Handoko.“Siap,” jawab Brian bersemangat.Hari ini semua orang tampak sibuk mempersiapkan pernikahan Bima dan Dara. Banyak sekali yang mereka akan bawa, mulai dari seserahan inti sampai seserahan berupa makanan ringan, makanan khas daerah hingga pernak-pernik yang lainnya.“Kenapa banyak orang di rumahku,” gumam Brian yang tak biasa ada begitu banyak orang di rumah.“Semua orang ini adalah saudaramu, mereka akan ikut ke pernikahan ayah dan ibumu,” jawab Tua
“Aku tidak akan melanjutkan lagi kerja sama kerja dengan perusahaan kalian,” jawab Bima.Raut wajah Bima sangat marah, dia menatap jijik beberapa pria yang berada di ruang vip tersebut. Bima sangat tidak senang seseorang yang licik dan berbuat tidak baik.“Ke-napa?” tanya partner kerja itu terbata.“Karena aku sungguh tidak suka orang yang berpikir sempit,” jawab Bima.Romi mendekati mereka, lalu membisikkan kata, “Kalian ketahuan merencanakan sesuatu,”Raut pria itu terkejut, sebentar saja kenapa rancananya sudah ketahuan, apakah Bima hanya sekedar pura-pura mabuk saja. Romi mengikuti Bima pergi dari bar itu, mereka langsung pulang karena sudah lelah. Sela yang berusaha mengejar Bima dengan pakaian yang sexy menjadi mainan pria hidung belang yang melihatnya. Semua itu adalah balasan dari rencana jahatnya sendiri, kenapa harus berbuat jahat kalau ada jalan yang baik.***“Ayah, kenapa baru pulang, apa ayah lupa sehari lagi, ayah akan menikah,” ucap Brian.“Kamu kenapa belum tidur?” ta
Romi masih menentang Bima meminum gelas itu. Dia takut karena mungkin saja sudah dicampur dengan sesuatu yang dapat mencelakainya."Hentikan Bima," ucap Romi."Tuan Romi, kenapa Anda sepertinya khawatir dengan bos Anda?" tanya Partner kerja."Kalau terjadi sesuatu pada bos saya. Tidak ada yang menggaji saya lagi," jawab Romi.Partnet kerjasama itu menertawakan Romi. Seperti Bima akan diracuni saja, padahal hanya sebatas minum. "Minuman ini aman, biar aku tunjukkan padamu kalau minuman ini benar-benar aman," ucap Parter kerja itu."Lihat baik-baik aku minum minuman ini," imbuh partner kerja satu lagi.Mereka meneguk dari botol sekaligus sampai setengah botol, lalu mengusap mulutnya dengan punggung tangan."Bagaimana apa kalian berdua percaya sekarang?" tanya partner kerja itu. Bima melirik Romi yang begitu khawatir, Bima mengangguk pelan sehingga Romi tak melarang Bima untuk minum minuman yang diberikan oleh Partner kerjanya. “Aku percaya kalian. Berikan satu gelas bir padaku,” jawab
Mobil melaju dengan kencang ke arah Dara yang sedang jalan-jalan. Banyak orang berteriak, meminta Dara dan keluarganya segera menepi. Menyadari ada mobil yang mengintainya, Dara segera melindungi Brian dan Ibunya dengan cara menarik ke tepi agar tidak tertabrak mobil.“Sial, kenapa tidak kena,” gumam Irma yang sedang menargetkan Dara. Irma segera pergi meninggalkan jalanan itu agar tidak menjadi bulan-bulanan masa.***“Kamu tidak apa-apa, Nak,” ucap Dara sambil melihat keseluruh tubuh Brian. “Tidak,” jawab Brian lirih, dia masih syok.“Putriku, cucuku, apa kalian baik-baik saja,” imbuh Nyonya Subroto.“Aku tidak apa-apa,” jawab Dara yang masih deg-degan.Beberapa orang menghampiri Dara lalu memberikan air minum agar tidak syok, diantara mereka ada yang sudah merekam mobil melaju kencang dan tercantum plat mobilnya.“Terima kasih semuanya,” ucap Nyonya Subroto.“Bu, ayo kita pulang, Brian sepertinya masih syok atas insiden ini,” bisik Dara.Tadi saat
Walau sama-sama jalang tapi Irma belum pernah menikah. Belum pula melahirkan anak, dia masih pantas menikah dengan seorang bujang. Sedangkan Sela sudah pernah melahirkan anak dan berstatus janda. "Sela, tapi kamu tetap kalah dengan seorang gadis yang belum pernah melahirkan," ucap Irma."Mimpi saja kalau kamu merasa menang dariku," bisik Sela."Hehe ... Pada akhirnya kamu dikalahkan oleh Dara. Seorang gadis yang merebut anak, suami, juga harta yang dimiliki oleh Bima dan anakmu," ledek Irma.Sela menjadi meradang karena ucapan Irma. Wanita licik itu memang selalu berhasil membuat hati orang panas."Kurang ajar!" umpat Sela."Siapa yang kurang ajar. Aku atau gadis yang merebut semua perhatian yang seharusnya milikmu?" tanya Irma tapi sebenarnya meledek Sela."Kamu dan wanita itu sama saja. Bedanya Dara orang kaya dan kamu kalau tidak jadi simpanan orang adalah orang miskin," jawab Irma kesal.Irma ikut tersulut emosi, memang keluarganya tak kaya. Tapi bermodal wajah cantik dia berhasi
