Share

Kembali Bertemu

Penulis: dtyas
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-10 20:04:07

"Bisa minta waktumu." Inggrid menyentuh lengan kiri Akbar yang berlapis jas. "Kita harus bicara, kapan kau sempat? Aku selalu siap." Inggrid dengan raut wajah memohon dan sendu. Sungguh Akbar ingin tertawa, "Baiklah, kebetulan ada yang ingin aku sampaikan."

Wajah Inggrid berubah berseri mendengar ucapan Akbar.

"Jangan sok akrab denganku dan hentikan usahamu untuk kembali padaku. Singkirkan juga tanganmu," Akbar menghempaskan tangan Inggrid dan menepuk-nepuk lengan jas yang dipegang Inggrid seakan menghilangkan debu yang menempel.

Akbar Berjalan meninggalkan Inggrid yang kesal karena perlakuannya. 

"Kirain mau CLBK," ujar Bowo. 

"Masih betah di Gigital Winner? Kalau udah bosen bilang, nanti saya mutasi kamu ke Timbuktu."

Bowo berdecak, "Saya enggak seputus asa itu Pak."

.

.

Ana yang hampir sampai di H&M store melihat Aldi. Saat hendak memanggil, Ana melihat Aldi bersama seorang wanita. Bukan wanita yang seumuran dengannya atau Aldi, mungkin seumuran dengan Ibu atau tantenya. 

Semua yang dikenakan wanita itu adalah barang branded, wanita itu menangkup kedua pipi Aldi lalu Aldi memeluknya dan si wanita itu melambaikan tangan sambil berjalan menjauhi Aldi. Ana semakin penasaran, wajarkah kalau ia menanyakan siapa wanita itu. Apalagi kini Ana adalah kekasih Aldi. 

Menenteng dua buah paper bag, Aldi berbalik dan melihat Ana. "Sudah sampai?" Ana  mengangguk. "Yang tadi siapa Kak?" Ana bertanya dengan pelan dan hati-hati. 

"Owh, Tante aku." Ana mengangguk, dalam hatinya merasa lega karena merasa ada sesuatu yang aneh tapi jawaban Aldi membuatnya tidak lagi berfikir negatif.

"Kak Aldi, hari ini enggak kerja ajak aku ketemu di sini?" 

Aldi merangkul bahu Ana lalu berjalan, "Kalau enggak dipaksain susah ketemuan sama kamu." 

"Tapi aku enggak enak kalau Kak Aldi sampai bolos kerja." Aldi tertawa, "Aku sudah enggak kerja, sedang mengerjakan project."

"Project apa kak?" 

"Hmm, rahasia." 

Ana mencubit pinggang Aldi, "Auww, perih Na." Aldi mengusap pinggangnya.

"Lagian pake rahasia segala," ucap Ana. 

Aldi tersenyum, "Kita mau ke mana?" 

"Hmm, nonton yuk Kak, habis itu kita karaoke, eh tapi makan dulu ya." 

Aldi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, inilah yang membuatnya malas berpacaran dengan perempuan yang umurnya di bawah dia. Selain malah menghabiskan budget, ribet dan jarang bisa diajak bermain hal yang menyenangkan karena belum berpengalaman. Maka dari itu, dia lebih senang jalan dengan yang lebih dewasa, selain akan dapat apa saja yang diinginkan juga akan terpuaskan perut dan bawah perut. Aldi tersenyum membayangkan hal-hal tersebut.

"Kak, gimana?" 

"Eh, hmm gimana ya. Kita makan dulu aja ya." 

"Oke, di mekdi ya kak." 

Aldi menghela nafas, sungguh dengan Ana banyak sekali perbedaan kesukaan. "Boleh," ucap Aldi terpaksa. Bukan karena cinta mati Aldi mendekati Ana, walaupun Ana lumayan cantik. Tapi karena Ana sangat polos dan Aldi tau Ana belum tersentuh. Ia ingin merasakan mendapatkan virg*in. 

