Share

Bab 1764

Author: Angin
last update Last Updated: 2024-09-19 18:00:01
Nova tahu, semua prajurit yang datang bersamanya memiliki niat jahat untuk membunuh dan mengambil Darah Naga serta harta karun yang ada di tubuh naga dan mengakuinya sebagai milik mereka seorang. Namun, Nova tidak menginginkan semua itu. Dia ingin orang-orang yang dibawanya ke pulau ini akan kembali ke Rivera tanpa kurang satu orang pun. Sayangnya, Nova tidak bisa melakukan apa pun jika apa yang terjadi berikutnya di luar kemampuannya.

Robi menghela napasnya setelah melihat ekspresi sedih Nova lalu berkata, “Nova, kamu masih terlalu muda. Orang-orang itu, termasuk Akasa dan Raja Guntur mematuhimu hanya karena mereka memiliki tujuan untuk membunuh Naga. Kamu pasti tahu kan kalau mereka tidak akan mungkin bersedia patuh padamu kalau bukan karena memiliki tujuan itu, kan?”

“Mereka semua akan langsung saling bertarung setelah naga itu terbunuh.”

Nova hanya bisa terdiam setelah mendengar perkataan Robi. Sekarang, dia tidak ingin lagi memikirkan nasib para prajurit kuno. Dia sekarang lebih
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jenderal Naga   Bab 1765

    Namun, mereka tidak melihat siapa pun setelah tiba di Lethran. Mereka terus mencari di sekitar Lethran, tapi tetap saja mereka tidak menemukan siapa pun di sana. Di sisi lain, Chandra dan Bonar sedang bersembunyi di tebing sambil memperhatikan orang-orang yang mencari mereka di Lethran.“Nova?” ujar Chandra ketika melihat sosok Nova. Kemudian dia bergumam dengan raut wajah bingung, “Ada apa ini? Bukankah Nova sudah kehilangan ingatan dan kemampuannya? Kenapa dia bisa datang ke sini bersama orang-orang itu?”Chandra tidak bisa lagi menahan diri setelah melihat Nova. Akhirnya, dia melompat dari atas tebing dan muncul di Lethran. Nova terus berusaha mencari Chandra di seluruh Lethran, tapi hasilnya tetap saja nihil sampai akhirnya dia berseru sambil menangis, “Chandra, kamu di mana? Keluarlah! Aku di sini! Hu hu ….”“Nova!”Namun, tiba-tiba saja terdengar sebuah suara yang tidak asing memanggilnya. Nova langsung berbalik dan menoleh ke arah sumber suara. Sosok laki-laki tiba-tiba muncul

    Last Updated : 2024-09-19
  • Jenderal Naga   Bab 1766

    Orang-orang yang mengenal ataupun tidak mengenal Chandra ikut menghampiri Chandra dan menyapanya seperti Kadir. Bagaimanapun juga, Chandra sudah menunjukkan kekuatannya yang menakutkan ketika dia bertarung dengan klan Darah di luar negeri. Selain itu, Nova juga sudah mendapatkan kembali kekuatannya. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya pasangan ini dan tidak ada siapa pun yang berani macam-macam dengan mereka. Lagi pula, menyapa Chandra sama sekali tidak akan memberikan mereka kerugian apa pun, justru keuntunganlah yang akan mereka dapatkan nantinya. “Kakek!” seru Chandra ketika melihat Robi. Robi langsung mengangguk lalu berkata, “Baguslah, kamu baik-baik saja. Nyawamu jauh lebih penting dari apa pun.”Kemudian Chandra menoleh kembali ke arah Nova lalu bertanya, “Jadi, kedatangan kalian ke sini karena ingin membunuh Naga?”Nova dengan cepat mengangguk lalu berkata, “Benar, kami datang untuk membunuh Naga. Bagaimanapun juga, Darah Naga bisa membuat siapa saja hidup abadi. Oleh karena

    Last Updated : 2024-09-20
  • Jenderal Naga   Bab 1767

    Bonar berbalik lalu pergi. Namun, tidak ada satu pun orang yang berani mengikuti Bonar. Sampai akhirnya, Chandra berkata, “Ayo, ikuti dia agar kita bisa menemukan Naga.”Setelah itu, barulah orang-orang mulai mengikuti Bonar menuju Lethran. Tidak lama kemudian, mereka tiba di tepi laut dan tepat di depan mereka ada sebuah selat. Bonar menunjuk ke arah selat itu sambil menulis beberapa kata di atas tanah. “Naga tinggal di selat itu,” tulis Bonar. Di antara mereka semua, ada banyak orang yang mengerti tulisan kuno seperti Chandra. Oleh karena itu, mereka semua langsung tampak bersemangat setelah membaca tulisan Bonar. Kemudian Raja Guntur berkata, “Kalau begitu, apa lagi yang kita tunggu? Aku akan memancingnya keluar. Kita semua harus bersatu untuk membunuh Naga. Aku tidak percaya kalau Naga itu mampu menghadapi kekuatan kita semua!”Raja Guntur langsung hendak bergegas menuju selat setelah selesai berbicara. Namun, Robi tiba-tiba menghadangnya dan berusaha menghentikan langkah Raja

