Namun, mereka tidak melihat siapa pun setelah tiba di Lethran. Mereka terus mencari di sekitar Lethran, tapi tetap saja mereka tidak menemukan siapa pun di sana. Di sisi lain, Chandra dan Bonar sedang bersembunyi di tebing sambil memperhatikan orang-orang yang mencari mereka di Lethran.“Nova?” ujar Chandra ketika melihat sosok Nova. Kemudian dia bergumam dengan raut wajah bingung, “Ada apa ini? Bukankah Nova sudah kehilangan ingatan dan kemampuannya? Kenapa dia bisa datang ke sini bersama orang-orang itu?”Chandra tidak bisa lagi menahan diri setelah melihat Nova. Akhirnya, dia melompat dari atas tebing dan muncul di Lethran. Nova terus berusaha mencari Chandra di seluruh Lethran, tapi hasilnya tetap saja nihil sampai akhirnya dia berseru sambil menangis, “Chandra, kamu di mana? Keluarlah! Aku di sini! Hu hu ….”“Nova!”Namun, tiba-tiba saja terdengar sebuah suara yang tidak asing memanggilnya. Nova langsung berbalik dan menoleh ke arah sumber suara. Sosok laki-laki tiba-tiba muncul
Orang-orang yang mengenal ataupun tidak mengenal Chandra ikut menghampiri Chandra dan menyapanya seperti Kadir. Bagaimanapun juga, Chandra sudah menunjukkan kekuatannya yang menakutkan ketika dia bertarung dengan klan Darah di luar negeri. Selain itu, Nova juga sudah mendapatkan kembali kekuatannya. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya pasangan ini dan tidak ada siapa pun yang berani macam-macam dengan mereka. Lagi pula, menyapa Chandra sama sekali tidak akan memberikan mereka kerugian apa pun, justru keuntunganlah yang akan mereka dapatkan nantinya. “Kakek!” seru Chandra ketika melihat Robi. Robi langsung mengangguk lalu berkata, “Baguslah, kamu baik-baik saja. Nyawamu jauh lebih penting dari apa pun.”Kemudian Chandra menoleh kembali ke arah Nova lalu bertanya, “Jadi, kedatangan kalian ke sini karena ingin membunuh Naga?”Nova dengan cepat mengangguk lalu berkata, “Benar, kami datang untuk membunuh Naga. Bagaimanapun juga, Darah Naga bisa membuat siapa saja hidup abadi. Oleh karena
Bonar berbalik lalu pergi. Namun, tidak ada satu pun orang yang berani mengikuti Bonar. Sampai akhirnya, Chandra berkata, “Ayo, ikuti dia agar kita bisa menemukan Naga.”Setelah itu, barulah orang-orang mulai mengikuti Bonar menuju Lethran. Tidak lama kemudian, mereka tiba di tepi laut dan tepat di depan mereka ada sebuah selat. Bonar menunjuk ke arah selat itu sambil menulis beberapa kata di atas tanah. “Naga tinggal di selat itu,” tulis Bonar. Di antara mereka semua, ada banyak orang yang mengerti tulisan kuno seperti Chandra. Oleh karena itu, mereka semua langsung tampak bersemangat setelah membaca tulisan Bonar. Kemudian Raja Guntur berkata, “Kalau begitu, apa lagi yang kita tunggu? Aku akan memancingnya keluar. Kita semua harus bersatu untuk membunuh Naga. Aku tidak percaya kalau Naga itu mampu menghadapi kekuatan kita semua!”Raja Guntur langsung hendak bergegas menuju selat setelah selesai berbicara. Namun, Robi tiba-tiba menghadangnya dan berusaha menghentikan langkah Raja
Air laut bergulung dengan kerasnya. Gelombang besar tiba-tiba saja menyapu dengan kekuatan yang sangat besar sampai Chandra saja tidak mampu untuk melawannya selama beberapa saat. Dia pun melangkah mundur dengan cepat. Kemudian sebuah kepala yang sangat besar muncul di mulut gua. Air dasar laut bisa dibilang masih cukup jernih, jadi Chandra masih bisa melihat apa yang ada di depannya saat ini. Kepala itu sangat besar dengan tanduk diagonal di atasnya. Selain itu, ada juga kumis Naga yang bergelantung panjang di wajah Naga itu dengan matanya yang besar menyala merah bagaikan sebuah lentera. Hewan itu membuka mulutnya lebar dan menunjukkan barisan giginya yang tajam. Sebuah kekuatan mengerikan menyapu lautan ketika hewan raksasa itu membuka mulutnya. Chandra bergegas bergerak mundur berusaha menghindari gulungan air. Namun, kecepatannya sedikit lebih lambat dari biasanya karena dia berada di dalam air. Akhirnya, tubuhnya tersapu oleh gulungan air sampai tubuhnya terasa sedikit sakit.
