Paul tidak bertanya apa pun dan hanya sibuk mengendarai mobil. Dia langsung melajukan mobil ke arah bandara. Setelah itu dia membeli tiga buah tiket menuju Utaka.Di ruang tunggu, Lily yang mengenakan topi hitam dan kacamata hitam tampak kesal. Sebagai putri dari negara Elang Besar, dia tidak pernah menunggu pesawat."Ada pesawat pribadi kenapa harus naik pesawat biasa? Aku dibungkus seperti lontong saja! Kecantikanku semuanya tertutupi! Nggak ada yang melihatku lagi."Chandra memilih mengabaikan perempuan itu. Jika bukan karena selanjutnya dia ada kemungkinan memerlukan bantuan dari mata-mata Elang Besar, lelaki itu malas sekali membawa Lily bepergian. Ketika mereka tengah menunggu pesawat, Chandra mengeluarkan ponsel dan membuka data yang dikirimkan oleh Alex.Isi dari data tersebut adalah ketua mata-mata dari Elang Besar. Orang ini sangat berkuasa di negara ini. Ada banyak sekali asetnya dan secara diam-diam dia mengendalikan banyak perusahaan besar. Bahkan lelaki tersebut memiliki
"Hei! Masih berapa lama lagi?"Lily yang mengenakan sepatu hak merasa tidak sanggup lagi. Dia berjongkok di jalanan dan berkata, "Kenapa nggak naik mobil saja? Kenapa harus jalan kaki?""Sudah mau sampai. Kalau nggak, aku cari mobil dan antar kamu pulang? Kamu cari hotel dan istirahat sejenak."Kalimat tersebut sukses membuat Lily bangkit berdiri."Nggak mau! Jangan tinggalkan aku," ujar Lily sambil melangkah ke arah Chandra.Chandra terkekeh kecil dan berbalik melanjutkan langkahnya. Sesaat kemudian, mereka menemukan sebuah komplek vila. Detik berikutnya, sekelompok tentara bayaran yang membawa senjata berat menerjang ke arah mereka dan menghalangi jalannya Chandra. Adrenalin Lily seketika terpacu saat melihat orang-orang itu. "Wah! Tentara bayaran!"Sebagai seorang putri Elang Besar, tentu saja Lily sering melihat berbagai kejadian. Pemandangan di hadapannya ini tidak membuatnya takut melainkan membuatnya antusias."Siapa kalian?" tanya seorang lelaki yang mendekati mereka. Dia meli
Kedua bola mata Lily tampak berbinar. Dia tahu kalau Chandra sangat kuat, tetapi tidak menyangka ternyata begitu kuat!Lelaki itu berhasil mengalahkan puluhan tentara bayaran hanya dalam beberapa detik saja hingga mereka semua merintih kesakitan dan tak berdaya. Lily berlari kecil untuk mengejar Chandra. Dia memamerkan cengiran lebarnya dan berkata,“Ternyata kamu lumayan hebat.”Chandra hanya tersenyum tipis. Seperti teringat akan sesuatu, dia berbalik dan mengayunkan tangannya. Pedang Penghakiman yang berada tidak jauh dari mereka terbang ke atah lelaki itu. Dia menangkap pedang tersebut dan berkata,“Ayo, kita cari Bos Nurta.”Setelah mereka pergi, para tentara yang tersungkur tersebut bangkit dan mengeluarkan ponselnya. Dia menghubungi seseorang dan berkata, “Bos, ketua Kelompok Naga yang bernama Chandra itu melukai teman-teman yang lain dan menerobos masuk.”Sebuah vila megah tampak di depan sana. Seorang lelaki berkulit gelap dengan tubuh besar sedang duduk di sofa. Sudut bibirny
Sebelum dia selesai berbicara, tubuhnya mendadak terbang ke arah luar. Di waktu yang bersamaan, seluruh tentara bayaran di sekitarnya tergeletak tak berdaya. Tubuh Chandra seperti mengeluarkan aura yang begitu menyeramkan.Hanya dari aura lelaki itu saja sudah bisa melukai semua orang. Penembak yang berada di kejauhan juga ikut tergeletak tak berdaya di tanah. Bahkan mereka tidak memiliki kemampuan untuk bangkit berdiri.Chandra menarik kembali energinya dan menatap lelaki berkulit putih yang tengah merintih kesakitan di tanah. Dia mendekat dan menginjak wajah lelaki itu sambil berkata, “Aku datang untuk menemui Nurta karena aku menghargainya. Bangun! Bawa jalan!”Saat ini dalam benak lelaki berkulit putih itu timbul tanda tanya. Apa yang sedang terjadi? Kenapa dia tidak mengerti apa yang baru saja dia alami? Kenapa dalam satu kedipan mata saja, semua anak buahnya sudah tergeletak tak berdaya? Siapa lelaki ini sebenarnya?Paul juga dibuat terkejut dengan kekuatan Chandra. Dia tahu kala
