Home / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / ( S2 ) Bab 161. Mantan Terindah

Share

( S2 ) Bab 161. Mantan Terindah

Author: Nyi Ratu
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Ini nggak bisa dibiarin,” ucap Evans dengan kesal.

“Apa perlu kami yang membereskannya, Tuan.”

“Nggak perlu! Ini urusan hati.” Evans segera turun dari mobil, lalu berjalan cepat menghampiri kekasihnya yang sedang mengobrol dengan laki-laki yang seumuran dengan Lura.

“Sayang, kamu kok nggak ngajakin aku.” Evans melingkarkan tangannya di pinggang Lura, lalu menariknya hingga tubuh mereka menjadi rapat tanpa celah.

“Aku kira kamu nggak suka makan bakso,” jawab Lura sambil melepas tangan kekasihnya. “Mas, kenalin ini Adit.”

“Ini Om kamu ya,” kata Adit sambil mengulurkan tangannya pada Evans. “Kenalin saya Adit, Om, teman Mia waktu SMA. Kami dulu pernah pacaran, tapi  akhirnya kami putus, tapi kami putus juga baik-baik, jadi sampai sekarang masih berteman baik.”

Lura menahan senyumnya sambil melirik Evans yang sudah terlihat marah.

Evans m

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Husna Amri Jihan A
............ hahahahhahaaaa
goodnovel comment avatar
Mythåsäry Zugar Zu
jiaaaah..... buaya buntung dipnggil OM.,. hahaha ngebul ngebul dech ....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 162. Bahagia Bertemu Mantan

    “Mi, sampai jumpa.” Adit menaiki sepeda motor yang sama seperti waktu ia masih pacaran dengan Lura.“Motormu belum ganti, Dit?” tanya Lura pada laki-laki yang sudah menunggangi kuda besinya.“Ini motor sejarah kita berdua, banyak kenangan indah yang kita lalui dengan motor ini, sampai kapanpun aku nggak akan pernah mengubah ataupun menjualnya.”Lura tersenyum sambil melirik Evans yang sejak tadi hanya diam saja.“Sampai jumpa lagi.” Adit melambaikan tangannya kepada Lura.Lura pun membalasnya. “Hati-hati, Dit!”Setelah bertemu dengan Adit Lura selalu menyunggingkan sudut bibirnya, terpancar aura kebahagiaan pada wanita cantik itu.“Apa kamu bahagia bertemu dengan mantanmu?” tanya Evans kepada kekasihnya yang sejak tadi senyum-senyum sendiri.“Bahagia banget,” jawab Lura sambil mencubit kedua pipi calon suaminya. “Aku sangat bah

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 163. Adakah Rasa Yang Tersisa?

    “Jangan dimakan, nanti kamu sakit perut.” Lura khawatir dengan calon suaminya, tapi yang dikhawatirkan tidak peduli.Evans langsung mencicipi kuah bakso penuh sambal itu, namun baru saja satu sendok, laki-laki itu sudah kelabakan.“Panas … pedes …!” Evans bangun dari duduknya, lalu menaruh mangkuk bakso itu di kursi plastik.“Pak, cepetan!” Lura melambaikan tangan pada pengawalnya supaya buru-buru karena wajah Evans sudah memerah karena kepedesan.Pengawal itu langsung berlari dan membukakan tutup botol air mineral itu, lalu memberikannya kepada Evans. “Ini, Bos.”Evans langsung menenggak air mineral itu hingga tersisa setengahnya. “Belikan aku minumann yang manis atau apa saja yang bisa meredakan panas di mulutku!”“Baik, Boss.”“Aku udah bilang jangan dimakan,” kata Lura. “Sini bakso kamu biar aku habiskan, sayang kalau dibuang-bu

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 164. Gara-gara Mantan

    "Sayang, jangan ngeprank lagi! Ulang tahunku udah lewat, bulan April juga masih lama."Evans sudah mulai cemas saat Lura ingin membatalkan pernikahannya. Walaupun dulu hanya pura-pura, tapi ia tidak ingin itu terjadi lagi. Walau hanya sebuah lelucon, tapi hampir membuat dirinya stress.“Kamu nggak percaya sama aku, untuk apa kita menikah,” ketus Lura. “Apa jangan-jangan kamu cuma pura-pura cinta sama aku? Makanya kamu juga curiga kalau aku masih memiliki perasaan pada mantanku itu.”Evans memeluk calon istrinya dengan erat. “Aku benar-benar mencintaimu. Maafkan aku, bukannya aku nggak percaya sama kamu, tapi aku sedang cemburu, Lura. Apa kamu tidak tahu kalau kepalaku hampir meledak waktu bocah tengil itu bilang kalau kamu mantan terindahnya.”“Lalu, kamu mau nyuruh dia umtuk menghapus kenangan kami waktu dulu. Masa lalu nggak bisa dilupain gitu aja karena itu merupakan bagian panjang perjalanan hidup kita y

