Karman menerima objek itu dan memeriksanya secara teliti. Setelah beberapa saat, Karman tetap tak kunjung mengerti bagaimana "Jarum 81 Langit" bisa berubah menjadi sebatang kawat baja. "Saya juga tidak tahu, karena saya belum pernah melihat Jarum 81 Langit sebelumnya. Tapi, saya pernah melihat Chandra menggunakan kawat baja ini untuk memotong kepala patung batu, dan memang itu terbukti sebagai senjata yang efektif," ungkapnya."Chandra itu! Kalau dia tidak mau mengungkap rahasia Jarum 81 Langit, aku akan menghabisinya," ancam Alden dengan nada keras.Karman menambahkan, "Masih ada satu lagi. Robi belum muncul. Dia yang paling sulit diatasi. Setelah kita berhasil menangkap Robi, kita bisa menanamkan Racun Dukun ke dalam dirinya."Kadir tampak cemas, berkata, "Iya, kenapa Robi belum juga muncul, ya? Dia terlalu kuat. Kabarnya, dia sendirian bahkan mampu menghadapi serangan pedang dari Ronald dan Rully serta berhasil mengusir mereka. Jika dia muncul, kita harus mengandalkan Jebakan Forma
Di sebuah istana bawah tanah yang telah diubah menjadi penjara, Alden duduk di atas kursi besar sambil mengisap cerutu. Dia memandang Chandra yang duduk di lantai dengan raut wajah penuh kesakitan. Dengan santai, Alden berkata, "Chandra, sudah lebih dari setengah jam, kesabaranku ada batasnya. Mulai sekarang, kalau kamu tidak berbicara, setiap sepuluh menit aku akan membunuh satu orang, sampai semua orang di sini mati."Mendengar hal itu, wajah Chandra menjadi suram. Dia menatap tajam ke arah Alden dan berkata dengan suara dingin, "Aku bersumpah, jika aku punya kesempatan, aku pasti akan membunuhmu.""Sayang sekali, kamu tidak akan punya kesempatan itu," sahut Alden sambil tersenyum.Di tempat itu, ada Formasi Seribu Jebakan yang akan menjerat siapa pun yang datang, tak peduli berapa banyak mereka.Alden lalu mengedipkan jari. Tak lama, seorang murid dari kelompok Suku Dukun datang membawa sebuah jam besar. Atas perintah Alden, jam itu diletakkan di depan Chandra agar dia bisa melihat
Pandangan Alden menyapu satu per satu puluhan orang yang ada di dalam penjara. Ketika matanya tertuju pada Kadir dan melihat ada yang tidak beres, Alden segera memberi isyarat, berkata, "Bawa Kadir kemari."Beberapa anak buah Suku Dukun berjalan mendekat, menyeret Kadir ke samping Chandra. Alden melihat tubuh Kadir basah oleh keringat dan tertawa, "Kadir, kamu mencoba membuka titik-titik meridianmu, ya? Bisa sekali kamu menahan sakit. Kamu bahkan tidak keluarkan suara sedikit pun sejak tadi."Kadir tidak menjawab apa-apa. Alden melanjutkan, "Waktu habis, Kadir yang akan kubunuh duluan." Sementara itu, Chandra masih terbaring lemah di lantai. Dia tahu waktu yang tersisa baginya tidak banyak. Dia harus segera membuka meridiannya. Jika meridian tubuhnya berhasil dibuka, meskipun Chandra tidak bisa menyelamatkan yang lain, setidaknya dia bisa melarikan diri. Setelah dia pergi, Alden tidak bisa lagi mengancamnya.Dalam diam, Chandra mengaktifkan Pernapasan Bintang Biduk. Energi sejati yang
