Share

17. Kebencian Sheila

Penulis: Kristalbee
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-16 19:23:43

"Ayo, peluk aku, She," pinta Bryan dengan senyum miring.

Sheila bergidik ngeri, tangannya bergerak meraih gagang pintu berusaha membukanya tapi terkunci.

"Jangan menatapku seperti itu. Aku ini bukan monster." Bryan berdiri sedangkan Sheila beringsut menuju jendela kamar.

Bagaimana dia masuk?

Di luar penjagaannya diperketat. Lalu, mengapa Bryan bisa dengan mudah masuk ke rumah ini? Bahkan menyusup ke kamarnya? Benak Sheila dipenuhi tanda tanya.

"Pergi!" usirnya menepis tangan Bryan.

"Sst! Pelankan suaramu, nanti semua orang di rumah ini bisa dengar," peringat Bryan dengan telunjuk di depan bibirnya.

"Kamu takut ketahuan? Takut mereka akan menghajarmu?!"

Bryan menyugar rambutnya dengan jari. "Itu akan menjadi senjata makan tuan."

"Maksudmu?"

"Pikirkan saja. Apa yang dilakukan oleh seorang pria dan wanita di kamar? Mereka akan mengira kita berbuat macam-macam, tapi kalau itu maumu. Silahkan saja," jelas Bryan membuat Sheila merasa seperti orang bodoh yang gegabah dalam mengambil kep
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jerat Cinta CEO Posesif   18. Pria Menyebalkan

    Karpet merah terbentang dari luar pintu masuk hingga ke dalam. Satu per satu tamu undangan mulai berdatangan. Diantara sekian banyak orang yang hadir, Sheila merasa jika setiap langkah kakinya bersama Bara menjadi sorotan. Sheila seharusnya tidak kaget mengingat suaminya adalah seorang pengusaha terkenal dan disegani di kalangan banyak orang. Hanya saja, Sheila belum terbiasa dengan semua ini."Abaikan tatapan mereka. Tatap aku jika kau merasa gugup," lirih Bara."Bara," sapa pria dengan tuxedo berwarna navy. Parasnya tampan, dengan tinggi sekitar 180 cm. Dia tampak gagah dan berwibawa, tetapi raut wajahnya terkesan dingin. "Gerald. Biasanya kau datang lebih awal daripada aku.""Dia terlalu lama menungguku," terang seorang gadis bersurai hitam lurus bergaun pink selutut dengan pita di belakang punggungnya.Gadis itu berhasil mencuri perhatian Bara.Bara menyenggol lengan Gerald."Dia siapa?" tanyanya menyelidik."Perkenalkan aku Nara," ujar Nara."Salam kenal, saya Bara. Ini istri sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Jerat Cinta CEO Posesif   19. Amarah

    "Iya. Kenapa wajahmu cemberut?" tanya Bara."Aku takut ada yang merebutmu," ungkap Sheila. Ya, dia merasa gelisah ketika memergoki para tamu wanita mencuri-curi pandang pada suaminya. Bara menangkup pipi Sheila gemas. "Itu tidak akan terjadi. Di hatiku sudah tidak ada tempat lagi, semuanya untukmu. Pikiranku selalu dipenuhi tentangmu. Bagaimana mungkin orang lain bisa masuk jika kunci itu ada pada dirimu?"Sheila mengulum senyum, Bara menunduk menyatukan kening mereka."Tidak ada yang bisa menggantikanmu. Percayalah." Ungkapan Bara menenangkan batin Sheila, pipinya bersemu. Gerald bersidekap tangan masih setia berdiri di tempatnya. Berada disini sungguh membosankan! Seharusnya dia tidak datang ke pesta. Jika bukan karena rengekan Nara, dia tidak akan terjebak diantara pasangan yang saling jatuh cinta dengan tatapan memuja. Contohnya Bara, pria itu bucin akut pada Sheila. "Gerald, aku ingin seperti mereka. Ajari aku!" pinta Nara antusias menarik-narik tangan Gerald. Ya Tuhan, bisak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Jerat Cinta CEO Posesif   20. Teror