    Last Updated : 2024-09-20
  • Jenderal Naga   Bab 1768

    Air laut bergulung dengan kerasnya. Gelombang besar tiba-tiba saja menyapu dengan kekuatan yang sangat besar sampai Chandra saja tidak mampu untuk melawannya selama beberapa saat. Dia pun melangkah mundur dengan cepat. Kemudian sebuah kepala yang sangat besar muncul di mulut gua. Air dasar laut bisa dibilang masih cukup jernih, jadi Chandra masih bisa melihat apa yang ada di depannya saat ini. Kepala itu sangat besar dengan tanduk diagonal di atasnya. Selain itu, ada juga kumis Naga yang bergelantung panjang di wajah Naga itu dengan matanya yang besar menyala merah bagaikan sebuah lentera. Hewan itu membuka mulutnya lebar dan menunjukkan barisan giginya yang tajam. Sebuah kekuatan mengerikan menyapu lautan ketika hewan raksasa itu membuka mulutnya. Chandra bergegas bergerak mundur berusaha menghindari gulungan air. Namun, kecepatannya sedikit lebih lambat dari biasanya karena dia berada di dalam air. Akhirnya, tubuhnya tersapu oleh gulungan air sampai tubuhnya terasa sedikit sakit.

    Last Updated : 2024-09-21
  • Jenderal Naga   Bab 1769

    Aura naga itu sangatlah kuat. Nova masih bisa merasakan tekanan aura Naga seakan tubuhnya tertindih oleh batu yang sangat besar sampai terasa sesak. Padahal jaraknya cukup jauh dari Naga tersebut. “Maju!” seru Robi sambil menghunuskan pedangnya. Cahaya pedangnya tampak menembus hingga langit di atas mereka. Bahkan cahaya pedang itu juga berhasil mengusir semua awan yang ada sampai membuat langit tampak sangat bersih tak bernoda. “Ini?”Ekspresi semua orang seketika berubah ketika melihat pedang yang berada di genggaman Robi.“Pedang Moscat?”“Itu adalah Pedang Moscat yang melegenda?”“Aku tidak pernah menduga kalau pedang itu berada di tangan Robi!”“Apa benar pedang itu adalah Pedang Moscat yang bersejarah itu?” tanya Wanto dengan penuh keterkejutan. Pedang Moscat adalah sebuah pedang yang melegenda dan terkenal dalam sejarah. Karena Pedang Moscat adalah pedang milik Raja Kejahatan sekitar 1800 tahun yang lalu. Pedang ini dinyatakan hilang bersamaan dengan kematian Raja Kejahatan.

    Last Updated : 2024-09-21
  • Jenderal Naga   Bab 1770

    Naga itu sangat kuat. Bahkan serangan acaknya saja memiliki kekuatan penghancur yang sangat mengerikan. Robi tampak mengeluarkan keringat dingin di dahinya setelah berhasil menghindar dari serangan Naga. Tubuhnya pasti terkoyak kalau saja dia tidak berhasil menghindari cengkeraman Naga. Di sisi lain, Zeno menggenggam Pedang Api di tangannya yang tampak seperti sebuah bola api yang sedang berkobar. Dia bergegas menghampiri Naga dengan kecepatan yang sungguh luar biasa.Namun, Naga itu berbalik dengan hembusan angin yang sungguh kencang sebelum Zeno sempat melayangkan serangannya. Seketika, tubuh Zeno terhempas mundur tanpa bisa melawan hempasan angin itu. Dalam sekejap mata, pertempuran sengit kembali terjadi. Semua orang tidak menggunakan gerakan khusus apa pun untuk menyerang Naga. Mereka semua hanya menggunakan teknik-teknik dasar untuk mempertahankan energi mereka. Karena mereka tahu kalau akan terjadi pertempuran sengit di antara mereka semua setelah Naga itu mati. Oleh karena i