Ana dan Aldi berjalan melewati beberapa store setelah mengisi perutnya. Baru kali ini ia makan dengan seorang perempuan di restoran fast food, biasanya minimal restaurant dengan menu paling murah antara lima ratus ribu sampai dengan satu juta. Tentu saja dibayar oleh tante-tante yang sedang dekat dengannya. Karena dengan Ana ia harus mengorek kocek sendiri jadi tak masalah dengan makan junkfood, meskipun lidahnya sudah terbiasa disuguhi makanan mewah. 

Sabar Aldi, demi sarang burung yang masih rapet. Tersenyum, membayangkannya saja sudah membuat celananya sesak apalagi jika mendapatnya. Tanpa sadar, Ana sudah terlepas dari rangkulannya dan berada beberapa langkah dihadapan Aldi lalu memotretnya. 

"Dapat," ucap Ana yang menyadarkan lamunan Aldi. "Wah pelanggaran, gak boleh dong foto sendiri harus berdua. Pinjam hpnya," Aldi melangkah bermaksud merebut ponsel Ana. Ana menghindar.

Bughhh, tubuh Ana menabrak sesuatu yang keras. Setelah diraba ternyata dada seorang, seorang pria yang memang lebih tinggi dari Ana karena ia harus menengadahkan wajah untuk melihat wajah pemilik tubuh kekar tersebut. 

"Punya mata kan? Pakai untuk lihat jalan agar tidak tersesat." 

Ana mundur beberapa langkah untuk memastikan orang yang ditabraknya. Oh my God, kenapa harus laki-laki ini lagi, kenapa juga setiap bertemu dengannya. Ada saja statement pedas yang keluar dari mulut manis wajah tampannya. Hehhh, manis ?

"Maaf, tidak sengaja."

"Kamu lagi," ucap Akbar sambil menepuk pelan jas yang tersentuh Ana. "Berarti saya tidak salah dong menilai kamu tidak disiplin,  ceroboh, kasar dan... Jauh dari sukses, atau memang seperti itu dari lahir." Ucapan Akbar seakan membalikkan pertanyaan dan pernyataan ketika Ana bertanya pada Akbar saat kuliah umum di kampusnya. 

Bab terkait

  • Jerat Cinta Duda Bucin   Sumpah Sussana

    "Eh Pak, 'kan saya sudah minta maaf. Lagian wajar dong, orang enggak sengaja. Kenapa mulut Bapak pedes begitu, habis makan mercon ya?""Ana," panggil Aldi yang mendekat pada Ana dan merangkul bahu gadis itu, "Kenapa?""Ini, orang aku udah minta maaf, ampun deh galak bener."Akbar menoleh pada laki-laki disamping Ana, menaikan alisnya berfikir kapan pernah melihat bocah ini.'Ahaaa, I remember you,' batin Akbar. Bocah kampret yang pernah hadir diantara hubungannya dengan Inggrid dulu. Bocah lugu yang pinter cari uang lewat jalan pintas dengan menjalani hubungan dengan istri orang yang rela memberikan materi berlebih. Akbar tersenyum sinis, "Kalian pasangan? Cocok sekali. Apa kamu masih menjalani profesi dulu?" Akbar mengalihkan tatapannya dan bertanya pada Aldi .Aldi ingat orang didepannya adalah suami dari salah satu tante-tante yang pernah dekat dengannya. Tidak ingin jadi panjang dan Ana tau semuanya, ia pun mengajak A

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-11
  • Jerat Cinta Duda Bucin   Rencana Yang Gagal

    Akbar menyentuh bagian inti Maya dengan tangannya, menggerakan dari atas ke bawah dan kadang bergerak berputar membuat milik Maya basah, "Ohhhhh, Pak. Please!" Akbar melepas bathrobenya, Maya melirik ke bawah tubuh Akbar. Membelakan matanya melihat junior Akbar dalam posisi tegang dengan ukuran yang woww. Akbar memasang pengaman lalu mendorong miliknya ke tubuh Maya.Melenguuh dan mendessah hanya itu yang dapat Maya lakukan, saat Akbar terus menggerakan pinggulnya. Sesaat otaknya mengingat sumpah yang keluar dari mulut manis Ana. Shiitt, Akbar semakin mendorong lebih cepat membuat Maya memekik dan mengejang karena telah sampai pada puncaknya.Akbar membalikkan tubuh Maya sedikit menungging, kembali menancapkan miliknya pada tubuh Maya. Terus mengayuh dengan memejamkan matanya dan tanpa disadari Akbar, bibirnya mengucapkan sebuah nama "Sussana," lalu ia mengerang karena telah mendapatkan kenikmatan dunia.Setelah dirasa cukup mengeluark

