Chandra mengangguk lalu kembali berjalan ke depan. Sebuah gerbang ilusi tiba-tiba muncul setelah mereka berjalan selama 5 menit. Gerbang itu terbentuk dari aura kabut berwarna hitam setinggi lebih dari 5 meter. “Ayo.”Si penjaga melambaikan tangannya lalu sebuah kekuatan dahsyat muncul di telapak tangannya dan menyelimuti tubuh Chandra. Kemudian dia menarik tangan Chandra lalu berjalan melewati gerbang ilusi di depan mereka. Seketika, Chandra merasakan kekuatan yang sangat dahsyat menghancurkannya ketika dia melewati gerbang hitam, sekalipun tubuhnya sudah dilindungi oleh kekuatan si penjaga. Dia merasa semua tulangnya remuk dan dia kehabisan napas. Untung saja, hal itu hanya berlangsung sesaat dan tiba-tiba saja mereka muncul di sebuah tempat aneh. Tempat itu memiliki langit kelabu dengan keheningan yang tak berujung. Tanahnya dipenuhi dengan lubang dan aura hitam yang terus meluap di bawahnya. Chandra bisa melihat ada banyak gunung hancur di kejauhan. Tempat ini bagaikan reruntuha
Chandra menelan dua butir buah perak itu. Tidak lama kemudian, aroma yang luar biasa menyebar di tenggorokannya dan energi yang sangat kuat juga menyebar di seluruh tubuhnya. Seluruh pori-pori tubuhnya melebar dan memancarkan cahaya keperakan. Tubuhnya terasa ringan dan mulai melayang di udara. “Sungguh kekuatan yang dahsyat,” gumam Chandra terkejut. Chandra bergegas menutup pori-pori di tubuhnya agar kekuatan itu tidak cepat menghilang. Kemudian Chandra mulai mengaktifkan metode semesta untuk menyerap energi dan memurnikannya lalu mengubahnya menjadi energi sejati. Energi sejatinya semakin meningkat. Akhirnya, Chandra merasakan segel di dalam tubuhnya. Sudah lama dia tidak merasakan kekuatan seperti ini sejak dia mulai mempelajari kekuatan magis. Dia terus menyerap energi ke dalam tubuhnya, sampai akhirnya dia tidak lagi mampu menyerap apa pun. Hal ini bisa terjadi karena ada segel di dalam tubuhnya yang menghalangi dirinya untuk menyerap lebih banyak lagi. Chandra sadar kalau seg
Si penjaga berkata, “Sekarang, kamu harus menekan energi sejatimu dan membuatnya lebih murni dan lebih kuat. Kekuatanmu akan semakin kuat seiring dengan semakin murninya energi sejatimu.”“Bagaimana cara menekannya?” tanya Chandra bingung. “Aku akan mengajarkanmu beberapa keterampilan,” ujar si penjaga lalu mengulurkan jari rampingnya dan menyentuh dahi Chandra. Dengan cepat, beberapa informasi masuk ke dalam otak Chandra. Kemudian dia duduk bersila dan menyerap semua informasi yang masuk ke dalam pikirannya. Chandra seketika menyadari bahwa informasi ini adalah suatu bentuk ilmu kultivasi mental untuk menekan energi sejati di dalam tubuhnya. Ilmu kultivasi mental ini tidak terlalu mendalam, tapi tetap saja ada beberapa bagian yang tidak Chandra mengerti. Akhirnya, Chandra menanyakan berbagai macam hal yang tidak dimengertinya tanpa rasa malu kepada si penjaga. Chandra dengan cepat bisa mengerti tentang semua ini di bawah bimbingan si penjaga. Kemudian, Chandra bergegas menggunakan