    Last Updated : 2024-09-22
  • Jenderal Naga   Bab 1771

    Kekuatan ledakan itu sungguh dahsyat sampai membuat udara di sekitarnya terdistorsi. Di saat yang bersamaan, prajurit yang lainnya mulai mengerahkan energi pedang mereka untuk terus melayangkan serangan ke tubuh Naga. Semua serangan energi pedang itu berhasil memotong sisik Naga satu demi satu dan membuat tubuh Naga mengeluarkan darah. Namun anehnya, semua luka itu sama sekali tidak mengurangi kekuatan Naga. Naga itu tetap saja sangat kuat. Bahkan aura yang memancar dari tubuhnya juga terasa semakin mengerikan. Dia terus berusaha menyerang musuh yang terus menyerangnya tanpa henti. Sampai akhirnya, dia mengalihkan pandangannya ke arah salah satu anggota kelompok Adidaya setelah menyadari serangannya terus mengalami kegagalan. Dia bergegas menghampiri anggota kelompok Adidaya itu dengan sangat cepat. Si anggota kelompok Adidaya itu sadar kalau dirinya tidak bisa menghindar dari Naga, jadi dia mulai mengerahkan cahaya putih yang berguna sebagai perisai pelindung. Namun, Naga itu terb

    Last Updated : 2024-09-22
  • Jenderal Naga   Bab 1772

    Sekarang, ada ratusan energi pedang yang masing-masingnya memiliki kekuatan serta aura yang sangat menakutkan. Akasa menyipitkan matanya dan menatap tidak percaya dengan kekuatan Sepuluh Ribu Pedang Gozar yang ditunjukkan oleh Robi. Dia pun bergumam, “Jurus pedang apa ini?”Energi pedang langsung menembus langit dan mengeluarkan desisan yang sangat kencang. Suara gemuruh yang memekakkan telinga terdengar ke seluruh penjuru pulau ketika energi pedang itu menyentuh tubuh Naga. Sisik di tubuhnya terkoyak dan mengeluarkan darah tanpa henti. Seketika, tubuh besar Naga terjatuh dari langit ke atas gunung batu dengan sangat keras.Gunung itu langsung hancur dan tenggelam ke dalam laut bersamaan dengan tubuh besar Naga. Seketika air di lautan langsung bergejolak. Tidak lama kemudian, Naga itu berhasil bangkit dan kembali terbang ke udara. Dia menatap marah ke arah Robi dengan matanya yang merah bagaikan darah. Naga dengan cepat meraih tubuh Robi. Robi berusaha melepaskan diri dengan mengangka

    Last Updated : 2024-09-23

Latest chapter

  • Jenderal Naga   Bab 1965

    Waktu yang tersisa untuk bumi kini hanya tinggal enam tahun. Enam tahun lagi, kiamat akan datang. Saat ini, manusia di bumi sama sekali belum memiliki kemampuan untuk menghadapi akhir dunia. Satu Alam Niskala saja sudah membuat manusia di bumi berada di ambang keputusasaan. Jika segel itu terbuka, dunia-dunia lain seperti Alam Niskala akan menyatu dengan bumi, dan itulah saat yang benar-benar menjadi akhir bagi umat manusia. Apalagi, makhluk-makhluk Alam Niskala yang muncul sekarang hanyalah yang terlemah. Para makhluk terkuat tidak bisa melewati segel untuk muncul di bumi. “Hal yang paling mendesak sekarang adalah membereskan makhluk-makhluk Alam Niskala yang sudah muncul di bumi, demi memberi waktu bagi umat manusia untuk berkembang,” pikir Chandra dalam hati. Dia sudah memiliki rencana. Namun, untuk mewujudkan semua itu terasa seperti tugas yang mustahil. Satu Jayhan dan satu Jaymin saja sudah sangat merepotkan, belum lagi, berdasarkan informasi yang dia dapatkan, sekar

  • Jenderal Naga   Bab 1964

    Tiga tahun telah berlalu, kini Chaca sudah berusia empat tahun. Chandra merasakan rindu pada putrinya. ia sadar, dirinya bukanlah seorang ayah yang baik. Memikirkan hal itu, Chandra hanya bisa menghela napas panjang. Tak lama kemudian, dia meninggalkan Gunung Langit. Chandra menuju kota terdekat dari Gunung Langit untuk membeli sebuah ponsel dan langsung masuk ke forum pesilat. Chandra mulai mencari tahu apa saja yang telah terjadi selama tiga tahun terakhir. Melalui pembahasan di forum, Chandra mengetahui bahwa tiga tahun lalu dia hampir saja berhasil membunuh Jayhan. Namun, Jayhan terlalu kuat. Meski Chandra telah menggunakan ilmu pamungkas hingga tubuhnya hancur dan jiwanya lenyap, dia tetap gagal membunuh Jayhan. Namun, perlawanan itu membuat Jayhan terluka parah. Setelah itu, Robi bersama anak buahnya berhasil menangkap Jayhan hidup-hidup. Meski Jayhan tidak dibunuh, dia dipenjarakan. Alasannya, Jayhan memiliki latar belakang yang sangat besar. Jika dia dibunuh sembara