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-12
  • Jerat Cinta Duda Bucin   Berada di Atap yang sama

    Senin, hari sibuk di awal minggu ini menjadi awal Sussana mengenal kegiatan baru. Yah, hari ini adalah hari pertama ia magang yang merupakan program kegiatan kampus yang harus ia ikuti. Lebih dari 25 orang mahasiswa magang dengan berbagai macam program studi telah berkumpul di ruangan untuk mengikuti pengarahan.Bagian HRD menyampaikan ada pengarahan langsung dari Presdir sehingga mereka diminta menunggu.Mengenakan seragam putih hitam khas peserta magang, Ana dengan rok hitam dan blouse putih lengan panjang dan flatshoes juga berwarna hitam, duduk diantara Irgi dan Bima.Terlihat sedikit pergerakan di depan, salah seorang membuka acara dan mengatakan Presdir segera hadir. Ana mengeluarkan ponsel dan mengaturnya menjadi silent berbarengan dengan masuknya Presdir perusahaan bersama beberapa orang dengan posisi penting perusahaan itu.Saat menolehkan pandangan ke depan betapa terkejutnya Irgi terutama Ana yang mendapati bahwa Presiden Direkt

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-14
  • Jerat Cinta Duda Bucin   Tugas Perdana

    Akbar hanya menoleh sekilas tanpa menjawab, "Disapa bukannya jawab, dasar Om-om jutek," ucap Ana dalam hati."Tidak usah merutuk," ujar Akbar. Ana spontan menutup mulutnya dengan kedua tangan. "Kok tau sih Pak? Bapak peramal ya?" Akbar hanya berdecak. "Kenapa ? Kamu mau ucap sumpah untuk saya lagi?""Enggak pak, lagian bapak mulutnya pedes banget wajarlah mulut saya refleks keluar kalimat itu.""Kalimat apa?" Akbar sudah mengunci tubuh Ana di dinding, ia berani begitu karena hanya ada mereka berdua di dalam lift. "Eh, Bapak mau ngapain?"ucap Ana dengan tubuh semakin merapat ke dinding lift. "Kamu maunya ngapain?" Ana melihat dia sudah hampir sampai di lantai tujuan, saat pintu lift akan terbuka Ana mendorong tubuh Akbar dan keluar dari lift dengan agak berlari. Masuk ke ruangan dengan sedikit terengah, "Suzana, kenapa lo?" tanya Satria ketua bagian tempat Una bertugas. "Ada orang gila Bang?" "Orang gila? Di mana? Masa sih bisa masuk ke da

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-15
  • Jerat Cinta Duda Bucin   Senyum Sussana

    Finance meeting pun dimulai, beragendakan pembahasan laporan dan anggaran project yang sebelumnya dianggap salah oleh Akbar. Sudah lebih dari dua jam rapat itu berjalan, Ana pun mulai jenuh karena sejak awal rapat dia hanya duduk di sebelah kiri Akbar."Kalau cuma jadi pajangan kayak cangkir-cangkir di bufet mah mending enggak usah diajak ikut rapat kali," batin Ana."Rekap ini dibuat oleh peserta magang, masa kalian yang katanya sudah pengalaman, bisa kalah sama anak magang yang pendidikannya aja belum selesai."Tuinggg, Ana mendengar kalimat yang sepertinya mengandung kontroversi dan benar saja sekarang semua peserta rapat melirik kepada Ana. "Ini nih yang kadang membuat pegawai tetap dan karyawan magang enggak akur. Pujian ditempat yang tidak semestinya. OMG, kenapa harus muji aku disaat mereka habis kena teguran. Selamat datang penyiksaan," batin Ana.Ana hanya menunduk, "Jadi, biasakan kalian bekerja teliti.""Oke, saya rasa cukup. Selamat

