Share

20. Teror

Penulis: Kristalbee
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-22 18:09:30

"Astaga! Aku bercanda, Sayang," jelas Bara merangkul Sheila──membawanya bersandar di dadanya.

Bara terkekeh, "Aku ingin memiliki bayi kembar. Bagaimana denganmu?" tanya Bara memainkan ujung rambut Sheila.

"Kita bisa ikut programnya," jawab Sheila sambil mengangguk.

"Kau tidak keberatan?" tanya Bara terkejut sekaligus merasa senang. Senyum di bibir Bara menular pada Sheila.

"Tentu saja tidak. Tapi Semoga saja dia tidak pemaksa dan keras kepala sepertimu," candanya terkekeh geli.

Bara menatap Sheila tidak setuju.

"Aku ini ayahnya, mereka mewarisi gen-ku. Jika laki-laki aku akan mendidiknya menjadi seorang yang tangguh. Jika dia perempuan, aku akan melindunginya lebih dari apa pun," tegas Bara.

Hati Sheila tersentuh, Bara begitu sungguh-sungguh mengatakannya. Terlebih cinta untuk anak mereka kelak kini terpancar di matanya.

"Dia pasti cantik sepertimu," goda Bara menoel hidung Sheila.

"Dan satunya tampan seperti Ayahnya," balas Sheila membuat Bara membayangkan tentang bayi mereka, suara
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jerat Cinta CEO Posesif   21. Saingan

    Sepanjang perjalanan, Sheila terus tersenyum menatap ke luar jendela. Bara bersyukur, raut wajah Sheila kembali bahagia. Seolah-olah dia telah melupakan kejadian semalam. Mobil hitam yang mereka tumpangi berhenti.Bara dan Sheila turun dari mobil. Sheila terus menggenggam tangan Bara. "Kau ingin memelihara kucing?" tanya Bara, alisnya mengerut."Iya, kita kan ada di shelter kucing," jawab Sheila."Tidak, Shei. Kotorannya itu bau, belum bulu-bulunya yang rontok," protes Bara.Sheila mengernyit. "Itu tidak seburuk yang kamu pikirkan. Saat kamu bermain dengannya kamu akan merasa bahagia," terang Sheila."Boleh ya?" Sheila mencium pipi Bara sekilas membuat Bara tertegun.Hey, sejak kapan Sheila seperti ini? Sheila menggandeng Bara masuk. Matanya berbinar dengan senyum yang tak pernah pudar. Dia begitu antusias mendapati banyak kucing dengan ras yang beragam. Satu kucing yang mencuri perhatiannya. Anak kucing persia berwarna putih berseri. Sheila berjongkok di depan kandangnya."Kak, bo

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Jerat Cinta CEO Posesif   22. Tuduhan

    45 menit berlalu, bohong bila Sheila tidak mengkhawatirkan Bara. Dia duduk gelisah di ruang tamu sambil memegang ponsel berharap ada pesan dari Bara."Oh! Apa dia sengaja mengabaikanku?" gerutu Sheila tidak bermaksud marah pada Bara. Dia hanya kesal saja melihat respon Bara pada Kris."Shei, ada seseorang yang ingin ku kenalkan padamu. " Suara Bara menggema. Sheila langsung berdiri, perasaannya lega mendapati Bara kembali. Namun, dia kaget melihat seorang anak kecil yang digendong oleh Bara."Dia siapa?" tanya Sheila bingung. Bara menatap Sheila dengan wajah tegang. "Dia anakku.""Apa?!" Sheila menatap Bara tidak percaya. "Om Bara bohong!" celetuk Vano. Om? Bara tertawa, "Yah gagal," keluh Bara menurunkan Vano dari gendongannya. "Kata Mama gak boleh bohong, dosa."Sheila hanya bisa tersenyum melihat kejujuran anak kecil itu. "Sengaja mau ngerjain aku tadi?" ucap Sheila sambil berkacak pinggang. "Cuma bercanda, Sayang. Dia anak kakakku," jelas Bara membuat Sheila menatapnya sin