Misi menyelamatkan bukanlah tujuan Robi. Nasib hidup dan mati para praktisi seni bela diri kuno tidak ada kaitannya dengannya; yang penting adalah Chandra tidak mengalami kesulitan. Yang diincar Robi adalah sesuatu yang dipegang oleh Alden dan juga rencana lain yang terkait dengan Raja Darah Pertama dan Klan Darah. Robi tidak ingin Alden mati.Suku Dukun, yang telah menjadi kekuatan besar sejak seratus tahun yang lalu, telah mengembangkan diri secara rahasia dan mengumpulkan banyak orang berbakat. Tujuan Robi adalah untuk mengendalikan Alden dan menguasai seluruh Suku Dukun.Robi, yang menyamar sebagai Karman, tidak berkata apa-apa. Sementara itu, Alden pergi dengan perasaan kesal. Chandra melarikan diri, membuat Alden merasa sangat kesal..Saat ini, Chandra sedang melarikan diri ke bagian terdalam dari istana bawah tanah. Chandra tahu bahwa untuk keluar, dia harus melewati Formasi Seribu Jebakan. Itu adalah satu-satunya jalan keluar. Jika Chandra terjebak di Formasi Seribu Jebakan, de
"Iya, hanya bisa begitu," ucap Alden sambil mengangguk pelan. Di saat yang sama, seorang murid Suku Dukun berjalan mendekat dan berlutut dengan satu lutut di tanah. "Ketua, Raja Darah Pertama tiba," lapor murid tersebut.Alden terkekeh mendengar laporan itu. Dia telah menunggu kedatangan Raja Darah Pertama sejak lama. Untuk penelitian Racun Dukun, Alden telah menghabiskan banyak waktu dan usaha. Walaupun penelitian sebelumnya sudah menunjukkan hasil, masih diperlukan sedikit lagi usaha untuk menyempurnakannya. Itu sebabnya Alden meminta bantuan Raja Darah Pertama, yang darahnya, darah leluhur Klan Darah, berbeda dari darah manusia biasa."Ayo," kata Alden sambil tertawa dan beranjak pergi.Di istana bawah tanah, dalam sebuah ruangan, Raja Darah Pertama sudah hadir bersama beberapa pesilat Klan Darah. Dia mengenakan jas hitam yang dilengkapi dengan topi, yang cukup besar untuk menutupi sebagian besar wajahnya yang pucat dan tampak tua seperti zombie. Penampilannya memberikan kesan meny
Robi mengungkapkan beberapa rahasia yang sebenarnya telah dia ketahui sejak lama. Bahkan sebelum pembantaian Kura Sakti, dia sudah tahu tentang keberadaan naga. Namun, apakah naga itu masih hidup atau tidak, Robi tidak tahu. Ada satu orang yang pasti mengetahui hal ini, yaitu Raja Darah Pertama dari Klan Darah.Dengan senyum di wajahnya, Robi menatap Raja Darah Pertama dan bertanya, “Benar tidak kata-kataku ini, Raja Darah?”Raja Darah Pertama mengangguk perlahan, “Benar, tapi semua itu adalah rahasia terbesar suku kami yang hanya diketahui oleh kepala suku. Bahkan para pesilat terkuat dalam suku pun tidak mengetahui hal-hal ini. Bagaimana kamu bisa mengetahuinya?”Ekspresi kebingungan terlihat jelas di wajah Raja Darah Pertama saat dia menatap Robi yang menyamar sebagai Karman. Orang ini tampaknya tahu terlalu banyak, bahkan rahasia terdalam suku mereka.Robi hanya tersenyum dan berkata, “Saya memiliki cara saya sendiri untuk mengetahui, dan lagi, saya juga tahu beberapa rahasia tenta
Dalam waktu singkat, Ronald dengan entengnya menjatuhkan Pesilat seni bela diri itu ke tanah. Pesilat ini tidak mati, tapi dia mulai menua dengan cepat. Dalam beberapa menit saja rambutnya memutih.Dari tampak berusia lima puluhan, dia berubah menjadi orang tua yang kelihatan berusia tujuh atau delapan puluhan. Adegan ini membuat banyak orang terkejut. Ronald sendiri malah tersenyum lebar dengan senyum licik tergambar jelas di wajahnya. Dia merasa kekuatannya meningkat dengan sangat cepat. Sensasi mendapatkan kekuatan baru itu sangat mengasyikkan baginya.Pandangannya lalu tertuju pada sel sebelah, di mana Chandra tergeletak lemas. “Chandra …,” gumamnya dengan suara rendah.Ronald lalu beranjak keluar dari penjara dan mendekat ke arah Chandra. “Ronald, apa yang kamu coba lakukan?” Rully bersuara dingin sambil duduk di tanah.Ronald menoleh sekilas pada Rully dan berkata dengan nada datar, “Tunggu aku menyerap kekuatan Chandra, baru aku akan berurusan denganmu.”Kemarahan memenuhi wajah
