Share

Bab 1344

Penulis: Angin
Hari sudah gelap ketika Chandra kembali ke rumah Nova setelah seharian pergi ke sana ke mari. Bahkan dia belum sempat menyantap makan malam.

Chandra langsung duduk dan bersandar di sofa dengan tubuh yang kelelahan sampai dia tidak ingin bergerak lagi.

Nova menghampiri Chandra lalu duduk di sampingnya seraya berkata, “Hari ini, kamu pasti lelah karena terus bepergian ke sana ke mari.”

“Sebenarnya, nggak apa-apa. Mungkin karena aku sudah 2 bulan terakhir mengasingkan diri dan terus berada di dalam ruangan sepanjang waktu, makanya aku merasa kurang nyaman ketika harus berada di luar sepanjang hari. Oh iya, di mana Sandra?” tanya Chandra yang tidak melihat Sandra ketika dia kembali.

“Aku sudah mengajaknya untuk tinggal di sini, tapi dia lebih memilih untuk membeli rumahnya sendiri. Dia bilang dia nggak merasa nyaman kalau harus tinggal di sini bersama kita. Padahal aku juga nggak ngusir dia, loh,” jawab Nova.

Chandra langsung mengerutkan keningnya setelah mendengar jawaban Nova. Bagaim
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Firman Sulaiman
sejak Nova "dimakan" Chandra setelah mereka bercerai, ceritanya ga asyik lagi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jenderal Naga   Bab 1345

    Chandra menggendong Nova menuju kamar mereka dengan Nova menggantungkan tangannya di belakang kepala Chandra. Malam pun berlalu dengan tenangnya. Suara dering ponsel di pagi hari berhasil membangunkan Chandra dari tidurnya yang lelap. Chandra buru-buru bangun dan berbalik untuk mengambil ponselnya. Namun, Nova sudah lebih dulu mengambilnya lalu menyerahkan ponsel itu kepada Chandra. Chandra mengambil ponsel itu dan melihat nama yang tertera di dalam layar ponsel adalah Raja. “Apa masalah pertukaran pasukan militer dengan Eglar sudah selesai?” “Sudah,” jawab Raja sambil tersenyum. “Tadi malam, aku sudah berbicara dengan Ratu Eglar dan memberitahunya tentang masalah ini. Ternyata Ratu sangat senang mendengar ini dan menyambut kedatangan pasukan elite Someria dengan tangan terbuka. Kurang lebih membutuhkan waktu 5 hari untuk mempersiapkan proses pertukaran ini dan waktu pertukarannya kurang lebih akan berlangsung selama 1 minggu. Nanti, akan ada orang yang memberitahumu tentang rencan

  • Jenderal Naga   Bab 1346

    Sonia tahu kalau Nova pastinya akan bertindak. Namun, dia tidak tahu apa yang akan dilakukan perempuan itu. Oleh karena itu, dia ingin tahu apa yang akan dilakukan Nova agar dia bisa bekerja sama dengan baik dengan perempuan itu. “Nova, kamu nggak perlu menganggapku sebagai musuh. Aku nggak ada maksud buruk datang ke sini. Aku cuma mau bertanya, mungkin ada yang bisa aku lakukan untuk membantumu,” ujar Sonia lembut. Nova selalu terlihat ramah dan baik hati di depan Chandra. Padahal Nova biasanya selalu memperlakukan Sonia dengan dingin seakan Sonia memiliki hutang padanya yang belum dikembalikan Sonia sampai saat ini. Nova langsung menatap Sonia lalu berkata, “Kita bicarakan saja di dalam.”Sonia langsung mengikuti Nova dari belakang masuk ke dalam rumah. “Apa yang mau kamu lakukan dengan membawa Pedang Keji Sejati pergi?” tanya Sonia setelah mereka berada di dalam rumah. “Dunia seni bela diri kuno sangatlah kacau. Selain itu, apa yang harus Chandra lakukan sudah terlalu banyak da

  • Jenderal Naga   Bab 1347

    Chandra mulai mengajarkan metode meditasi yang tertulis di kitab kedokteran kepada Paul. Meditasi adalah cara tercepat untuk mengumpulkan energi sejati. Kemampuan seni bela diri Paul bisa dibilang cukup baik, sekalipun kemampuan seni bela diri eksternalnya belum mencapai tingkat tinggi. Selain itu, dia juga memiliki fisik yang jauh lebih kuat daripada orang biasa. Chandra yakin kalau Paul pastinya akan mampu mengumpulkan energi sejati dengan metode meditasi paling lama dalam waktu satu bulan. Paul baru bisa berlatih Pernapasan Bintang Biduk setelah berhasil mengumpulkan energi sejati. Chandra juga memberitahu Paul tentang Pernapasan Bintang Biduk ketika dia mengajarkan metode meditasi kepada Paul. Di sisi lain, tepatnya ketika Paul sedang berada di pesawat menuju Eglar. Di perbatasan Someria yang berjarak ratusan kilometer dari Kota Ponda. Di sebuah area terbuka yang berada di sekitar wilayah kelompok Gunung Langit, ada banyak orang yang mengenakan jas dan topeng hitam sedang berk