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Jerat Cinta CEO Posesif   23. Bagian Favorit

    Sheila berjinjit lalu mencium pipi kanan Bara. Begitu cepat dan mengejutkan hingga Bara terkesiap, percayalah Bara masih tidak menyangka jika Sheila menciumnya. Biasanya dia harus merayu dulu agar Sheila mau. "Sayang!" rengek Bara terlihat salah tingkah dan itu justru memberi tawa geli untuk Sheila yang kini memalingkan wajah berpura-pura bila dia tidak melakukan apa-apa."Tatap aku," titah Bara serius namun terdengar lembut, dia memegang kedua pundak Sheila."Aku butuh jawabanmu bukan ciuman ini," protesnya, kedua alisnya hampir menyatu, jengkel. Merasa dipermainkan oleh Sheila."Jadi begitu? Kamu tidak suka aku cium?" Sheila sengaja membuat nada suaranya terdengar marah dan tersinggung. Tangannya terulur menghapus bekas ciumannya dengan ibu jari. "Selesai."Sheila langsung berlari karena dia tahu setelah ini Bara akan terus menuntutnya untuk menjelaskan."Dia pasti akan berteriak," gumam Sheila. Satu, dua, Sheila menghitung dalam hati. Tiga!"Sheila!"Benar dugaannya dan Sheila se

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Jerat Cinta CEO Posesif   24. Tidak Tahan

    "Barbar," cicit Sheila memegang tangan Bara yang memegang salah satu bukit kembarnya. Pipinya bersemu merasakan napas Bara di lehernya kian memburu."Hm." Balasan bersuara berat itu mengalun rendah di telinganya. Sebelah tangan Bara bergerak naik ke pundaknya. Sheila menoleh lalu menahan tangan Bara yang ingin menurunkan tali lingerinya.Kening Bara mengerut keberatan. "Kau tidak suka aku menyentuhmu?" tanyanya agak tersinggung. Wajahnya yang semula berseri-seri berubah muram.Sheila terkekeh sambilberbalik, dia lantas mengalungkan tangannya di leher Bara. Ia memperhatikan detail ekspresi kesal suaminya."Sudah tidak tahan?" rayu Sheila mengangkat sebelah alisnya. Tangannya turun kemudian melepas dua kancing kemeja Bara. Dia lantas tersenyum jahil membuat Bara menggigit pipi bagian dalamnya, gemas.Bara langsung mendekap erat pinggang Sheila, merapatkan tubuh mereka. Karena itu, Sheila merasa sesuatu yang keras membentur perutnya. Seketika jantungnya berdegup kencang.Bara mengangk

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Jerat Cinta CEO Posesif   25. Malam Yang Panjang

    Bara memandang Sheila yang duduk di pahanya. Detak jantungnya berdebar tidak karuan. Hawa panas kian menyelubungi dirinya. Mengapa Sheila sangat manis dan seksi secara bersamaan? Bahkan untuk berpaling darinya barang sedetik saja, Bara tidak mau.Sheila menatapnya ragu, lamat-lamat bibir ranumnya yang sedikit bengkak bergerak. "Boleh aku menyentuhnya?"Seharusnya dia langsung menyentuhnya, seperti aku yang langsung menjamah setiap jengkal tubuhnya tanpa menunggu persetujuannya. Tapi, aku tidak bisa membandingkan diriku dengan Sheila. Dia adalah wanita yang lembut dan hati-hati, ucap Bara dalam hati.Bara bangun, sorot matanya menatap sayang pada istri polosnya. Dia mengambil tangan Sheila dan menaruhnya di sana."Sentuh aku di mana pun yang kau mau," bisik Bara serak. Dia menghirup kuat aroma di leher Sheila sambil memejamkan mata menikmati wangi vanila yang menguar di indera penciumannya. Bara melarikan bibirnya di sepanjang kulit leher Sheila dan berakhir mengecup dadanya singkat.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Jerat Cinta CEO Posesif   26. Bumerang

