“Padahal aku sama Sandra kan berteman dekat, tapi aku sama sekali nggak tahu kalau kamu pernah jadi pacarnya Sandra,” ujar Nova sambil tersenyum. “Uhuk!” Chandra terbatuk beberapa kali. Dia tidak pernah menyangka kalau kedua perempuan ini akan membicarakan tentang dirinya. Bahkan, mereka membicarakannya dengan riang gembira. Chandra merasa kalau sifat Nova sekarang sungguh berbeda dari sebelumnya. Akhirnya, Chandra berusaha untuk mengganti topik pembicaraan dengan berkata, “Sudah, hentikan gosip kalian tentangku. Aku baru saja mendapatkan informasi yang sangat berharga hari ini.”Kemudian Chandra menceritakan semua yang dikatakan Hendi dan Raja kepadanya. “Jadi, begitulah keadaan Diwangsa saat ini. Kamar Dagang Timur Besar adalah akar dari semua masalah di kota ini. Namun, sayangnya keadaan Kamar Dagang Timur juga tidaklah sederhana. Kamar dagang ini melibatkan banyak sekali orang-orang penting, seperti empat keluarga kuno dan orang-orang yang memegang perekonomian negara. Bahkan,
Keempat orang itu berkumpul untuk membicarakan tentang Kamar Dagang Timur Besar. Sonia juga menjelaskan tentang keadaan Kamar Dagang Timur Besar yang dia ketahui saat ini. Kamar Dagang Timur Besar memang dipimpin oleh empat keluarga besar dunia seni bela diri kuno. Namun, keempat keluarga besar ini sudah memiliki urusan mereka masing-masing selama beberapa tahun belakangan. Bahkan, mereka hanya memiliki sedikit kontak dengan kamar dagang ini. Jadi, pada dasarnya Kamar Dagang Timur Besar hanyalah sebuah pajangan tidak aktif. Namun, Kamar Dagang Timur Besar tetap ada dan tidak dibubarkan. Karena masih ada banyak kepentingan di dalamnya. “Tapi, sepertinya kita tetap harus membuat kamar dagang terlebih dahulu,” ujar Sonia sambil melirik ke arah Chandra setelah dia banyak sekali berbicara melontarkan pandangan dan pendapatnya tentang masalah ini. “Kita akan menarik banyak perusahaan lain dengan kamar dagang yang kita dirikan agar kita bisa melawan Kamar Dagang Timur Besar,” lanjut Sonia.
“Nova, kamu ikuti saja Chandra ke mana pun dia pergi. Dia pastinya lelah dalam menghadapi semua masalah ini, jadi kamu harus menjaganya dengan baik,” ujar Sonia. Sonia mengatakan hal seperti ini karena dia tahu kalau Nova adalah sosok perempuan ambisius yang akan tetap menggunakan Langit Mistika untuk menyelesaikan masalah ini tanpa perlu Sonia ingatkan. Orang-orang itu secara bersamaan langsung mengangguk. Semua usulan Sonia mereka setujui tanpa ada yang membantah sama sekali.“Aku akan menyuruh keluarga Atmaja untuk mundur dari Kamar Dagang Timur Besar setelah kamar dagang kita berhasil didirikan untuk menyelesaikan masalah saat ini. Orang-orang pasti akan panik dan bingung dengan apa yang terjadi ketika saatnya tiba. Saat itulah, waktu yang tepat bagi Kak Chandra untuk keluar dan turun tangan untuk mengambil tindakan,” jelas Sonia. “Kak Chandra harus bertindak secepat kilat ketika waktunya telah tiba. Kita juga nggak bisa lagi menunda masalah ini karena masalah ini akan semakin r