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-18
  • Jerat Cinta Duda Bucin   Calon Menantu Idaman

    Sussana, dengan duduk menyamping sesekali membenarkan helaian rambut yang tertiup angin. Tanda disadari Akbar mengikuti laju motor tersebut yang berbelok ke arah pintu masuk sebuah mall tidak jauh dari perusahaannya.Ternyata gadis itu hanya di drop off di lobby, setelah memarkirkan kendaraannya Akbar segera mencari keberadaan Sussana. Hufttt, sepertinya Akbar kehilangan jejak Sussana.Brughh, seseorang menabrak bahunya saat ia memutuskan kembali ke mobil. "Punya mata kan?"Netra Akbar menatap sepasang netra gadis yang tadi dicarinya. "Hehehe, Pak Akbar. Maaf Pak, enggak sengaja. Lagian Bapak sih berhenti tiba-tiba." Akbar hendak membuka mulut menjawab rentetan kalimat yang keluar dari mulut Ana."Eh, enggak boleh marah, nanti kalau spontan saya ucap sumpah lagi, gimana?""Kamu itu memang hobi nabrak orang ya? Apa jangan-jangan mata kamu sudah minus?" Akbar tetap konsisten dengan ucapan membuat hati tersinggung a

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-20
  • Jerat Cinta Duda Bucin   Awal Sebuah Kesalahan

    Siang itu, beberapa divisi melaksanakan meeting bersama untuk persiapan ulangtahun Digital Winner. "Oke, jadi begitu ya. Sudah fix pembagian tugasnya." Untuk beberapa bagian ada seragam acara. Penerima tamu untuk perempuan dress hitam dan laki-laki suit hitam. Ada yg kurang jelas tanya kordinator." Caca ketua panitia mengarahkan acara. "Ingat ya, kita hanya persiapkan apa yang ditampilkan, beberapa pekerjaan ada yang dihandle oleh EO." "Lo bagian apa Na?"tanya Irgi. "Penerima Tamu." Hari perayaan Digital Winner pun tiba, acara dimulai jam delapan malam. Namun dari siang hari semua yang terlibat sudah tiba di hotel tempat acara. Acara sudah dimulai, Ana yang awalnya sebagai penerima tamu diminta mendampingi Ayu, ia merasa seperti panitia super sibuk karena harus ke sana kemari. "Ini, pastikan ini diterima Pak Akbar, beliau ada di VIP room," ucap Ayu menunjuk arah VIP room dan menyerahkan map pada Ana. Sesampainya di VIP Room Ana menghampi

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-23
  • Jerat Cinta Duda Bucin   Kesalahan Satu Malam

    Kini Ana merasa tubuhnya sedikit kedinginan, karena orang itu melepas semua penutup tubuhnya dan Ana mengerang karena tersentuhnya bagian sensitif dari tubuhnya. Ana melenguh, juga mendesah dan mengerang nikmat karena permainan yang dilakukan pada tubuh Ana. Sampai Ana memekik bahkan sudut matanya menitikan air mata karena rasa sakit di bawah sana.Namun kesakitan itu tidak lama kemudian berganti kenikmatan yang belum pernah ia rasakan. Orang itu membuat Sussana melayang, berputar dan terus melesat ke awan dan terhempas. Entah berapa kali ia merasakannya hingga tak berdaya dan terlelap.***Keesokan pagi Bira dan Laras sudah berada di depan pintu kamar Akbar, menunggu kedua orangtuanya. Tak lama Zudith dan Yudha bergabung dengan membawa black forest di tangan Zudith."Ya ampun Mih, udah kayak bocah aja." ucap Bira. Mereka berada di depan kamar Akbar ingin memberi kejutan karena hari ini hari kelahiran Akbar dan semalam mereka baru saja merayakan ula

