Beranda / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Bab 65. Menebus Kesalahan

Share

Bab 65. Menebus Kesalahan

Penulis: Nyi Ratu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

 Mami Tyas melepas pelukan sang anak, lalu menyeka air mata yang menggenang di pelupuk matanya. “Sudahlah yang penting kamu mau berusaha untuk berubah,” sahut sang mami sambil membelai wajah tampan putranya. “Maafkan Mami karena selalu meragukanmu.”

“Gilang sudah terlalu sering membohongi Mami dan Papi, wajar saja kalau Mami nggak percaya ucapanku,” ucapnya. Kemudian meraih tangan sang mami, lalu mencium kedua telapak tangan wanita yang telah melahirkannya.

“Maafkan Mami dan Papi karena kami lalai mendidik kamu waktu kecil,” ucapnya setelah mencium kening putranya. “Mami mohon, tinggalkan kebiasaan buruk kamu, itu tidak baik, Nak!” titah wanita yang masih terlihat awet muda itu.

“Iya, Mi,” sahutnya, “Gilang akan berusaha untuk tidak melakukan dosa besar itu lagi. Gilang mohon dukungan Mami dan Papi!” ucapnya dengan serius.

“Mami dan Papi akan selalu mendukung ka

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 66. Pacar

    "Mi, aku berangkat ya." Gilang mencium pipi sang mami sebelum berangkat ke kantor. Tidak lupa juga berpamitan kepada papinya."Kamu nggak sarapan dulu?" tanya sang mami yang sudah duduk bersiap untuk sarapan."Nggak, Mi, Gilang lagi buru-buru," jawab Gilang dengan cepat. "Gilang berangkat ya," pamitnya.Gilang berjalan dengan cepat sambil melirik jam yang melingkar di tangannya. Sementara Haris sudah berdiri di samping mobil dengan pintu yang sudah terbuka.Ia merogoh ponselnya sebelum masuk ke dalam mobil. Mencari nomor telepon Naya, tapi tidak menemukannya. "Ke mana nomornya?" gumam Gilang sambil terus mencari nomor telpon calon istrinya."Ris, kamu punya nomor telepon Naya nggak?" tanya Gilang pada laki-laki yang sedang fokus mengemudi."Punya, Bos," jawabnya dengan cepat, "Ada apa?""Coba sebutkan nomornya!" titah Gilang pada asistennya.Haris pun segera menepi dan merogoh ponsel di dalam saku jas. "Tunggu sebentar, B

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 67. Mas Gilang, Pelan-pelan Dong!

    "Tidak apa-apa, Bos," jawab Haris.'Pasti dia lagi meledek aku?' gumam Gilang dalam hatinya. "Dengar ya, Haris! Saya tuh perhatian sama Naya untuk menyenangkan hati Mami saja," ucapnya memberi penjelasan kepada sang asisten."Saya tidak pernah berbicara kalau Bos Gilang perhatian sama Nona?" sahut Haris sembari menahan senyum. 'Kalau cinta bilang aja, Bos. Andai saja Nona Naya belum dijodohkan, mungkin saya tidak akan memberikan kesempatan kepada laki-laki lain untuk mendekatinya, termasuk Bos,' ucap Haris dalam hatinya."I-iya saya tahu," jawab Gilang yang merasa malu dengan ucapannya sendiri. "Saya hanya memberitahu kamu supaya kamu tidak salah paham."Haris tidak menanggapi ucapan bosnya lagi, ia tetap fokus kepada kemudinya.Beberapa menit kemudian mobil mewah itu telah berhenti di depan rumah Naya. Gilang langsung keluar dari mobil menyambut sang kekasih yang sudah menunggunya sambil menenteng kotak makan.Naya tidak sempat sarapa

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 68. Ciuman Yang Dirindukan

    “Nay, aku boleh minta nasi goreng itu nggak? Aku laper, belum sarapan,” ucap Gilang sambil terus menatap nasi goreng dalam pangkuan Naya.“Kenapa nggak sarapan dulu? Tadi aku masak banyak, kalau tahu belum sarapan aku bawa lebih banyak buat Mas Gilang dan Mas Haris juga,” kata Naya sambil mengunyah makanannya.“Aku tadi buru-buru, takut kamu kesiangan berangkat ke sekolah,” jawab Gilang dengan jujur.‘Kasihan juga manusia bunglon,’ batin Naya, “Mas Gilang nyuap pake tangan sendiri aja ya. Sendoknya cuma ada satu!” titah Naya kepada laki-laki yang duduk di sampingnya.“Nanti tanganku kotor, Nay,” sahut Gilang, “Kamu suapin aja ya!” pinta Gilang sembari menyunggingkan sudut bibirnya.“Nanti aku makan pake sendok bekas bibir Mas Gilang dong!” sahut Naya, “Nggak mau ah.” Naya menyembunyikan sendoknya di belakang tubuhnya.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 69. Saya Asisten CEO Bukan Reporter Gosip

