Share

Bab 4

"Barangkali saja hanya suara kucing melompat..." Dan seperti hendak membela Sentaka, terdengar suara mengeong lirih.

Sebentar kemudian muncullah? seekor kucing, yang langsung berjalan mendekati kedua orang itu. Dengan sorot mata penuh kemenangan, Sentaka menatap wajah gurunya.

Gonggola tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ditatapnya binatang itu sejenak, sebelum dilangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu. Jejaka menunggu sampai tubuh Gonggola lenyap di balik ruangan. Kemudian, dipmerah keemasantnya sebuah batu sebesar kacang kedelai dan dijentokkan ke arah Sentaka.

Singgg .! Tukkk! Tubuh Sentaka mengejang ketika batu itu mengenai punggungnya. Tanpa sempat mengeluh lagi, si kumis tebal itu pingsan.

Sebelum tubuh itu sempat jatuh ke tanah, pemuda bermata biru itu telah lebih dulu melesat untuk menyangga tubuh Sentaka yang hendak rubuh.

Pelahan-lahan sekali, direbahkannya tubuh itu di tanah. Setelah itu dengan hati-hati, Jejaka melangkahkan kakinya menuju arah Gonggola tadi lenyap.

Pemuda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status