Seorang pria bertubuh kekar yang mengenakan jaket berwarna gelap dan kacamata hitam berjalan keluar dari Terminal Rivera sambil berbicara di telepon, “Sudah ketemu?” “Sudah, Jenderal. Cewek yang nolong Jenderal dari kebakaran sepuluh tahun lalu namanya Nova. Untungnya dia sendiri masih selamat setelah nolongin Jenderal, tapi luka bakar yang dia derita mencapai 95%.” Genggaman tangan pria itu semakin mengerat, dan wajahnya pun semakin memuram seketika dia mendengar hal itu. Bahkan di tengah hari yang panas dan terik ini pun, suhu udara di sekitar langsung diselimuti dengan hawa dingin yang menusuk tulang. Pria itu bernama Chandra dari keluarga Atmaja. Sepuluh tahun yang lalu, sebuah kebakaran besar melanda kediaman keluarga Atmaja, yang kemudian diduga bahwa insiden ini adalah kejadian yang memang telah direncanakan oleh seseorang. Akan tetapi, ada seorang gadis yang menerjang kobaran api tanpa memedulikan keselamatannya sendiri dan berhasil menyelamatkan Chandra dari lautan api ters
Imperial Residences merupakan sebuah vila paling mewah yang ada di Rivera dengan luas selebar 20.000 meter persegi, dilengkapi dengan taman, kolam renang, bahkan sampai driving range juga ada. Nova masuk ke vila tersebut dan duduk di sofa yang ada di dalam sana sambil memandangi interior yang begitu mewah dengan perasaan yang kalut. Dia tahu kalau kakeknya yang mencarikan dia suami, karena pria pada umumnya tidak akan ada yang mau menikah dengannya, tapi dia tidak tahu seperti apa latar belakang dari suaminya yang satu ini. Nova hanya bisa menebak bahwa semua ini hanyalah siasat mereka untuk mendapatkan kekayaan keluarga Kurniawan. Namun, Nova tidak menyangka suaminya malah membawanya ke tempat yang justru terlihat seperti alam mimpi. Chandra pun berlutut di depan Nova dan hendak membuka perbannya. “Jangan ….” Nova panik dan spontan menghindar karena tubuhnya yang penuh dengan luka bakar ini pasti akan terlihat sangat mengerikan. Dia takut suami yang bahkan belum pernah dia temui
Sudah sepuluh hari sejak Nova pergi dari kediaman keluarga besarnya, tapi tidak ada satu pun dari mereka yang menanyakan kabarnya. Di mata mereka, mungkin Nova hanyalah aib keluarga dan bahan bulan-bulanan satu kota. Dengan perginya Nova, kini usaha mereka bisa selangkah lebih maju. Setelah paras Nova sudah kembali seperti semula, dia segera membuat akta pernikahan dan kembali ke rumah keluarganya. Toni Kurniawan memiliki tiga orang anak. Anak sulungnya bernama Hardi, anak kedua namanya Jaka, dan yang bungsu bernama Boni. Boni selaku ayahnya Nova hanya dipandang sebelah mata karena apa yang terjadi kepada Nova, meski sesungguhnya dia juga telah berjasa besar bagi usaha keluarga. Walau Boni menjabat sebagai manajer eksekutif di perusahaan keluarganya sekalipun, dia tidak memiliki pembagian saham dan tidak mendapatkan dividen, melainkan hanya gaji per bulan. Perlakuan tidak adil ini tentu saja membuat Boni hidup dengan kondisi yang pas-pasan. Bahkan rumah saja dia masih harus cicil pe
Begitu meninggalkan kediaman keluarga Kurniawan, sambil meneteskan air mata Nova pun berkata, “Chan, maaf, ya. Aku memang nggak berguna. Aku bahkan nggak bisa ambil keputusan sendiri untuk kehidupan rumah tanggaku sendiri.” “Kan Kakek kamu sudah bilang, asal aku bisa dapat orderan dari Arthur Group, dia bakal mengakui aku sebagai suami kamu,” kata Chandra. “Tapi masalahnya mereka itu Arthur Group, lho.” Sebagai warga Rivera, tentu saja Nova tahu apa itu Arthur Group, dan sebesar apa mereka. Arthur Group adalah perusahaan besar skala internasional yang baru saja menginjakkan kaki di tanah Rivera beberapa tahun terakhir, dan semua proyek yang mereka kerjakan pada dasarnya telah dikendalikan oleh Empat Keluarga Besar. “Kalau nggak dicoba dulu, gimana kita bisa tahu,” balas Chandra. “Oh, aku baru ingat. Aku punya teman sekolah yang kerja di sana, jabatannya juga sudah cukup tinggi. Coba aku tanya dia, siapa tahu dia bisa temuin kita sama atasan Arthur Group,” ujar Nova. “Oke.” Denga