  • Jenderal Naga   Bab 1963

    Bagi seorang penjaga yang pernah mengalami Zaman Kegelapan, keadaan saat ini terasa seperti masa yang damai. Penjaga itu tidak menjelaskan dengan rinci seperti apa kondisi dunia luar sekarang. Namun, hal ini cukup membuat Chandra merasa lega. Jika penjaga tidak merasa perlu mengkhawatirkan keadaan di luar, berarti dunia luar masih relatif tenang. “Penjaga, bagaimana caranya agar aku bisa hidup kembali?” Chandra memandang penjaga itu dengan penuh harapan. Ia sangat ingin hidup kembali, ingin keluar dari tempat ini dengan tubuh yang baru. Penjaga itu melirik Chandra sejenak, lalu menggerakkan tangannya dengan santai. Seketika, Chandra merasakan tubuh jiwanya terangkat, seakan tidak terkendali, perlahan melayang ke arah tubuh di tanah. Di saat yang sama, tangan penjaga memunculkan simbol-simbol misterius. Ia mulai melafalkan mantra yang tidak dipahami Chandra. Satu per satu simbol itu masuk ke dalam tubuh Chandra yang terbaring. Sekitar lima menit berlalu. Chandra, yang terbar

  • Jenderal Naga   Bab 1962

    Chandra terdiam sejenak, lalu berkata, “Apa ini tentang suku di dalam tempat penyegelan?” Penjaga menggeleng pelan. “Lupakan. Kalau aku jelaskan sekarang, kamu tidak akan mengerti. Nanti aku akan memberitahumu. Untuk sekarang, aku membawamu ke sini karena aku berniat menggunakan Teratai Iblis ini untuk membentuk kembali tubuhmu.” “Apa?” Chandra tertegun. Ia memandang bunga teratai yang mengeluarkan kabut hitam di depannya, lalu bertanya, “Menggunakan bunga ini untuk membentuk kembali tubuhku?” “Benar.” Penjaga itu mengangguk. “Bunga ini didapatkan dengan susah payah oleh leluhur Bumi. Bunga ini terkait dengan rencana besar yang luar biasa. Namun, aku belum bisa memberitahumu banyak sekarang. Terlalu banyak yang kukatakan hanya akan membebani pikiranmu. Yang bisa kukatakan adalah kamu mendapatkan peluang besar dan keberuntungan yang luar biasa.” Dia berbalik menatap Teratai Iblis. “Bunga ini dulu milik seorang ahli super yang kekuatannya melampaui bayanganmu. Jika aku menggunak

  • Jenderal Naga   Bab 1961

    Tugas seorang prajurit adalah melindungi rakyat. Itulah tanggung jawab dan kewajiban yang telah terasah selama lebih dari sepuluh tahun Chandra menjalani kehidupan sebagai seorang pejuang. Jika semua orang hanya memilih mundur dan tidak ada yang berani maju, dunia ini akan hancur. “Ya,” Sang Penjaga mengangguk pelan. Dia setuju dengan apa yang dikatakan Chandra. Sejak zaman purba, berkat keberadaan orang-orang seperti itu lah, Bumi bisa tetap terjaga hingga sekarang. “Penjaga, apakah aku masih punya harapan untuk hidup?” Chandra, yang kini hanya berupa tubuh astral, memandang sang Penjaga dengan penuh harap. Dia tidak ingin mati. Masih banyak hal yang harus dia lakukan, masih banyak hal yang belum selesai. “Masih ada harapan,” ujar Penjaga dengan suara pelan. “Namun, dengan hidupmu yang baru nanti, tanggung jawabmu akan menjadi lebih besar, dan tekanan yang kau rasakan akan jauh lebih berat.” Chandra, tanpa ragu, berkata, “Aku siap menanggung semuanya.” Sang Penjaga melamb