    "Astaga! Aku bercanda, Sayang," jelas Bara merangkul Sheila──membawanya bersandar di dadanya.Bara terkekeh, "Aku ingin memiliki bayi kembar. Bagaimana denganmu?" tanya Bara memainkan ujung rambut Sheila."Kita bisa ikut programnya," jawab Sheila sambil mengangguk."Kau tidak keberatan?" tanya Bara terkejut sekaligus merasa senang. Senyum di bibir Bara menular pada Sheila."Tentu saja tidak. Tapi Semoga saja dia tidak pemaksa dan keras kepala sepertimu," candanya terkekeh geli. Bara menatap Sheila tidak setuju."Aku ini ayahnya, mereka mewarisi gen-ku. Jika laki-laki aku akan mendidiknya menjadi seorang yang tangguh. Jika dia perempuan, aku akan melindunginya lebih dari apa pun," tegas Bara.Hati Sheila tersentuh, Bara begitu sungguh-sungguh mengatakannya. Terlebih cinta untuk anak mereka kelak kini terpancar di matanya."Dia pasti cantik sepertimu," goda Bara menoel hidung Sheila."Dan satunya tampan seperti Ayahnya," balas Sheila membuat Bara membayangkan tentang bayi mereka, suara

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Jerat Cinta CEO Posesif   21. Saingan

    Sepanjang perjalanan, Sheila terus tersenyum menatap ke luar jendela. Bara bersyukur, raut wajah Sheila kembali bahagia. Seolah-olah dia telah melupakan kejadian semalam. Mobil hitam yang mereka tumpangi berhenti.Bara dan Sheila turun dari mobil. Sheila terus menggenggam tangan Bara. "Kau ingin memelihara kucing?" tanya Bara, alisnya mengerut."Iya, kita kan ada di shelter kucing," jawab Sheila."Tidak, Shei. Kotorannya itu bau, belum bulu-bulunya yang rontok," protes Bara.Sheila mengernyit. "Itu tidak seburuk yang kamu pikirkan. Saat kamu bermain dengannya kamu akan merasa bahagia," terang Sheila."Boleh ya?" Sheila mencium pipi Bara sekilas membuat Bara tertegun.Hey, sejak kapan Sheila seperti ini? Sheila menggandeng Bara masuk. Matanya berbinar dengan senyum yang tak pernah pudar. Dia begitu antusias mendapati banyak kucing dengan ras yang beragam. Satu kucing yang mencuri perhatiannya. Anak kucing persia berwarna putih berseri. Sheila berjongkok di depan kandangnya."Kak, bo

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Jerat Cinta CEO Posesif   22. Tuduhan

    45 menit berlalu, bohong bila Sheila tidak mengkhawatirkan Bara. Dia duduk gelisah di ruang tamu sambil memegang ponsel berharap ada pesan dari Bara."Oh! Apa dia sengaja mengabaikanku?" gerutu Sheila tidak bermaksud marah pada Bara. Dia hanya kesal saja melihat respon Bara pada Kris."Shei, ada seseorang yang ingin ku kenalkan padamu. " Suara Bara menggema. Sheila langsung berdiri, perasaannya lega mendapati Bara kembali. Namun, dia kaget melihat seorang anak kecil yang digendong oleh Bara."Dia siapa?" tanya Sheila bingung. Bara menatap Sheila dengan wajah tegang. "Dia anakku.""Apa?!" Sheila menatap Bara tidak percaya. "Om Bara bohong!" celetuk Vano. Om? Bara tertawa, "Yah gagal," keluh Bara menurunkan Vano dari gendongannya. "Kata Mama gak boleh bohong, dosa."Sheila hanya bisa tersenyum melihat kejujuran anak kecil itu. "Sengaja mau ngerjain aku tadi?" ucap Sheila sambil berkacak pinggang. "Cuma bercanda, Sayang. Dia anak kakakku," jelas Bara membuat Sheila menatapnya sin

