"Biasa aja sih.. seperti pertama kali ketemu aja, waktu di kantor pak Bram Papa minta maaf sama kamu Sha, juga kirim salam buat Mama, dan sama kamu."Mendengar itu semua, Asha reaksinya biasa-biasa saja, tidak ada rasa haru atau pun cemas dengan keadaan Yanuar."Kita boleh prihatin dengan kondisi Papa kamu sha, tapi kita juga tidak boleh buru-buru merasa iba. Kita perlu lihat perubahan sikapnya untuk waktu yang cukup lama." Pesan Melissa. "Ya Ma.. Asha sih kecewanya Papa menutupi siapa dirinya pada keluarga isterinya, hanya semata karena tidak ingin terganggu. Sekarang, keadaan sudah berbalik.." ujar Asha"Papa sangat ingin ketemu kamu langsung, tapi aku belum bisa janji, karena aku harus minta izin dulu sama kamu." Ucap Marchel. "Menurut Mama gimana? Boleh gak aku ketemu sama Papa?" Tanya Asha. "Kalau soal itu, Mama tidak boleh melarangnya Sha, karena kalian berdua adalah darah daging yang tidak bisa dipisahkan." Jawab MelissaMarchel merencanaka
Marchel menjadi mediator pertemuan antara Asha dan Papanya, Yanuar. Pertemuan itu di lakukan dalam ruangan tertutup di Mells Residents, itu pun atas keinginan Melissa. Dengan demikian, Melissa bisa menyaksikan pertemuan tersebut lewat CCTV, dari ruang monitor sekuriti.Yanuar dan Asha tidak tahu kalau pertemuan mereka nantinya disaksikan oleh Melissa, hanya Marchel yang tahu rencana Melissa tersebut. Setelah Asha bisa menyiapkan waktu, Marchel kasih tahu Yanuar soal tempat dan waktunya. Marchel menyiapkan sebuah mobil berikut supirnya untuk menjemput Yanuar.Bagi Marchel, ini sebuah pertemuan yang penting antara seorang ayah dan anak perempuan satu-satunya, setelah selama dua puluh tahun mereka terpisah. Melissa memfasilitasi sebuah ruang private room, yang biasa digunakan untuk meeting karyawan hotelnya.Yanuar sangat sadar kalau pertemuan itu di lakukan di hotel milik Melissa mantan isterinya, dan dia tahu kalau Melissa ada di hotel tersebut. Hanya saja yang dia t
"Bagi Papa saat ini, bisa ketemu Asha saja Papa sudah senang cel, Papa terima kasih kamu sudah bersedia mempertemukan Papa dengan Asha." "Pertemuan ini juga difasilitasi Mama Melissa Pa, mungkin beliau ikut menyalsikannya.." ujar Marchel"Kalau pun Melissa menyaksikan pertemuan ini, Papa juga mau menyampaikan permintaan maaf Papa padanya, semoga Melissa mau memaafkan.." Melissa yang menyaksikan dan mendengar apa yang dikatakan Yanuar, tidak kuasa menahan harunya, namun dia tetap berusaha untuk tidak bertemu dengan Yanuar. Ada sesuatu yang sangat menyakitkan pernah dirasakan Melissa, walaupun dia sudah memaafkan Yanuar, namun dia tidak bisa untuk tetap berbaikan dengan Yanuar."Pa.. sampaikan salam Asha untuk bi Hana, cepat atau lambat kami akan memperbaiki keadaan Papa dan bi Hana." Ucap AshaDi luar dugaan Yanuar kalau dia mempunyai seorang anak yang berhati mulia, anak yang selama puluhan tahun merindukan kasih sayang orang tua, ternyata di takdirkan Tuh
