"Tapi kan tidak semua lelaki tergoda sama penampilan fisik seorang wanita Ci, ada juga yang tergoda pada kecerdasannya. Sex appeal-nya justeru pada kecerdasannya."
"Kalau dia tergoda kecerdasan saya sih biar aja pak, yang penting bukan saya yang menggoda."Dari pembicaraannya dengn Suci, sepanjang jalan menuju ke tempat klien, Marchel jadi tahu seperti apa karakter Suci. Dia merasa aman dengan Suci, karena Suci tidak terlihat berusaha untuk menggodanya. Marchel juga merasakan selama Suci menjadi sekretarisnya, tidak ada urusan di luar pekerjaan yang dibicarakan dengan Suci. Marchel jadi terpikirkan dengan nama 'Suci' yang menurutnya memang merupakan doa dari media orang tua Suci. Marchel sangat tergoda dengan kecerdasan dan kesigapan Suci, yang dalam kesehariannya selalu memberikan pelayanan terbaik pada Suci. Godaan tersebut berupa kekaguman, bukanlah godaan nafsu. Di Mells Residents Melissa memuji Marchel di depan Asha. Melissa bilang padMelissa memanggil Hana ke hotelnya, mereka bicara bertiga dengan Asha, "Hana mulai mulai besok kamu sudah gak perlu lagi usaha katering, kamu saya angkat sebagai supervisor Food and Beverage di hotel ini." Ujar MelissaBi Hana sangat berterima kasih pada Mellisa, "Alhamdulillah.. terima kasih Mel, aku cuma butuh buat mengisi waktu aja." Jawab bi Hana."Fasilitas lainnya saya akan siapkan mobil khusus untuk antar jemput kamu Han, selain itu saya akan sediakan rumah baru untuk kamu." Tambah Melissa."Bi Hana gak usah kuatir sama Papa, Marchel akan cari jalan keluarnya untuk Papa." Timpal Asha."Meskipun saya tidak ingin ketemu Yanuar, tapi bukan berarti saya akan biarkan dia susah Han, saya akan tetap bantu dia.""Apa yang terbaik aja menurut kalian, saya dan bang Yan akan terima, dan sangat berterima kasih dengan semua kebaikan kalian." Ucap bi HanaUpaya Asha berunding dengan Melissa tampaknya membuahkan hasil. Melissa sudah mulai terb
Marchel adalah menantu yang sangat berbakti padanya, Marchel selalu memenuhi kewajibannya sebagai menantu. Hana tidak pernah kekurangan setiap bulan, karena Marchel sudah memenuhinya.Pulang dari meeting, Marchel telepon Yanuar, dia ingin memberikan kabar gembira pada Yanuar, "Hallo Pa.. Papa sehat?" Tanya Marchel."Alhamdulillah sehat cel.. ada kabar apa nih?" Yanuar balik bertanya."Besok Papa tunggu di rumah ya, nanti ada sopir yang jemput Papa, kita ngobrol di kantor sekalian makan siang." Ucap Marchel."Alhamdulillah.. semoga ada kabar baik buat Papa ya cel..""In Sha Allah Pa.. gitu aja ya Pa, Marchel lagi nyetir nih.""Ok cel.. terima kasih ya.."Marchel mengakhiri pembicaraannya dengan Yanuar, dia begitu prihatin dengan keadaan mertuanya."Suci.. besok pagi siapkan sopir buat jemput mertuanya saya ya, kan kemarin sudah tahu rumahnya waktu antar beliau.""Siap pak!!" Ucap Suci yang ada di samping
Marchel sepertinya tidak sepenuhnya mematuhi pesan Melissa, naluri kemanusiaannya mengharuskan dia memberikan pekerjaan pada Yanuar. Padahal sebelumnya, Melissa sudah wanti-wanti jangan terburu-buru percaya pada Yanuar, biarkan Yanuar berusaha dengan maksimal, sebelum memberikan pertolongan kepadanya.Bagi Marchel biar bagaimana pun Yanuar adalah orang tua dari isterinya, yang sedang bernasib tidak baik, kalau tidak Marchel yang menolongnya, siapa yang akan menolong Yanuar.Yanuar merasa Marchel sangat menghormati dan menghargainya, sehingga untuk datang ke kantor Marchel, fasilitas jemputan pun sudah di sediakan. Yanuar pun tidak terpikirkan untuk tidak membalas semua kebaikan Marchel, sehingga dia sudah siap saat mobil jemputan datang.Sampai di kantor Marchel, Yanuar sudah di tunggu Marchel di ruangannya,"Selamat pagi Pa.. aman diperjalanan tadi Pa?" Sapa Marchel sambil mencium tangan Yanuar"Pagi Cel.. Alhamdulillah aman cel, tidak terlalu macet." Jawab
