Beranda / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Bab 78. Liang Keramat (21+)

Share

Bab 78. Liang Keramat (21+)

Penulis: Nyi Ratu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

'Bunda dihipnotis kegantengan Mas Gilang. Coba kalau aku yang bilang, pasti Bunda jawabnya, kamu tuh keseringan main sama preman jadi ikut-ikutan kayak preman,' kata Naya dalam hatinya menirukan ucapan sang bunda.

"Ya sudah, Bun, saya pamit dulu. Sampaikan salam saya kepada Ayah," ucap Gilang sebelum bangun dari duduknya. 

"Iya, Nak," sahut Bunda Maya sambil tersenyum, "Terima kasih makanannya, maaf kalau anak gadis Bunda selalu merepotkan kamu."

"Naya calon istri saya, Bun. Saya sama sekali tidak merasa direpotkan," jawab Gilang.

Kemudian ia keluar diantar Naya dan Bunda Maya. Setelah menyalami calon mertuanya, Gilang masuk ke dalam mobil.

"Hati-hati, Mas Gilang!" ucap Naya sambil melambaikan tangannya ketika Gilang sudah masuk ke dalam mobil.

"Iya," jawab Gilang sambil tersenyum, dan membalas lambaian tangan gadis tomboy itu.

Gilang semakin nyaman berada dekat dengan Naya, gadis belia itu bisa mengusir rasa sepinya di sa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Widya Nur Kartika Dewi
aah mengganggu saja kata si gilang nggak tau orang lgi mimpi basah
goodnovel comment avatar
scorpio
wadohhhhhh, sampe kebawa
goodnovel comment avatar
Eni Supriyono
mimpi ya gilang.....jebol gawang....enak kaaaaaannnn
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 79. Jago Pukul

    "Gilang! Bangun!" Mami Tyas mengetuk-ngetuk pintu kamar anaknya karena sudah jam tujuh pagi sang anak belum bangun juga. Padahal biasanya ia sudah berangkat kerja.Gilang membuka matanya, dan langsung terduduk, "Kepala gue pusing," gumam Gilang sambil memegangi kepalanya."Udah siang Gilang!" Kembali terdengar teriakan sang mami sambil mengetuk pintu kamarnya."Di dunia nyata atau di dunia mimpi, Mami selalu mengganggu aku sama Naya, nggak bisa ngelihat anaknya seneng dikit. Jangankan di dunia nyata, dalam mimpi pun aku nggak bisa menjebol gawang tuh anak," oceh Gilang sambil turun dari tempat tidurnya.Ia berjalan menuju pintu, lalu membuka pintu kamar, "Ada apa, Mi?" tanyanya dengan suara parau saat pintu sudah terbuka."Cepetan mandi, ayo kita sarapan!" ajak sang mami pada anaknya."Mami sarapan duluan aja!" balas Gilang sambil menutup kembali pintunya padahal sang mami masih berdiri di depan pintu."Naya nungguin kamu, katan

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 80. Bocah Tua Nakal

    "Aku bukan anak nakal?" sahut Gilang yang baru datang, dan langsung duduk di samping Naya."Tapi Bocah tua nakal," balas sang mami sambil terkekeh geli. Mami Tyas memperhatikan anaknya dari atas sampai bawah, "Gilang kamu nggak mandi ya!" tuduh sang mami kepada anaknya."Mandi!" jawab Gilang dengan cepat, "Cium Nay, aku wangi 'kan?" Gilang mendekatkan tubuhnya pada gadis cantik di sampingnya supaya menghirup aromanya yang segar."Mandi kok sebentar banget," cibir sang mami sambil mendelikkan matanya pada Gilang."Udah ah, ayo kita sarapan! Aku udah laper nih!" Gilang bangun dari duduknya sambil menggenggam tangan Naya dengan lembut.Ia tidak mau sang mami membahasnya lagi karena memang dia mandi menggunakan jurus super kilat."Calon mantu, pagi-pagi udah di sini," kata Papi Rizky yang muncul dari belakang."Papi dari mana?" tanya Naya pada calon mertuanya yang baru kelihatan, padahal dia sudah sejak tadi berada di rumah itu.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 81. Aku Mencintaimu