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Jerat Cinta CEO Posesif   23. Bagian Favorit

    Sheila berjinjit lalu mencium pipi kanan Bara. Begitu cepat dan mengejutkan hingga Bara terkesiap, percayalah Bara masih tidak menyangka jika Sheila menciumnya. Biasanya dia harus merayu dulu agar Sheila mau. "Sayang!" rengek Bara terlihat salah tingkah dan itu justru memberi tawa geli untuk Sheila yang kini memalingkan wajah berpura-pura bila dia tidak melakukan apa-apa."Tatap aku," titah Bara serius namun terdengar lembut, dia memegang kedua pundak Sheila."Aku butuh jawabanmu bukan ciuman ini," protesnya, kedua alisnya hampir menyatu, jengkel. Merasa dipermainkan oleh Sheila."Jadi begitu? Kamu tidak suka aku cium?" Sheila sengaja membuat nada suaranya terdengar marah dan tersinggung. Tangannya terulur menghapus bekas ciumannya dengan ibu jari. "Selesai."Sheila langsung berlari karena dia tahu setelah ini Bara akan terus menuntutnya untuk menjelaskan."Dia pasti akan berteriak," gumam Sheila. Satu, dua, Sheila menghitung dalam hati. Tiga!"Sheila!"Benar dugaannya dan Sheila se

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Jerat Cinta CEO Posesif   24. Tidak Tahan

    "Barbar," cicit Sheila memegang tangan Bara yang memegang salah satu bukit kembarnya. Pipinya bersemu merasakan napas Bara di lehernya kian memburu."Hm." Balasan bersuara berat itu mengalun rendah di telinganya. Sebelah tangan Bara bergerak naik ke pundaknya. Sheila menoleh lalu menahan tangan Bara yang ingin menurunkan tali lingerinya.Kening Bara mengerut keberatan. "Kau tidak suka aku menyentuhmu?" tanyanya agak tersinggung. Wajahnya yang semula berseri-seri berubah muram.Sheila terkekeh sambilberbalik, dia lantas mengalungkan tangannya di leher Bara. Ia memperhatikan detail ekspresi kesal suaminya."Sudah tidak tahan?" rayu Sheila mengangkat sebelah alisnya. Tangannya turun kemudian melepas dua kancing kemeja Bara. Dia lantas tersenyum jahil membuat Bara menggigit pipi bagian dalamnya, gemas.Bara langsung mendekap erat pinggang Sheila, merapatkan tubuh mereka. Karena itu, Sheila merasa sesuatu yang keras membentur perutnya. Seketika jantungnya berdegup kencang.Bara mengangk

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Jerat Cinta CEO Posesif   25. Malam Yang Panjang

    Bara memandang Sheila yang duduk di pahanya. Detak jantungnya berdebar tidak karuan. Hawa panas kian menyelubungi dirinya. Mengapa Sheila sangat manis dan seksi secara bersamaan? Bahkan untuk berpaling darinya barang sedetik saja, Bara tidak mau.Sheila menatapnya ragu, lamat-lamat bibir ranumnya yang sedikit bengkak bergerak. "Boleh aku menyentuhnya?"Seharusnya dia langsung menyentuhnya, seperti aku yang langsung menjamah setiap jengkal tubuhnya tanpa menunggu persetujuannya. Tapi, aku tidak bisa membandingkan diriku dengan Sheila. Dia adalah wanita yang lembut dan hati-hati, ucap Bara dalam hati.Bara bangun, sorot matanya menatap sayang pada istri polosnya. Dia mengambil tangan Sheila dan menaruhnya di sana."Sentuh aku di mana pun yang kau mau," bisik Bara serak. Dia menghirup kuat aroma di leher Sheila sambil memejamkan mata menikmati wangi vanila yang menguar di indera penciumannya. Bara melarikan bibirnya di sepanjang kulit leher Sheila dan berakhir mengecup dadanya singkat.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30