    "Kenapa kamu seperti ini Yan?'Alih-alih terpengaruh oleh kata-kata Bryan. Sheila justru dibuat kaget dengan sifat Bryan yang berubah drastis, dia berjalan maju mengikis jarak di antara mereka."Kenapa kamu selalu berpikir buruk tentang Bara? Bryan yang aku kenal bukan orang yang seperti ini," lanjutnya. Tatapan Bryan berubah pilu "Haruskah aku menjelaskannya, She?" tanyanya dengan suara rendah. Rasa kecewa dan kesedihan itu sangat kentara dari matanya.Sheila memegang pundak Bryan, memandang sendu pada pria yang dulu selalu mengisi hatinya, mengibur di kala sedih dan memberi warna pada setiap harinya. Yang Sheila tahu Bryan bukan orang yang egois, dia selalu mempedulikan orang lain sebelum dirinya. "Kamu pantas mendapatkan yang lebih baik, Yan. Ini bukan akhir kisah cintamu, kamu harus bangkit dan temukan cinta sejati itu," ucap Sheila penuh perhatian.Pandangan Bryan terarah pada pigura foto Bara. Rahangnya mengetat dan matanya menggelap penuh kebencian."Dia merusak kebahagiaan k

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Jerat Cinta CEO Posesif   27. Kepingan Masa Lalu

    Sheila berjalan mendekat guna mengamatinya lebih jelas. Matanya melebar, benda itu tampak tidak asing baginya.Ini mirip seperti milikku dulu, batinnya.Jepit berwarna pink berbentuk pita dengan bunga ungu di atasnya. Sheila bahkan memiliki pasangannya di rumah.Bagaimana mungkin Bara juga memilikinya?Robert menghela napas dan menatap Sheila dalam-dalam. "Sebenarnya Bara berusaha mencari gadis itu, tapi kami kesulitan menemukannya karena Bara tidak tau namanya. Yang dia katakan anak itu manis dengan rambut dikucir dua. Sebelumnya dia tidak pernah merengek namun, saat itu dia malah menangis keras ingin bertemu," jelas Robert semakin menambah rasa penasaran Sheila."Lalu bagaimana, Pa?" tanya Sheila sangat menanti kelanjutannya.Robert tertawa mengingat kejadian itu. "Aku hanya bisa berkata Bara, setiap kau memegangnya. Bayangkan jika gadis kecil itu ada bersamamu. Lalu aku memegang kedua pundaknya meyakinkan dia, suatu saat nanti kalian pasti bertemu.""Bagaimana tanggapannya?" "Dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Jerat Cinta CEO Posesif   28. Perselisihan

    Bara tersenyum sambil mengangguk membuat kedua mata Monica berbinar. "Aku akan menunjukkannya." Monica memegang tali gaunnya yang tipis berniat menurunkannya."Kau salah paham." Bara menahan tangan Monica."Aku sama sekali tidak tertarik," ucap Bara datar. Monica mengernyit kesal mendengar respon Bara. "Kau bisa memikat banyak pria di luar sana, kecuali aku." Bara berkata mutlak. Pria itu kembali memasang wajah dingin dan tatapan tajamnya. "Bara! Kau melukai harga diriku!" geramnya dengan wajah memerah diiringi napas memburu.Bara berdecak, "Justru kau yang merendahkan harga dirimu! Keluar!" usir Bara sambil menyeret paksa tangan Monica lalu membanting pintunya kasar. Monica menghentakkan kakinya kesal. "Aku berjanji akan membuatmu menyesal!" jeritnya tepat di depan pintu kamar Bara.**Terhitung sudah lima hari Bryan sering datang mengunjungi Sheila. Tidak ada hal yang mencurigakan. Bryan tetap menjaga batasannya. Namun yang membuat Sheila resah adalah Bara yang tidak bisa dihubu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08