Keberadaan Ruby sampai saat ini belum diketahui. Jadi, kemungkinan besar Chandra harus pergi menuju Aropa untuk mencari tahu keberadaan Ruby secara langsung. Bagaimanapun juga, ayah tirinya adalah pemilik dari Nilo Technology yang merupakan tokoh penting dalam urusan keluarga Tanoto. Para perempuan ini juga mengetahui tentang masalah Ruby ini, jadi mereka juga tahu apa yang akan Chandra lakukan di Aropa. “Berapa lama kamu di sana?” tanya Nova sambil menatap Chandra. Chandra langsung menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Aku masih belum tahu. Mungkin aku bisa kembali beberapa hari lagi kalau masalah ini sudah bisa diselesaikan dengan cepat. Sebaliknya, aku juga bisa berada di sana cukup lama kalau memang masalah ini cukup lama untuk diselesaikan. Tapi, yang jelas aku paling lama berada di sana selama 1 bulan.”Chandra menatap para perempuan yang berada di dalam ruangan lalu berkata,” Tolong, kalian perhatikan baik-baik masalah di Diwangsa. Kalian juga jangan sampai membuat kekacauan
Paul tertegun setelah mendengar perkataan Chandra lalu berkata, “Bos, apa pantas aku pergi dengan Bos? Keadaan Pasukan Api Merah sedang tidak baik-baik saja. Ada beberapa pasukan senior yang tidak mau mendengarkan perkataanku sama sekali. Lalu siapa yang akan bertanggung jawab di sini kalau sampai aku pergi denganmu?”Chandra langsung tersenyum seraya berkata, “Kamu tenang saja. Aku punya rencana bagus untuk menanggulangi masalah ini. Lagi pula, keadaan di Diwangsa sudah kacau kan? Jadi, kenapa kita nggak buat sedikit lebih kacau lagi saja. Sekarang kita pergi sebentar lalu kita akan membersihkan seluruh pasukan Api Merah sekembalinya kita dari Aropa.”Sebenarnya, Chandra ingin melihat siapa prajurit Api Merah yang akan membuat onar ketika Paul tidak berada di tempat. Chandra menduga kalau pastinya ada pihak yang akan memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan Hendi Tanoto dari penjara militer. Chandra juga ingin memberikan kesempatan emas bagi Hendi agar segera keluar dari penjar
Hari sudah gelap ketika Chandra kembali ke rumah Nova setelah seharian pergi ke sana ke mari. Bahkan dia belum sempat menyantap makan malam. Chandra langsung duduk dan bersandar di sofa dengan tubuh yang kelelahan sampai dia tidak ingin bergerak lagi. Nova menghampiri Chandra lalu duduk di sampingnya seraya berkata, “Hari ini, kamu pasti lelah karena terus bepergian ke sana ke mari.”“Sebenarnya, nggak apa-apa. Mungkin karena aku sudah 2 bulan terakhir mengasingkan diri dan terus berada di dalam ruangan sepanjang waktu, makanya aku merasa kurang nyaman ketika harus berada di luar sepanjang hari. Oh iya, di mana Sandra?” tanya Chandra yang tidak melihat Sandra ketika dia kembali. “Aku sudah mengajaknya untuk tinggal di sini, tapi dia lebih memilih untuk membeli rumahnya sendiri. Dia bilang dia nggak merasa nyaman kalau harus tinggal di sini bersama kita. Padahal aku juga nggak ngusir dia, loh,” jawab Nova. Chandra langsung mengerutkan keningnya setelah mendengar jawaban Nova. Bagaim
Chandra menggendong Nova menuju kamar mereka dengan Nova menggantungkan tangannya di belakang kepala Chandra. Malam pun berlalu dengan tenangnya. Suara dering ponsel di pagi hari berhasil membangunkan Chandra dari tidurnya yang lelap. Chandra buru-buru bangun dan berbalik untuk mengambil ponselnya. Namun, Nova sudah lebih dulu mengambilnya lalu menyerahkan ponsel itu kepada Chandra. Chandra mengambil ponsel itu dan melihat nama yang tertera di dalam layar ponsel adalah Raja. “Apa masalah pertukaran pasukan militer dengan Eglar sudah selesai?” “Sudah,” jawab Raja sambil tersenyum. “Tadi malam, aku sudah berbicara dengan Ratu Eglar dan memberitahunya tentang masalah ini. Ternyata Ratu sangat senang mendengar ini dan menyambut kedatangan pasukan elite Someria dengan tangan terbuka. Kurang lebih membutuhkan waktu 5 hari untuk mempersiapkan proses pertukaran ini dan waktu pertukarannya kurang lebih akan berlangsung selama 1 minggu. Nanti, akan ada orang yang memberitahumu tentang rencan
