Sembari mengantar Keluarga Kurniawan pergi, Chandra memberikan nama dan alamat hotel kepada Toni."Chandra, bagaimana kalau kamu mengantar kami sampai ke hotel?" tanya salah seorang anggota Keluarga Kurniawan.Hari ini mereka sudah banyak menerima cemooh dan perlakuan yang buruk. Agen properti, hotel bintang 5, bahkan sampai penginapan-penginapan kecil tak ada yang mau menerima Keluarga Kurniawan.Keluarga Kurniawan benar-benar takut kalau sampai diusir lagi. Mereka tidak mau tidur di jalan."Nggak perlu, aku sudah urus semuanya. Nggak bakal ada masalah, kok." Chandra melambaikan tangan.Chandra tidak punya waktu untuk mengantar Keluarga Kurniawan. Sebenarnya Chandra sendiri juga malas membantu Keluarga Kurniawan. Kalau bukan karena Nova, Chandra tidak mungkin ikut campur."Sekarang keuangan kita lagi susah, untuk makan saja harus mikir-mikir. Jangan naik taksi, kita pakai angkutan umum saja." Toni berpesan kepada semua anggota Keluarga Kurniawan.Keluarga Kurniawan tampak enggan, teta
Plak! Tamparan Linda terdengar nyaring."Sialan, berani memukulku?" Kosim mengangkat kakinya dan menendang perut Linda.Linda langsung jatuh dan tersungkur di lantai. "Ah ....""Ada yang membuat keributan, terjadi pemukulan," Leon berteriak.Satpam yang berjaga langsung datang untuk melerai pertikaian mereka."Aku adalah Kosim Prasetyo, kalian berani menyentuhku?" Kosim memelototi beberapa satpam yang datang melerai.Mana satpam-satpam ini tahu siapa Keluarga Prasetyo? Namun mereka tidak berani bertindak sembarangan, mereka ketakutan melihat ekspresi Kosim yang mengerikan."Tuan Toni, mari saya antar ke kamar," kata resepsionis yang melayani mereka.Kosim tertegun melihatnya, hotel ini benar-benar menerima Keluarga Kurniawan?"Eh, di mana manajer kalian? Mereka anggota Keluarga Kurniawan, kalian nggak dengar perintah Keluarga Kosasih dan Keluarga Winata? Semua hotel di Rivera nggak boleh menerima Keluarga Kurniawan. Siapa pun yang berani membantu Keluarga Kurniawan, berarti menantang K
Satpam mengusir semua anggota Keluarga Kurniawan."Kakek, aku sudah bilang, Chandra nggak bisa diandalkan. Sudah diatur? Apa yang diatur? Dia pasti sengaja mau mempermalukan kita.""Pantas saja tadi dia bilang keluarga nggak bisa andalkan. Ternyata ini maksud ucapannya, dia nggak mau bantu kita."Semua orang memaki-maki Chandra.Di saat bersamaan, Kosim keluar dari hotel. Walaupun dia pernah berpacaran dengan Linda, Kosim harus memanfaatkan peluang untuk mencari simpatinya Keluarga Kosasih.Awalnya Kosim tidak mau menyerang Keluarga Kurniawan, tetapi Keluarga Kosasih terlalu kuat untuk dilawan. Daripada membahayakan keluarga sendiri, lebih baik Kosim membantu Keluarga Prosetyo untuk mendekati Keluarga Kosasih dan Keluarga Winata.Kosim harus menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin, keberuntungan tidak datang dua kali."Nggak nyangka Keluarga Kurniawan yang terhormat bakal jadi gini. Tua bangka, aku sudah muak melihatmu. Sudah nggak punya uang masih mau berlagak. Lihat karma yang kamu