Sehari-hari Mami Marchel hanya di rumah, kadang dia mengelilingi rumah yang begitu luas, hanya untuk melihat kebersihan dan kerapian lingkungan taman di rumahnya. Paviliun sudah tidak ditempati Marchel dan Asha, karena sudah kembali ke rumah utama, sejak Philip wafat.Asha pagi-pagi sekali sudah harus jalan ke kampus, begitu juga dengan Marchel. Sehingga ada waktu untuk berkumpul dengan Mami, hanya di saat Hari libur. Mami Marchel seperti nelangsa tanpa Marchel dan Asha, dia baru merasakan kehilangan.Marchel dan Yanuar sudah di kantor Dwipersada Estate, Marchel memperkenalkan Yanuar sebagai mertuanya, pada para petinggi yang ada di Dwipersada. Marchel menempatkan Yanuar sebagai salah satu konsultan di bidang tekhnik, yang tugasnya memberikan pengawasan pada pembangunan.Jabatan yang di berikan Marchel tersebut sifatnya hanyalah formalitas, pada dasarnya Marchel hanya ingin memberikan kegiatan awal pada Yanuar. Yanuar mendapatkan fasilitas kendaraan dan gaji yang cuku
Selepas pertemuan dengan Yanuar, Marchel memenuhi janjinya untuk menemui Alexa. Sebagai teman, Marchel berusaha untuk menghargai profesi Alexa. Marchel mendatangi lokasi pemotretan Alexa di sebuah kolam renang rumah mewah, di bilangan Jakarta Selatan.Alexa sudah dua hari melakukan pemotretan di rumah tersebut, hari pertama Marchel tidak bisa memenuhi permintaan Alexa. Sebelum bertemu Alexa, Marchel sudah wanti-wanti tidak melayani acara foto-foto bersama, Alexa menyetujui.Saat Marchel datang ke lokasi pemotretan sedang dilakukan pemotretan terhadap Alexa. Di pinggir kolam renang, Alexa sedang beraksi dengan hanya memakai bikini. Di area lokasi tidak banyak orang yang hadir, hanya ada photographer dan crew-nya.Area itu memang tertutup, namun Marchel diperbolehkan untuk masuk. Marchel menyaksikan semua adegan pemotretan itu, dia memberikan support pada Alexa. Marchel serba salah, baginya melihat wanita yang bukan muhrim yang terbuka auratnya, sangat
"Papa mulai besok udah mulai kerja di Dwipersada, sebagai konsultan teknis, salam kamu sudah aku sampaikan." Jawab Marchel"Alhamdulillah.. semoga Papa punya kesibukan ya mas." Ucap AshaMelissa yang tadinya sedang bermain dengan Brama, ikut nimbrung dengan Marchel dan Asha, "Mama tahu.. kamu cuma mau kasih kesibukan buat Papa ya cel?" Tanya Melissa."Ya Ma.. tapi minimal posisi itu masih sesuai dengan skill Papa, yang penting Papa enjoy.." jawab Marchel."Inisiatif kamu itu sudah benar, tapi tetap biarkan Papa kalian ada usaha juga, jangan terlalu buat dia enak-enakan." Mellisa menambahkan."Papa kan gak duduk-duduk aja Ma kerjanya, tetap ada tanggung jawannya." Timpal AshaMelissa menegaskan pada Marchel dan Asha, yang belum memahami karakter Yanuar. Menurut Melissa, Yanuar itu kalau sudah enak dan nyaman suka lupa diri. Melissa tidak ingin Yanuar terus mengulangi kesalahannya.Melissa ingin Yanuar itu ditempa oleh keadaan