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 165. Papa Gula

    “Tidak apa-apa ordeldil bekas juga yang penting masih bisa dipakai.” Evans mencium bibir Lura dengan cepat saat wanita itu sedang membuka tutup botol air mineral. “Astaga! Bibir kamu pedas banget, Sayang.” Evans merebut air minum di tangan Lura. “Hahaha … makanya jangan mencuri, itu nggak baik, Tuan Evans,” kekeh Lura setelah mengusap bibirnya yang dilumat sang kekasih tanpa izin. “Baiklah, maafkan aku.” Evans memberikan botol minum itu pada Lura. “Kalau aku minta izin dulu bakal gagal lagi.” “Ya udah cepetan makan baksonya, aku pengin rebahan, perutku begah, nggak nyaman banget kalau duduk. “Baksonya juga belum da-” Belum selesai Evans berbicara sang pengawal sudah datang membawa bakso pesenan tuannya. “Aku mau nemenin kamu makan dulu.” “Duh kamu tuh calon istri idaman banget. Pasti di kehidupanku terdahulu aku orang baik, hingga di masa sekarang mendapat jodoh sebaik dirimu.” “Jangan banyak omong, makan baksonya

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 166. Aku Cemburu

    "Ma-maaf, Tante, saya kira Adit." "Nggak apa-apa, Nak Evans."Evans merasa malu karena ia telah membentak ibunya Adit. Sementara Lura sedang terbahak-bahak melihat raut wajah calon suaminya.Laki-laki itu kembali menyerahkan ponsel itu kepada calon istrinya. "Nih!"Lura menerimanya sambil tertawa. Lalu, menempelkan ponsel itu pada daun telinganya."Halo, Tante," sapa Lura yang masih tertawa."Kamu dan Adit sama jahilnya. Apa kamu nggak bilang kalau Tante yang menelpon?""Aku belum sempat nyapa Tante aja dia udah nyerobot hape aku," sahut Lura yang masih terkekeh."Pasti Adit jahilin calon suami kamu ya? Kayaknya dia kesel banget tuh sama Adit.""Hahaha ... sedikit sih, dia cuma pura-pura nggak tahu kalau Mas Evans calon suamiku.""Kalian ini dari dulu nggak pernah berubah," sahut sang tante yang juga ikut terkekeh. "Ya sudah, Tante cuma mau minta nomor telepon Naya, nomor yang lama nggak aktif kayakny

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 167. Kekecewaan Lura

    Evans menciumnya dengan sangat lama dan begitu kasar. Ia sangat kesal jika Lura mengatakan ingin membatalkan pernikahannya.Lura memencet hidung Evans supaya laki-laki itu melepas ciumannya karena bibirnya sudah terasa kebas."Puas belum?" tanya Evans setelah ia melepas ciumannya.Lura mengelap bibirnya dengan baju yang dipakai Evans, lalu bangun dan terduduk."Kamu kasar banget, Mas," ucap Lura pelan, matanya sudah berkaca-kaca.Ia menggeser duduknya menjauhi kekasihnya, lalu memalingkan wajahnya pada luar jendela.Melihat calon istrinya kecewa, hingga hampir menangis. Evans merasa menyesal karena telah berbuat kasar pada wanita yang dicintainya."Sayang, maafkan aku." Evans memeluk Lura, sambil menciumi rambut wanita yang sedang menitikkan air mata.Namun, Lura hanya diam saja tanpa berkata apa-apa. Ia hanya sibuk menyeka air mata supaya anak-anaknya tidak melihat ia menangis karena mereka sudah hampir sampai di rumah c

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 168. Diam Lebih Menyeramkan