    "Nay, kenapa bibir lo?" tanya Mia sambil menyingkirkan tangan Naya yang memegangi bibir."Gu-gue nggak kenapa-kenapa," jawab Naya gugup.Mia mengamati bibir sahabatnya yang terlihat berbeda. "Bibir lo keliatan bengkak gitu," ucapnya sambil memiringkan kepalanya mengamati secara dekat. "Abis digigit tawon lo ya?"'Disengat tawon raksasa,' batin Naya sambil melipat bibirnya ke dalam. "Iyaa!" jawab Naya sambil bangun dari duduknya, lalu menarik tangan sang sahabat, "Kita ke kantin yuk! Gue belum sarapan."Tumben banget lo belum sarapan," kata Mia sambil mengikuti langkah Naya yang terus menariknya menuju kantin."Bunda ke pasar pagi-pagi sekali, jadi nggak nyiapin sarapan buat gue," jawab Naya."Nay, gue lihat tadi lo diantar sama mobil mewah, siapa tuh? Lo jadi simpanan om-om ya?" tanya gadis berseragam yang sama dengan Naya yang memakai bando berwarna merah muda.Gadis remaja dan teman-temannya itu tertawa mencibir Naya. Mereka b

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 70. Mengkhawatirkan Naya

    Tidak butuh waktu lama, mobil mewah itu sudah memasuki gerbang sekolah Naya."Kamu ikut juga!" titah Gilang pada asistennya setelah mobil berhenti, "Sebentar lagi kelulusan Naya, kalau dia bermasalah seperti ini, bisa-bisa tidak lulus sekolah," katanya terlihat sangat khawatir."Baik, Bos!" sahut Haris.Haris keluar lebih dulu dari dalam mobil. Ia berjalan mengitari mobil, dan membuka pintu untuk sang CEO.Semua siswi terpesona dengan ketampanan dua orang laki-laki yang bersetelan jas. Gilang memakai setelan jas berwarna biru tua, sedangkan Haris memakai setelan jas berwarna hitam.Keduanya berjalan dengan sangat gagah memasuki gedung sekolah itu."Ya ampun, sekolah kita kedatangan pangeran dari mana ini!" gumam seorang gadis berambut pendek sebahu sambil memandang Haris dan Gilang tanpa berkedip.Sepanjang perjalanan menuju ruang BK, semua siswi memandang dua laki-laki tampan itu tanpa berkedip.Haris mengetuk pintu ruan

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 71. Menolak Pesonaku

    Semua orang membulatkan matanya mendengar pernyataan dari laki-laki tampan itu. Kecuali, Haria yang sudah tahu segalanya."Nggak mungkin!" teriak Mira tanpa sadar.'Kenapa dia ngomong seperti itu,' ucap Naya dalam hatinya sambil menutup wajahnya dengan sebelah telapak tangan.Naya merasa malu kalau semua teman-temannya tahu kalau ia akan menikah di usia yang masih sangat muda. 'Bisa-bisa gue jadi bahan ledekan anak-anak setiap hari. Untung sekolahnya cuma tinggal beberapa minggu lagi,' kata Naya dalam hati."Maafkan saya, Tuan," mohon laki-laki bertubuh tambun itu, "Saya tidak tahu kalau dia calon istri Tuan Gilang," ucapnya sambil mengatupkan kedua telapak tangannya.Laki-laki tua itu menoleh pada Naya, "Nak, maafkan saya. Kalau kamu mau memukul anak saya lagi karena dia telah menghina orang tuamu silakan saja, tapi tolong maafkan saya!""Papi, kenapa Papi ngomong kayak gitu? Papi tega menyuruh orang lain menyakiti putrimu sendiri!" tanya J

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 72. Kita Akan Tetap Menikah