Bab terbaru

  • Jerat Cinta CEO Posesif   41. Salah Sasaran

    "Kau memang tidak bisa diandalkan Bryan!" bentak Andres. Ya, pria itu telah banyak memfasilitasi Bryan. Setidaknya bila Andres belum bisa menyaingi perusahaan Bara dia ingin kehidupan asmara pria itu hancur. Andres keluar ruangan sambil membanting pintu kasar. Bryan menunduk, meski wajahnya terasa remuk redam namun, hatinya lah yang sangat terpukul karena gagal mendapatkan Sheila. "Bryan, kamu pasti kesakitan," ucap Kayla pilu datang dengan raut wajah iba. "Jangan terlalu peduli padaku Kay! Mengapa kau selalu ada saat aku seperti ini?!" bentaknya. Kedua mata Bryan memerah, dia malu karena Kayla selalu ada di saat kondisinya terpuruk.Kayla mengerjap pelan, "Karena aku mencintaimu," lirih Kayla, setetes cairan bening turun. Hatinya semakin teriris melihat wajah Bryan yang bengkak dan berdarah-darah. Sudah cukup, Kayla tidak sanggup memendam perasaanya lagi. Bryan geming, tidak tahu harus berkata apa. Dia berlalu dari hadapan Kayla."Apa itu artinya kau menolakku?" Suara Kayla berha

  • Jerat Cinta CEO Posesif   40. Pertarungan

    Bryan berdiri tepat di depan gerbang Kantor Rodriguez Corporation dengan tas di tangan kirinya. Langkahnya terpaksa terhenti karena dihadang oleh Satpam yang berjaga."Menyingkirlah! Aku ada urusan dengan Bara!" gertaknya berusaha menerobos masuk."Anda tidak diizinkan masuk!" tegas Satpam itu menahan Bryan."Kalau begitu panggil Bara keluar!""Tidak bisa, Bos kami sedang rapat!" "Omong kosong!" Bryan langsung meninjunya dan berlari masuk, menabrak setiap orang yang menghalangi jalannya. "Hey! Berhenti!"Bryan tersenyum saat pintu lift tertutup. "Akan ku bungkam kesombonganmu!" tekad Bryan dengan deru napas menggebu dan sorot mata kebenciannya.BRAK! Bryan langsung menerobos ruang meeting. Seketika semua tatapan tertuju ke arah pintu. "Beraninya kau menginjakkan kakimu di sini!" gertak Bara."Ambil dan lepaskan Sheila!" Bryan melempar tas berisi uang itu ke lantai."Kau pikir aku orang bodoh yang akan menukar istriku dengan ini?" Bara menendang tas itu hingga kembali ke Bryan."Ak

  • Jerat Cinta CEO Posesif   39. Bucin

    Sheila kira saat dia mengatakan ingin pulang. Bara akan langsung menurutinya tapi nyatanya pria itu memberhentikan motornya di warung mie ayam. "Aku tau, kau lapar," ucap Bara menoleh pada Sheila.Sheila menatap Bara tidak percaya. Warung ini adalah warung mie ayam kesukaannya. Bagimana Bara tau? Padahal dia tidak pernah menceritakan tentang tempat ini."Barbar, sebanyak apa kamu tau tentangku?" "Itu mudah bagiku," sahut Bara sambil mengangkat sebelah alisnya."Bang, mi ayam dua porsi ya," pesan Sheila."Aku masih kenyang, Shei," sergah Bara."Memangnya aku memesan untukmu? Dua mangkuk itu porsi makanku," balas Sheila.Mulut Bara menganga, tangannya mencubit pipi Sheila."Dasar perut karet," ejeknya langsung mendapat tatapan garang dari Sheila. Dia lantas duduk di kursi yang berada di meja tengah."Aku sudah lama tidak kemari," gumam Sheila mengedarkan pandangan ke sudut ruangan ini."Loh bukannya Mbak She udah lulus Sma?" tanya Mang Karto, saat menaruh dua mangkuk piring di mejanya

