Max berjalan keluar dari toilet. Pria itu dikejutkan dengan Altherr yang sudah berdiri di luar toilet. Max memicingkan matanya menatap sekretarisnya itu.“Apa yang kamu lakukan di sini, Altherr?” tanya Max.“Aku hanya ingin tahu apa yang terjadi padamu dan juga Miss Orly.”Max menggeleng-gelengkan kepalanya. “Tidak terjadi apapun.”Altherr menghela nafas berat. “Jangan berbohong padaku, Max. Aku tidak buta jadi aku tahu jika kamu menghindari Miss Orly. Jika kamu marah karena dia mengatakan pada Mr. Bassman jika aku adalah kekasihnya?”Max menghela nafas tidak sabar. “Tidak, aku tidak marah soal itu. Aku sudah membicarakan hal itu dengan Orlena. Dia menjelaskan padaku jika dia terpaksa melakukannya untuk menghindari kejaran dari Mr. Bassman.”“Lalu kenapa kamu menghindari Miss Orly, Max? Ini tidak seperti dirimu biasanya.” Alther memicingkan matanya.“Tidak ada. Bisakah kita tidak membicarakan hal ini, Altherr? Kita sedang bekerja. Aku yakin Mr. Bassman pasti sudah datang.” Max memilih
Beberapa saat sebelumnya.“Aku tahu kamu sudah memiliki kekasih, Miss Orly. Tapi aku berpikir jika aku jauh lebih baik dibandingkan dengan kekasihmu saat ini. Apakah kamu yakin tidak mau memberikanku kesempatan? Bahkan hanya sekedar bermain di belakang kekasihmu? Aku akan memberikan apapun yang kamu minta. Karena aku sangat tertarik denganmu, Miss Orly.”Seperti yang sudah dipikirkan oleh Orlena sebelumnya jika Emil tidak akan menyerah begitu saja. Orlena tahu benar bagaimana tipe pria seperti Emil. Pria itu tidak akan pernah menyerah padanya bahkan meskipun dia tahu jika Orlena memiliki kekasih. Kemudian wanita itu menyunggingkan senyuman sinis. “Kamu pikir aku akan tergoda dengan harta yang kamu miliki, Mr. Bassman? Apakah kamu tidak berpikir jika kamu sangatlah bodoh? Jika aku menginginkan hal itu, sudah sejak lama aku pasti akan menggoda Mr. Steltzer. Tapi sayangnya aku tidak melakukannya.” Orlena menggeleng-gelengkan kepalanya. Namun wanita itu berhenti menggeleng ketika merasak
Altherr yang masih berada di perusahaan emil pun bergegas mencari sekretaris Emil. Altherr hanya mengetahui nama sekretaris pria itu bernama Justin Kharel karena selama ini Altherr yang berhubungan dengan pria itu mengenai kerjasama kedua perusahaan ini. Tapi Altherr belum pernah bertemu dengan pria itu sejak dia berada di Paris. Namun Altherr sudah bertanya dengan resepsionis dalam perusahaan. Dia mengatakan jika Justin Kharel berada di lantai dua puluh. Tempat di mana ruang kerja Emil berada. Sehingga saat ini Altherr sedang berada di dalam lift menuju lantai dua puluh. Dia harus segera menemukan Justin Kharel. Jika tidak, sesuatu yang buruk akan terjadi pada Orlena.Pintu lift terbuka, sehingga Altherr bergegas keluar dari lift. Dia melonggarkan dasi yang melingkar di lehernya. Kemudian melepaskan kancing kemeja paling atas. Altherr tidak pernah mengeluarkan sisi buruknya ini. Dia sudah bertobat dengan kehidupan lamanya. Tapi kali ini dia akan melakukannya untuk menolong Orlena.T
Emil memandang Orlena yang berbaring di atas ranjang dengan bibir melengkung lebar menyunggingkan senyuman. Pria itu mulai melepaskan kemeja berwarna biru yang dikenakan olehnya. Dari melepaskan kancing di pergelangan tangannya hingga melepaskan kancing di kemejanya. Setelah itu melepaskan benda itu dan menjatuhkannya di atas lantai.“Malam ini kamu akan menjadi milikku, Cantik,” gumam Emil. Ekspresi pria itu tampak sangat senang karena akhirnya dia bisa memiliki wanita yang sudah menarik perhatiannya sejak pertama kali melihatnya.Emil mengangkat salah satu kakinya kemudian meletakkan lututnya di atas ranjang. Membuat area di sekitar kakinya melesak menahan bobot tubuhnya. Tangannya menyentuh kaki indah Orlena yang hanya ditutupi rok span berwarna cream. Mengelusnya sehingga bergerak naik mendorong ujung rok itu.