    "Kita akan tetap menikah, tapi aku nggak akan melarangmu untuk kuliah!" jawab Gilang dengan tegas. "Nanti Haris yang akan mendaftarkanmu di universitas yang dekat dengan kantor."Naya mengerutkan bibir sambil mendelikkan matanya kepada Gilang. 'Aku pikir bakal bebas dari perjodohan ini. Andai saja Mas Gilang beneran baik, bukan pura-pura menerimaku jadi calon istrinya pasti aku merasa bahagia hidup sama dia, walaupun dijodohkan,' batin Naya."Kenapa? Kamu nggak mau menikah dengan saya?" tanya Gilang sambil mencengkram dagu Naya dengan lembut, menatap manik mata indah milik gadis tomboy yang dijodohkan dengannya.'Waduh, aku harus jawab apa?' batin Naya, "Mas Gilang aku mau ngambil kotak makananku yang tadi terjatuh," ucap Naya saat melihat kotak makannya teronggok di belakang kursi kemudi."Sudah biarkan saja! Apa kamu mau mengulang yang tadi?" tanya Gilang sembari mengedipkan matanya."Mas Gilang ...!" teriak Naya, "Aku malu," ucapnya sambil menun

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 73. Pacar Si Bos

    "Mas Gilang baru sadar kalau calon istrimu ini cantik? Ke mana aja, Mas?" Naya duduk di samping Gilang sambil mengempit baju bagian bawahnya.Gilang mengusap wajah Naya dengan telapak tangannya, "Udah ayo!" Gilang menarik tangan gadis cantik itu untuk segera meninggalkan butik.Ia menenteng dua paperbag di tangan kirinya, tangan kanannya menggenggam jemari Naya."Udah kayak anak kecil dituntun nyebrang jalan sama bapaknya," gumam Naya pelan. Tapi, masih terdengar oleh Gilang."Kamu memang masih kecil, jadi harus dituntun biar gak tersesat," sahut Gilang yang terus berjalan menuju mobilnya.Haris sudah berdiri di samping mobil, dan membukakan pintu mobil untuk majikannya."Terima kasih, Mas Haris," ucap Naya setelah masuk ke dalam mobil. Sedangkan Gilang masuk lewat sisi yang lainnya.Naya menoleh pada laki-laki yang duduk di sampingnya. "Mas Gilang, nanti gimana ngomongnya sama Bunda kalau aku diskors?" tanya Naya.Naya b

Bab terbaru

  • Jerat Cinta CEO Mesum   PENGUMUMAN

    Terima kasih untuk semua pembacaku yang sudah membaca karya-karya Nyi Ratu. Mohon maaf banget atas segala kekurangan di setiap karya-karyaku.Follow instag*am @nyi.ratu_gesrek untuk info novel terbaru.Sekali lagi terima kasih banyak untuk semua pembacaku tanpa terkecuali.Dan ... untuk nama-nama yang aku sebutkan di bawah ini, tolong hubungi aku di instag*am untuk klaim hadiah. Ada kenang-kenangan dari Nyi Ratu untuk kalian.1. Husna Amri Jihan Alfathunissa2. Pacet Ke Ceupet3. Joko Lelono4. Mythasary5. Lay Kwe Tjoe6. Iah OlehBaru 3 orang yang sudah klaim hadiah, yang belum, aku tunggu sampai ahir bulan ini.Sampai jumpa lagi di karya terbaruku selanjutnya. Salam sayang dari Nyi Ratu untuk kalian semua.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 344. Calon Besan ( END )

    "Bu Naya sudah pembukaan empat." Ucapan sang dokter membuat Gilang dan Mami Tyas terkejut."Benarkah?" Mami Tyas tidak percaya. "Menantu saya mau melahirkan?" Ia kembali memastikan."Iya, Bu," jawab sang dokter. "Dalam beberapa jam lagi dia akan segera melahirkan.""Ya ampun, kalau gitu Mami pulang ya, Lang. Kamu tungguin Naya di sini, Mami mau pulang dulu, menyiapkan keperluan dia," kata sang mami yang terlihat sangat panik. "Dokter, saya permisi dulu ya."Sebelum pergi, Mami Tyas memeluk menantunya. "Sayang, kamu jangan panik ya, tetap berprasangka baik. Semangat! Semangat ya, Cantik." Mami Tyas memberikan semangat pada menantunya, padahal dia sendiri yang panik."Iya, Mi," jawab Naya sambil tersenyum.Naya bertanya kepada dokter setelah mertuanya keluar dari ruangan. "Dokter, apa bayi saya sehat-sehat aja?" Naya takut terjadi sesuatu dengan bayinya karena HPL-nya masih dua minggu lagi dan ia pernah mengalami keguguranNaya terbayang lagi saat kehilangan bayinya membuatnya merasa k