  • Jenderal Naga   Bab 1348

    Para pesilat kelompok Gunung Langit langsung bersiaga setelah mendapatkan surat peringatan dari Langit Mistika seakan mereka akan menghadapi musuh yang sangat tangguh. Semua orang yang berada di aula utama langsung menghunuskan pedang mereka setelah mendapat laporan tentang kedatangan para pesilat Langit Mistika di kaki gunung. “Jangan gegabah,” ujar Maniso berusaha menenangkan keadaan. “Pak Maniso, kenapa? Apa kita harus menunggu sampai mereka mendaki gunung baru kita memberikan perlawanan kita?” tanya seorang tetua dengan nada kesal. Maniso melambaikan tangannya lalu berkata, “Langit Mistika sangatlah kuat beberapa waktu belakangan, jadi aku sudah mengutus orang untuk menyelidiki mereka. Berdasarkan informasi yang kudapatkan, mereka tidak akan membunuh orang-orang yang tidak bersalah, sekalipun mereka sudah menguasai hampir seluruh dunia seni bela diri kuno. Lagi pula, mereka sudah mengirim surat kepada kita sebelum mereka datang. Jadi, lebih baik kita lihat saja dulu apa yang me

  • Jenderal Naga   Bab 1349

    Pedang si tetua beradu dengan Pedang Keji Sejati milik Nova. Si tetua yang memiliki kekuatan alam kelima merasakan ketakutan yang menyapu dirinya. Tubuhnya langsung terguncang dan terhempas mundur lalu mendarat dengan keras di atas tanah. Darah langsung menyembur keluar dari mulutnya. Para murid kelompok Gunung Langit bergegas menghampiri si tetua dan membantunya untuk berdiri. Maniso menyaksikan kejadian ini dengan tatapan serius. Kekuatan pemimpin Langit Mistika sungguh jauh dari bayangannya. “Apa benar kalian semua melakukan ini demi Aliansi Bela Diri Someria?” tanya Maniso curiga sambil menatap Nova yang bertopeng mengerikan dengan tatapan tidak percaya. “Ya,” jawab Nova singkat lalu kembali berkata, ”Pak Maniso pastinya sudah bisa menebak apa yang akan terjadi pada Aliansi Bela Diri Someria ke depannya. Sekarang, keadaan di Diwangsa benar-benar kacau. Suku Dukun sedang menyaksikan kekacauan di Diwangsa dan Kamar Dagang Timur Besar dengan penuh semangat. Entah bencana apa yang

  • Jenderal Naga   Bab 1350

    Nova bergerak begitu cepat, sampai tak seorang pun dari Kelompok Gunung Langit bisa melihat gerakannya dengan jelas. Maniso tercengang cukup lama. Akhirnya dia menenangkan diri dan berkata, "Aku kalah." Nova memasukkan pedang kembali ke sarungnya dan dengan sekejap mata, ia kembali ke posisi semula.Sembari melihat Nova yang memakai topeng menakutkan itu, Maniso berkata, "Meski aku kalah, aku tetap nggak bisa membawa Kelompok Gunung Langit untuk bergabung dengan Langit Mistika. Bunuh aku jika kamu mau, aku nggak akan mengerutkan kening sedikit pun." "Kamu pikir aku nggak berani?" tanya Nova dengan suara dingin. Dalam sekejap, tubuh Nova muncul di depan Maniso. Pedang Keji Sejati yang belum ditarik keluar dari sarungnya kini terletak di dada Maniso. Meski mendapat ancaman pemimpin Langit Mistika, Maniso tidak mengerutkan keningnya sedikit pun. Dia berkata dengan lantang, "Tak ada yang bisa kukatan jika memang kemampuanku tak sebaik kemampuan orang lain. Tapi, aku tidak akan perna