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-23

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Duda Bucin   Sumpah Sussana (End)

    Sepulang dari Rumah Sakit, Akbar dan Sussana mengunjungi rumah yang akan mereka tempati. Sussana memeriksa kamar bayi dan kebutuhannya, sedangkan Akbar mengecek bagian-bagian yang sebelumnya direnovasi. “Bibi,” panggil Sussana dari ujung anak tangga. “Iya Non.” “Kesini dulu ya.” Salah satu asisten rumah tangga bergegas melangkah menghampiri Sussana. “Ada apa Non?” “Bantu saya menggeser ini, sepertinya lebih baik di sebelah sana,” ujar Sussana menunjuk sofa untuk menyusui. “Biar nanti saya saja, Non Sussana sedang hamil besar tidak boleh angkat yang berat-berat.” “Berdua sama Bibi, sepertinya nggak berat juga sih,” ucap Sussana. “Tapi Non.” “Sudah, ayo angkat.” “Sussana.” Suara Akbar mengejutkan Sussana dan Bibi. Melihat situasi tidak kondusif, Bibi pun keluar dari kamar. “Tinggalkan itu, biar nanti aku minta yang lain menggeser. Itu bahaya untuk kehamilan kamu, sayang.” Akbar merangkul bahu Sussana dan mengajaknya keluar. “Nanti dulu, masih ada yang harus aku cek. Khawatir

  • Jerat Cinta Duda Bucin   Keselamatan Kalian Yang Utama

    Kehamilan Sussana sudah memasuki trimester ketiga, tepatnya tiga puluh tiga minggu. Akbar sangat menikmati perannya sebagai seorang suami dan Ayah untuk kedua anaknya. Melewatkan moment bersama keluarga saat mengalami amnesia benar-benar membuatnya menyesal. Bahkan dia tidak dapat menyaksikan kelahiran dan pertumbuhan Arka. Sangat sabar menghadapi Sussana yang manja dan selalu mengeluh juga menyalahkan Akbar karena kondisinya saat ini. Kehamilan kali ini terlalu banyak keluhan hingga Sussana berkali-kali mengatakan tidak ingin hamil lagi. Seperti malam ini, Akbar sudah terlelap tapi Sussana yang tidak bisa tidur merengek membuat Akbar terjaga. "Iya sayang, kenapa?" sahut Akbar sambil menguap. "Aku sesak, nggak bisa tidur." Akbar langsung terperanjat, "Sesak napas?" Sussana mengangguk. "Bangun dulu sayang, coba atur pernafasan kamu seperti waktu kemarin ikut senam hamil. Tarik nafas, lalu buang," ujar Akbar memberi contoh dan diikuti Akbar. Berkali-kali, sampai Sussana tidak m

  • Jerat Cinta Duda Bucin   Kamu Memang Candu

    Akbar sudah kembali ke kantor seperti biasa dan mereka masih tinggal di kediaman orang tua Sussana. Ketika Akbar berada di rumah, Sussana akan sangat manja dengan Akbar. Namun, saat Akbar di kantor Sussana tidak akan mengganggu sedikitpun. Mengerti jika Akbar butuh privacy dan konsentrasi mengurus masa depan perusahaan. Sussana sudah mulai beraktivitas ringan, dia juga bosan jika harus terus berada di ranjang. Lama menjalankan bedrest, membuatnya menjadi pecinta drama. Yang dikerjakan saat di ranjang adalah menonton drama dan mendengarkan musik. Sussana duduk di taman rumahnya menyaksikan Yuna yang sedang bermain di kolam balon air. Arka duduk di baby chair dan disuapi oleh Sussana. Setelah selesai makan, Arka dibawa masuk oleh pengasuhnya untuk mengganti bajunya yang kotor karena tumpahan makanan. “Yuna, sudah yuk. Kamu sudah kedinginan, lain kali main lagi,” ajak Sussana. Yuna menggelengkan kepala, dia masih asyik dengan aktivitasnya. “Masuklah, biar Yuna Bunda yang jaga,” ujar Ha