Aura naga itu sangatlah kuat. Nova masih bisa merasakan tekanan aura Naga seakan tubuhnya tertindih oleh batu yang sangat besar sampai terasa sesak. Padahal jaraknya cukup jauh dari Naga tersebut. “Maju!” seru Robi sambil menghunuskan pedangnya. Cahaya pedangnya tampak menembus hingga langit di atas mereka. Bahkan cahaya pedang itu juga berhasil mengusir semua awan yang ada sampai membuat langit tampak sangat bersih tak bernoda. “Ini?”Ekspresi semua orang seketika berubah ketika melihat pedang yang berada di genggaman Robi.“Pedang Moscat?”“Itu adalah Pedang Moscat yang melegenda?”“Aku tidak pernah menduga kalau pedang itu berada di tangan Robi!”“Apa benar pedang itu adalah Pedang Moscat yang bersejarah itu?” tanya Wanto dengan penuh keterkejutan. Pedang Moscat adalah sebuah pedang yang melegenda dan terkenal dalam sejarah. Karena Pedang Moscat adalah pedang milik Raja Kejahatan sekitar 1800 tahun yang lalu. Pedang ini dinyatakan hilang bersamaan dengan kematian Raja Kejahatan.
Naga itu sangat kuat. Bahkan serangan acaknya saja memiliki kekuatan penghancur yang sangat mengerikan. Robi tampak mengeluarkan keringat dingin di dahinya setelah berhasil menghindar dari serangan Naga. Tubuhnya pasti terkoyak kalau saja dia tidak berhasil menghindari cengkeraman Naga. Di sisi lain, Zeno menggenggam Pedang Api di tangannya yang tampak seperti sebuah bola api yang sedang berkobar. Dia bergegas menghampiri Naga dengan kecepatan yang sungguh luar biasa.Namun, Naga itu berbalik dengan hembusan angin yang sungguh kencang sebelum Zeno sempat melayangkan serangannya. Seketika, tubuh Zeno terhempas mundur tanpa bisa melawan hempasan angin itu. Dalam sekejap mata, pertempuran sengit kembali terjadi. Semua orang tidak menggunakan gerakan khusus apa pun untuk menyerang Naga. Mereka semua hanya menggunakan teknik-teknik dasar untuk mempertahankan energi mereka. Karena mereka tahu kalau akan terjadi pertempuran sengit di antara mereka semua setelah Naga itu mati. Oleh karena i
Kekuatan ledakan itu sungguh dahsyat sampai membuat udara di sekitarnya terdistorsi. Di saat yang bersamaan, prajurit yang lainnya mulai mengerahkan energi pedang mereka untuk terus melayangkan serangan ke tubuh Naga. Semua serangan energi pedang itu berhasil memotong sisik Naga satu demi satu dan membuat tubuh Naga mengeluarkan darah. Namun anehnya, semua luka itu sama sekali tidak mengurangi kekuatan Naga. Naga itu tetap saja sangat kuat. Bahkan aura yang memancar dari tubuhnya juga terasa semakin mengerikan. Dia terus berusaha menyerang musuh yang terus menyerangnya tanpa henti. Sampai akhirnya, dia mengalihkan pandangannya ke arah salah satu anggota kelompok Adidaya setelah menyadari serangannya terus mengalami kegagalan. Dia bergegas menghampiri anggota kelompok Adidaya itu dengan sangat cepat. Si anggota kelompok Adidaya itu sadar kalau dirinya tidak bisa menghindar dari Naga, jadi dia mulai mengerahkan cahaya putih yang berguna sebagai perisai pelindung. Namun, Naga itu terb