Hari ini adalah hari yang menggembirakan bagi keluarga Sinaga. Almaris Group yang berada di bawah naungan mereka menandatangani perjanjian dengan Arthur Group dan resmi menjadi partner bisnis dekat. Ini menandakan kedudukan keluarga Sinaga yang semakin meningkat. Ditambah lagi, hari itu juga bertepatan dengan ulang tahun ke-80 kepala keluarga Sinaga, Ahmad. Di depan kediaman keluarga Sinaga sudah berkumpul banyak mobil mewah, dan satu per satu tokoh penting di Rivera pada berdatangan untuk mengucapkan selamat kepada keluarga Sinaga. “Keluarga Wangsa memberikan batu giok yang harganya 16 miliar. Keluarga Tedjo menghadiahkan seekor katak emas yang dipercaya bisa membawakan kekayaan, harga satu ekor katak itu mencapai 24 miliar. Dan keluarga Cahyadi membawakan karya asli milik seorang pelukis terkenal yang harganya mencapai 17 miliar,” ujar seorang pembawa acara yang tak hentinya mengumumkan setiap hadiah yang dibawakan oleh para tamu. Ahmad masih terlihat begitu muda dan penuh dengan
Si penjaga berkata, “Sekarang, kamu harus menekan energi sejatimu dan membuatnya lebih murni dan lebih kuat. Kekuatanmu akan semakin kuat seiring dengan semakin murninya energi sejatimu.”“Bagaimana cara menekannya?” tanya Chandra bingung. “Aku akan mengajarkanmu beberapa keterampilan,” ujar si penjaga lalu mengulurkan jari rampingnya dan menyentuh dahi Chandra. Dengan cepat, beberapa informasi masuk ke dalam otak Chandra. Kemudian dia duduk bersila dan menyerap semua informasi yang masuk ke dalam pikirannya. Chandra seketika menyadari bahwa informasi ini adalah suatu bentuk ilmu kultivasi mental untuk menekan energi sejati di dalam tubuhnya. Ilmu kultivasi mental ini tidak terlalu mendalam, tapi tetap saja ada beberapa bagian yang tidak Chandra mengerti. Akhirnya, Chandra menanyakan berbagai macam hal yang tidak dimengertinya tanpa rasa malu kepada si penjaga. Chandra dengan cepat bisa mengerti tentang semua ini di bawah bimbingan si penjaga. Kemudian, Chandra bergegas menggunakan
Chandra menelan dua butir buah perak itu. Tidak lama kemudian, aroma yang luar biasa menyebar di tenggorokannya dan energi yang sangat kuat juga menyebar di seluruh tubuhnya. Seluruh pori-pori tubuhnya melebar dan memancarkan cahaya keperakan. Tubuhnya terasa ringan dan mulai melayang di udara. “Sungguh kekuatan yang dahsyat,” gumam Chandra terkejut. Chandra bergegas menutup pori-pori di tubuhnya agar kekuatan itu tidak cepat menghilang. Kemudian Chandra mulai mengaktifkan metode semesta untuk menyerap energi dan memurnikannya lalu mengubahnya menjadi energi sejati. Energi sejatinya semakin meningkat. Akhirnya, Chandra merasakan segel di dalam tubuhnya. Sudah lama dia tidak merasakan kekuatan seperti ini sejak dia mulai mempelajari kekuatan magis. Dia terus menyerap energi ke dalam tubuhnya, sampai akhirnya dia tidak lagi mampu menyerap apa pun. Hal ini bisa terjadi karena ada segel di dalam tubuhnya yang menghalangi dirinya untuk menyerap lebih banyak lagi. Chandra sadar kalau seg