    Tiga bulan sudah hubungan Naya dan Gilang semenjak dijodohkan. Kini mereka semakin dekat walau tidak ada dari mereka yang berani menyatakan cinta, tapi keduanya bersikap seperti pasangan kekasih sungguhan.Selama dua bulan terakhir, Gilang tidak pernah kumat angkuhnya, ia selalu bersikap manis kepada Naya. Bahkan, sekarang ia sudah tidak pernah kencan lagi dengan para wanita seksi karena Evans sedang berada di luar negeri, mengurus perusahaannya yang di sana.“Mas Gilang, aku mau ngomong sesuatu,” kata Naya pelan. Ia merasa malu, tapi ia harus mengungkapkan semuanya.“Apa?” tanya Gilang sambil nyeruput es kelapa muda. Kini mereka sedang berada di pinggiran pantai, sedang melihat sun set.‘Ngomong nggak ya? Masa cewek sih yang ngomong duluan, nanti dikiranya aku cewek gatel lagi,’ ucap Naya dalam hatinya.“Nay, kenapa kamu bengong?” tanya Gilang pada gadis yang sedang menyandarkan kepala di bahunya.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 82. Tidak Sesuai Harapan

    “Mas Gilang lepasin! Ayo kita pulang! Tadi katanya mau ngasih aku kejutan,” kata Naya sambil meronta dari pangkuan kekasihnya.“Tapi, aku yang terkejut lebih dulu,” kata Gilang, “Tadi kamu bilang apa? Aku ingin memastikan kalau pendengaranku masih normal.”Gilang semakin erat melingkarkan tangannya di perut gadis berusia delapan belas tahun itu. Ia menyandarkan wajahnya di punggung Naya sambil menghirup aroma tubuh gadisnya.“Lupain aja! Aku juga udah lupa tadi ngomong apaan?” jawab Naya sambil mencebikkan bibir. ‘Ternyata dia nggak mendengar ucapanku tadi. Aku udah ngumpulin keberanian untuk ungkapin perasaanku, tapi … ya udah lah.’ Naya menggerutu di dalam hatinya.Gilang melepas pelukannya, lalu bertanya, “Jadi yang tadi kamu ucapkan cuma bercanda?”“Anggap aja begitu,” balas Naya yang langsung turun dari pangkuan Gilang, dan berjalan lebih dulu menuju mob

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 83. Kejutan

    “Mas Gilang mau ngapain?” tanya Naya sambil meraba matanya yang ditutup kain. Ia berusaha membuka kain itu, tapi Gilang mencegahnya.Tanpa menjawab pertanyaan Naya, laki-laki berlesung pipi itu membopong gadis cantik yang memakai kaus berwarna putih, dan dipadukan dengan celana jeans berwarna biru muda yang ada robekan di bagian lututnya.“Mas Gilang turunin aku! Kita mau ke mana?” Naya terus meronta dalam gendongan kekasihnya. Ia masih kesal dengan calon suaminya yang tidak mendengarkan ungkapan perasaannya.“Ini masih jauh, kalau kamu jalan sendiri, nanti kamu terjatuh,” kata Gilang sambil mengeratkan pelukannya pada gadis yang sedang memukulinya karena tidak mau digendong.“Mas Gilang jawab aku!” Naya berusaha turun dari gendongan Gilang, ia tidak tahu hendak dibawa ke mana oleh kekasihnya itu.“Nih anak udah kayak belut, licin banget,” gumam Gilang saat gadisnya hendak terjatuh.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 84. Laki-laki Yang Dicintai Naya

    Naya menghampiri Gilang yang duduk di teras belakang rumah. Ada halaman yang luas untuk anak-anak bermain, ada juga beberapa pohon buah."Mas Gilang, terima kasih kejutannya." Naya duduk di samping Gilang yang sedang duduk sendiri sambil memandang langit malam."Hmm ...." Gilang hanya berdehem menanggapi ucapan Naya. "Aku mau pulang, kamu mau ikut pulang tidak?" tanya Gilang dengan nada yang ketus.Gilang bangun dari duduknya, lalu melangkah masuk ke dalam rumah untuk berpamitan dengan anak-anak dan pelayannya yang bekerja di rumah singgah itu.'Kenapa lagi dia?" Naya pun mengekori kekasihnya. Ia harus bertanya dengan jelas, apa yang membuat laki-laki yang dicintainya itu terlihat begitu jutek kepadanya.Gilang menghampiri anak-anak jalanan yang kini menjadi anak asuhnya yang sedang memilih buku-buku dan alat-alat tulis lainnya."Anak-anak, Kakak pulang dulu. Nanti kalau ada teman kalian yang mau tinggal di sini, diajak aja biar tambah rame!