Dia belum pernah melihat orang yang bisa menangkap peluru dengan dua jari saja. Apakah lelaki di depannya ini adalah manusia? Keringat dingin semakin membanjiri kening lelaki itu. Lily yang ada di sisi Chandra melirik lelaki itu lagi dengan mata berbinar. Tidak ada yang tahu apa yang dipikirkan oleh perempuan itu.Sesaat kemudian ketika Nurta tersadar, dia menatap Chandra seperti melihat seorang monster. Tubuhnya gemetar hebat dan keringat dingin mengucur di seluruh tubuhnya. Saat ini dia tidak berani bersikap tidak sopan. Dengan santun lelaki itu berkata, “Pak-pak Chandra, siapa orang yang ingin kamu cari?”Chandra mengeluarkan foto Ruby dan meletakkannya di meja. Kemudian dia mendorongnya secara perlahan ke hadapan Nurta dan berkata, “Orang ini. Namanya Ruby Lupita dan merupakan warga Someria. Dua bulan yang lalu dia datang ke Aropa dan ditangkap ketika berada di Negara yang ada di samping Elang Besar, yaitu Sirla. Sekarang kondisinya nggak diketahui.” “Ak-aku akan segera aturkan
Begitu dia berdiri, rasa sakit menjalar di seluruh tubuhnya. Dia menyentuh dadanya dan ekspresinya terlihat seperti kesakitan sekali. Rasa sakit tersebut memudar setelah beberapa detik kemudian.Nova melangkah ke arah pintu dan berjalan keluar dari rumah tradisional. Dia membuka gerbang dan di luar sana tampak seorang perempuan cantik tengah berdiri. Rambut panjangnya yang berwarna cokelat diikat ekor kuda hingga menguarkan aura cantik dan polos. Perempuan itu membawa sebuah obat di tangannya.Nova melirik Sonia dan berkata, “Masuk.”Sonia mendekat dan mengikuti Nova dari belakang hingga masuk ke ruang tamu. Dia meletakkan obat yang dibawah olehnya tadi di atas meja sambil berkata, “Ini obat dari seorang senior di keluarga Atmaja. Manfaatnya sangat bagus untuk mengobati luka dalam.”Perempuan itu mengeluarkan sebuah botol kecil berwarna putih dan memberikannya pada Nova sambil berkata, “Ini obat yang aku ambil dari tempat obat keluargaku. Obat ini khusus mengobati luka dalam.”“Terima
“Lembah Raja Obat?” gumam Nova lagi ketika teringat ucapan Sonia.Detik itu juga terbersit pemikiran untuk berangkat menuju Lembah Raja Obat untuk diobati oleh Dokter Suci. Setelah itu dia bergegas kembali ke kamar dan membuka lemari pakaian. Dia membuka bagian tersembunyi di dalam lemari dan mengeluarkan topeng Ketua Langit Mistika, baju serta Pedang Keji Sejati.Setelah itu dia memasukkan semua barang-barang tersebut ke dalam koper dan keluar dengan tergesa-gesa. Nova membeli tiket pesawat menuju tempat keberadaan Lembah Raja Obat.Tidak jauh dari rumah tradisional, Sonia berjalan keluar dari tempat persembunyiannya. Dia menatap Nova yang menjauh sambil bergumam, “Nova memang nggak sabar. Dia berencana ke Lembah Raja Obat untuk mencari Dokter Suci atau mau langsung ke Elang Besar?"Sonia juga tidak bisa menebak perempuan itu. Namun dia tidak memikirkan lebih lanjut lagi. Tujuannya ke sini memang untuk memberi tahu Nova tentang kabar tersebut agar perempuan itu ada persiapan. Sonia be