Chandra mengangguk lalu kembali berjalan ke depan. Sebuah gerbang ilusi tiba-tiba muncul setelah mereka berjalan selama 5 menit. Gerbang itu terbentuk dari aura kabut berwarna hitam setinggi lebih dari 5 meter. “Ayo.”Si penjaga melambaikan tangannya lalu sebuah kekuatan dahsyat muncul di telapak tangannya dan menyelimuti tubuh Chandra. Kemudian dia menarik tangan Chandra lalu berjalan melewati gerbang ilusi di depan mereka. Seketika, Chandra merasakan kekuatan yang sangat dahsyat menghancurkannya ketika dia melewati gerbang hitam, sekalipun tubuhnya sudah dilindungi oleh kekuatan si penjaga. Dia merasa semua tulangnya remuk dan dia kehabisan napas. Untung saja, hal itu hanya berlangsung sesaat dan tiba-tiba saja mereka muncul di sebuah tempat aneh. Tempat itu memiliki langit kelabu dengan keheningan yang tak berujung. Tanahnya dipenuhi dengan lubang dan aura hitam yang terus meluap di bawahnya. Chandra bisa melihat ada banyak gunung hancur di kejauhan. Tempat ini bagaikan reruntuha
Aura Nova sangat kuat dan Chandra bisa melihat tingkat kultivasi Nova dari aura tersebut. Tingkat kultivasi Nova seharusnya saat ini sudah mencapai tingkat sempurna. Dia hanya selangkah lagi untuk masuk ke dalam Alam Trasenden. Si Penjaga berbalik lalu berkata kepada Xena, “Mulai sekarang, kamu tinggal di sini untuk memurnikan energi iblismu.”“Oke,” jawab Xena sambil mengangguk.Xena sangat senang mendengarnya. Karena energi iblis sudah mempengaruhi tubuhnya selama ribuan tahun. Sekarang, dia bisa lepas dari masalah itu selamanya. “Penjaga ….”Chandra tampak ragu untuk melontarkan kata-katanya.“Ada apa lagi?” tanya si Penjaga sambil menatap Chandra. “Jadi, sebuah Rumah Abadi muncul di Gunung Bushu ….”Chandra menceritakan semuanya dengan terperinci. “Aku ingin melewati level sembilan, tapi aku belum cukup kuat. Aku ingin tinggal di sini sementara waktu dan memintamu untuk membimbingku. Penjaga level sembilan itu mengatakan, aku harus meningkatkan dan menekan kekuatanku jika aku i
Seorang perempuan tampak sedang duduk bersila di samping pohon itu. Perempuan itu adalah Maggie. Maggie sedang berkultivasi dengan menyerap aroma buah perak sampai tubuhnya memancarkan cahaya keperakan. Dia tampak sangat cantik dan meneduhkan. Maggie bergegas menghentikan kultivasinya ketika merasakan kedatangan seseorang lalu mendongak dan berkata dengan raut wajah gembira, “Kak Chandra, kamu kembali!” Chandra mengangguk lalu tersenyum seraya berkata, “Maggie, terima kasih atas kerja kerasmu selama ini.”“Itu?”Chandra melihat sosok Xena di belakang Chandra. “Dia adalah mamaku,” jelas Chandra sambil terus tersenyum. “Halo, Tante,” sapa Maggie ramah.“Halo,” balas Xena. Maggie mengalihkan topik pembicaraan dengan berkata, “Kak Chandra, pohon perak ini sudah berbuah. Buah ini sungguh ajaib. Aku berkultivasi di dekat pohon ini dan hasilnya, kultivasiku meningkat sangat pesat.”“Baguslah kalau begitu.”Chandra mendekat dan memperhatikan dua butir buah yang ada di dahan pohon lalu mem
Chandra bergegas menuju Negara Januar setelah meninggalkan Gunung Bushu. Dia pergi ke kota yang ada di dekat Gunung Bushu lalu ke markas militer dan naik pesawat khusus menuju Negara Januar. Keesokan harinya.Chandra sudah berada di Negara Januar. Dia bertemu dengan Januar, Jamal dan Xena di istana. Para prajurit Negara Janur tidak pergi memeriahkan suasana di Gunung Bushu karena Xena tahu ada banyak makhluk Alam Niskala yang berada di dalam Rumah Abadi. “Chandra, bagaimana keadaanmu? Kamu baik-baik saja, kan?” tanya Xena yang langsung menarik Chandra dan memeriksa keadaan putranya itu. Kemudian Chandra menceritakan kejadian di dalam Rumah Abadi secara singkat. Dia menceritakannya dengan nada santai, tapi tetap saja ada orang yang ketakutan ketika mendengarnya. “Aku berencana untuk mengasingkan diri selama beberapa waktu. Aku akan kembali ke Rumah Abadi dan menantang sosok itu lagi setelah kekuatanku sudah meningkat agar aku bisa memiliki Rumah Abadi itu,” ujar Chandra.Kemudian di