Marchel izin keluar, untuk turun ke Lounge pada Asha, dan Asha tanpa curiga sedikit pun mengizinkan Marchel. Duduk di salah satu sudut Lounge di Mells Residents, Marchel telepon Alexa,"Hallo Lex.. kenapa kamu gak konsisten dengan perjanjian kita? Tanya Marchel."Gak konsisten kenapa cel? Ada yang salah dengan foto-foto itu? Aku suka banget lho dengan moment yang ada di foto-foto itu.""Tujuan kamu apa sih Lex? Mau ancam aku dengan foto-foto itu? Kan kita sudah sepakat, tidak ada acara foto bersama?""Marchel sayang.. kan kamu lihat sendiri, tidak ada yang motret kita saat kamu berdua aku, ternyata diam-diam ada yang 'candit' dan aku sangat suka hasilnya." Jawab Alexa dengan datar"Ok..bsekarang aku minta sama kamu, jangan kamu sebarkan foto-foto itu di Sosmed." Pinta Marchel"Kompensasinya apa dong? Harus ada dong cel.. minimal pacari aku ya?" Todong Alexa dengan to the point.Marchel mulai memutar otak untuk mengikuti perm
Kontak batin seorang isteri yang tulus, bersemayam di hati Asha, dia sangat yakin kalau Marchel sedang ada masalah, karena dia sangat kenal dengan watak asli Marchel. Namun Marchel tetap keukeuh tidak ingin mengatakannya pada Asha, dan Asha pun tidak berusaha untuk memaksa Marchel."Eh besok libur..seharian kita temani Mami ya? Sekalian kita ajak Mama makan di rumah sama-sama Mami." Marchel berusaha mengalihkan pembicaraan."Okey.. udah lama juga Mama gak ketemu sama Mami." Jawab AshaSetelah menyusui Brama Asha memberikan Brama pada Marchel, dan dia menemui mamanya di kamar, "Ma.. besok kita kumpul di Pondok Indah ya mumpung libur, kita makan bareng sama Mami, karena Asha sudah lama gak masakin Mami makanan." Ujar Asha"Ok.. gak masalah sih, sekalian ajak Mami Marchel jalan-jalan keluar rumah, kasihankan suntuk di rumah terus." Jawab Melissa.Marchel yang sedang bermain dengan Brama tetap saja pikirannya tidak tenang. Ucapan-ucapan Alexa terngia
"Papa sudah senang kita bisa berkumpul kembali seperti sekarang ini, Papa gak mau nanti, gara-gara pekerjaan itu kita kembali terpecah." Jawab Yanuar"Papa kamu benar Sha, kadang-kadang apa yang Papa kamu bilang itu bisa terjadi, karena Papa kamu itu sangat tahu karakter Mama." Ujar Melissa."Tapi kan udah pada tua pastinya sudah banyak berubah Ma, masak sih mau ribut melulu, Asha sih cuma ingin Papa dan akur." Ujar Asha.Asha mencoba untuk menengahi, dia merasa kalau Melissa dan Yanuar sama-sama keras, makanya dia jadi korban dari keegoisan kedua orang tuanya."Kita tetap seperti sekarang ini saja, Papa sih tidak ada persoalan dengan pekerjaan, Papa sangat senang melihat kita bisa kumpul seperti ini, Papa sama Mama akan baik-baik saja Sha." Ucap Yanuar"Tapi kan sekarang ini Papa dari Nol lagi, mulai dari bawah lagi, Asha ingin Papa juga punya kedudukan yang cukup penting." Jelas Asha"Soal keinginan kamu itu gampang Sha, Papa akan pi
"Sebajingannya Papa, gak sampai hati lah Papa berperilaku seperti itu, Mama kamu itu sangat kenal Papa." Ujar Yanuar.Melissa yang mendengarkan penjelasan Yanuar, tidak bisa menahan diri untuk ikut menimpali, "Aku sih awalnya sempat percaya dengan isu itu Yan, aku tahu walau pun kamu tidak baik-baik amat, tapi tidak mungkin sampai melakukan itu, apa lagi kamu tahu kalau kamu punya anak perempuan." Timpal Melissa."Itu dia Mel, aku sangat tahu itu.. aku juga gak mau anak perempuan aku diperlakukan seperti itu." Jawab Yanuar.Marchel dan Asha saling pandang mendengar penjelasan Yanuar, yang sangat takut kalau anak perempuan satu-satunya, mengalami hal seperti itu. Pada kenyataannya, anaknya sudah menerima nasib seperti itu."Terus sekarang gimana Yan? setelah kamu terbebas dari fitnah itu? Kan harusnya kamu kembali rukun sama isteri dan anak-anak kamu?" Tanya Melissa."Biarlah.. aku lebih senang ada di antara kalian, aku ingin men