Sekarang, ada ratusan energi pedang yang masing-masingnya memiliki kekuatan serta aura yang sangat menakutkan. Akasa menyipitkan matanya dan menatap tidak percaya dengan kekuatan Sepuluh Ribu Pedang Gozar yang ditunjukkan oleh Robi. Dia pun bergumam, “Jurus pedang apa ini?”Energi pedang langsung menembus langit dan mengeluarkan desisan yang sangat kencang. Suara gemuruh yang memekakkan telinga terdengar ke seluruh penjuru pulau ketika energi pedang itu menyentuh tubuh Naga. Sisik di tubuhnya terkoyak dan mengeluarkan darah tanpa henti. Seketika, tubuh besar Naga terjatuh dari langit ke atas gunung batu dengan sangat keras.Gunung itu langsung hancur dan tenggelam ke dalam laut bersamaan dengan tubuh besar Naga. Seketika air di lautan langsung bergejolak. Tidak lama kemudian, Naga itu berhasil bangkit dan kembali terbang ke udara. Dia menatap marah ke arah Robi dengan matanya yang merah bagaikan darah. Naga dengan cepat meraih tubuh Robi. Robi berusaha melepaskan diri dengan mengangka
Nova menggenggam Chandra dengan kencang. Dia ingin selalu bersama Chandra melewati berbagai rintangan dan masa-masa tersulit bagi umat manusia bumi. Dia juga yakin, semuanya pasti akan berlalu dan kembali baik seperti sedia kala. “Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Mereka berdua pergi tanpa membawa Weni dan meninggalkan putri kecil mereka bersama keluarga Kurniawan di Rivera. Karena menurut mereka, keadaan Someria saat ini masih terbilang cukup aman, jadi Weni tidak akan berada dalam bahaya untuk sementara waktu. Walaupun mereka enggan untuk meninggalkan Weni, sayangnya mereka tidak memiliki waktu untuk mengurus Weni. Keesokan harinya. Chandra dan Nova sudah tiba di Negara Naga. Aula utama Istana Kekaisaran Negara Naga.Chandra memunculkan Istana Abadi lalu memanggil Arya, Paul serta Maggie yang berada di dalamnya. Selain itu, Chandra juga memanggil Delappan Naga Langit, Alex Gondo, Sandra dan yang lainnya. Puluhan pejabat tinggi Negara Naga saat ini berkumpul di aula utama.
Retakan yang muncul di langit terhubung dengan 3000 dunia yang tersegel. Para utusan hebat dari 3000 dunia lain muncul dari dalam retakan dan turun ke bumi. Raut wajah Chandra seketika berubah sangat serius setelah melihat peristiwa ini. Akhirnya, akhir dunia telah tiba. “Sayang.”Nova dan Chandra berdiri di halaman rumah. Dia langsung menggenggam tangan suaminya setelah melihat kemunculan sosok dari dalam retakan. Kemudian dia berkata dengan raut wajah khawatir, “Ada banyak prajurit utusan yang muncul di bumi. Hal ini pastinya bukanlah suatu pertanda baik bagi bumi.”Chandra menghela napas panjang lalu berkata, “Tidak ada cara lain dalam menghadapi semua ini. Kita hanya bisa maju selangkah demi selangkah.”Chandra sudah tahu sejak lama kalau hari ini akan tiba. Sebenarnya, dia sudah mempersiapkan banyak hal untuk menghadapi hari ini. Namun, dia sadar kalau semua persiapannya hanyalah sia-sia belaka setelah hari akhir ini benar-benar tiba di depan matanya. “Bagaimana ini? Apa yang
“Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Kemudian dia berdiri hendak masuk ke dalam rumah. Namun, tiba-tiba saja hujan turun dan air hujan menetes di wajahnya. Chandra mengulurkan tangannya dan melihat sesuatu yang sangat mengejutkan. Air hujan yang ada di telapak tangannya berwarna hitam. “Hujan hitam?”Chandra menatap langit gelap dengan ekspresi yang sangat serius. “Apa harinya sudah tiba?”Duar!Petir menyambar menembus awan. Srrr!Hujan turun dengan derasnya. Hujan ini berwarna hitam dan jatuh ke tanah sampai membuat sebagian tanah terkorosi disertai dengan kabut berwana hitam. “Ini?”Nova juga tidak kalah terkejutnya. Dia menyentuh wajahnya yang basah karena air hujan. Dia bisa melihat dengan jelas kalau air hujan yang turun berwarna hitam. Walaupun Nova adalah salah satu prajurit terkuat di bumi, dia masih bisa merasakan kalau air hujan hitam yang jatuh ke bumi bersifat korosi.“Sayang, apakah hujan hitam ini adalah malapetaka pertama yang akan muncul seperti yang kamu cerit