    "Jangan suka berjanji kalau nggak bisa menepati!""Ya udah aku nggak akan berjanji, tapi aku juga nggak akan membuat Mommy nangis lagi."Lura tersenyum sambil mengacak-acak rambut anaknya. "Baiklah, ayo kita main di belakang!" Lura menggandeng tangan Qenan, lalu menghampiri Azzam. "Kakak, ayo kita main!""Kakak ke kamar dulu ya sebentar, nanti segera nyusul.""Ok." Lura dan Qenan menuju halaman belakang.Azzam segera pergi ke kamarnya untuk mengambil buku, lalu segera menyusul adik dan Mommy angkatnya.Mendengar ucapan kekasihnya, membuat hati Evans menjadi tidak tenang. Saat ini ia benar-benar takut kalau Lura akan membatalkan pernikahannya.Ia lebih suka kalau Lura memarahinya atau membentaknya dari pada mendiamkannya seperti ini.'Dia lebih menyeramkan saat diam,' ucap Evans dalam hatinya sambil terus memerhatikan Lura.Ia tidak berani mendekati wanita yang sedang marah padanya di saat ada anak-anaknya.L

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 169. Menyembunyikan Kesedihan

    "Kenapa cucu Oma menangis?" Mami Mala menaruh nampan berisi jus dan makanan ringan.Azzam memeluk sang oma dengan erat. "Oma, terima kasih sudah baik pada Kakak, walau aku ini bukan siapa-siapa, tapi kalian menerimaku di sini.""Siapa bilang kamu bukan siapa-siapa? Kamu sekarang menjadi bagian keluarga Prasetyo." Sang oma mengusap-usap punggung sang cucu yang sedang menangis. "Di akta lahirmu akan disematkan nama Prasetyo, Daddy-mu sedang mengurusnya.""Itu tidak perlu, Oma. Mendapatkan kasih sayang kalian saja sudah lebih dari cukup," kata Azzam."Itu perlu, Nak karena kamu generasi penerus keluarga Prasetyo."Lura terharu mendengar ucapan calon mertuanya. Dulu ia berpikir akan sulit mendapat restu dari ibu kandung laki-laki yang dicintainya. Tapi, ternyata wanita itu sangat baik dan penuh kasih sayang.Evans melihat dari kejauhan kalau anak tertuanya sedang menangis. "Kenapa hari ini orang-orang yang aku cintai menangis, apa mereka nggak b

Latest chapter

  • Jerat Cinta CEO Mesum   PENGUMUMAN

    Terima kasih untuk semua pembacaku yang sudah membaca karya-karya Nyi Ratu. Mohon maaf banget atas segala kekurangan di setiap karya-karyaku.Follow instag*am @nyi.ratu_gesrek untuk info novel terbaru.Sekali lagi terima kasih banyak untuk semua pembacaku tanpa terkecuali.Dan ... untuk nama-nama yang aku sebutkan di bawah ini, tolong hubungi aku di instag*am untuk klaim hadiah. Ada kenang-kenangan dari Nyi Ratu untuk kalian.1. Husna Amri Jihan Alfathunissa2. Pacet Ke Ceupet3. Joko Lelono4. Mythasary5. Lay Kwe Tjoe6. Iah OlehBaru 3 orang yang sudah klaim hadiah, yang belum, aku tunggu sampai ahir bulan ini.Sampai jumpa lagi di karya terbaruku selanjutnya. Salam sayang dari Nyi Ratu untuk kalian semua.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 344. Calon Besan ( END )

    "Bu Naya sudah pembukaan empat." Ucapan sang dokter membuat Gilang dan Mami Tyas terkejut."Benarkah?" Mami Tyas tidak percaya. "Menantu saya mau melahirkan?" Ia kembali memastikan."Iya, Bu," jawab sang dokter. "Dalam beberapa jam lagi dia akan segera melahirkan.""Ya ampun, kalau gitu Mami pulang ya, Lang. Kamu tungguin Naya di sini, Mami mau pulang dulu, menyiapkan keperluan dia," kata sang mami yang terlihat sangat panik. "Dokter, saya permisi dulu ya."Sebelum pergi, Mami Tyas memeluk menantunya. "Sayang, kamu jangan panik ya, tetap berprasangka baik. Semangat! Semangat ya, Cantik." Mami Tyas memberikan semangat pada menantunya, padahal dia sendiri yang panik."Iya, Mi," jawab Naya sambil tersenyum.Naya bertanya kepada dokter setelah mertuanya keluar dari ruangan. "Dokter, apa bayi saya sehat-sehat aja?" Naya takut terjadi sesuatu dengan bayinya karena HPL-nya masih dua minggu lagi dan ia pernah mengalami keguguranNaya terbayang lagi saat kehilangan bayinya membuatnya merasa k