  • Jerat Cinta CEO Mesum   85. Kenikmatan Yang Menyesatkan

    "Udah ah, ayo kita pulang!" Naya mendorong wajah Gilang yang semakin condong padanya."Bentaran doang, Nay," bujuk Gilang sambil mencolek pinggang kekasihnya yang membuat Naya tertawa kegelian."Mas Gilang penginnya nyosor mulu, dasar mesum!" cibir Naya yang membuat Gilang langsung menegakkan duduknya."Iya ... kita pulang!" kata Gilang sambil memutar kendaraannya, lalu menancap gas mobil sport berwarna kuning itu.Ia sangat tidak suka disebut sebagai laki-laki mesum. Itu mengingatkan Gilang pada kelakuannya dulu. Sekarang dirinya sudah berubah karena tidak ada lagi teman yang mengajaknya maksiat selain Evans."Mas Gilang, bulan depan aku udah mulai kuliah. Apa aku boleh ikut ngekost sama temanku, supaya aku nggak kejauhan berangkatnya," izin Naya pada calon suaminya, "Tempat kostnya juga di sekitar kam-""Nggak boleh!" Gilang langsung memotong pembicaraan Naya. "Aku yang akan mengantar jemput kamu!"Gilang tidak mau kalau kekas

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 86. Kegelian Nikmat

    Naya mencium bibir kekasihnya dengan lembut sambil memejamkan mata. Gilang pun langsung mengulum bibir bawah kekasihnya. Menyesapinya dengan penuh nikmat.Tangan Gilang mulai merayap masuk ke dalam kaus putih yang dikenakan Naya. Mengusap dengan lembut perut sang gadis.Tidak ada penolakan dari Naya karena ia sedang terbuai ciuman panas. Tangan Gilang pun mulai menyusup masuk ke dalam bra, dan meremas benda kenyal itu yang terasa pas ditangannya.Namun, saat Naya mengeluarkan desahan sambil menggigit bibir Gilang, laki-laki itu langsung melepas ciumannya, dan menarik tangannya dari dalam baju Naya karena melihat Bunda Maya berjalan mendekati mobilnya."Nay, Bunda ke sini," kata Gilang sambil mengusap bibir Naya yang basah akibat ulahnya. "Kamu pura-pura tidur, supaya aku ada alasan kalau Bunda tanya kenapa kita nggak langsung keluar dari mobil."Naya mengangguk, lalu menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Gilang mengusap mulutnya sebelum

Bab terbaru

  • Jerat Cinta CEO Mesum   PENGUMUMAN

    Terima kasih untuk semua pembacaku yang sudah membaca karya-karya Nyi Ratu. Mohon maaf banget atas segala kekurangan di setiap karya-karyaku.Follow instag*am @nyi.ratu_gesrek untuk info novel terbaru.Sekali lagi terima kasih banyak untuk semua pembacaku tanpa terkecuali.Dan ... untuk nama-nama yang aku sebutkan di bawah ini, tolong hubungi aku di instag*am untuk klaim hadiah. Ada kenang-kenangan dari Nyi Ratu untuk kalian.1. Husna Amri Jihan Alfathunissa2. Pacet Ke Ceupet3. Joko Lelono4. Mythasary5. Lay Kwe Tjoe6. Iah OlehBaru 3 orang yang sudah klaim hadiah, yang belum, aku tunggu sampai ahir bulan ini.Sampai jumpa lagi di karya terbaruku selanjutnya. Salam sayang dari Nyi Ratu untuk kalian semua.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 344. Calon Besan ( END )

    "Bu Naya sudah pembukaan empat." Ucapan sang dokter membuat Gilang dan Mami Tyas terkejut."Benarkah?" Mami Tyas tidak percaya. "Menantu saya mau melahirkan?" Ia kembali memastikan."Iya, Bu," jawab sang dokter. "Dalam beberapa jam lagi dia akan segera melahirkan.""Ya ampun, kalau gitu Mami pulang ya, Lang. Kamu tungguin Naya di sini, Mami mau pulang dulu, menyiapkan keperluan dia," kata sang mami yang terlihat sangat panik. "Dokter, saya permisi dulu ya."Sebelum pergi, Mami Tyas memeluk menantunya. "Sayang, kamu jangan panik ya, tetap berprasangka baik. Semangat! Semangat ya, Cantik." Mami Tyas memberikan semangat pada menantunya, padahal dia sendiri yang panik."Iya, Mi," jawab Naya sambil tersenyum.Naya bertanya kepada dokter setelah mertuanya keluar dari ruangan. "Dokter, apa bayi saya sehat-sehat aja?" Naya takut terjadi sesuatu dengan bayinya karena HPL-nya masih dua minggu lagi dan ia pernah mengalami keguguranNaya terbayang lagi saat kehilangan bayinya membuatnya merasa k