Bab terbaru

  • Jerat Cinta CEO Posesif   49. Hamil

    Sheila mendesah pelan di sela ciuman mereka. "Uh, Barbar," lenguhnya saat bibir Bara menjelajah ke lehernya dengan gerakan tangan yang terus meraba punggungnya. Bara yang sudah diselubungi gairahnya langsung menggendong Sheila seperti koala. Dia membawa Sheila ke ranjang tanpa melepas ciuman panasnya. Bara membaringkan Sheila lalu menindihnya. Menciumi Sheila liar hingga suara kecapannya terdengar menggema di kamar ini."Huh." Bara menyudahi aksinya pria itu tersenyum melihat wajah Sheila yang memerah. Ekspresi Sheila saat ini begitu seksi dengan bibir terbuka dan mata sayu yang membuat Bara tidak tahan untuk menyerang bibir ranumnya lagi.Sheila mengusap rahang tegas Bara. Dia menyentuh dada bidang Bara lalu membalikkan posisi, Sheila menumpukan wajahnya di sana.Bara menjengitkan sebelah alisnya saat Sheila tidak melakukan apa-apa dan hanya memandangnya kagum.Tangan Bara sudah menyusup ke punggung Sheila melepaskan kaitan branya. Sedangkan Sheila tersenyum malu dengan reaksi tidak

  • Jerat Cinta CEO Posesif   48. Restu

    Elisa menghembuskan napas berat setelah mendengar pertanyaan Bara. Sejujurnya, dia masih kesal dengan Sheila yang secara tidak langsung mengubah sikap Bara. Namun, demi putra kesayangannya, ia berusaha untuk lapang dada."Panggil Sheila ke sini," pintanya dengan suara parau.Bara mengangguk lalu berjalan keluar. Sheila bangkit dari duduknya saat Bara membuka pintu."Gimana kondisi Mama?" tanyanya dengan sorot mata cemas."Mama cari kamu, Shei." Ucap Bara membuat Sheila terdiam.Bara menggenggam tangan Sheila yang meragu, dia tahu terselip ketakutan di benak istrinya."Aku boleh masuk?""Iya. Gak apa-apa, Sayang," ucap Bara menatap Sheila teduh.Sheila dan Elisa saling bersitatap membuat Sheila merunduk takut dan tanpa sadar mengeratkan genggamannya. Elisa tersenyum melihat keduanya. Jika diperhatikan, mereka memang sangat serasi. Kenapa dia baru menyadarinya?"She, kemari lebih dekat. Jangan takut," pinta Elisa lembut. Sheila menoleh sebentar pada Bara dan lelaki itu membawa Sheila m

  • Jerat Cinta CEO Posesif   47. Pulang

    "Aku bercanda, Shei! Hahaha!" Tawa Bara memudarkan raut tegang di wajah Sheila. "Jahat!" seru Sheila kesal membuang muka.Bara menarik dagu Sheila dengan telunjuknya. Dia tidak bisa menahan senyumnya melihat wajah Sheila tertekuk masam. Bibirnya mengerucut lucu membuat Bara ingin menciumnya. "Jangan marah. Lagi pula bibir kamu mungil, Sayang, aku gak akan tega masukinnya." Bara mencium kening Sheila yang membuat wanita itu mendorong dada Bara agar menjauh."Jangan dibahas lagi," pinta Sheila sinis lalu melipat tangannya.Pria itu menoel-noel pipi Sheila yang cemberut. "Ayo belanja, beli apa pun yang kamu mau," bujuk Bara yang dibalas gelengan oleh Sheila, dia memilih berganti posisi duduk memunggungi suaminya.Bara menumpukan dagunya di pundak Sheila lalu berbisik lembut. "Ayo ke pantai."Sheila menoleh membuat hidung mereka bersentuhan. Sebenarnya dia sama sekali tidak marah, hanya sedikit terkejut dengan permintaan suaminya. Sheila juga merasa kesal lantaran tontonan favoritnya di