Tidak ada yang menyangka kalau sosok Marchel yang low Profile awalnya, ternyata memiliki potensi yang begitu besar untuk menjadi pemimpin keluarga. Marchel yang digembleng Bram dan Philip pada akhirnya harus menengahi berbagai persoalan. Marchel pada awalnya ditempatkan Bram sebagai pengawal wanita simpanannya, namun rupanya Marchel jatuh hati pada wanita yang dikawalnya. Bagi Bram saat itu kehadiran Marchel memang untuk mengalihkan tanggung jawabnya pada Asha. Sekarang begitu banyak masalah yang harus ditengahi Marchel, mulai dari masalah di keluarga Asha, sampai masalah didalam keluarga Bram. Marchel harus mengupayakan hak Yanuar yang ada dalam keluarga Bram, karena Yanuar adalah mertuanya. Bram tidak akan berkutik dengan Marchel, karena Marchel memegang 'kunci' masalah dari Bram dengan Asha. Begitu juga dalam keluarga Asha, Marchel adalah orang yang memegang kendali penyelamatan keluarga Asha. Kelebihan Marchel, dia tidak punya 'cacat' yang menjatuhkan na
"Bisa sih pak, kalau memang di butuhkan, tapi kalau jadi gossip gimana pak?" Suci bertanya balik"Memangnya di gossipin apa? Kita melakukan apa Ci? Kan kita kerja, bukan sedang jalan-jalan?" Jawab Marchel sambil menatap kearah Suci yang ada dihadapannyaJawaban Marchel ternyata diluar dugaan Suci, Marchel sama sekali tidak terpengaruh dengan berbagai gossip, karena dia selalu yakin selama apa yang dikerjakannya benar, maka dia tidak akan peduli dengan berbagai pendapat miring. "Oh ya pak.. tadi Alexa telepon nanyain bapak." Ucap Suci"Terus kamu bilang apa sama dia?" Tanya Marchel"Saya bilang bapak lagi diluar kantor, saya suruh telepon ke ponsel bapak.""Tadi dia WA saya, tapi saya belum balas tuh..""Nanti meetingnya jam 2 siang pak.. bapak mau saya pesanin makan siang apa?" Tanya Suci"Seperti biasanya aja Ci, saya ikut selera kamu ya.." Jawab MarchelSuci keluar ruangan Marchel, dalam kesendiriannya, Marchel terus berpikir, betapa godaa
Marchel dan Suci sudah siap-siap mau berangkat meeting dengan klien, Suci yang melihat sesuatu yang menempel di jas Marchel, segera mendekati Marchel, sehingga dia sangat dekat dengan Marchel,"Maaf pak.." ujar Suci. "Ada sesuatu yang mengganggu pemandangan," lanjut Suci sambil membersihkan kotoran yang menempel di jas MarchelMarchel menatap Suci yang begitu dekat dengan wajah, "Terima kasih Ci.. ucap Marchel yang masih terkesima."Saya tidak ingin bapak malu nanti di depan klien." Tambah Suci dengan terus meneliti penampilan Marchel.Marchel merasa Suci ingin memperlihatkan perhatiannya terhadap Marchel sebagai seorang sekretaris, sepintas apa yang dilakukan Suci adalah sesuatu yang wajar."Oke pak.. kita sudah bisa jalan?" Tanya Suci"Udah sih, semua materi untuk meeting sudah siap ya?" Marchel balik bertanya. "Udah aman pak.." Jawab SuciMarchel dan Suci meninggalkan ruangan menuju kearah lift. Marchel berusaha tetap mem
"Tapi kan tidak semua lelaki tergoda sama penampilan fisik seorang wanita Ci, ada juga yang tergoda pada kecerdasannya. Sex appeal-nya justeru pada kecerdasannya.""Kalau dia tergoda kecerdasan saya sih biar aja pak, yang penting bukan saya yang menggoda."Dari pembicaraannya dengn Suci, sepanjang jalan menuju ke tempat klien, Marchel jadi tahu seperti apa karakter Suci. Dia merasa aman dengan Suci, karena Suci tidak terlihat berusaha untuk menggodanya.Marchel juga merasakan selama Suci menjadi sekretarisnya, tidak ada urusan di luar pekerjaan yang dibicarakan dengan Suci. Marchel jadi terpikirkan dengan nama 'Suci' yang menurutnya memang merupakan doa dari media orang tua Suci.Marchel sangat tergoda dengan kecerdasan dan kesigapan Suci, yang dalam kesehariannya selalu memberikan pelayanan terbaik pada Suci. Godaan tersebut berupa kekaguman, bukanlah godaan nafsu.Di Mells Residents Melissa memuji Marchel di depan Asha. Melissa bilang pad