Lelaki tua itu adalah tuan rumah dari Lembah Raja Obat dan terkenal dengan nama Dokter Suci. Kemampuannya dalam mengobati seseorang terkenal nomor satu di Someria. Bahkan keluarga Atmaja juga tidak bisa menandingi lelaki itu."Selamat datang Ketua Langit Mistika, ada apa gerangan hingga membuatmu datang ke Lembah Raja Obat?" tanya Dokter Suci dengan santun.Dia tidak berani menyinggung sosok yang akhir-akhir ini cukup terkenal di kalangan dunia seni bela diri kuno."Mengobati luka," jawab Nova tanpa basa-basi. Tidak ada yang harus dia tutupi."Mengobati luka?" ulang Dokter Suci dengan bingung. Sedangkan muridnya yang ada di belakang lelaki itu hanya memasang ekspresi siaga.“Iya. Waktu di Kelompok Gunung Langit, saya sempat bertarung dengan Wanto yang merupakan salah satu senior di sana. Dia menggunakan kemampuan yang sudah lama hilang dari dunia seni bela diri kuno, yaitu Telapak Genrei yang terkenal selama ratusan tahun. Saya nggak bisa mengeluarkan hawa dingin dari tubuhku sehingga
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di
Duno Lowen tidak tahu maksud dan tujuan kedatangan Yosan, jadi Yosan mengungkapkan tujuan utamanya dengan berkata, "Sebenarnya, aku ingin meminta bantuanmu.""Tetua Yosan, tidak perlu sungkan begitu. Kamu bisa langsung memberitahuku.""Tujuanku datang ke sini adalah untuk meminta sebuah Pil Enam Yang," jawab Yosan terus terang. Senyuman di wajah Duno seketika menghilang setelah mendengar jawaban Yosan. Bahkan anggota keluarga Lowen lainnya yang berada di aula juga langsung berdiskusi satu sama lain. Duno berkata dengan raut wajah enggan, "Tetua Yosan, pil itu adalah peninggalan leluhur kami sejak ribuan tahun yang lalu. Sekarang, pil itu sudah tidak ada lagi."Yosan tahu kalau makna dari perkataan Duno adalah sebuah penolakan, jadi dia pun berkata, "Tuan Duno, aku juga tidak datang dengan tangan kosong. Aku akan menukar pil itu dengan barang yang setara. Aku akan berusaha memberikan apa pun yang keluarga Lowen inginkan."Yosan sadar kalau dia harus berkorban untuk mendapatkan Pil Ena
Luna terkejut ketika melihat sosok Yosan. Master Yosan? Jadi, Chandra sudah menjadi murid dari Master Yosan?Setelah tertegun selama beberapa saat, Luna akhirnya bertanya, "Kak Chandra, kamu mau ke mana?""Aku akan pergi ke Liran Selatan bersama Master Yosan," jawab Chandra. "Oh iya, pergilah," balas Luna. Chandra mengangguk lalu pergi tanpa banyak bicara setelah berpamitan dengan Luna. Dia berbalik lalu berkata kepada Yosan, "Master, ayo kita pergi."Yosan melambaikan tangannya dengan ringan lalu muncul cahaya keemasan yang diikuti dengan sebuah labu yang muncul di tangannya. Labu itu terus membesar sampai sepanjang 10 meter. "Ini?" tanya Chandra terkejut. Yosan tersenyum lalu berkata, "Ini adalah senjata tebang ajaib. Ayo, naiklah."Kemudian dia naik ke atas labu raksasa itu, diikuti oleh Chandra yang melompat di belakangnya. Yosan bergegas mengerahkan energi sejatinya lalu labu itu mulai bergerak dengan cepat di udara. Dalam sekejap mata, gunung-gunung tertinggal di belakang me