Si penjaga muncul dan memberikan kabar buruk bagi Chandra. Bumi akan dilanda malapetaka yang pertama dan menyebabkan kematian sepertiga manusia bumi yang berjumlah miliaran. Chandra sangat sedih setelah mendengarnya. Dia juga tidak tahu, apa yang akan terjadi setelah bencana pertama terjadi. Akhirnya, dia pergi menuju kediaman keluarga Kurniawan dengan perasaan sedih. Dia mendengar suara tawa dan obrolan riang dari dalam rumah sebelum dia masuk. Keluarga itu sepertinya sedang makan siang bersama. Tidak lama kemudian, seseorang membukakannya pintu setelah Chandra menekan bel. Orang yang membukakan pintu adalah Leon Kurniawan. Dia sempat tertegun sejenak ketika melihat sosok Chandra lalu dia berkata dengan gugup, “Cha ... Chandra, kamu sudah kembali? Silakan masuk.”“Kakek, Chandra sudah pulang. Nova, Chandra pulang!” seru Leon dengan suara yang menggema di seluruh penjuru ruangan. Seluruh keluarga Kurniawan langsung berdiri. Kemudian seorang gadis kecil dengan pakaian yang cantik b
Dia tidak tahu kalau orang-orang yang akan muncul kali ini adalah para prajurit utusan yang hebat yang tidak bisa dibandingkan dengan Anak Dewa maupun Dusky. Dia juga tidak tahu kalau bencana besar pertama akan segera menghampiri bumi. Saat ini, Chandra sedang berada di dalam pesawat menuju Rivera. Pesawat yang ditumpanginya mendarat di area militer Rivera. Dia bergegas turun dan keluar dari area militer untuk pergi menuju ke kediaman keluarga Kurniawan. Namun, sosok seorang perempuan tiba-tiba saja menghalangi langkah Chandra. Perempuan itu mengenakan gaun putih dengan rambut hitam panjang. Dia berdiri membelakangi Chandra. Kemudian perempuan itu berbalik dan memperlihatkan wajahnya yang cantik dan lembut. Chandra cukup terkejut lalu berkata, “Kak Penjaga? Kenapa Kakak ada di sini?”Sosok perempuan itu adalah Si Penjaga Pustaka Agung yang sedang menatap Chandra dalam lalu berkata, “Aku ke sini karena ada hal yang ingin kusampaikan padamu.”“Katakan saja, Kak,” balas Chandra dengan
Niskala adalah dunia pertama yang disegel dengan ukuran yang jauh lebih besar dari bumi. Seorang laki-laki tua sedang duduk di atas sebuah kursi kayu yang berada di depan sebuah rumah kayu di Niskala. Dia adalah manusia terkuat di Niskala dengan banyak gelar yang disematkan padanya yang juga merupakan guru dari Anak Dewa. Dia jugalah yang menciptakan jurus Pedang 4 Musim. Ada yang memanggilnya dengan sebutan Suhu 4 Musim, ada juga yang memanggilnya Orang Tua 4 Musim. Dia duduk di atas sebuah kursi kayu dan di depannya berdiri seorang pemuda berusia sekitar 25-26 tahun. Pemuda itu mengenakan jubah berwarna abu-abu dengan pedang di punggungnya.“Lampu jiwa Anak Dewa sudah padam. Itu artinya, dia sudah mati,” ujar Suhu 4 Musim.Kemudian dia kembali berkata dengan raut wajah marah, “Aku tidak tahu apa yang dilaluinya di bumi, tapi Anak Dewa adalah muridku yang paling kusayangi. Aku bisa merasakan akan muncul suatu keberuntungan di bumi, selain itu segel mereka juga akan segera terlepas.