  • Jerat Cinta Duda Bucin   Tidak Ingin Hamil Lagi

    “Ada apa ini?” tanya Gerry yang baru saja tiba. Melihat kehadiran keluarga besannya, dia pun ikut bergabung. Yudha kembali menyampaikan permohonan maafnya pada keluarga Sussana. Jika menuruti emosi, rasanya Gerry ingin sekali meluapkan amarahnya. Tapi melihat Akbar yang sudah sembuh dan Sussana yang membutuhkan Akbar di sisinya, Gerry pun mengalah demi kebaikan sang putri. Setelah Yudha, Zudith dan Bira undur diri, Akbar menyempatkan bermain bersama Yuna sambil menggendong Arka. “Loh, Sussananya mana?” tanya Gerry baru menyadari sejak tadi tidak melihat Sussana. “Sedang istirahat, sudah biarkan saja. Biar Akbar yang menemani,” ujar Halimah. Halimah pun kembali menemani cucunya bersama baby sitter, Akbar diminta mengecek kondisi Sussana dan menemani di kamar. Khawatir jika Sussana membutuhkan sesuatu, sedangkan dia masih harus bedrest. Melihat Sussana yang masih terlelap, Akbar pun memilih membersihkan diri. Sussana mengerjapkan kedua matanya, perlahan beranjak duduk. Menatap sekeli

  • Jerat Cinta Duda Bucin   Ada Apa Ini?

    “Sussana,” panggil Akbar. Sussana yang berdiri di balkon tidak menyahut atau menoleh. Menganggap suara yang baru saja dia dengar hanya halusinasi karena rasa rindu pada Akbar. Akbar tetap berdiri di tempatnya memandang punggung Sussana, wanita yang sudah setia dan sabar menghadapi Akbar.“Sayang,” panggil Akbar lagi. Sussana menghela nafas, “Mas Akbar, rinduku sudah tidak terbendung. Sampai suaramu terdengar begitu jelas,” lirih Sussana.“Sussana, aku di sini sayang.”Sussana perlahan menoleh, tangannya masih mencengkram pinggiran balkon. Sussana tertawa, “Bahkan sekarang aku bisa melihat Mas Akbar,” ucapnya.“Aku bukan halusinasimu, sayang.” Akbar merentangkan kedua tangannya, siap menerima Sussana dalam pelukannya. “Mas Akbar,” ucap Sussana. “I-ini bukan halusinasi aku,” ucapnya.Akbar menggelengkan kepalanya. “Kemarilah, sayang.”Sussana melangkah perlahan, raut wajahnya sudah terlihat seperti akan menangis. Kini keduanya berhadapan, “Mas Akbar,” ucap Sussana sambil terisak lalu me

  • Jerat Cinta Duda Bucin   Mengingat Semua

    Zudith, Yudha dan Akbar berada di meja makan. Menikmati makan malam mereka dalam diam. Dalam benak Akbar, dia hanya memikirkan rencana untuk menemui Sussana esok hari. Zudith dan Yudha saling pandang sebelum memandang putra sulungnya. “Akbar,” panggil Yudha. Akbar menghela nafasnya sebelum menoleh. “Tidak usaha dibahas, aku yang akan selesaikan sendiri masalahku dengan Sussana,” tutur Akbar seakan tahu apa yang akan disampaikan oleh Yudha. “Maksud kamu menyelesaikan bagaimana?” tanya Zudith. Merasa bersalah pada Sussana dan khawatir jika Akbar akan memutuskan hal yang nanti akan disesali olehnya. “Mamih tenang saja, Sussana dan anak-anak adalah tanggung jawabku. Aku sudah selesai, permisi,” ujar Akbar lalu meninggalkan meja makan. “Pih, Mamih khawatir kalau ....” “Sudahlah Mih, Akbar sudah dewasa. Ingat umur Akbar sekarang berapa, kita sebagai orangtua hanya bisa mendoakan dan mendukung segala keputusannya.” Pagi itu, Akbar sudah tiba di kantor. Pagi ini dia harus memimpin rapat