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 343. Naya Ngompol

    Jam berjalan begitu cepat, Lura semakin sering merasakan tanda-tanda melahirkan. Ia mengelus-elus perutnya yang terasa mulas.“Sayang, kamu mau ke mana?” tanya Evans saat istrinya turun dari ranjang.Aku mau olahraga, Sayang, biar melahirkannya gampang,” jawab Lura sambil berjongkok, lalu berdiri dan berjongkok lagi, begitu terus yang ia lakukan sesuai arahan dokter.“Jangan olahraga! Mau melahirkan kenapa malah olahraga?”“Tidak apa-apa, Pak, memang disarankan seperti itu biar gampang melahirkannya,” kata sang suster.Evans memegang tangan istrinya dan menemani Lura untuk berjongkok dan berdiri. “Sayang udah ya, kamu kelihatan kesakitan gitu, mending tiduran aja,” kata Evans.“Bentar lagi, Mas,” ucap Lura sambil menahan mulas.Keringat sudah bercucuran di pelipis Lura membuat Evans was-was. “Sayang, kamu sakit banget ya?” tanyanya sambil mengusap keringat di dahi Lura. “Udah ya, aku takut bayi kita ngeberojol.”“Iya, Mas.”Evans membantu Lura untuk naik kembali ke ranjang rumah sak

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 342. Pembukaan Dua

    "Bayi Anda sehat, Bu," jawab sang dokter."Syukurlah." Lura merasa lega mendengarnya."Tante mau menghubungi keluarga kamu dulu ya, nanti biar Tante yang nemenin kamu sebelum mama kamu datang.“Loh aku mau dirawat nggak ngelahirin sekarang?"“Tunggu dulu Lura, kamu tunggu di ruang pertama atau ruang observasi untuk tahap pertama, nanti kalau udah waktunya mau melahirkan pindah ke ruang bersalin.”“Iya, Tante, makasih ya, maaf udah ngerepotin.”“Lura, kamu itu sahabatnya menantu Tante, kamu jangan sungkan.”"Iya, Tante," jawab Lura, lalu wanita hamil itu menoleh kepada Dokter Silvi. “Dokter, aku boleh tanya-tanya lagi?”“Boleh, Bu.”“Tante keluar dulu ya.” Mami Tyas keluar untuk menemui menantunya supaya Naya menghubungi keluarga Evans.Mami Tyas lupa memberitahukan kepada Naya kalau ia tidak perlu menghubungi Evans. Naya menghubungi Evans, tapi ponselnya tidak aktif. “Duh Mas Evans ke mana sih? Jadi mules kan gue.” Naya terlihat panik mendengar sahabatnya sudah mau melahirkan. “Gue t

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 341. Kekhawatiran Lura

    "Gue takut, Nay," jawab Lura pelan sambil menunduk. Lura benar-benar waswas dengan kehamilannya."Takut kenapa?" Naya memiringkan duduknya supaya menghadap Lura."Gue takut bayi gue kenapa-napa kemarin Mbak Hanna melahirkan jauh dari HPL, lah gue udah waktunya belum lahir juga.""Ya ampun Lura, jangan dipikirkan nanti kamu stres. Itu bayi kamu masih terasa nendang-nendang kan? Itu artinya dia baik-baik aja." Naya berusaha menenangkan Lura, padahal dirinya sendiri merasa waswas.Mami Tyas yang duduk di bangku samping kemudi menoleh ke belakang."Lura, jangan dipikirin terus, kamu harus tenang," kata Mami Tyas. "Ayo kita turun, Tante yakin bayi kamu baik-baik aja.""Iya, Tante, aku juga berharap kayak gitu."Naya dan Lura turun dari mobil lalu segera masuk ke dalam rumah sakit."Minggu kemarin, dokter bilang apa?" tanya Tante Tyas kepada sahabat menantunya."Aku nggak kontrol, Tante, minggu kemarin Mas Evans sibuk banget sama kerjaannya. Qenan juga lagi kurang sehat, jadi aku sama Mami

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 340. Hari Perkiraan Lahir

    Keesokan paginya Lura bangun pagi-pagi sekali, ia tidak mau Naya mengomel lagi karena terlambat datang ke rumahnya untuk senam hamil."Mas, anterin aku dulu ke rumah Naya ya. Pulangnya sama Mas Bayu sekalian dia jemput Qenan." "Iya, Sayang," jawabnya sambil mencubit pipi istrinya yang semakin berisi. "Kamu jangan capek-capek ya.""Iya," jawab Lura sambil merapikan dasi dan jas suaminya. "Sudah siap, ayo kita sarapan.""Kalau makanan aja nggak ketinggalan." Evans tersenyum melihat istrinya yang sudah berjalan lebih dulu keluar dari kamar.Mereka sarapan terlebih dulu sebelum pergi, setelah sarapan selesai, Evans mengantar Lura ke rumah Gilang, lalu pergi ke kantor."Nay, gue nggak telat kan?" tanya Lura kepada sahabatnya."Instrukturnya juga belum datang," kata Naya.Lura dan Naya duduk di teras depan menunggu sang instruktur senam hamil sambil mengobrol santai."Nay, HPL lo kapan?" tanya Lura."Perkiraan enam minggu lagi, tapi melihat Hanna melahirkan lebih cepat dari HPL, gue jadi w