  • Jerat Cinta CEO Posesif   38. Friends with Benefits

    "Kau pikir aku akan menyerahkannya begitu saja?" tantang Bara tertawa sumbang."Dua lawan satu. Kami akan menang," balas preman itu. Mereka pikir Bara adalah anak SMA tapi mereka salah besar!Pukulan demi pukulan berhasil Bara layangkan pada mereka. Keduanya mengerang merasakan tinjuan dan tendangan Bara yang sangat kuat. "Lihat siapa yang lemah!" Bara menarik rambut gondrong pria itu."Bara awas!" jerit Sheila ketika preman satunya dengan kepala botak itu mengeluarkan pisau lipatnya."Argh!" ringis Bara, lengannya tergores. "Menyerah atau dia akan terluka!" ancam preman itu membuat Bara terkejut saat menatap Sheila.Kedua mata Sheila terbelalak, napasnya tercekat, preman itu menghimpit lehernya dengan lengan sambil menodongkan pisau padanya. Matanya melirik ngeri pada benda tajam yang mengkilap tepat di lehernya."Jangan sentuh dia!" geram Bara. Tangannya mengepal ingin sekali meremukkan tangan pria itu yang lancang menyentuh miliknya.Preman itu tersenyum miring"Berikan kuncinya!

  • Jerat Cinta CEO Posesif   37. Terbuai Dalam Kenikmatan

    "Ah!" Tubuh Sheila bergetar hebat ketika dia mencapai puncak. Pandangannya mengabur saat kenikmatan memenuhi sekujur tubuhnya. Dia ambruk di pelukan Bara sembari mengatur napasnya yang terengah-engah."Kau pasti lelah baby, tapi ku rasa aku belum selesai," ucap Bara tersenyum tipis. Dia mengangkat tubuh Sheila keluar dari bathub. Bara juga menarik handuk putih yang tergantung di dinding kemudian melipatnya asal."Setidaknya dengan ini kepalamu tidak akan terasa sakit," ucapnya membaringkan Sheila di lantai."Kamu selalu mengkhawatirkanku," Sheila berkata pelan. "Aku di sini untuk menjagamu," katanya lalu melumat bibir Sheila kasar dan perlahan berubah menjadi lembut.Pintu masuknya yang basah memudahkan Bara mendorong dan menarik miliknya dengan keras. Tubuhnya bergetar maju mundur. Tangannya terus memijat bukit kembar itu. Bara terus berkonsentrasi pada gerakan pinggangnya. "Ssh! Barbar!Ah! " erang Sheila mencakar-cakar punggung pria itu karena Bara terus mendorongnya tanpa henti

  • Jerat Cinta CEO Posesif   36. Terlanjur Basah

    Bara meregangkan lengannya dengan melakukan beberapa gerakan pemanasan. Dia hanya memakai celana boxer tanpa atasan. Menampilkan lengan kekar, perut sixpack dan juga dada bidangnya yang akan membuat setiap wanita menjerit ketika menatapnya.Bara menceburkan diri ke kolam. Berenang dari ujung ke ujung. Binar di wajahnya semakin cerah ketika melihat Sheila datang. Sheila berdiri di pinggir kolam sambil memegang tali handuknya, ragu untuk membuka ikatannya sedangkan Bara kini berenang ke arahnya. "Buka, Shei," pinta Bara.Sheila masih diam seolah sedang mempertimbangkan sesuatu."Apa aku harus keluar untuk membukanya?" tanya Bara tidak sabar, dia hampir keluar dari air.Dia memang Barbar!Handuk kimono berwarna putih itu jatuh ke lantai. Detik itu Bara terpana, rambut Sheila yang dibuat bergelombang itu tergerai panjang di bahunya. Kulit putih Sheila yang sangat pas dengan warna bikini itu benar-benar menghipnotis matanya. 'Warna merah sangat cocok untuknya.'"Kenapa?" tanya Sheila men