  • Jenderal Naga   Bab 1351

    "Jika kamu kalah, bagaimana?" tanya Wanto sambil menyipitkan matanya, memandang Nova yang masih memakai topeng. Dia tampak santai, seolah tidak terlalu menganggap serius pemimpin Langit Mistika yang baru-baru ini namanya menyebar luas itu."Kalau aku kalah, aku dan murid-murid Langit Mistika akan meninggalkan Kelompok Gunung Langit dan takkan pernah lagi menginjakkan kaki di sini," balas Nova dengan tenang."Tidak semudah itu. Datang kemari berarti harus meninggalkan sesuatu di sini," ujar Wanto, ekspresinya berubah serius. Aura yang mengerikan segera meledak dari tubuhnya. Aura itu menembus awan dan menyibaknya ke seluruh arah.Langit yang tadinya gelap kini menjadi cerah berkat sinar matahari yang menembus. Baik murid-murid Kelompok Gunung Langit maupun Langit Mistika mundur beberapa langkah.Nova tetap berdiri tegak, dengan jubahnya yang bergerak tertiup angin. "Tetua, pedangnya!" seru Maniso sembari melemparkan Pedang Es ke arah Wanto. Wanto menangkapnya dengan sigap.Nova meng

  • Jenderal Naga   Bab 1352

    Pandangan Wanto beralih. Dia memandang fokus pada Pedang Keji Sejati di tangan Nova. Wanto sangat menyadari betapa mengerikannya pedang ini. Dulu, saat di gua salju, ketika Wanto memegang pedang tersebut, ia nyaris dikendalikan olehnya. Itu adalah sebuah pedang yang bisa mengontrol dan mempengaruhi pikiran seseorang.Pedang itu adalah senjata yang sangat ampuh. Kini dengan kekuatan yang lebih besar, Wanto yakin dirinya bisa mengendalikan Pedang Keji Sejati."Robi, berikan itu padaku," kata Wanto sambil mengulurkan tangan dan berkata dengan suara dingin, "Kamu nggak akan bisa mengendalikan pedang ini. Pedang ini hanya akan membawamu ke jurang kehancuran. Serahkan padaku. Aku akan menghancurkan Pedang Keji Sejati itu."Wanto mengira bahwa Nova adalah Robi, karena hanya dia dan Robi yang pernah melihat Pedang Keji Sejati. Setelah keluar dari tempat semedinya, Wanto telah pergi ke gua salju. Tetapi saat dia datang, Wanto tidak menemukan Pedang Keji Sejati itu. Wanto menduga bahwa Robi

Bab terbaru

  • Jenderal Naga   Bab 2070

    Keesokan harinya, Nova tiba-tiba membuka matanya dan cahaya putih tampak bersinar dari matanya yang gelap. Dia perlahan berdiri lalu meregangkan ototnya dan merasakan kekuatan yang sangat dahsyat dari dalam tubuhnya. Wajahnya seketika menunjukkan sedikit kegembiraan.“Nova, selamat,” ujar si penjaga sambil melangkah menghampiri Nova. “Akhirnya, energi iblis di tubuhmu berhasil dimurnikan setelah berusaha selama bertahun-tahun. Sekarang, tubuhmu sudah tidak lagi memiliki energi iblis dan hanya memiliki darah murni dari empat hewan keberuntungan. Nantinya, kamu bisa membangkitkan kekuatan sesungguhnya dari keempat hewan itu,” jelas si penjaga dengan raut wajah gembira. Sosok Akar Dewa Murni adalah sosok yang sangat menakutkan. Bahkan biasanya jarang sekali terjadi kelahiran sosok seperti ini dalam puluhan ribu tahun. Namun anehnya, beberapa Akar Dewa Murni justru bermunculan di zaman ini. Hal ini bagaikan sebuah pepatah, pahlawan akan hadir seiring berjalannya waktu. Nova mungkin adala

  • Jenderal Naga   Bab 2069

    Chandra masuk ke dalam kota di bawah arahan Sasa. Kota ini benar-benar besar. Chandra belum bisa masuk ke dalam area kota karena kekuatannya masih belum cukup, sekalipun dia sudah menjadi pemilik dari istana Abadi. Chandra harus meningkatkan tingkat kekuatannya jika dirinya ingin menguasai Istana Abadi sepenuhnya. Salah satu area yang tidak dapat dimasuki Chandra saat ini adalah Ruang Waktu. Namun, dia bisa dengan mudah masuk ke dalam area-area tersebut karena dia datang bersama dengan Sasa yang memandunya. Di dalam kota, terdapat sebuah halaman yang berdiri sendiri. Halaman itu dikelilingi dengan tembok yang menjulang tinggi dan terukir beberapa tulisan kuno di atasnya dengan pancaran cahaya misterius. Chandra juga bisa melihat terdapat tulisan kuno yang berputar di langit yang berada di atas halaman luas itu. Sasa membawa Chandra ke area luar halaman lalu berkata sambil menunjuk ke arah halaman, “Ini adalah Ruang Waktu. Kamu masih belum bisa membuka ruangan itu dengan kekuatanmu s