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 343. Naya Ngompol

    Jam berjalan begitu cepat, Lura semakin sering merasakan tanda-tanda melahirkan. Ia mengelus-elus perutnya yang terasa mulas.“Sayang, kamu mau ke mana?” tanya Evans saat istrinya turun dari ranjang.Aku mau olahraga, Sayang, biar melahirkannya gampang,” jawab Lura sambil berjongkok, lalu berdiri dan berjongkok lagi, begitu terus yang ia lakukan sesuai arahan dokter.“Jangan olahraga! Mau melahirkan kenapa malah olahraga?”“Tidak apa-apa, Pak, memang disarankan seperti itu biar gampang melahirkannya,” kata sang suster.Evans memegang tangan istrinya dan menemani Lura untuk berjongkok dan berdiri. “Sayang udah ya, kamu kelihatan kesakitan gitu, mending tiduran aja,” kata Evans.“Bentar lagi, Mas,” ucap Lura sambil menahan mulas.Keringat sudah bercucuran di pelipis Lura membuat Evans was-was. “Sayang, kamu sakit banget ya?” tanyanya sambil mengusap keringat di dahi Lura. “Udah ya, aku takut bayi kita ngeberojol.”“Iya, Mas.”Evans membantu Lura untuk naik kembali ke ranjang rumah sak

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 342. Pembukaan Dua

    "Bayi Anda sehat, Bu," jawab sang dokter."Syukurlah." Lura merasa lega mendengarnya."Tante mau menghubungi keluarga kamu dulu ya, nanti biar Tante yang nemenin kamu sebelum mama kamu datang.“Loh aku mau dirawat nggak ngelahirin sekarang?"“Tunggu dulu Lura, kamu tunggu di ruang pertama atau ruang observasi untuk tahap pertama, nanti kalau udah waktunya mau melahirkan pindah ke ruang bersalin.”“Iya, Tante, makasih ya, maaf udah ngerepotin.”“Lura, kamu itu sahabatnya menantu Tante, kamu jangan sungkan.”"Iya, Tante," jawab Lura, lalu wanita hamil itu menoleh kepada Dokter Silvi. “Dokter, aku boleh tanya-tanya lagi?”“Boleh, Bu.”“Tante keluar dulu ya.” Mami Tyas keluar untuk menemui menantunya supaya Naya menghubungi keluarga Evans.Mami Tyas lupa memberitahukan kepada Naya kalau ia tidak perlu menghubungi Evans. Naya menghubungi Evans, tapi ponselnya tidak aktif. “Duh Mas Evans ke mana sih? Jadi mules kan gue.” Naya terlihat panik mendengar sahabatnya sudah mau melahirkan. “Gue t

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 341. Kekhawatiran Lura

    "Gue takut, Nay," jawab Lura pelan sambil menunduk. Lura benar-benar waswas dengan kehamilannya."Takut kenapa?" Naya memiringkan duduknya supaya menghadap Lura."Gue takut bayi gue kenapa-napa kemarin Mbak Hanna melahirkan jauh dari HPL, lah gue udah waktunya belum lahir juga.""Ya ampun Lura, jangan dipikirkan nanti kamu stres. Itu bayi kamu masih terasa nendang-nendang kan? Itu artinya dia baik-baik aja." Naya berusaha menenangkan Lura, padahal dirinya sendiri merasa waswas.Mami Tyas yang duduk di bangku samping kemudi menoleh ke belakang."Lura, jangan dipikirin terus, kamu harus tenang," kata Mami Tyas. "Ayo kita turun, Tante yakin bayi kamu baik-baik aja.""Iya, Tante, aku juga berharap kayak gitu."Naya dan Lura turun dari mobil lalu segera masuk ke dalam rumah sakit."Minggu kemarin, dokter bilang apa?" tanya Tante Tyas kepada sahabat menantunya."Aku nggak kontrol, Tante, minggu kemarin Mas Evans sibuk banget sama kerjaannya. Qenan juga lagi kurang sehat, jadi aku sama Mami

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 340. Hari Perkiraan Lahir

    Keesokan paginya Lura bangun pagi-pagi sekali, ia tidak mau Naya mengomel lagi karena terlambat datang ke rumahnya untuk senam hamil."Mas, anterin aku dulu ke rumah Naya ya. Pulangnya sama Mas Bayu sekalian dia jemput Qenan." "Iya, Sayang," jawabnya sambil mencubit pipi istrinya yang semakin berisi. "Kamu jangan capek-capek ya.""Iya," jawab Lura sambil merapikan dasi dan jas suaminya. "Sudah siap, ayo kita sarapan.""Kalau makanan aja nggak ketinggalan." Evans tersenyum melihat istrinya yang sudah berjalan lebih dulu keluar dari kamar.Mereka sarapan terlebih dulu sebelum pergi, setelah sarapan selesai, Evans mengantar Lura ke rumah Gilang, lalu pergi ke kantor."Nay, gue nggak telat kan?" tanya Lura kepada sahabatnya."Instrukturnya juga belum datang," kata Naya.Lura dan Naya duduk di teras depan menunggu sang instruktur senam hamil sambil mengobrol santai."Nay, HPL lo kapan?" tanya Lura."Perkiraan enam minggu lagi, tapi melihat Hanna melahirkan lebih cepat dari HPL, gue jadi w