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 343. Naya Ngompol

    Jam berjalan begitu cepat, Lura semakin sering merasakan tanda-tanda melahirkan. Ia mengelus-elus perutnya yang terasa mulas.“Sayang, kamu mau ke mana?” tanya Evans saat istrinya turun dari ranjang.Aku mau olahraga, Sayang, biar melahirkannya gampang,” jawab Lura sambil berjongkok, lalu berdiri dan berjongkok lagi, begitu terus yang ia lakukan sesuai arahan dokter.“Jangan olahraga! Mau melahirkan kenapa malah olahraga?”“Tidak apa-apa, Pak, memang disarankan seperti itu biar gampang melahirkannya,” kata sang suster.Evans memegang tangan istrinya dan menemani Lura untuk berjongkok dan berdiri. “Sayang udah ya, kamu kelihatan kesakitan gitu, mending tiduran aja,” kata Evans.“Bentar lagi, Mas,” ucap Lura sambil menahan mulas.Keringat sudah bercucuran di pelipis Lura membuat Evans was-was. “Sayang, kamu sakit banget ya?” tanyanya sambil mengusap keringat di dahi Lura. “Udah ya, aku takut bayi kita ngeberojol.”“Iya, Mas.”Evans membantu Lura untuk naik kembali ke ranjang rumah sak

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 342. Pembukaan Dua

    "Bayi Anda sehat, Bu," jawab sang dokter."Syukurlah." Lura merasa lega mendengarnya."Tante mau menghubungi keluarga kamu dulu ya, nanti biar Tante yang nemenin kamu sebelum mama kamu datang.“Loh aku mau dirawat nggak ngelahirin sekarang?"“Tunggu dulu Lura, kamu tunggu di ruang pertama atau ruang observasi untuk tahap pertama, nanti kalau udah waktunya mau melahirkan pindah ke ruang bersalin.”“Iya, Tante, makasih ya, maaf udah ngerepotin.”“Lura, kamu itu sahabatnya menantu Tante, kamu jangan sungkan.”"Iya, Tante," jawab Lura, lalu wanita hamil itu menoleh kepada Dokter Silvi. “Dokter, aku boleh tanya-tanya lagi?”“Boleh, Bu.”“Tante keluar dulu ya.” Mami Tyas keluar untuk menemui menantunya supaya Naya menghubungi keluarga Evans.Mami Tyas lupa memberitahukan kepada Naya kalau ia tidak perlu menghubungi Evans. Naya menghubungi Evans, tapi ponselnya tidak aktif. “Duh Mas Evans ke mana sih? Jadi mules kan gue.” Naya terlihat panik mendengar sahabatnya sudah mau melahirkan. “Gue t

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 341. Kekhawatiran Lura

    "Gue takut, Nay," jawab Lura pelan sambil menunduk. Lura benar-benar waswas dengan kehamilannya."Takut kenapa?" Naya memiringkan duduknya supaya menghadap Lura."Gue takut bayi gue kenapa-napa kemarin Mbak Hanna melahirkan jauh dari HPL, lah gue udah waktunya belum lahir juga.""Ya ampun Lura, jangan dipikirkan nanti kamu stres. Itu bayi kamu masih terasa nendang-nendang kan? Itu artinya dia baik-baik aja." Naya berusaha menenangkan Lura, padahal dirinya sendiri merasa waswas.Mami Tyas yang duduk di bangku samping kemudi menoleh ke belakang."Lura, jangan dipikirin terus, kamu harus tenang," kata Mami Tyas. "Ayo kita turun, Tante yakin bayi kamu baik-baik aja.""Iya, Tante, aku juga berharap kayak gitu."Naya dan Lura turun dari mobil lalu segera masuk ke dalam rumah sakit."Minggu kemarin, dokter bilang apa?" tanya Tante Tyas kepada sahabat menantunya."Aku nggak kontrol, Tante, minggu kemarin Mas Evans sibuk banget sama kerjaannya. Qenan juga lagi kurang sehat, jadi aku sama Mami

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 340. Hari Perkiraan Lahir

    Keesokan paginya Lura bangun pagi-pagi sekali, ia tidak mau Naya mengomel lagi karena terlambat datang ke rumahnya untuk senam hamil."Mas, anterin aku dulu ke rumah Naya ya. Pulangnya sama Mas Bayu sekalian dia jemput Qenan." "Iya, Sayang," jawabnya sambil mencubit pipi istrinya yang semakin berisi. "Kamu jangan capek-capek ya.""Iya," jawab Lura sambil merapikan dasi dan jas suaminya. "Sudah siap, ayo kita sarapan.""Kalau makanan aja nggak ketinggalan." Evans tersenyum melihat istrinya yang sudah berjalan lebih dulu keluar dari kamar.Mereka sarapan terlebih dulu sebelum pergi, setelah sarapan selesai, Evans mengantar Lura ke rumah Gilang, lalu pergi ke kantor."Nay, gue nggak telat kan?" tanya Lura kepada sahabatnya."Instrukturnya juga belum datang," kata Naya.Lura dan Naya duduk di teras depan menunggu sang instruktur senam hamil sambil mengobrol santai."Nay, HPL lo kapan?" tanya Lura."Perkiraan enam minggu lagi, tapi melihat Hanna melahirkan lebih cepat dari HPL, gue jadi w