"Kalian semua nggak akan bisa pergi," kata Kosim sambil mengusap hidungnya."Ngapain diam saja? Cepat, tahan mereka! Aku lagi membantu Keluarga Kosasih dan Keluarga Winata, kalian diam saja melihat mereka memukuliku kayak gini?" Kosim menatap beberapa satpam yang mematung di samping."Tahan mereka!" Sekelompok satpam datang dan mengadang Keluarga Kurniawan.Toni membalikkan badan dan bertanya, "Kosim, harus sampai setega ini?"Kosim mendekat, lalu memarahi dan menendang Toni sampai terhempas, "Tua bangga nggak guna! Aku memang tega, kenapa? Nggak senang?""Ayah ....""Kakek ...."Keluarga Kurniawan menatap Kosim dengan marah, tetapi Kosim tidak peduli dan mengabaikan mereka.Keluarga Kurniawan tidak bisa pergi, mereka dihadang oleh sekelompok satpam."Kakek, aku lapar," kata seorang anak berusia 5 tahun.Aris menggendong putrinya dan berkata, "Weni, tunggu sebentar, ya! Kita makan sebentar lagi.""Ayah, kenapa nggak pulang? Aku capek dan lapar." Weni terlihat sedih.Toni tak tega melih
Toni adalah orang yang sangat memedulikan reputasi. Namun demi keluarganya, dia rela menurunkan ego dan berlutut untuk memohon kepada Kosim.Toni hanya ingin menyelamatkan seluruh anggota Keluarga Kurniawan, tetapi ternyata Kosim malah mempermainkannya.Selain Morgan, raut wajah Toni dan seluruh anggota Keluarga Kurniawan terlihat masam.Tak berapa lama Kevin tiba dengan membawa beberapa polisi.Meskipun bukan tokoh besar yang berpengaruh, Keluarga Prasetyo merupakan salah satu keluarga besar yang terpandang di Rivera. Hanya saja mereka tidak ada apa-apanya kalau dibanding Keluarga Kosasih dan Keluarga Winata.Begitu mendapatkan kabar bahwa Kosim berhasil mendapatkan simpati Kenny, Kevin bergegas datang untuk mengecek kondisinya."Ayah ...." Kosim bergegas menyambut ayahnya.Kevin tak cemas melihat hidung Kosim yang berlumuran darah. Dia malah menepuk pundak Kosim dan berkata, "Kosim, bagus, bagus! Keluarga Prasetyo akan menjadi salah satu konglomerat di Rivera, hahaha."Setelah memuji
Tiba-tiba ponsel Chandra berdering.Chandra bangun dan mengambil ponselnya. Dia mengerutkan alis saat mengetahui Toni yang meneleponnya."Ada apa lagi? Ada masalah lagi?" Chandra bergumam, lalu menjawab panggilannya."Kakel, ada apa?" tanya Chandra.Toni menceritakan semuanya kepada Chandra."Baik, tunggu di sana. Aku segera datang." Seketika, raut wajah Chandra pun terlihat muram."Ada apa?" Nova bangun dari tempat tidur, dia terkejut melihat ekspresi Chandra.Chandra menjawab sambil ganti baju, "Ada sedikit masalah. Kamu tidur saja. Biar aku yang urus.""Aku ikut," kata Nova sambil membuka lemari baju.Chandra melambaikan tangan. "Nggak usah, aku sendiri saja. Cuma masalah kecil.""Baiklah. Kamu hati- hati, ya!""Em." Chandra mengangguk.Setelah gantian pakaian, Chandra pun bergegas pergi ke Hotel Glory.Chandra menelepon Mawar saat berada di tengah perjalanan. "Mawar, gimana sih kamu?"Mawar sudah pulang dan sedang beristirahat. Dia terkejut mendengar Chandra yang memarahinya. "Kak,
Di halaman Hotel Glory.Toni dan anggota Keluarga Kurniawan terlihat cemberut.Tiba-tiba Jaka menghampiri Chandra, lalu memohon kepadanya, "Chandra, apakah kamu bisa mengeluarkan Morgan? Morgan ditangkap sama Keluarag Prasetyo. Demi mendapatkan perhatian Keluarga Kosasih, Keluarga Prasetyo mematahkan kedua kaki Morgan. Sekarang polisi membawa dan mengurungnya di penjara, dia ....""Paman, kamu percaya sama dia?" Ekspresi Leon terlihat menghina.Bukannya Leon merendahkan Chandra, tetapi Chandra memang orang yang tidak berguna. Selain menyusahkan Keluarga Kurniawan, memangnya dia bisa apa lagi?"Iya, ngapain kamu minta tolong sama pecundang itu? Otakmu bermasalah, ya?" tanya Liana."Sayang, kamu ngapain memohon sama orang nggak berguna?" Salah seorang wanita paruh baya menarik lengan Jaka. Wanita ini adalah Kania, istrinya Jaka.Kania juga tidak menyukai Chandra. Nova telah menghancurkan Keluarga Kurniawan, sedangkan Chandra adalah suaminya Nova."Aku, aku nggak tahu harus gimana lagi."