Usaha Asha untuk mempertemukan kedua orang tuanya tidak sia-sia. Melissa mau menerima kedatangan Yanuar, setelah di desak Asha. Yanuar mendatangi Melissa di Mells Residents, dalam pertemuan itu juga ada bi Hana.Seharusnya ini adalah sebuah pertemuan yang dramatis, antara Melissa dan Yanuar, setelah selama dua puluh tahun tidak pernah bertemu. Namun pertemuan itu di respon dengan dingin oleh Melissa, tangannya terbuka, tapi hatinya tetap tertutup.Asha menyambut Papanya dengan pelukan hangat, dan Yanuar pun membalas pelukan Asha dengan penuh kasih sayang,"Alhamdulillah.. akhirnya Papa datang juga." Ucap Asha sambil cium tangannya dan memeluk Yanuar."Kalau kamu yang minta, Papa pasti datang sayang.. Papa gak mau kamu kecewa." Ucap Yanuar penuh kehangatan.Asha mengajak Yanuar duduk di ruangan tamu, dan disambut oleh Marchel yang ada di ruang tamu dengan Brama. Marchel pun cium tangan Yanuar, dan mengajak Brama untuk cium tangan pada
Marchel menceritakan panjang lebar soal Yanuar, berdasarkan penjelasan Bram, yang merupakan kakak dari isteri Yanuar. Marchel menjelaskan juga, kalau Yanuar hanya kena fitnah. Yanuar sama sekali tidak terlihat hubungan asmara dengan Petty, semua hanya kesalah fahaman.Marchel menjelaskan apa yang dikatakan Bram padanya, "Pak Bram bilang, tidak terjadi apa-apa antara Petty sama Papa, menurutnya Papa tetap memperlakukan Petty sebagai keponakan, itu yang diceritakan Petty pada pak Bram dan pak Bram mempercayai cerita Petty." Ujar Marchel."Masih menurut pak Bram, beliau sudah kasih tahu tante Ratih.. dan Papa akan kembali ke keluarga Papa." lanjut Marchel.Mellisa mendengarkan apa yang dikatakan Marchel. Marchel terus cerita tentang apa yang diketahuinya tentang Yanuar, baik dari Bram atau pun dari Yanuar sendiri."Kalau penjelasan Papa juga sama Ma, Papa cuma kena fitnah, Papa menganggap Petty sebagai keponakan, sehingga Petty juga diperlakuka
Sampai di kamar Melissa, Marchel dan Asha menceritakan tentang kabar baik untuk Yanuar. Melissa tanggapannya biasa datar saja, tidak ada respon yang berarti. Melissa seakan-akan tidak peduli dengan masalah Yanuar, sehingga Asha bingung dengan sikap Melissa,"Ma.. kan Papa sudah dinyatakan pak Bram tidak bersalah, jadi gak usah negatif terus dong sama Papa." Ujar Asha."Mama tidak berpikiran negatif Sha sama Papa kamu, Mama cuma tidak terlalu peduli aja, karena Mama sudah sangat kenal karakter Papa kamu." Jelas Melissa."Tapi kan orang gak selamanya jelek Ma, coba deh Mama bisa lentur sedikit sama Papa, Asha cuma ingin Mama mau ketemu Papa.. pliiis deh Ma, untuk memperbaiki silaturahmi aja." Pinta Asha."Okey.. bisa saja Mama mau ketemu Papa kamu, tapi ingat! Jangan kamu paksa Mama untuk bersatu kembali sama Papa kamu!!" Tegas Melissa.Marchel dan Asha saling berpandangan,l mendengar jawaban Melissa, seakan-akan Mellisa sudah menutup p