Brian menggelengkan kepalanya. Dia tidak ingin ikut dengan Sela yang jahat melebihi ibu tiri."Kakek, kalau aku ikut Ibu Sela disiksa nanti bagaimana. Tak dikasih makan?" tanya Brian."Ibu Sela juga menyayangimu. Pasti kamu akan dikasih makan dan tidak akan disiksa?" jawab Tuan Subroto."Sini Brian," ucap Sela sambil menarik lengan tangan Brian kasar."Kakek," panggil Brian sambil menarik lengan tangan Tuan Subroto.Melihat tabiat Sela yang begitu kasar Tuan Subroto tidak tega melepas Brian dengan ibu kandungnya."Sela, kamu lihat sendiri 'kan. Brian tidak mau pergi denganmu," ucap Tuan Subroto."Itu karena Anda sudah menghasut anakku agar tak mau ikut bersamaku," balas Sela kesal."Kakek aku takut," ucap Brian lalu merangkul kaki Tuan Subroto."Tidak usah takut, ada kakek," balas Tuan Subroto.Tuan Subroto memandang Sela yang masih meluapkan amarahnya. Sela masih ingin membawa Brian pergi bersama dengannya. "Anak kecil itu tahu siapa yang tulus dan tidak," ucap Tuan Subroto."Alah o
Sekretaris Lina sangat kaget dengan suara seseorang yang membisikkan hal buruk padanya. Gadis itu menoleh dan ternyata orang itu sangat dia kenal, wanita itu menyungingkan senyuman dan melambaikan tangan."Kamu?" ucap Sekretaris Lina."Kenapa kaget begitu melihatku. Aku ini mantan nyonya bosmu, 'kan," jawab Sela."Hanya mantan saja, Anda ada perlu apa ke sini," balas Sekretaris Lina."Lina sepertinya kamu menganggap dirimu tinggi. Aku akan bilang pada Bima kalau kamu mendambakan Bima untuk menjadi suamimu," ancam Sela.Sekretaris Lina agak gugup tapi kalau sampai mulut Sela ember dia akan mendapatkan mala petaka. Bima sangat tidak suka dengan wanita genit yang mendekatinya."Silahkan saja. Semua wanita mendambakan Pak Bima untuk menjadi suaminya. Itu hal yang wajar termasuk Anda," balas Sekretaris Lina."Kurang ajar kamu, Lina," bentak Sela seraya melayangkan tamparan pada Lina.Saat Sela menampar Lina kebetulan pintu kantoe Bima terbuka. Romi dan Bima sedang ingin keluar dari ruangan
Brian sangat senang ternyata dari keluarga Dara sangat memperhatikannya. Berarti kehadirannya juga akan diterima di keluarga ibu sambungnya itu.“Aku sangat menyukai semua masakan Ibu,” jawab Brian.“Memangnya ibumu bisa memasak?” tanya Nyonya Subroto.“Bisalah, dan masakannya sangat enak,” jawab Brian.Tuan Subroto memeluk Brian, dia mengecup pipi Brian sebagai bentuk ucapan terima kasih karena telah menerima putri semata wayangnya sebagai ibu.“Terima kasih telah menyayangi Dara,” ucap Tuan Subroto.“Aku harus menyayanginya, karena Dara adalah ibuku,” jawab Brian bersemangat.Tuan Subroto iku senang dan tertawa bersama Brian. Beliau mengelus rambut Brian dengan lembut, mempunyai cucu sambung tidak masalah baginya yang penting Dara dan anak sambungnya saling menyayangi.“Apa kakek boleh minta sesuatu padamu?” tanya Tuan Subroto.“Apa itu, Kek,” jawab Brian.“Kelak kamu sudah tumbuh dewasa, kamu harus mencintai ibumu, juga adikmu kalau memiliki adik,” balas Tuan Subroto.“Kalau ibu p
Romi mengangguk yang menandakan kalau apa yang akan dia sampaikan adalah hal yang sangat penting.Tuan Subroto langsung mengajaknya ke kantornya."Masuklah, Romi," ajak Tuan Subroto."Terima kasih," balas Romi."Duduklah, jadi hal penting apa yang ingin kamu sampaikan?" tanya Tuan Subroto."Ini mengenai Dara," jawab Romi.Romi menjelaskan secara detail apa yang dia dengar. Romi hanya ingin menyampaikan fakta agar Tuan Subroto berjaga-jaga supaya hal yang tidak diinginkan menjelang pernikahan Bima dan Dara tidak terjadi."Kurang ajar lelaki itu. Beraninya berpikir kotor tentang putriku," gumam Tuan Subroto."Aku hanya menyampaikan apa yang terdengar saja," ucap Romi seraya memberikan rekaman untuk Tuan Subroto.Tuan Subroto semakin geram mendengar bukti rekaman itu. Beliau memutuskan untuk menyewa bodyguard untuk mengamankan putrinya. Tidak ada satu orangpun yang bisa menyakiti Dara selama Tuan Subroto masih hidup."Romi, terima kasih atas kerja kerasmu. Aku akan memberimu imbalan," uc