"Satu ....""Dua ...."Leon semakin murka. Berdiri di depan halaman pun masih diusir?"Kalian bisa apa? Coba, aku mau lihat!" Leon bersikap sangat arogan. Dia tidak percaya pegawai Hotel Glory berani main tangan di tepi jalan seperti ini."Tiga." Arion memerintahkan satpam yang dibawanya, "Hajar dia!"Para satpam mengeluarkan tongkat dan langsung memukul Leon.Leon dipukul, ditendang, diinjak ....Anggota Keluarga Kurniawan berusaha melerai, tetapi mereka malah ikut dipukuli.Chandra duduk di anak tanggal sambil merokok, dia enggan membantu Leon. Leon memang pantas dihajar, dia harus diberikan sedikit pelajaran.Keluarga Kosasih dan Keluarga Winata pasti senang melihat Keluarga Kurniawan yang tertindas. Arion puas melihat Keluarga Kurniawan yang menderita. Asalkan bos besar senang, Arion bisa naik jabatan."Cepat, usir mereka!" Arion memerintahkan satpam yang berjaga.Tanpa diusir pun Keluarga Kurniawan tahu diri dan pergi sendiri."Kakek, lihat kondisiku! Kakek masih percaya sama Chan
Lilian bergegas membawa seluruh anggota keluarganya pergi. Tidak lama kemudian, mereka sudah sampai di jalur yang jauh dari pegunungan tempat Istana Kegelapan berada. Di area luar pegunungan. Lilian menangis penuh kebahagiaan seraya berkata, “Syukurlah Papa baik-baik saja. Kota Sky Draga sudah dibantai habis-habisan, aku pikir ….”“Huhu ….”Lilian mulai menangis setelah teringat apa yang telah terjadi dalam beberapa waktu belakangan. Bagaimanapun juga, dia adalah seorang putri yang hidup dengan penuh kemakmuran. Dia sama sekali tidak pernah berpikir akan menjadi target pembunuhan. Pilu di hatinya semakin menjadi-jadi ketika dia teringat, bagaimana dirinya diburu dan para pengawalnya yang sudah tumbang karena melindunginya. “Lilian.”Jarga memeluk putrinya lalu berkata, “Kamu sudah banyak menderita.”“Kak Lilian, apa yang sebenarnya terjadi?”“Bagaimana kamu bisa membawa kami semua keluar dari Istana Kegelapan?”“Apa kamu memberikan liontin giok itu pada mereka?”Beberapa anggota kel
“Kamu … kamu iblis?” tanya Morga dengan raut wajah ketakutan. Chandra berkata dengan tenang, “Kamu tidak perlu memedulikan siapa aku. Aku akan memberimu satu kesempatan lagi. Tapi, jangan salahkan aku yang bertindak kasar kalau kamu tidak mau menjawab pertanyaannya.”Energi iblis muncul dari teratai hitam dan melayang ke arah Morga. Seketika, jiwanya bergetar. Dia sadar, dirinya pasti akan mati kalau dia tidak mengatakannya. Sekarang, dia benar-benar ketakutan sampai keinginan untuk bertahan hidup tiba-tiba muncul di dalam hatinya. “Jangan, jangan bunuh aku. Aku akan mengatakannya,” ujar Morga berusaha berkompromi. Kemudian Chandra menyingkirkan Teratai Iblisnya. Lilian menatap Chandra dengan tatapan aneh. Dia juga tahu legenda tentang iblis. Oleh karena itu, dia cukup kaget ketika mengetahui seorang manusia bumi seperti Chandra bisa memiliki energi iblis di tubuhnya. Namun, semua itu tidak lagi penting baginya selama Chandra bisa menyelamatkan keluarganya. “Katakan sekarang juga,”