"Iya Sha.. syukurlah kalau kamu merasa seperti itu, setidaknya mengurangi rasa bersalah saya terhadap kamu." Ujar Bram"Pak Bram sudah cukup bijak dalam hal ini, saya dan Asha sangat memaklumi posisi bapak, tapi ya.. seperti inilah jalan yang Tuhan berikan." Tambah Marchel"Saya sangat bersyukur dipertemukan dengan kalian, saya hampir frustasi menghadapi masalah Petty, saya memang harus selesaikan masalahnya.""Pak Bram sudah amanahkan pada saya untuk menjaga Brama, In Sha Allah saya akan jaga amanah itu pak.""Terima kasih cel.., terima kasih Asha, atas pengertian kalian, kalau gitu saya moon pamit ya." Ucap BramSetelah Bram pulang, Marchel dan Asha tidak buru-buru naik ke kamar, mereka masih ngobrol soal deposito untuk Brama."Deposito itu biarkan saja utuh seperti itu, tidak usaha dicairkan." Saran Marchel"Kenapa mas? Kan bisa dimanfaatkan untuk Brama?" Tanya Asha"Gak usaha.. biarlah kebutuhan Brama tanggungan aku Sha, itu bisa dia
Ada perasaan bersalah dalam diri Bram terhadap status Brama. Dia merasa perlu untuk menegaskan tanggung jawabnya terhadap Brama, yang selama ini tidak terlalu dipersoalkan Asha dan Marchel. Namun, semakin besar Brama, maka akan semakin besar kebutuhan hidupnya.Bram mengajak Asha dan Marchel untuk bertemu, Marchel mengatur pertemuan tersebut di Mells Residents, karena kebetulan Marchel dan Asha sedang berada disana. Asha yang selama ini sebetulnya tidak terlalu mempermasalahkan, akhirnya menghargai niat baik Bram.Seperti biasanya, mereka bertemu di Lounge yang ada di Mells Residents. Bram membuka pembicaraan lebih dulu, "Asha.. sebetulnya ini sudah saya siapkan sejak lama, cuma baru hari ini saya sampaikan pada kalian." Ujar Bram"Tentang apa ini Om? kalau boleh saya tahu?" Tanya Asha"Ini soal tanggung jawab saya pada Brama, yang selama ini menjadi tanggung jawab kalian." Ujar Bram. "Saya mempersiapkan deposito untuk Brama, senilai 3 milliar." Lanjut Bram
"Justeru karena aku percaya kamu mas, makanya aku minta kamu jujur sama aku."Marchel mendekati Asha dan memeluknya dari belakang, "Terima kasih ya sayang.. kamu sangat mengerti aku, aku cuma ada kamu Sha, tidak ingin ada yang lain." Rayu MarchelMarchel merasa lega menceritakan semua masalahnya dengan Alexa pada Asha, dan sudah tahu seperti apa Asha akan menyikapi masalah tersebut."Kalau ada masalah apa pun mas, segera kasih tahu aku mas.. aku tidak ingin ada yang disembunyikan." Ujar AshaMarchel mengajak Asha ke dalam, karena hari sudah menjelang maghrib. Marchel memeluk pingga Asha sambil berjalan menuju kedalam rumah. Marchel mengatakan pada Asha kalau dia sangat bahagia dengan sikap yang diperlihatkan Asha."Aku tuh udah gak mau meributkan hal yang gak penting mas.. aku mau bahagia bersama kamu." Ucap Asha"Aku juga gitu Sha, masa depan kita masih panjang, gak mau dirusak oleh masalah sepele."Marchel dan Asha nimbrung deng
Naluri seorang isteri kadang begitu tajam, bisa merasakan apa yang sedang di derita suaminya. Asha mengajak Marchel bicara berdua di taman belakang rumah Pondok Indah.Asha bisa melihat dari raut wajah Marchel yang menyimpan persoalan, dia membuka pembicaraan dengan sebuah pertanyaan, "Sejak kemarin aku merasakan ada yang mas sembunyikan.. bisa gak mas cerita?" Pinta Asha dengan lembut.Marchel yang duduk di sebelah Asha mencoba merangkul Asha, "Gak ada yang aku tutupi Sha, aku gak ada persoalan kok." Rayu Marchel"Mas.. aku ini sudah banyak berubah lho, aku ingin tidak ada yang kamu sembunyikan, dan aku tidak akan marah kalau kamu ceritakan, sekalipun pahit ceritanya." Pancing AshaLama Marchel terdiam mendengar kebesaran jiwa Asha, yang ingin Marchel terbiasa dengan keterus terangan, " Memang tadinya ada masalah Sha, tapi hari ini sudah aku selesaikan.. semoga saja tidak ada lagi masalah baru." Jawab Marchel."Kan lebih bagus mas ceritaka