Melissa memanggil Hana ke hotelnya, mereka bicara bertiga dengan Asha, "Hana mulai mulai besok kamu sudah gak perlu lagi usaha katering, kamu saya angkat sebagai supervisor Food and Beverage di hotel ini." Ujar MelissaBi Hana sangat berterima kasih pada Mellisa, "Alhamdulillah.. terima kasih Mel, aku cuma butuh buat mengisi waktu aja." Jawab bi Hana."Fasilitas lainnya saya akan siapkan mobil khusus untuk antar jemput kamu Han, selain itu saya akan sediakan rumah baru untuk kamu." Tambah Melissa."Bi Hana gak usah kuatir sama Papa, Marchel akan cari jalan keluarnya untuk Papa." Timpal Asha."Meskipun saya tidak ingin ketemu Yanuar, tapi bukan berarti saya akan biarkan dia susah Han, saya akan tetap bantu dia.""Apa yang terbaik aja menurut kalian, saya dan bang Yan akan terima, dan sangat berterima kasih dengan semua kebaikan kalian." Ucap bi HanaUpaya Asha berunding dengan Melissa tampaknya membuahkan hasil. Melissa sudah mulai terb
"Papa sudah senang kita bisa berkumpul kembali seperti sekarang ini, Papa gak mau nanti, gara-gara pekerjaan itu kita kembali terpecah." Jawab Yanuar"Papa kamu benar Sha, kadang-kadang apa yang Papa kamu bilang itu bisa terjadi, karena Papa kamu itu sangat tahu karakter Mama." Ujar Melissa."Tapi kan udah pada tua pastinya sudah banyak berubah Ma, masak sih mau ribut melulu, Asha sih cuma ingin Papa dan akur." Ujar Asha.Asha mencoba untuk menengahi, dia merasa kalau Melissa dan Yanuar sama-sama keras, makanya dia jadi korban dari keegoisan kedua orang tuanya."Kita tetap seperti sekarang ini saja, Papa sih tidak ada persoalan dengan pekerjaan, Papa sangat senang melihat kita bisa kumpul seperti ini, Papa sama Mama akan baik-baik saja Sha." Ucap Yanuar"Tapi kan sekarang ini Papa dari Nol lagi, mulai dari bawah lagi, Asha ingin Papa juga punya kedudukan yang cukup penting." Jelas Asha"Soal keinginan kamu itu gampang Sha, Papa akan pi
"Sebajingannya Papa, gak sampai hati lah Papa berperilaku seperti itu, Mama kamu itu sangat kenal Papa." Ujar Yanuar.Melissa yang mendengarkan penjelasan Yanuar, tidak bisa menahan diri untuk ikut menimpali, "Aku sih awalnya sempat percaya dengan isu itu Yan, aku tahu walau pun kamu tidak baik-baik amat, tapi tidak mungkin sampai melakukan itu, apa lagi kamu tahu kalau kamu punya anak perempuan." Timpal Melissa."Itu dia Mel, aku sangat tahu itu.. aku juga gak mau anak perempuan aku diperlakukan seperti itu." Jawab Yanuar.Marchel dan Asha saling pandang mendengar penjelasan Yanuar, yang sangat takut kalau anak perempuan satu-satunya, mengalami hal seperti itu. Pada kenyataannya, anaknya sudah menerima nasib seperti itu."Terus sekarang gimana Yan? setelah kamu terbebas dari fitnah itu? Kan harusnya kamu kembali rukun sama isteri dan anak-anak kamu?" Tanya Melissa."Biarlah.. aku lebih senang ada di antara kalian, aku ingin men