  • Jenderal Naga   Bab 2068

    Chandra menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Tidak.”“Dasar bodoh! Perhatikan baik-baik! Aku akan melakukannya lebih lambat kali ini.”Sasa kembali menghunuskan pedangnya dan menyerang. Chandra bisa melihat gerakan Sasa dengan sedikit ebih jelas kali ini. Chandra melihat jurus pedangnya sendiri ketika Sasa mengangkat pedang. Jurus pedang yang bisa dilihatnya, yaitu Rahasia 13 Pedang dan Ilmu Pedang Dantra. Selain itu, dia juga melihat Jurus Pedang Pertama dengan samar. Bisa dibilang, Chandra bisa melihat semua teknik pedang yang dipelajarinya dalam gerakan pedang Sasa. Namun, pedang Sasa sudah kembali menyentuh dadanya sebelum dia sempat bereaksi. “Kamu sudah melihatnya dengan jelas, kan?” tanya Sasa lagi. Chandra mengangguk lalu berkata, “Aku bisa melihatnya sedikit lebih jelas. Aku bisa melihat bayangan teknik pedang yang familiar bagiku.”“Bagus.”Sasa mengangguk lalu kembali berkata, “Sekarang, perhatikanlah sekali lagi!”Kemudian Sasa kembali menghunus pedangnya dan kembali m

  • Jenderal Naga   Bab 2067

    Sasa menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Buah keberuntungan memang bagus, tapi kamu belum bisa menggunakannya sekarang. Selain itu, satu orang hanya boleh menggunakan satu buah. Lagi pula, kamu masih bisa menggunakan dua buah lainnya karena di rumah ini ada tiga buah keberuntungan. Jadi, bagaimana? Apa kamu mau aku ajari dengan syarat itu?”Chandra mengusap dagunya. Apa sebenarnya buah keberuntungan itu? Selain itu, Chandra merasa Sasa sedang berusaha mengelabuinya, tapi dia membutuhkan bantuan Sasa untuk mengajarinya beberapa jurus. Chandra menggertakkan giginya setelah berpikir sejenak lalu menyetujui syarat yang diajukan Sasa. “Oke, aku setuju.”“Hehe, bagus kalau begitu,” ujar Sasa sambil tertawa puas lalu menghilang dalam sekejap mata. Sepuluh detik kemudian, Sasa muncul sambil membawa buah berwarna putih yang sedikit lebih besar dari apel di tangannya. Cahaya yang misterius tampak mengalir di buah itu yang tampak sangat misterius. Sasa memegang buah itu dengan wajah

  • Jenderal Naga   Bab 2066

    Chandra tidak bisa masuk kembali ke Pustaka Agung karena dia harus meningkatkan kultivasinya lagi jika ingin masuk ke sana. Jadi sekarang, dia hanya bisa mengandalkan roh penunggu untuk membantunya berlatih. Bagaimanapun juga, roh penunggu itu sudah menjadi pengikut Kaisar Ceptra sejak ribuan tahun lamanya, jadi dia pasti sudah menguasai jurus dan teknik bela diri yang luar biasa.“Syut!”Sebuah bayangan tiba-tiba muncul. Tubuh laki-laki itu perlahan berubah nyata sampai akhirnya menjadi sosok seorang manusia sesungguhnya. Laki-laki tua itu mengenakan jubah abu-abu dengan rambut putih dan berjanggut. Dia tersenyum ke arah Chandra lalu bertanya, “Tuanku, ada apa?”Ini adalah pertama kalinya Chandra melihat sosok asli si roh penunggu. Namun, semua itu tidaklah penting sekarang. Karena kedatangannya ke Istana Abadi adalah untuk mempelajari beberapa jurus baru. Walaupun Chandra sangat percaya diri dengan kemampuannya saat ini, alangkah baiknya jika dia mempelajari beberapa jurus dan tekni