Basita bisa memiliki keempat segel itu karena dia adalah manusia paling tua yang ada di bumi saat ini dan makhluk dari dunia lain sama sekali tidak berpikir akan kemungkinan hal seperti itu. “Oke,” jawab Chandra sambil mengangguk lalu mengambil keempat segel itu. “Apa rencanamu sekarang?” tanya Basita sambil menatap Chandra serius. Kemudian Chandra berkata, “Nova membawa Weni ke Rivera. Aku sangat sibuk sampai tidak sempat menghabiskan waktu bersama anakku selama beberapa tahun belakangan. Aku berencana untuk menghabiskan waktu bersama putriku di Rivera. Lagi pula, makhluk dunia lain juga tidak akan berani mengganggu manusia untuk sementara waktu.”“Beristirahatlah dulu. Kamu sudah terlalu sibuk selama bertahun-tahun,” balas Basita bijak. Pertemuannya dengan Basita kali ini, tidak sesuai dengan dugaannya. Pada awalnya, dia berencana untuk langsung menghancurkan para makhluk dari dunia lain yang berada di Kota Dusky setelah berdiskusi dengan Basita. Namun, Basita justru melarangnya.
Sandra bergegas pergi setelah mencium Chandra, sedangkan Chandra hanya bisa memegang wajahnya dengan ekspresi pasrah. Dia juga memutuskan untuk pergi sambil memikirkan perkataan Sandra. Sekarang, dia harus mencari uang untuk memastikan perkembangan Negara Naga tidak terhambat. Namun, uang kertas di berbagai negara tidak lagi berharga dan sudah digantikan dengan emas. Chandra tiba-tiba teringat dengan harta karun yang dikubur oleh Alex Gondo. Harta karun itu adalah harta yang dikumpulkan oleh Alex setelah dia mendirikan organisasi pembunuh. Sebagian besar harta karun itu berbentuk emas, jadi seharusnya Negara Naga bisa terselamatkan jika menggunakan tumpukan emas milik Alex tersebut. Chandra bergegas menemui Alex Gondo dan memberitahunya tentang masalah ini. Kemudian Chandra meminta Alex untuk mengirim orang agar bisa mendapatkan emas tersebut di Someria. Chandra memutuskan pergi ke Gunung Rinto pada malam hari setelah selesai mengatur masalah emas. Keesokan paginya, Chandra sudah t
Bagaimana mungkin Chandra tidak mengerti maksud dari perkataan Sandra? Namun, Chandra tidak terlalu memedulikannya. Dia lebih memilih untuk tersenyum lalu mengalihkan pembicaraan mereka dengan berkata, “Aku akan mencari cara untuk mengatasi masalah uang sekaligus mengumpulkan cukup dana dalam waktu sesingkat mungkin. Kita tidak lagi punya banyak waktu, jadi kita harus menyempurnakan Negara Naga secepat mungkin. Oh iya, bagaimana dengan urusan pangan?”Sandra langsung menghela napas lalu berkata setelah menenangkan diri, “Ya, semuanya sedang dipersiapkan. Negara Naga sudah bekerja sama dengan Someria selama bertahun-tahun dalam industri pertanian. Ditambah lagi, dengan bangkitnya energi spiritual langit dan bumi yang berhasil meningkatkan hasil produksi pertanian. Sekarang, Negara Naga sudah memiliki cadangan makanan untuk menghidupi 300 juta penduduk selama 10 tahun ke depan.”Namun, Chandra justru berkata, “Tidak cukup! Masih jauh dari kata cukup! Bagaimanapun juga, makanan adalah fo