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 339. Segalanya Bagiku

    "Aku mau ke toilet, Mas," jawab Lura. "Ayo buruan, aku udah nggak tahan ini.""Aku kira kamu mau melahirkan," kata Evans sambil terkekeh. "Ya udah kita balik lagi ke kamar Kakak ipar aja lebih dekat.""Ya udah yuk!" Lura dan Evans kembali ke ruang perawatan Hanna.Lura masuk tanpa mengetuk pintu membuat kaget semua yang ada di dalam ruangan. Wanita hamil itu langsung masuk ke kamar mandi tanpa mengatakan satu patah kata pun."Pelan-pelan, Lura!" teriak sang nenek melihat cucunya yang sedang hamil tua berjalan cepat menuju toilet."Lura kenapa?" tanya Mama Riska pada menantunya."Kebelet, Ma.""Anak itu pasti makan sambal terus deh. Udah dibilangin Jangan makan pedas dulu." Mama Riska menggerutu sambil menunggu anaknya keluar dari toilet.Beberapa menit kemudian Lura keluar dari kamar mandi. "Ah leganya.""Lura, kamu jangan kebanyakan makan pedes, kasihan anakmu. Makan makanan yang bergizi biar anak kamu sehat." Mama Riska langsung mengomel kepada anaknya."Aku nggak makan pedas kok,"

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 338. Mules, Mas

    "Nenek gendongnya sambil duduk ya," kata Haris sambil melangkah menuju sofa."Baiklah, Nenek duduk." Sang nenek mengikuti Haris dan duduk di sofa, lalu Haris menyerahkan anaknya kepada sang nenek."Masa Nenek aja dikasih gendong adik bayi, tapi aku nggak. Aku kan lebih kuat dari Nenek." Lura mendekati sang nenek dan duduk di sampingnya."Kamu nggak sadar, perutmu membuncit kayak gitu, nanti anak saya mau ditaruh di mana, kamu sendiri aja susah duduknya." Lagi-lagi Haris mengejek adiknya.Lura mendelikkan matanya dengan sinis kepada kakaknya. "Dasar pelit," gumamnya."Sayang, kita juga kan bakalan punya anak. Kayak anak kita lebih banyak, perutmu gede banget." Evans mengusap-usap perut istrinya sambil tersenyum. "Nanti kakakmu jangan diizinin gendong anak kita," ucapnya setengah berbisik."Kamu juga sama aja meledekku terus. Kita kan udah pernah USG, bayi kita cuman satu." Lura memukul lengan suaminya."Aku cuma bercanda." Evans mengacak-acak rambut istrinya."Lura sebaiknya kamu pulan

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 337. Kelahiran Anak Haris

    "Kalian di mana?" tanya Pak Hartono kepada menantunya."Di jalan mau ke rumah sakit, Pa," jawab Evans."Di jalan? Memangnya kalian dari mana? Kenapa lama sekali sampainya? Mama dan Papa udah sejak tadi di rumah sakit." "Iya, Pa, bentar lagi kita sampai. Ini kan kita bawa ibu hamil dua orang, jadi bawa mobilnya pelan-pelan.""Ya sudah hati-hati!" Pak Hartono menutup teleponnya dan memberitahukan kepada sang istri kalau anak dan menantunya masih dalam perjalanan."Syukurlah kalau mereka baik-baik aja." Mama Riska sedikit merasa lega Lura dan suaminya dalam keadaan baik-baik saja.Beberapa detik kemudian Bayu menghampiri keluarga majikannya. "Maaf, Tuan, saya abis beli kopi dulu di kantin. Apa Anda udah dari tadi?" tanya Bayu sambil membawa cup berisi minuman hangat. "Nggak apa-apa, Bayu," jawab Mama Riska. "Apa Haris di dalam ruangan bersalin?" "Iya, Nyonya. Bos ikut ke dalam," jawab Bayu. "Oh ya Tuan, apa Anda ingin minum kopi?" Bayu tidak enak hati minum kopi sendirian."Tidak, te

DMCA.com Protection Status