  • Jerat Cinta CEO Posesif   46. Terlalu Menggoda

    Sheila mematut dirinya di depan cermin dengan dress ketat keemasan sebatas paha dan sedikit memperlihatkan belahan dadanya. Sheila paham betul jika Bara menyukainya berpenampilan seksi begini, tentunya hanya untuk Bara seorang. Suaminya jelas akan marah jika dia mengenakan gaun ini ke tempat umum. Sheila keluar kamar dengan high heelsnya, melangkah pelan menaiki tangga menuju rooftop. Pria tampan dengan kemeja putih itu tampak tertegun menatap penampilan istrinya. Lengan kemejanya digulung hingga siku menampakkan otot-ototnya yang tercetak jelas. Wajah yang semula tampak datar itu berubah menjadi senyum yang merekah ketika Sheila datang. Matanya terkunci pada Sheila seutuhnya. Semilir angin menerbangkan beberapa helai rambutnya."Perfect," puji Bara ketika Sheila melangkah anggun mendekati Bara. Bara menarik kursi mempersilahkan Sheila duduk. Meja yang dihias dengan mewah dan elegan. Bara memegang gelas mengajak Sheila bersulang. Suara dentingan gelas terdengar lirih. Setelah meneg

  • Jerat Cinta CEO Posesif   45. Honeymoon

    Sheila membelai lembut dada Bara yang berkeringat. Wangi parfum bercampur aroma Bara yang khas membuatnya betah dan nyaman berada dalam dekapan hangat suami tampannya. Debar jantung Bara yang tak beraturan membuat Sheila bersemu kala teringat momen panas itu. Ya, mereka bercinta di tengah penerbangannya menuju Bali.Sheila mengangkat wajahnya menatap Bara. "Suami aku ganteng banget," pujinya sambil mengelus rahang tegas itu. Dahi Bara mengerut. "Tumben puji aku, ada maunya pasti," tebaknya menoel hidung Sheila. Sheila menggeleng sambil tersenyum malu. "Gantian, biasanya kan kamu yang selalu bilang aku cantik," jawab Sheila polos. Bara memajukan wajahnya, mengikis jarak di antara mereka. "Karena kau memang cantik Shei, jauh lebih cantik saat naked seperti ini," balas Bara menyeringai."Nakal," cibir Sheila mencubit hidung mancung suaminya."Ahahaha." Bara tertawa lepas membuat Sheila terus tersipu karena tatapan jahil Bara yang meneliti ke arah tubuhnya.**Setelah perjalanan kurang

  • Jerat Cinta CEO Posesif   44. Permainan Panas

    Sheila, kenapa mata aku ditutup segala sih?" protes Kayla berjalan hati-hati dengan Sheila yang memegang tangannya."Sabar dong, Kay," jawab Sheila membuka tali di belakang kepala Kayla. Kayla dibuat takjub saat penutup matanya dibuka. Air danau yang berkilau karena sorot lampu keemasan di sekitarnya tampak sangat indai. Ditambah hiasan berbentuk hati di depannya. Manis sekali, pikirnya."Kayla," panggil Bryan yang berjalan ke arahnya. Tanpa menunggu Bryan sampai di hadapannya Kayla memilih berlari dan langsung merengkuh tubuhnya. Menyalurkan kerinduan dan kecemasan yang beradu satu."Kemana saja kau ini?!" kesal Kayla, dia mendongak dan menyentuh wajah Bryan. Meski ada beberapa lebam di wajahnya. Bryan masih sangat tampan dan berwibawa dengan setelan jas yang membalut tubuh tegapnya.Bryan bersimpuh."Will you marry me?" tanya Bryan serius sambil membuka kotak kecil berisi cincin berlian."Ini tidak lucu," tegur Kayla syok. "Aku tau ini mendadak, tapi bersamamu aku ingin membuka lem