  • Jenderal Naga   Bab 1960

    Orang itu adalah Penjaga Pustaka Agung. Dia menyaksikan kondisi Istana Bunga yang kini telah menjadi puing-puing. Pada wajahnya yang samar dan tak nyata, tersirat sebuah ekspresi penuh keikhlasan bercampur pilu. “Demi bangsa dan rakyat, dengan semangat leluhur bumi, dunia ini membutuhkan orang-orang seperti dirimu. Jika semua orang hanya memikirkan keselamatan dirinya, bumi ini tak akan disegel di masa lalu, tetapi benar-benar lenyap,” gumam sang Penjaga dengan suara pelan yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri. “Tiga jiwa, tujuh roh, berkumpullah.” Tangannya yang samar mulai bergerak, menciptakan formasi tanda yang misterius. Seketika, sebuah kekuatan tak kasat mata terpancar dari tangannya, menyebar ke seluruh penjuru bumi hingga mencapai area Istana Bunga. Di tengah puing-puing itu, titik-titik cahaya putih perlahan berkumpul di udara, membentuk sebuah bayangan yang tak nyata. Bayangan itu melesat cepat, meninggalkan area tersebut, bergerak menuju arah Gunung Langi

  • Jenderal Naga   Bab 1959

    Gunung tempat Istana Bunga berdiri hancur dalam sekejap, lenyap menjadi abu. Puluhan kilometer di sekitarnya berubah menjadi puing-puing tanpa ada tanda-tanda kehidupan yang tersisa. “Apakah Chandra sudah mati?”“Apakah dia menggunakan teknik pamungkas untuk membasmi musuh?” Bisikan penuh kebingungan terdengar di antara orang-orang yang selamat. Setelah keadaan mulai tenang, para pesilat yang sebelumnya melarikan diri kembali ke lokasi, berharap menemukan Chandra di tengah reruntuhan. Di antara puing-puing, terdengar suara batu yang bergerak. Sosok seorang pria yang bersimbah darah perlahan bangkit. Dia duduk di atas batu besar, terengah-engah sambil memegangi luka-lukanya. “Sialan! Hampir saja aku mati karenanya,” gumam Jayhan dengan nada berat. Wajahnya muram. Jayhan tidak pernah menyangka Chandra akan menyerangnya tiba-tiba. Jarak yang terlalu dekat dan kurangnya kewaspadaan membuatnya terkena serangan langsung. Meski kekuatan Jayhan luar biasa, serangan itu hampir mere

  • Jenderal Naga   Bab 1958

    "Bagaimana mungkin? Kenapa ada aura yang begitu kuat?" Semua orang merasakan kehadiran aura menakutkan dari puncak gunung. Mereka semua diliputi rasa ngeri yang membuat bulu kuduk merinding. Krak... Krak... Krak. Di bawah tekanan aura tersebut, pegunungan tempat Istana Bunga berdiri mulai menunjukkan tanda-tanda keretakan. Orang- orang di kaki gunung berubah wajah seketika. "Celaka! Cepat lari!" Dengan panik dan wajah pucat pasi, mereka bergegas melarikan diri. Di puncak gunung. Chandra sedang menggabungkan dua aliran energi murni di dalam tubuhnya. Kedua energi tersebut menyatu menjadi kekuatan baru yang sangat luar biasa. Dia berusaha keras mengendalikan kekuatan itu, tetapi kekuatan tersebut terlalu besar, terlalu mengerikan. Begitu besar hingga hampir tidak mampu Chandra kendalikan. "Hahaha!" Jayhan tertawa terbahak-bahak, penuh kegilaan. Kekuatan ini luar biasa. Seseorang yang bahkan belum mencapai tingkat Alam Mahasakti mampu menunjukkan teknik sehebat ini. Ini bu

  • Jenderal Naga   Bab 1957

    Jayhan sangat cemas. Dia sangat ingin tahu tentang ilmu yang dipelajari Chandra. Dia tahu, nenek moyang Bumi pernah melahirkan banyak pesilat hebat, dan para pesilat itu meninggalkan ilmu-ilmu luar biasa. Jayhan curiga Chandra telah mendapatkan salah satu ilmu tertinggi itu. Sementara itu, Chandra tampak berpikir serius. Dia belum mengambil keputusan. Melihat Chandra ragu-ragu, Jayhan segera berkata, “Tenang saja, aku selalu menepati janji. Setelah kau memberikan ilmu itu kepadaku, aku akan melindungimu. Bahkan setelah segel Bumi terbuka, aku pastikan kau akan hidup dengan baik.” Namun, kekhawatiran Chandra bukan tentang memberikan ilmu itu, melainkan apakah ia bisa menggunakan ilmu pamungkasnya untuk membunuh Jayhan. Jayhan sangat kuat, bahkan terlalu kuat. Jika Jayhan sedikit saja waspada, rencananya pasti gagal. Untuk membunuh Jayhan, Chandra butuh membuatnya benar-benar lengah. Dia sadar, menggunakan Sangkar Kosmik begitu saja tidak akan berhasil. Jayhan pasti akan bers

DMCA.com Protection Status