Yosan berkata, "Chandra adalah seorang pemuda yang cakap. Dia sangat kuat di segala aspek. Aku sudah menerimanya sebagai muridku. Selanjutnya, aku berencana untuk menentukan rencana pelatihan untuknya. Aku akan menggunakan semua kekuatanku untuk membimbingnya agar dia bisa meraih hasil maksimal dalam kompetisi besar nanti. Aku ingin menunjukkan kepada para tetua dan ketua sekte kalau masih ada murid yang luar biasa dalam perekrutan kali ini."Ziyan langsung mengerutkan keningnya lalu berkata, "Master, walaupun Chandra memiliki potensi yang cukup baik, tapi kompetisi besar tidak lama lagi akan dilaksanakan. Kekuatannya tidak mungkin meningkat secara drastis dalam waktu sesingkat itu. Janganlah Master menghabiskan terlalu banyak usaha hanya untuk dia seorang. Lagi pula, murid di bawah bimbinganmu yang berusia di bawah 50 tahun masih cukup banyak. Jadi, lebih baik dan lebih hemat jika Master membimbing mereka daripada Chandra."Yosan langsung menatap Ziyan tajam setelah mendengar perkataa
Yosan merasa, Chandra memiliki potensi yang besar. Dia tidak mungkin salah dalam menilai orang lain. Selain itu, Chandra bisa memunculkan kekuatan yang sangat besar, sekalipun tingkat kekuatannya masih terhitung rendah. Bahkan dia bisa menandingi prajurit yang memiliki kekuatan tingkat ketiga Alam Keabadian. Chandra bisa segera naik ke tingkat keenam Alam Kesucian kalau saja dia berada di tingkat ketiga Alam Kesucian. "Chandra, aku akan mengatur rencana pelatihanmu. Tapi, kemungkinan besar kamu akan sangat menderita. Apa kamu mampu menahannya?" tanya Yosan penuh harap. "Aku bisa menahan apa pun, selama aku belum mati," jawab Chandra mantap. "Baiklah," balas Yosan dengan perasaan lega. "Tenang saja, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk membimbingmu. Kekuatanmu akan meningkat pesat dalam waktu satu tahun ini.""Baik, aku akan menantikannya," balas Chandra penuh harap. "Sekarang, kamu tunggu dulu di sini selama beberapa hari. Aku akan mempersiapkan semuanya untuk membimbingmu," ujar
Yosan cukup terkejut dengan jawaban Chandra. Bagaimanapun juga, dia adalah seorang prajurit yang pastinya tahu tingkat kesulitan dalam melatih kekuatan fisik. Kekuatan fisik harus terus ditempa dan tidak bisa ditingkatkan hanya dalam waktu singkat. Selain itu, tingkat kekuatan Chandra masih terhitung rendah, bahkan sedikit lebih rendah dari Yoko. Namun, dia bisa menjadi memberikan perlawanan sengit kepada Yoko. Sulit rasanya membayangkan seseorang yang memiliki kekuatan seperti ini. Yosan merasa gembira di dalam hatinya. Dia merasa seperti sudah menemukan sebuah harta karun berharga. Seseorang berbakat seperti Chandra akan tumbuh menjadi sosok yang menakutkan dalam bimbingannya. Bahkan Chandra mungkin bisa menjadi sama kuatnya dengan para utusan jenius yang datang ke bumi untuk memperebutkan keberuntungan dalam 10 sampai 20 puluh tahun lagi. Yosan tersenyum lebar lalu berkata, "Bagus, bagus sekali!"Chandra membalas pujian Yosan dengan senyuman tipis. Dia tidak mengungkapkan kalau d
Chandra hanya mampu membantu Luna sampai sini. Selanjutnya, Luna harus mengandalkan kemampuannya sendiri. Luna kembali ke halaman latihannya sendiri setelah selesai menyapa Chandra. Halaman mereka terletak bersebelahan. Mereka tidak tahu, apakah hal ini kebetulan atau memang Yosan yang sengaja mengaturnya.Chandra langsung berlatih setelah bergabung dengan Sekte Dayan. Sebenarnya, dia ingin masuk ke dalam Istana Abadi, tapi dia takut ada murid lain yang melihatnya. Bagaimanapun juga, dia baru saja bergabung dengan Sekte Dayan, jadi dia tidak ingin membuat masalah. Akhirnya, Chandra memutuskan untuk tidak pergi ke Istana Abadi untuk sementara waktu. Tiga hari kemudian.Yohan muncul di halaman Chandra ketika Chandra sedang berlatih. Chandra buru-buru berdiri lalu berkata dengan penuh hormat, "Tetua!"Yosan membalas dengan lambaian ringan. Di sisi lain, Chandra menatap Yosan tanpa mengetahui alasan Yosan mencarinya."Namamu Chandra, kan?" tanya Yosan. "Benar, namaku Chandra. Ada masal