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 339. Segalanya Bagiku

    "Aku mau ke toilet, Mas," jawab Lura. "Ayo buruan, aku udah nggak tahan ini.""Aku kira kamu mau melahirkan," kata Evans sambil terkekeh. "Ya udah kita balik lagi ke kamar Kakak ipar aja lebih dekat.""Ya udah yuk!" Lura dan Evans kembali ke ruang perawatan Hanna.Lura masuk tanpa mengetuk pintu membuat kaget semua yang ada di dalam ruangan. Wanita hamil itu langsung masuk ke kamar mandi tanpa mengatakan satu patah kata pun."Pelan-pelan, Lura!" teriak sang nenek melihat cucunya yang sedang hamil tua berjalan cepat menuju toilet."Lura kenapa?" tanya Mama Riska pada menantunya."Kebelet, Ma.""Anak itu pasti makan sambal terus deh. Udah dibilangin Jangan makan pedas dulu." Mama Riska menggerutu sambil menunggu anaknya keluar dari toilet.Beberapa menit kemudian Lura keluar dari kamar mandi. "Ah leganya.""Lura, kamu jangan kebanyakan makan pedes, kasihan anakmu. Makan makanan yang bergizi biar anak kamu sehat." Mama Riska langsung mengomel kepada anaknya."Aku nggak makan pedas kok,"

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 338. Mules, Mas

    "Nenek gendongnya sambil duduk ya," kata Haris sambil melangkah menuju sofa."Baiklah, Nenek duduk." Sang nenek mengikuti Haris dan duduk di sofa, lalu Haris menyerahkan anaknya kepada sang nenek."Masa Nenek aja dikasih gendong adik bayi, tapi aku nggak. Aku kan lebih kuat dari Nenek." Lura mendekati sang nenek dan duduk di sampingnya."Kamu nggak sadar, perutmu membuncit kayak gitu, nanti anak saya mau ditaruh di mana, kamu sendiri aja susah duduknya." Lagi-lagi Haris mengejek adiknya.Lura mendelikkan matanya dengan sinis kepada kakaknya. "Dasar pelit," gumamnya."Sayang, kita juga kan bakalan punya anak. Kayak anak kita lebih banyak, perutmu gede banget." Evans mengusap-usap perut istrinya sambil tersenyum. "Nanti kakakmu jangan diizinin gendong anak kita," ucapnya setengah berbisik."Kamu juga sama aja meledekku terus. Kita kan udah pernah USG, bayi kita cuman satu." Lura memukul lengan suaminya."Aku cuma bercanda." Evans mengacak-acak rambut istrinya."Lura sebaiknya kamu pulan

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 337. Kelahiran Anak Haris

    "Kalian di mana?" tanya Pak Hartono kepada menantunya."Di jalan mau ke rumah sakit, Pa," jawab Evans."Di jalan? Memangnya kalian dari mana? Kenapa lama sekali sampainya? Mama dan Papa udah sejak tadi di rumah sakit." "Iya, Pa, bentar lagi kita sampai. Ini kan kita bawa ibu hamil dua orang, jadi bawa mobilnya pelan-pelan.""Ya sudah hati-hati!" Pak Hartono menutup teleponnya dan memberitahukan kepada sang istri kalau anak dan menantunya masih dalam perjalanan."Syukurlah kalau mereka baik-baik aja." Mama Riska sedikit merasa lega Lura dan suaminya dalam keadaan baik-baik saja.Beberapa detik kemudian Bayu menghampiri keluarga majikannya. "Maaf, Tuan, saya abis beli kopi dulu di kantin. Apa Anda udah dari tadi?" tanya Bayu sambil membawa cup berisi minuman hangat. "Nggak apa-apa, Bayu," jawab Mama Riska. "Apa Haris di dalam ruangan bersalin?" "Iya, Nyonya. Bos ikut ke dalam," jawab Bayu. "Oh ya Tuan, apa Anda ingin minum kopi?" Bayu tidak enak hati minum kopi sendirian."Tidak, te

DMCA.com Protection Status