  • Jerat Cinta CEO Posesif   43. Berdamai

    Pagi ini Sheila tengah menyirami bunga mawar di taman belakang rumah. Pinggangnya terlihat ramping memakai dress selutut berwarna putih dengan motif bunga merah muda. "Shei ...."Ketika Sheila berbalik badan, Bara terpesona dengan kecantikannya yang polos dan menawan. Meski ada plester yang menempel di keningnya, itu sama sekali tidak mengurangi kadar kecantikan Sheila.Bara memetik satu mawar dari tangkainya. Tangannya menyingkirkan pelan rambut Sheila lalu menyelipkan mawar merah itu di daun telinganya.Bara menarik pinggang Sheila untuk melihat lebih dekat wajah Sheila yang berseri-seri. Tatapan mata penuh damba dan cinta terpancar dari Bara. "Bahkan jika wajahmu keriput dan rambutmu memutih. Cintaku akan tetap sama." Jemarinya menelusuri paras Sheila.Sheila memukul dada Bara pelan."Dasar gombal ... ayo nikmati waktu hari ini.""Menikmatinya dengan begini?" Bara mencium bibir Sheila. Diamerindukan lumatan lembut dari bibir mungil itu. "Ehm, ssh," desis Sheila lantaran Bara me

  • Jerat Cinta CEO Posesif   42. Menyesal

    Sesampainya Laras di sana, wanita itu menangis melihat Sheila yang tak sadarkan diri. Putrinya terbaring dengan wajah pucat serta perban yang melilit dahinya. Dia mengelus pipi Sheila pilu. "Sheila, bangun ini Mama.""Semenjak Sheila bersama kamu, dia sering celaka Bara!" gerutu Herman."Ini musibah Pa, aku juga tidak pernah mengharapkan hal ini terjadi," sahut Bara."Yang terpenting sekarang adalah keadaan Sheila. Sudahlah Pa, jangan menyalahkan Bara," kilah Laras."Tolong, biarkan aku berdua bersama Sheila," pinta Bara memohon."Kami sebagai orang tuanya jauh lebih mencemaskan Sheila!" geram Herman. Laras beralih memegang lengan Herman, mengusap pundaknya agar tidak terbawa emosi."Ayo kita keluar. Kita beri waktu Bara dulu, Papa juga tenangin diri Papa." Laras menggandeng tangan Herman.Bara kembali duduk dan menggenggam tangan Sheila. "Buka matamu, aku merindukan senyummu," ucap Bara, sudah hampir 45 menit Sheila tak kunjung sadar.Bara merasakan jemari Sheila bergerak lemah diir

  • Jerat Cinta CEO Posesif   41. Salah Sasaran

    "Kau memang tidak bisa diandalkan Bryan!" bentak Andres. Ya, pria itu telah banyak memfasilitasi Bryan. Setidaknya bila Andres belum bisa menyaingi perusahaan Bara dia ingin kehidupan asmara pria itu hancur. Andres keluar ruangan sambil membanting pintu kasar. Bryan menunduk, meski wajahnya terasa remuk redam namun, hatinya lah yang sangat terpukul karena gagal mendapatkan Sheila. "Bryan, kamu pasti kesakitan," ucap Kayla pilu datang dengan raut wajah iba. "Jangan terlalu peduli padaku Kay! Mengapa kau selalu ada saat aku seperti ini?!" bentaknya. Kedua mata Bryan memerah, dia malu karena Kayla selalu ada di saat kondisinya terpuruk.Kayla mengerjap pelan, "Karena aku mencintaimu," lirih Kayla, setetes cairan bening turun. Hatinya semakin teriris melihat wajah Bryan yang bengkak dan berdarah-darah. Sudah cukup, Kayla tidak sanggup memendam perasaanya lagi. Bryan geming, tidak tahu harus berkata apa. Dia berlalu dari hadapan Kayla."Apa itu artinya kau menolakku?" Suara Kayla berha

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status