Usaha Asha untuk mempertemukan kedua orang tuanya tidak sia-sia. Melissa mau menerima kedatangan Yanuar, setelah di desak Asha. Yanuar mendatangi Melissa di Mells Residents, dalam pertemuan itu juga ada bi Hana.Seharusnya ini adalah sebuah pertemuan yang dramatis, antara Melissa dan Yanuar, setelah selama dua puluh tahun tidak pernah bertemu. Namun pertemuan itu di respon dengan dingin oleh Melissa, tangannya terbuka, tapi hatinya tetap tertutup.Asha menyambut Papanya dengan pelukan hangat, dan Yanuar pun membalas pelukan Asha dengan penuh kasih sayang,"Alhamdulillah.. akhirnya Papa datang juga." Ucap Asha sambil cium tangannya dan memeluk Yanuar."Kalau kamu yang minta, Papa pasti datang sayang.. Papa gak mau kamu kecewa." Ucap Yanuar penuh kehangatan.Asha mengajak Yanuar duduk di ruangan tamu, dan disambut oleh Marchel yang ada di ruang tamu dengan Brama. Marchel pun cium tangan Yanuar, dan mengajak Brama untuk cium tangan pada
Marchel menceritakan panjang lebar soal Yanuar, berdasarkan penjelasan Bram, yang merupakan kakak dari isteri Yanuar. Marchel menjelaskan juga, kalau Yanuar hanya kena fitnah. Yanuar sama sekali tidak terlihat hubungan asmara dengan Petty, semua hanya kesalah fahaman.Marchel menjelaskan apa yang dikatakan Bram padanya, "Pak Bram bilang, tidak terjadi apa-apa antara Petty sama Papa, menurutnya Papa tetap memperlakukan Petty sebagai keponakan, itu yang diceritakan Petty pada pak Bram dan pak Bram mempercayai cerita Petty." Ujar Marchel."Masih menurut pak Bram, beliau sudah kasih tahu tante Ratih.. dan Papa akan kembali ke keluarga Papa." lanjut Marchel.Mellisa mendengarkan apa yang dikatakan Marchel. Marchel terus cerita tentang apa yang diketahuinya tentang Yanuar, baik dari Bram atau pun dari Yanuar sendiri."Kalau penjelasan Papa juga sama Ma, Papa cuma kena fitnah, Papa menganggap Petty sebagai keponakan, sehingga Petty juga diperlakuka
Sampai di kamar Melissa, Marchel dan Asha menceritakan tentang kabar baik untuk Yanuar. Melissa tanggapannya biasa datar saja, tidak ada respon yang berarti. Melissa seakan-akan tidak peduli dengan masalah Yanuar, sehingga Asha bingung dengan sikap Melissa,"Ma.. kan Papa sudah dinyatakan pak Bram tidak bersalah, jadi gak usah negatif terus dong sama Papa." Ujar Asha."Mama tidak berpikiran negatif Sha sama Papa kamu, Mama cuma tidak terlalu peduli aja, karena Mama sudah sangat kenal karakter Papa kamu." Jelas Melissa."Tapi kan orang gak selamanya jelek Ma, coba deh Mama bisa lentur sedikit sama Papa, Asha cuma ingin Mama mau ketemu Papa.. pliiis deh Ma, untuk memperbaiki silaturahmi aja." Pinta Asha."Okey.. bisa saja Mama mau ketemu Papa kamu, tapi ingat! Jangan kamu paksa Mama untuk bersatu kembali sama Papa kamu!!" Tegas Melissa.Marchel dan Asha saling berpandangan,l mendengar jawaban Melissa, seakan-akan Mellisa sudah menutup p
"Iya Sha.. syukurlah kalau kamu merasa seperti itu, setidaknya mengurangi rasa bersalah saya terhadap kamu." Ujar Bram"Pak Bram sudah cukup bijak dalam hal ini, saya dan Asha sangat memaklumi posisi bapak, tapi ya.. seperti inilah jalan yang Tuhan berikan." Tambah Marchel"Saya sangat bersyukur dipertemukan dengan kalian, saya hampir frustasi menghadapi masalah Petty, saya memang harus selesaikan masalahnya.""Pak Bram sudah amanahkan pada saya untuk menjaga Brama, In Sha Allah saya akan jaga amanah itu pak.""Terima kasih cel.., terima kasih Asha, atas pengertian kalian, kalau gitu saya moon pamit ya." Ucap BramSetelah Bram pulang, Marchel dan Asha tidak buru-buru naik ke kamar, mereka masih ngobrol soal deposito untuk Brama."Deposito itu biarkan saja utuh seperti itu, tidak usaha dicairkan." Saran Marchel"Kenapa mas? Kan bisa dimanfaatkan untuk Brama?" Tanya Asha"Gak usaha.. biarlah kebutuhan Brama tanggungan aku Sha, itu bisa dia