  • Jerat Cinta CEO Posesif   35. Awal Baru

    "Sebagai hukuman, aku ingin kamu menggendongku sampai rumah," pinta Sheila."Jangankan berjalan sambil menggendongmu, merangkak pun akan aku turuti," goda Bara menatap Sheila penuh ketulusan. "Dasar!" balas Sheila, akhirnya sorot mata hangat itu kembali terpancar untuknya.Bara menggendong Sheila di depan agar dia bisa terus memandang paras cantiknya. Di sepanjang perjalanan mereka saling tertawa. Bara terus menghiburnya dengan godaan dan candaan yang membuat Sheila geleng-geleng kepala."Kalian?" Laras sempat terkejut melihat interaksi Bara dan Sheila. "Kami sudah berbaikan Ma," jelas Sheila dengan senyuman. "Syukurlah, Mama ikut senang mendengarnya. Saya mohon pada kamu Bara, jangan menyakiti Sheila lagi. Dia anak kami satu-satunya. Jika Papa tau hal ini dia pasti tidak akan membiarkan Sheila kembali padamu," tuturnya. "Aku benar-benar menyesal, Ma. Aku berjanji tidak akan menyakitinya lagi.""Iya, semoga setelah ini hubungan kalian semakin erat." Laras ikut senang melihat rau

  • Jerat Cinta CEO Posesif   34. Permintaan Maaf

    "Uangnya sudah saya transfer, pergilah dari sini," titah Bara. Wanita itu terbelalak melihat nominal yang masuk ke dalam rekeningnya. "Terima kasih Tuan. Apakah Tuan yakin tidak ingin saya layani? Saya berjanji tidak akan mengecewakan anda," goda wanita itu menurunkan tali lingerinya. Bara menatapnya tajam, "Saya sama sekali tidak tertarik dengan tubuhmu! Jadi pergilah sebelum saya menyeretmu paksa!" desisnya penuh penekanan. Wanita itu bergegas keluar dari kamar dengan perasaan jengkel. Padahal jika dia bisa menjadikan Bara pelanggan tetapnya dia akan hidup mewah dengan uang pria itu. Sayang sekali, pria keras kepala itu memang semaunya sendiri dan begitu setia pada istri bodohnya. Bara berdiri di balkon kamar dengan kedua tangan memegang erat pembatas. Pandangannya menerawang jauh ke depan. Dia sudah membalas sakit hatinya pada Sheila. Harusnya dia merasa puas namun nyatanya bukan itu yang Bara rasakan. Melainkan rasa sesak karena takut kehilangan Sheila, hatinya mulai gundah m

  • Jerat Cinta CEO Posesif   33. Tidur Dengan Wanita Lain

    Kayla datang ke rumah Sheila sesuai permintaan sahabatnya itu. Kedatangannya langsung disambut pelukan oleh Sheila. Kayla terus menepuk punggung Sheila saat gadis itu menumpahkan tangisnya. "It's okay She, tenangin diri kamu."Sheila melepaskan pelukannya lalu menyeka air matanya. "Semua ini salah aku, Kay," ucapnya dengan tatapan terluka. "Yang terpenting sekarang kamu sudah menyadarinya, She," kata Kayla. Dia menghembuskan napas panjang. "Sebenarnya saat Bryan bilang ke aku kalau dia bakal bareng kamu selama beberapa hari. Perasaan aku udah gak enak," lanjutnya. Ya, Sheila masih ingat tentang Kayla yang memperingatkannya waktu itu dan dia menyesal karena tidak menganggapnya sebagai hal yang harus diwaspadai. "Aku juga bodoh karena gak percaya sama ucapan kamu buat berhati-hati sama Bryan," ungkap Sheila menunduk lesu. Kayla mengusap punggung tangan Sheila. "Mulai sekarang jangan mudah percaya sama orang, jangan terlalu baik She," tegasnya tidak ingin Sheila dimanfaatkan oleh s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status