Sonia tahu kalau Nova pastinya akan bertindak. Namun, dia tidak tahu apa yang akan dilakukan perempuan itu. Oleh karena itu, dia ingin tahu apa yang akan dilakukan Nova agar dia bisa bekerja sama dengan baik dengan perempuan itu. “Nova, kamu nggak perlu menganggapku sebagai musuh. Aku nggak ada maksud buruk datang ke sini. Aku cuma mau bertanya, mungkin ada yang bisa aku lakukan untuk membantumu,” ujar Sonia lembut. Nova selalu terlihat ramah dan baik hati di depan Chandra. Padahal Nova biasanya selalu memperlakukan Sonia dengan dingin seakan Sonia memiliki hutang padanya yang belum dikembalikan Sonia sampai saat ini. Nova langsung menatap Sonia lalu berkata, “Kita bicarakan saja di dalam.”Sonia langsung mengikuti Nova dari belakang masuk ke dalam rumah. “Apa yang mau kamu lakukan dengan membawa Pedang Keji Sejati pergi?” tanya Sonia setelah mereka berada di dalam rumah. “Dunia seni bela diri kuno sangatlah kacau. Selain itu, apa yang harus Chandra lakukan sudah terlalu banyak da
Keesokan harinya, Nova tiba-tiba membuka matanya dan cahaya putih tampak bersinar dari matanya yang gelap. Dia perlahan berdiri lalu meregangkan ototnya dan merasakan kekuatan yang sangat dahsyat dari dalam tubuhnya. Wajahnya seketika menunjukkan sedikit kegembiraan.“Nova, selamat,” ujar si penjaga sambil melangkah menghampiri Nova. “Akhirnya, energi iblis di tubuhmu berhasil dimurnikan setelah berusaha selama bertahun-tahun. Sekarang, tubuhmu sudah tidak lagi memiliki energi iblis dan hanya memiliki darah murni dari empat hewan keberuntungan. Nantinya, kamu bisa membangkitkan kekuatan sesungguhnya dari keempat hewan itu,” jelas si penjaga dengan raut wajah gembira. Sosok Akar Dewa Murni adalah sosok yang sangat menakutkan. Bahkan biasanya jarang sekali terjadi kelahiran sosok seperti ini dalam puluhan ribu tahun. Namun anehnya, beberapa Akar Dewa Murni justru bermunculan di zaman ini. Hal ini bagaikan sebuah pepatah, pahlawan akan hadir seiring berjalannya waktu. Nova mungkin adala
Chandra masuk ke dalam kota di bawah arahan Sasa. Kota ini benar-benar besar. Chandra belum bisa masuk ke dalam area kota karena kekuatannya masih belum cukup, sekalipun dia sudah menjadi pemilik dari istana Abadi. Chandra harus meningkatkan tingkat kekuatannya jika dirinya ingin menguasai Istana Abadi sepenuhnya. Salah satu area yang tidak dapat dimasuki Chandra saat ini adalah Ruang Waktu. Namun, dia bisa dengan mudah masuk ke dalam area-area tersebut karena dia datang bersama dengan Sasa yang memandunya. Di dalam kota, terdapat sebuah halaman yang berdiri sendiri. Halaman itu dikelilingi dengan tembok yang menjulang tinggi dan terukir beberapa tulisan kuno di atasnya dengan pancaran cahaya misterius. Chandra juga bisa melihat terdapat tulisan kuno yang berputar di langit yang berada di atas halaman luas itu. Sasa membawa Chandra ke area luar halaman lalu berkata sambil menunjuk ke arah halaman, “Ini adalah Ruang Waktu. Kamu masih belum bisa membuka ruangan itu dengan kekuatanmu s