Ronald bergerak cepat. Dia menghisap kekuatan para prajurit dan praktisi seni bela diri yang terkurung di dalam penjara bawah tanah satu per satu. Namun, setelah menyerap kekuatan dari belasan orang, energi sejatinya mulai sampai di titik jenuh.Ronald merasakan tubuhnya semakin mengembang, penuh dengan energi sejati dan hampir membuatnya seperti akan meledak."Tidak, ini peluang yang tidak boleh dilewatkan," pikir Ronald. Dia bertekad untuk tidak melepaskan kesempatan berharga ini. Dengan upaya keras, Ronald mulai menekan energi sejati yang telah dia hisap.Sementara itu, Nova tiba. Sejak tadi, dia telah mengikuti jejak Ronald dan bersembunyi di belakang. Nova tahu bahwa area ini dipenuhi dengan kamera pengintai dan berbagai jebakan. Dengan hati-hati, dia berhasil melewati Formasi Seribu Jebakan yang rumit tanpa terdeteksi dan mencapai istana bawah tanah. Setelah berkeliling, akhirnya Nova menemukan pintu masuk ke penjara.Di depan pintu, kira-kira lima puluh murid Suku Dukun berjaga,
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di
Duno Lowen tidak tahu maksud dan tujuan kedatangan Yosan, jadi Yosan mengungkapkan tujuan utamanya dengan berkata, "Sebenarnya, aku ingin meminta bantuanmu.""Tetua Yosan, tidak perlu sungkan begitu. Kamu bisa langsung memberitahuku.""Tujuanku datang ke sini adalah untuk meminta sebuah Pil Enam Yang," jawab Yosan terus terang. Senyuman di wajah Duno seketika menghilang setelah mendengar jawaban Yosan. Bahkan anggota keluarga Lowen lainnya yang berada di aula juga langsung berdiskusi satu sama lain. Duno berkata dengan raut wajah enggan, "Tetua Yosan, pil itu adalah peninggalan leluhur kami sejak ribuan tahun yang lalu. Sekarang, pil itu sudah tidak ada lagi."Yosan tahu kalau makna dari perkataan Duno adalah sebuah penolakan, jadi dia pun berkata, "Tuan Duno, aku juga tidak datang dengan tangan kosong. Aku akan menukar pil itu dengan barang yang setara. Aku akan berusaha memberikan apa pun yang keluarga Lowen inginkan."Yosan sadar kalau dia harus berkorban untuk mendapatkan Pil Ena
Luna terkejut ketika melihat sosok Yosan. Master Yosan? Jadi, Chandra sudah menjadi murid dari Master Yosan?Setelah tertegun selama beberapa saat, Luna akhirnya bertanya, "Kak Chandra, kamu mau ke mana?""Aku akan pergi ke Liran Selatan bersama Master Yosan," jawab Chandra. "Oh iya, pergilah," balas Luna. Chandra mengangguk lalu pergi tanpa banyak bicara setelah berpamitan dengan Luna. Dia berbalik lalu berkata kepada Yosan, "Master, ayo kita pergi."Yosan melambaikan tangannya dengan ringan lalu muncul cahaya keemasan yang diikuti dengan sebuah labu yang muncul di tangannya. Labu itu terus membesar sampai sepanjang 10 meter. "Ini?" tanya Chandra terkejut. Yosan tersenyum lalu berkata, "Ini adalah senjata tebang ajaib. Ayo, naiklah."Kemudian dia naik ke atas labu raksasa itu, diikuti oleh Chandra yang melompat di belakangnya. Yosan bergegas mengerahkan energi sejatinya lalu labu itu mulai bergerak dengan cepat di udara. Dalam sekejap mata, gunung-gunung tertinggal di belakang me