Tubuh Morga jatuh dengan keras di atas tanah dan membentuk reruntuhan. Di sisi lain, Chandra berdiri dengan gagahnya di atas langit. Tidak lama kemudian, seorang laki-laki tua yang berlumuran darah merangkak keluar dari reruntuhan. Dia adalah Morga. Langkah melawan surga sungguh mengerikan. Jurus ini menggunakan kekuatan bumi dan langit untuk menekan dan menginjak-injak lawannya. Bahkan Morga yang sudah berada di tingkat ketiga Alam Keabadian tetap saja tidak bisa menahan tekanan tersebut dan membuatnya terluka cukup parah setelah tubuhnya terinjak-injak oleh langit dan bumi. Dia berjuang untuk bangkit lalu menatap Chandra dan berseru, “Kamu harus mati!”Morga mengeluarkan jurus rahasianya. Aura di tubuhnya seketika meningkat. Bahkan tingkat kekuatannya tiba-tiba saja meningkat ke tingkat keempat Alam Kesucian dengan bantuan jurusnya tersebut. Sekarang, aura kekuatannya jauh lebih menakutkan dari sebelumnya. “Mati kamu!” serunya dengan ganas. Sebilah pedang tiba-tiba muncul di tang
Di sebuah pegunungan yang berada di luar Kota Freely. Morga muncul di depan Chandra dan menghalangi jalannya. Chandra berbalik dan berusaha melarikan diri. Namun, Cendekia berhasil mengejarnya dan menghalangi jalannya. Kedua orang itu menyerang Chandra dari depan dan belakang. Namun, Chandra tetap tenang dalam menghadapi kedua prajurit kuat itu. “Anak muda, aku minta padamu sekali lagi agar kamu memberikan harta karun itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu itu utuh,” ujar Morga dingin. “Huh!”Chandra justru mencibir. Kemudian Chandra mulai mengaktifkan jurus langkah melawan langit. Energi sejati yang sangat kuat muncul dari lautan energi di setiap titik akupunkturnya. Energi sejati yang tidak terhitung jumlahnya berkumpul menjadi satu dan membuat aura tubuh Chandra meningkat pesat. Kemudian energi sejatinya mulai menghancurkan tulang punggungnya. Dalam sekejap mata, kekuatan langit dan bumi berkumpul menjadi satu dan membentuk tulang punggung baru. Chandra mulai mel
Istana Kegelapan adalah organisasi paling misterius yang ada di dunia Sky Draga dan sudah berdiri selama bertahun-tahun. Pemimpin dari Istana Kegelapan merupakan salah satu orang terkuat yang ada di dunia Sky Draga yang bernama Morga Huraz dan Sergi adalah adiknya. Chandra sudah membunuh adik laki-laki Morga. Itu artinya, Chandra sudah pasti mati di mata Morga. Sekarang, dia tidak ingin lagi terlalu banyak berbasa-basi dengan Chandra. Karena tujuan utamanya adalah harta karun keluarga Sky. Sekarang, harta karun itu berada di tangan Chandra. Morga mengulurkan tangannya lalu berkata dengan raut wajah kesal, “Anak muda, berikan liontin giok itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu utuh.”Morga bersikap arogan ketika melontarkan kata-katanya. Chandra menatap liontin giok itu lalu sebuah pemikiran muncul di benaknya. Dalam sekejap mata, liontin itu menghilang dari tangannya dan masuk ke dalam Istana Abadi. “Majulah kalau memang kamu menginginkannya,” ujar Chandra sambil ter
Namun, sepertinya Chandra lebih dari sekedar bawahan bagi Lilian. Cendekia merasa kesal di dalam hatinya, tapi dia tidak ingin menunjukkan kekesalannya. Jadi, dia menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Anak muda, apa kamu sadar dengan ucapanmu? Apa kamu tahu, kelompok seperti apa Istana Kegelapan itu? Aku saja tidak akan mampu menyelamatkan para sandera dari cengkeraman Istana Kegelapan. Apa kamu berpikir, dirimu memiliki kekuatan untuk melawan mereka?”“Kamu tidak perlu memedulikan masalah itu,” ujar Chandra tenang. Chandra memang tidak mengenal Cendekia. Namun, Lilian mengatakan kalau Cendekia akan menerima siapa pun yang datang ke Kota Freely tanpa peduli seberapa buruk dan keji kelakuan orang itu. Orang seperti Cendekia ini pastinya bukanlah orang baik. Cendekia tersenyum tipis lalu menatap Chandra seraya bertanya, “Aku dengar, wakil pemimpin Istana Kegelapan sudah tewas. Apa kamu ada hubungan dengan kematiannya?”Chandra membalas tatapan Cendekia lalu berkata dengan te