Chandra menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Tidak.”“Dasar bodoh! Perhatikan baik-baik! Aku akan melakukannya lebih lambat kali ini.”Sasa kembali menghunuskan pedangnya dan menyerang. Chandra bisa melihat gerakan Sasa dengan sedikit ebih jelas kali ini. Chandra melihat jurus pedangnya sendiri ketika Sasa mengangkat pedang. Jurus pedang yang bisa dilihatnya, yaitu Rahasia 13 Pedang dan Ilmu Pedang Dantra. Selain itu, dia juga melihat Jurus Pedang Pertama dengan samar. Bisa dibilang, Chandra bisa melihat semua teknik pedang yang dipelajarinya dalam gerakan pedang Sasa. Namun, pedang Sasa sudah kembali menyentuh dadanya sebelum dia sempat bereaksi. “Kamu sudah melihatnya dengan jelas, kan?” tanya Sasa lagi. Chandra mengangguk lalu berkata, “Aku bisa melihatnya sedikit lebih jelas. Aku bisa melihat bayangan teknik pedang yang familiar bagiku.”“Bagus.”Sasa mengangguk lalu kembali berkata, “Sekarang, perhatikanlah sekali lagi!”Kemudian Sasa kembali menghunus pedangnya dan kembali m
Sasa menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Buah keberuntungan memang bagus, tapi kamu belum bisa menggunakannya sekarang. Selain itu, satu orang hanya boleh menggunakan satu buah. Lagi pula, kamu masih bisa menggunakan dua buah lainnya karena di rumah ini ada tiga buah keberuntungan. Jadi, bagaimana? Apa kamu mau aku ajari dengan syarat itu?”Chandra mengusap dagunya. Apa sebenarnya buah keberuntungan itu? Selain itu, Chandra merasa Sasa sedang berusaha mengelabuinya, tapi dia membutuhkan bantuan Sasa untuk mengajarinya beberapa jurus. Chandra menggertakkan giginya setelah berpikir sejenak lalu menyetujui syarat yang diajukan Sasa. “Oke, aku setuju.”“Hehe, bagus kalau begitu,” ujar Sasa sambil tertawa puas lalu menghilang dalam sekejap mata. Sepuluh detik kemudian, Sasa muncul sambil membawa buah berwarna putih yang sedikit lebih besar dari apel di tangannya. Cahaya yang misterius tampak mengalir di buah itu yang tampak sangat misterius. Sasa memegang buah itu dengan wajah
Chandra tidak bisa masuk kembali ke Pustaka Agung karena dia harus meningkatkan kultivasinya lagi jika ingin masuk ke sana. Jadi sekarang, dia hanya bisa mengandalkan roh penunggu untuk membantunya berlatih. Bagaimanapun juga, roh penunggu itu sudah menjadi pengikut Kaisar Ceptra sejak ribuan tahun lamanya, jadi dia pasti sudah menguasai jurus dan teknik bela diri yang luar biasa.“Syut!”Sebuah bayangan tiba-tiba muncul. Tubuh laki-laki itu perlahan berubah nyata sampai akhirnya menjadi sosok seorang manusia sesungguhnya. Laki-laki tua itu mengenakan jubah abu-abu dengan rambut putih dan berjanggut. Dia tersenyum ke arah Chandra lalu bertanya, “Tuanku, ada apa?”Ini adalah pertama kalinya Chandra melihat sosok asli si roh penunggu. Namun, semua itu tidaklah penting sekarang. Karena kedatangannya ke Istana Abadi adalah untuk mempelajari beberapa jurus baru. Walaupun Chandra sangat percaya diri dengan kemampuannya saat ini, alangkah baiknya jika dia mempelajari beberapa jurus dan tekni
Chandra menyetuji persyaratan yang diajukan Dusky. Kesalahannya akan diampuni kalau sampai dia berhasil menang. Namun, mereka akan membunuh seluruh manusia bumi kalau sampai dia kalah. Ini artinya, Chandra mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi. Namun, Chandra yakin dia tidak akan kalah. “Kamu yang menentukan kapan dan di mana pertarungan akan dilaksanakan,” ujar Chandra tenang. “Kalau begitu, pertarungan akan dilaksanakan seminggu dari sekarang di Gunung Bushu,” jawab Dusky.“Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Kemudian dia berbalik dan pergi di bawah tatapan orang-orang. Senyuman di wajah Dusky seketika membeku dan berubah muram setelah Chandra pergi. Dia berbalik dan memasuki istana penguasa kota bersama para prajurit kuat di belakangnya. Di dalam istana penguasa kota. Dusky duduk di kursi utama sambil menatap Anak Dewa yang berada di bawahnya lalu bertanya dengan tenang, “Anak Dewa, apa kamu yakin bisa membunuh Chandra?”Anak Dewa berkata dengan nada meremehkan, “Chandra