  • Jerat Cinta Duda Bucin   Harus Bertemu Sussana

    Seorang wanita berdiri tidak jauh dari tempat Sussana berada. “Mirip Sussana, tapi lebih kurus.” Wanita itu masih menatap ke arah Sussana berada. Terlihat Sussana yang beranjak bangun. “Benar itu Sussana. Tunggu, perutnya seperti ... Sussana sedang hamil,” ucapnya. Laras, istri dari Bira yang sedang berada di Rumah sakit melihat Sussana. Tanpa menyapa, wanita itu mengikuti Sussana dan yakin saat ini Sussana sedang hamil karena perutnya sudah terlihat buncit. Melihat Sussana menaiki taksi dan meninggalkan rumah sakit, Laras mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Bira. Panggilannya tidak dijawab, akhirnya Laras menyusul Bira ke kantor. "Loh, bukannya kamu ke Rumah sakit?" tanya Bira melihat Laras ada di ruang kerjanya setelah Bira menghadiri rapat. "Mas, sini dulu," pinta Laras pada Bira dengan menepuk sofa di sebelahnya.” Bira pun patuh dengan menghampiri dan duduk di samping Laras. “Bagaimana hubungan Mas Akbar dan Sussana?” tanya Laras. Bira menghela nafas mendengar pertany

  • Jerat Cinta Duda Bucin   Sepertinya Sussana Sedang ....

    “Sussana, apa kamu sakit?” tanya Bira sejak tadi penasaran.Sussana hanya menggelengkan kepalanya. Bira menghela nafasnya, “Baiklah, jika itu sudah menjadi keputusanmu. Ponsel Mamih hilang jadi dia tidak bisa mengabari kamu dan ternyata aku juga tidak punya kontak kamu.”Sussana menyebutkan nomor ponselnya. Setelah cukup berbincang masalah kondisi Akbar, Sussana hanya bisa mendukung semua keputusan keluarga Akbar. Bira pamit undur diri, tapi sebelum pergi dia kembali menanyakan kondisi Sussana.“Aku nggak apa-apa, Mas,” jawab Sussana.“Baiklah, jaga kesehatan kamu. Pasti berat harus berjuang untuk anak-anak kalian,” ujar Bira. Sussana hanya menyunggingkan senyumnya. Setelah kepergian Bira, Sussana tak sadarkan diri. Halimah memanggil dokter karena khawatir dengan kondisi Sussana. “Bagaimana kondisi Sussana?” tanya Gerry yang baru saja datang.“Sedang diperiksa Dokter,” jawab Halimah. Kedua orang tua Sussana menanti penjelasan dokter dengan cemas. Terdengar suara tangisan Yuna, “Biar

  • Jerat Cinta Duda Bucin   Apa Kamu Sakit?

    Sussana sudah berada di kursi tunggu UGD rumah sakit bersama kedua orangtua Akbar. Menunggu Akbar di periksa dan penjelasan apa yang sebenarnya terjadi dengan Akbar. Cukup lama, tapi belum ada dokter atau perawat yang datang untuk menyampaikan kondisi Akbar. Meskipun Sussana tau jika Akbar hanya pingsan tapi penyebab pingsannya yang membuat khawatir karena saat ini Akbar masih dinyatakan amnesia. Hari sudah semakin siang, karena sinar matahari sudah tinggi. Zudith menawarkan Sussana untuk bergantian sarapan di kantin. Sussana hanya menggelengkan kepalanya. “Keluarga pasien atas nama Akbar,” ucap seorang perawat. “Saya, Dok,” jawab Yudha. Zudith dan Sussana pun ikut menghampiri. “Ini silahkan diurus dulu untuk kamar rawat inapnya.” “Bagaimana kondisi Akbar? Kami boleh bertemu?” Zudith lebih dulu bertanya, walaupun isi pertanyaannya akan sama dengan Sussana. “Dokter yang akan menjelaskan di ruang rawat ya, silahkan diurus dulu.” Yudha yang tadi menerima dokumen untuk pemindahan A

DMCA.com Protection Status