“Chandra, aku pergi dulu. Aku akan mencari tempat untuk berlatih. Mungkin, 3 tahun lagi aku akan kembali ke sini dan melawan perempuan penjaga level sembilan itu kalau tidak terjadi hal buruk padaku. Aku harap kamu juga semakin tekun berlatih dan aku akan menunggumu di Gunung Bushu 3 tahun lagi.”“Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Berkultivasi adalah suatu keharusan bagi Chandra kali ini. Dia tidak akan menyerah selama Rumah Abadi belum menemukan pemilik selanjutnya. Koko berbalik dan pergi setelah melontarkan kata-katanya. Sebaliknya, Chandra memilih untuk tetap di tempat itu sambil bernostalgia bersama teman-teman lamanya. “Kak Chandra, apa kamu bertemu dengan Kak Sonia?” Dua orang perempuan cantik berjalan melewati kerumunan orang. Mereka adalah Grace dan Amanda. Amanda tampak malu dan menundukkan kepalanya ketika melihat Chandra. Namun, Grace tidak segan untuk membuka mulutnya di depan Chandra. “Sonia? Aku tidak melihatnya,” jawab Chandra heran. Raut wajah Grace seketika
Level sembilan memang sangat sulit dilewati. Apa mungkin Koko sudah kehilangan harapan sampai memutuskan untuk pergi? Bahkan Koko juga tidak tampak khawatir akan ada orang di belakang sana yang bisa mengalahkan perempuan bergaun putih ini. Akhirnya, mereka berdua berjalan menyusuri jalanan untuk kembali. Tidak lama kemudian, mereka sudah keluar dari kota dan pertempuran juga masih berlangsung di sana. Semua orang tampak bingung ketika melihat Koko dan Chandra berjalan meninggalkan kota. Namun, kedua orang itu langsung saja pergi tanpa memberikan penjelasan apa pun kepada mereka. Sebelumnya, ada beberapa rintangan di jalanan yang mereka lalui. Namun sekarang, semua rintangan itu menghilang, jadi mereka bisa dengan mudah mencapai puncak gunung. Di puncak gunung terdapat sebuah pintu. Pintu itu dibentuk dari kumpulan cahaya keemasan. Mereka berdua berjalan melewati pintu bercahaya itu tanpa ragu dan langsung berada di luar Rumah Abadi. Mereka kembali berada di Gunung Bushu. Mereka sud
Chandra tersenyum seraya berkata, “Level terakhir cukup sederhana. Kamu hanya perlu mengalahkan perempuan itu.”Koko langsung menghela napas lega setelah mendengar perkataan Chandra. Perempuan itu menatap Koko tajam dengan cahaya putih yang memancar dari matanya. “Kuat sekali! Dia sudah mencapai tingkat empat Alam Trasenden di usia yang masih terbilang muda.”Raut wajah perempuan itu tampak sedikit terkejut. Dia bisa mengetahui usia dan tingkat kultivasi Koko. Laki-laki ini pastilah seorang jenius karena dia bisa mencapai level setinggi ini di usia yang masih sangat muda. “Aku akan meningkatkan kekuatanku ke tingkat empat Alam Trasenden sepertimu. Kamu boleh menyerangku sesukamu. Kamu bisa mendapatkan peri setelah berhasil mengalahkanku,” ujar perempuan itu dengan suara yang bergema. “Oke,” jawab Koko cepat. Kemudian tubuhnya menghilang dan muncul di hadapan perempuan itu dalam sekejap mata. Jari-jarinya mengepal dan meninju perempuan itu dengan kekuatan yang sangat dahsyat. Perem