Chandra mengernyitkan keningnya. Laki-laki yang berada di depannya saat ini seharusnya adalah Dusky. Namun, Chandra tidak mengira kalau Dusky adalah laki-laki yang populer di kalangan perempuan. Chandra mengenal beberapa orang yang berjalan di belakang Dusky. Mereka adalah Anak Dewa, Jayhan, Candra dan Haraza. Selain itu, ada beberapa orang lagi yang Chandra tidak kenal.“Penguasa Kota.”Beberapa penjaga menyapa Dusky dengan hormat ketika dia berjalan keluar. Dusky berjalan ke arah Chandra dan berhenti beberapa meter di depannya. “Kamu Chandra, ya?” tanya Dusky sambil menatap Chandra dan tersenyum. “Benar,” jawab Chandra cepat. Kemudian Dusky berkata dengan lembut, “Kamu tahu kan kalau di kota ini dilarang untuk bertarung? Aku menetapkan peraturan ini untuk menciptakan perdamaian di kota ini. Tapi, kamu justru membunuh orang ketika kamu muncul di sini. Perilakumu itu tentu saja sudah melanggar peraturanku. Aku harus memberimu pelajaran agar tidak ada lagi yang berani melakukan hal
Chandra yakin dirinya bisa membunuh Anak Dewa. Oleh karena itu, Basita tidak berusaha menghentikannya. “Chandra, aku tidak akan menghentikanmu jika kamu sudah bertekad untuk membunuh Anak Dewa. Tapi, Anak Dewa bukanlah makhluk terkuat dari dunia lain. Sosok yang terkuat adalah Dusky yang sudah mencapai tingkat enam Alam Trasenden. Ada enam tingkatan di Alam Trasenden dan orang yang sudah melampaui tingkat enam akan masuk ke dalam Alam Suci.”“Kamu tidak boleh bertindak gegabah ketika kamu pergi ke Kota Dusky lagi. Kamu harus berbicara dengan baik agar Dusky mengizinkanmu untuk menghadapi Anak Dewa. Kamu juga harus membuat Dusky berjanji, masalah ini selesai jika Anak Dewa berhasil kamu bunuh.”“Apa kamu mengerti?”Chandra berkata dengan santai, “Ya, aku mengerti. Lagi pula, aku punya caraku sendiri.”Chandra pergi setelah selesai berdiskusi dengan Basita tentang niatnya untuk menantang Anak Dewa. Setengah hari kemudian, Chandra sudah muncul kembali di Gunung Bushu lalu bergegas pergi
Bagaimana mungkin Chandra bisa menanggapi dengan santai apa yang terjadi di Kota Dusky? Chandra menatap prajurit yang menghadangnya dengan tenang. Kemudian dia berkata, “Kedatanganku ke sini karena ingin menemui Basita. Aku akan pergi ke Kota Dusky setelah bertemu dengan Basita.”“Oke, kamu tunggu di sini. Aku akan melapor dulu.”Salah satu dari beberapa prajurit itu berbalik dan pergi, sedangkan prajurit lainnya menatap Chandra dengan waspada. Namun, Chandra tidak terlalu memikirkan sikap dingin para prajurit ini. Lagi pula, prajurit dari dunia lain memang sangat kuat, jadi wajar saja kalau prajurit bumi takut untuk menyinggung mereka. Chandra pasti akan melakukan hal yang sama kalau saja dia berada di posisi para prajurit bumi. Bagaimanapun juga, para prajurit dunia lain sudah banyak memakan korban manusia bumi. Tidak lama kemudian, prajurit yang melapor kembali lalu berkata, “Ketua bersedia bertemu denganmu. Ketua ada di gunung belakang.”Chandra melangkah maju dan mulai menaiki