Ada perasaan bersalah dalam diri Bram terhadap status Brama. Dia merasa perlu untuk menegaskan tanggung jawabnya terhadap Brama, yang selama ini tidak terlalu dipersoalkan Asha dan Marchel. Namun, semakin besar Brama, maka akan semakin besar kebutuhan hidupnya.Bram mengajak Asha dan Marchel untuk bertemu, Marchel mengatur pertemuan tersebut di Mells Residents, karena kebetulan Marchel dan Asha sedang berada disana. Asha yang selama ini sebetulnya tidak terlalu mempermasalahkan, akhirnya menghargai niat baik Bram.Seperti biasanya, mereka bertemu di Lounge yang ada di Mells Residents. Bram membuka pembicaraan lebih dulu, "Asha.. sebetulnya ini sudah saya siapkan sejak lama, cuma baru hari ini saya sampaikan pada kalian." Ujar Bram"Tentang apa ini Om? kalau boleh saya tahu?" Tanya Asha"Ini soal tanggung jawab saya pada Brama, yang selama ini menjadi tanggung jawab kalian." Ujar Bram. "Saya mempersiapkan deposito untuk Brama, senilai 3 milliar." Lanjut Bram
"Justeru karena aku percaya kamu mas, makanya aku minta kamu jujur sama aku."Marchel mendekati Asha dan memeluknya dari belakang, "Terima kasih ya sayang.. kamu sangat mengerti aku, aku cuma ada kamu Sha, tidak ingin ada yang lain." Rayu MarchelMarchel merasa lega menceritakan semua masalahnya dengan Alexa pada Asha, dan sudah tahu seperti apa Asha akan menyikapi masalah tersebut."Kalau ada masalah apa pun mas, segera kasih tahu aku mas.. aku tidak ingin ada yang disembunyikan." Ujar AshaMarchel mengajak Asha ke dalam, karena hari sudah menjelang maghrib. Marchel memeluk pingga Asha sambil berjalan menuju kedalam rumah. Marchel mengatakan pada Asha kalau dia sangat bahagia dengan sikap yang diperlihatkan Asha."Aku tuh udah gak mau meributkan hal yang gak penting mas.. aku mau bahagia bersama kamu." Ucap Asha"Aku juga gitu Sha, masa depan kita masih panjang, gak mau dirusak oleh masalah sepele."Marchel dan Asha nimbrung deng
Naluri seorang isteri kadang begitu tajam, bisa merasakan apa yang sedang di derita suaminya. Asha mengajak Marchel bicara berdua di taman belakang rumah Pondok Indah.Asha bisa melihat dari raut wajah Marchel yang menyimpan persoalan, dia membuka pembicaraan dengan sebuah pertanyaan, "Sejak kemarin aku merasakan ada yang mas sembunyikan.. bisa gak mas cerita?" Pinta Asha dengan lembut.Marchel yang duduk di sebelah Asha mencoba merangkul Asha, "Gak ada yang aku tutupi Sha, aku gak ada persoalan kok." Rayu Marchel"Mas.. aku ini sudah banyak berubah lho, aku ingin tidak ada yang kamu sembunyikan, dan aku tidak akan marah kalau kamu ceritakan, sekalipun pahit ceritanya." Pancing AshaLama Marchel terdiam mendengar kebesaran jiwa Asha, yang ingin Marchel terbiasa dengan keterus terangan, " Memang tadinya ada masalah Sha, tapi hari ini sudah aku selesaikan.. semoga saja tidak ada lagi masalah baru." Jawab Marchel."Kan lebih bagus mas ceritaka