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 339. Segalanya Bagiku

    "Aku mau ke toilet, Mas," jawab Lura. "Ayo buruan, aku udah nggak tahan ini.""Aku kira kamu mau melahirkan," kata Evans sambil terkekeh. "Ya udah kita balik lagi ke kamar Kakak ipar aja lebih dekat.""Ya udah yuk!" Lura dan Evans kembali ke ruang perawatan Hanna.Lura masuk tanpa mengetuk pintu membuat kaget semua yang ada di dalam ruangan. Wanita hamil itu langsung masuk ke kamar mandi tanpa mengatakan satu patah kata pun."Pelan-pelan, Lura!" teriak sang nenek melihat cucunya yang sedang hamil tua berjalan cepat menuju toilet."Lura kenapa?" tanya Mama Riska pada menantunya."Kebelet, Ma.""Anak itu pasti makan sambal terus deh. Udah dibilangin Jangan makan pedas dulu." Mama Riska menggerutu sambil menunggu anaknya keluar dari toilet.Beberapa menit kemudian Lura keluar dari kamar mandi. "Ah leganya.""Lura, kamu jangan kebanyakan makan pedes, kasihan anakmu. Makan makanan yang bergizi biar anak kamu sehat." Mama Riska langsung mengomel kepada anaknya."Aku nggak makan pedas kok,"

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 338. Mules, Mas

    "Nenek gendongnya sambil duduk ya," kata Haris sambil melangkah menuju sofa."Baiklah, Nenek duduk." Sang nenek mengikuti Haris dan duduk di sofa, lalu Haris menyerahkan anaknya kepada sang nenek."Masa Nenek aja dikasih gendong adik bayi, tapi aku nggak. Aku kan lebih kuat dari Nenek." Lura mendekati sang nenek dan duduk di sampingnya."Kamu nggak sadar, perutmu membuncit kayak gitu, nanti anak saya mau ditaruh di mana, kamu sendiri aja susah duduknya." Lagi-lagi Haris mengejek adiknya.Lura mendelikkan matanya dengan sinis kepada kakaknya. "Dasar pelit," gumamnya."Sayang, kita juga kan bakalan punya anak. Kayak anak kita lebih banyak, perutmu gede banget." Evans mengusap-usap perut istrinya sambil tersenyum. "Nanti kakakmu jangan diizinin gendong anak kita," ucapnya setengah berbisik."Kamu juga sama aja meledekku terus. Kita kan udah pernah USG, bayi kita cuman satu." Lura memukul lengan suaminya."Aku cuma bercanda." Evans mengacak-acak rambut istrinya."Lura sebaiknya kamu pulan

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 337. Kelahiran Anak Haris

    "Kalian di mana?" tanya Pak Hartono kepada menantunya."Di jalan mau ke rumah sakit, Pa," jawab Evans."Di jalan? Memangnya kalian dari mana? Kenapa lama sekali sampainya? Mama dan Papa udah sejak tadi di rumah sakit." "Iya, Pa, bentar lagi kita sampai. Ini kan kita bawa ibu hamil dua orang, jadi bawa mobilnya pelan-pelan.""Ya sudah hati-hati!" Pak Hartono menutup teleponnya dan memberitahukan kepada sang istri kalau anak dan menantunya masih dalam perjalanan."Syukurlah kalau mereka baik-baik aja." Mama Riska sedikit merasa lega Lura dan suaminya dalam keadaan baik-baik saja.Beberapa detik kemudian Bayu menghampiri keluarga majikannya. "Maaf, Tuan, saya abis beli kopi dulu di kantin. Apa Anda udah dari tadi?" tanya Bayu sambil membawa cup berisi minuman hangat. "Nggak apa-apa, Bayu," jawab Mama Riska. "Apa Haris di dalam ruangan bersalin?" "Iya, Nyonya. Bos ikut ke dalam," jawab Bayu. "Oh ya Tuan, apa Anda ingin minum kopi?" Bayu tidak enak hati minum kopi sendirian."Tidak, te

DMCA.com Protection Status