  • Jenderal Naga   Bab 2065

    Chandra menyetuji persyaratan yang diajukan Dusky. Kesalahannya akan diampuni kalau sampai dia berhasil menang. Namun, mereka akan membunuh seluruh manusia bumi kalau sampai dia kalah. Ini artinya, Chandra mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi. Namun, Chandra yakin dia tidak akan kalah. “Kamu yang menentukan kapan dan di mana pertarungan akan dilaksanakan,” ujar Chandra tenang. “Kalau begitu, pertarungan akan dilaksanakan seminggu dari sekarang di Gunung Bushu,” jawab Dusky.“Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Kemudian dia berbalik dan pergi di bawah tatapan orang-orang. Senyuman di wajah Dusky seketika membeku dan berubah muram setelah Chandra pergi. Dia berbalik dan memasuki istana penguasa kota bersama para prajurit kuat di belakangnya. Di dalam istana penguasa kota. Dusky duduk di kursi utama sambil menatap Anak Dewa yang berada di bawahnya lalu bertanya dengan tenang, “Anak Dewa, apa kamu yakin bisa membunuh Chandra?”Anak Dewa berkata dengan nada meremehkan, “Chandra

  • Jenderal Naga   Bab 2064

    Chandra mengernyitkan keningnya. Laki-laki yang berada di depannya saat ini seharusnya adalah Dusky. Namun, Chandra tidak mengira kalau Dusky adalah laki-laki yang populer di kalangan perempuan. Chandra mengenal beberapa orang yang berjalan di belakang Dusky. Mereka adalah Anak Dewa, Jayhan, Candra dan Haraza. Selain itu, ada beberapa orang lagi yang Chandra tidak kenal.“Penguasa Kota.”Beberapa penjaga menyapa Dusky dengan hormat ketika dia berjalan keluar. Dusky berjalan ke arah Chandra dan berhenti beberapa meter di depannya. “Kamu Chandra, ya?” tanya Dusky sambil menatap Chandra dan tersenyum. “Benar,” jawab Chandra cepat. Kemudian Dusky berkata dengan lembut, “Kamu tahu kan kalau di kota ini dilarang untuk bertarung? Aku menetapkan peraturan ini untuk menciptakan perdamaian di kota ini. Tapi, kamu justru membunuh orang ketika kamu muncul di sini. Perilakumu itu tentu saja sudah melanggar peraturanku. Aku harus memberimu pelajaran agar tidak ada lagi yang berani melakukan hal

  • Jenderal Naga   Bab 2063

    Chandra yakin dirinya bisa membunuh Anak Dewa. Oleh karena itu, Basita tidak berusaha menghentikannya. “Chandra, aku tidak akan menghentikanmu jika kamu sudah bertekad untuk membunuh Anak Dewa. Tapi, Anak Dewa bukanlah makhluk terkuat dari dunia lain. Sosok yang terkuat adalah Dusky yang sudah mencapai tingkat enam Alam Trasenden. Ada enam tingkatan di Alam Trasenden dan orang yang sudah melampaui tingkat enam akan masuk ke dalam Alam Suci.”“Kamu tidak boleh bertindak gegabah ketika kamu pergi ke Kota Dusky lagi. Kamu harus berbicara dengan baik agar Dusky mengizinkanmu untuk menghadapi Anak Dewa. Kamu juga harus membuat Dusky berjanji, masalah ini selesai jika Anak Dewa berhasil kamu bunuh.”“Apa kamu mengerti?”Chandra berkata dengan santai, “Ya, aku mengerti. Lagi pula, aku punya caraku sendiri.”Chandra pergi setelah selesai berdiskusi dengan Basita tentang niatnya untuk menantang Anak Dewa. Setengah hari kemudian, Chandra sudah muncul kembali di Gunung Bushu lalu bergegas pergi

  • Jenderal Naga   Bab 2062

    Bagaimana mungkin Chandra bisa menanggapi dengan santai apa yang terjadi di Kota Dusky? Chandra menatap prajurit yang menghadangnya dengan tenang. Kemudian dia berkata, “Kedatanganku ke sini karena ingin menemui Basita. Aku akan pergi ke Kota Dusky setelah bertemu dengan Basita.”“Oke, kamu tunggu di sini. Aku akan melapor dulu.”Salah satu dari beberapa prajurit itu berbalik dan pergi, sedangkan prajurit lainnya menatap Chandra dengan waspada. Namun, Chandra tidak terlalu memikirkan sikap dingin para prajurit ini. Lagi pula, prajurit dari dunia lain memang sangat kuat, jadi wajar saja kalau prajurit bumi takut untuk menyinggung mereka. Chandra pasti akan melakukan hal yang sama kalau saja dia berada di posisi para prajurit bumi. Bagaimanapun juga, para prajurit dunia lain sudah banyak memakan korban manusia bumi. Tidak lama kemudian, prajurit yang melapor kembali lalu berkata, “Ketua bersedia bertemu denganmu. Ketua ada di gunung belakang.”Chandra melangkah maju dan mulai menaiki

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status