Cendekia langsung tersenyum setelah mendengar kedatangan Putri dari Negara Sky Draga. Pemimpin Istana Kegelapan juga tampak terkejut lalu berkata sambil tersenyum, “Aku baru saja mau mencarinya. Tapi ternyata, dia datang sendiri tanpa diundang.”Si Cendekia melambaikan kipasnya lalu berkata, “Pemimpin Istana Kegelapan, lebih baik kamu sembunyi dulu sekarang. Aku ingin lihat, apa yang diinginkan Putri Negara Sky Draga dariku.”“Oke,” jawab si pemimpin Istana Kegelapan sambil mengangguk. “Izinkan dia masuk,” ujar Cendekia kepada penjaga. “Baik,” jawab si penjaga lalu bergegas pergi. Di depan gerbang kediaman pemimpin Kota Freely. Chandra dan Lilian menunggu selama beberapa saat, sampai akhirnya si penjaga yang melapor ke dalam bergegas keluar. “Putri, silakan masuk.”Chandra dan Lilian masuk ke dalam kediaman pemimpin kota dengan dipandu oleh si penjaga. Mereka masuk ke dalam aula utama setelah melewati sebuah lorong. Seorang pemuda terlihat sedang duduk di kursi utama aula. Pemud
Mereka berdua mencari tempat tinggal terlebih dahulu setelah masuk ke dalam kota. Di dalam kamar. Chandra duduk di sebuah kursi, sementara Lilian menuangkan teh untuknya. “Kak Chandra, kapan kita akan pergi ke kediaman pemimpin kota?” tanya Lilian cemas. Beberapa hari telah berlalu, tapi dia masih belum mengetahui keadaan para kerabatnya. Sekarang, dia benar-benar ingin tahu keberadaan Istana Kegelapan serta keadaan pada kerabatnya.“Makan saja dulu setelah itu baru kita pergi,” ujar Chandra lalu berjalan menuju pintu keluar. Dia berjalan ke lantai pertama untuk memesan beberapa makanan lalu makan dengan santai. Lilian duduk di dekat Chandra tanpa keinginan untuk makan sedikit pun. Di aula, ada banyak orang yang sedang menikmati makanan mereka. “Aku dengar, istana kekaisaran Kota Sky Draga dihancurkan dan jutaan orang dibantai di sana.”“Ya, aku juga mendengarnya. Sepertinya, itu ulah Istana Kegelapan.”“Sepertinya alasan pembantaian itu karena Negara Sky Draga memiliki harta ka
Pemandangan yang sangat memilukan ketika melihat tanah yang mereka injak dipenuhi dengan mayat. Lilian bergegas menuju istana kekaisaran. Di sekitar istana, jumlah mayat yang bergelimpangan juga semakin banyak. Seluruh tanah berlumuran darah. Dia terpaksa menginjak mayat ketika bergerak maju. Sampai akhirnya, dia tiba di istana tidak lama kemudian. Mayat pengawal berbaju besi tampak bergelimpangan ketika Lilian melangkah masuk ke dalam istana. Lilian terus melangkah masuk ke dalam istana. Namun, semua orang sudah menjadi mayat dan tidak ada satu pun orang hidup yang bisa dia temui di sana. “Papa ….”Lilian berjongkok di tanah sambil berteriak pilu. Chandra yang melihat ini, hanya bisa diam tanpa tahu, bagaimana cara menghibur perempuan ini.Sampai akhirnya, Chandra berusaha untuk menenangkannya dengan berkata, “Kamu lihat dulu, apakah ada kerabatmu di antara mayat-mayat itu? Mungkin saja mereka tidak mati dan hanya ditangkap.”Lilian bergegas bangkit dan mulai mencari kerabatnya di a