Max menatap tubuh Emil yang tersungkur di lantai dan tidak sadarkan diri setelah dia memukulnya dengan sangat keras. Nafas pria itu terengah-engah setelah melampiaskan amarahnya. Kemudian Max berbalik dan berjalan menghampiri tangga. Dia bisa melihat Orlena berbaring dengan kesadaran yang menipis. Pria itu naik ke atas ranjang. Dia mengulurkan kedua tangannya untuk mengancingkan blus Orlena yang terbuka.“Max? Apakah itu kamu?” tanya Orlena dengan nada lemah.Pria itu menganggukkan kepalanya. “Ya, ini aku Max, Orlena.”Wanita itu mengulurkan kedua tangannya untuk melingkarkan kedua lengannya di leher pria itu. “Max, aku merasakan tubuhku sangat panas. Tolong aku, Max.”Satu tangan pria itu mengelus pipi Orlena dan mengusapnya lem
Orlena dan Max mengerang keras tatkala wanita itu mendorong lubang kewanitaannya sehingga bukti gairah Max melesak masuk. Menciptakan sensasi menggelitik sekaligus berdenyut nikmat. Orlena dalam posisi duduk di atas pangkuan Max sudah melepaskan celana dalamnya. Dia mengangkat roknya naik dan menahannya di perut menggunakan tangan. Sedangkan celana Max hanya diturunkan sedikit tanpa harus melepaskannya. Gerakan Orlena terhenti saat dia berhasil memasukkan kejantanan Max sepenuhnya ke dalam dirinya. Dia membiarkannya sejenak untuk menikmati bukti gairah Max yang terus berdenyut di dalam dirinya.“Bagaimana rasanya, Max?” tanya Orlena mengelus pipi Max dengan jari telunjuknya. “Rasanya aneh karena aku belum pernah merasakannya. Tapi aku juga merasa nikmat.” Max memberikan pendapatnya dengan jujur sesuai dengan apa yang dirasakan olehnya. Bibir Orlena menyunggingkan senyuman. “Memang seperti itulah yang akan kamu rasakan, Max. Dan kamu akan merasa semakin nikmati ketika aku bergerak.”
Suara ketukan di pintu membuat tidur Max yang nyenyak terganggu. Pria itu perlahan mulai membuka matanya. Dia mengerjapkan matanya untuk beradaptasi dengan cahaya matahari yang masuk ke dalam kamar hotel. tatapan pria itu langsung tertumbuk pada wanita yang tidur dalam pelukannya. Orlena berbaring di sampingnya dengan tangan yang melingkar di tubuh Max memeluknya di balik selimut. Max bisa merasakan kulit mereka yang tidak mengenakan pakaian apapun saling menempel sehingga memberikan kehangatan satu sama lainnya.Lalu terdengar kembali suara ketukan di pintu membuat Max teringat alasan dia terbangun. Akhirnya pria itu menyibakkan sedikit selimutnya, perlahan melepaskan tangan Orlena yang memeluknya dan berusaha agar tidak membuat wanita itu terbangun. Kemudian dia turun dari ranjang dadn menyelimuti tubuh Orlena. Dia bisa merasakan tubuhnya lengket karena mereka belum membersihkan tubuhnya. Orlena sangat l
“Kenapa kamu melanggar janjimu, Max?”Tubuh Max menegang mendengar suara itu. Pria itu mendongak menatap bayangan dirinya di cermin. Tapi bayanga itu sama sekali tidak mirip dengan dirinya. Terutama tatapan matanya yang begitu tajam. Karena bayangan di cermin itu memang bukanlah Max, melainkan Rey.“Aku tidak melanggar janji apapun padamu, Rey.” Max tampak sangat serius.”Tapi kamu mengatakan akan menjauh dari… dari wanita itu.” Rey tampak sulit menyebutkan nama Orlena. Karena baginya nama Orlena akan selalu mengingatkannya pada kejadian yang tidak ingin diingatnya.“Aku tidak bisa melakukannya.”Rey memicingkan matanya dengan tatapan tidak suka. “Kenapa kamu tidak
Mia menatap pantulan dirinya di depan cermin besar. Wanita itu mengenakan gaun putih gading yang terlihat indah. Gaun lengan panjang itu melebar di bagian bawah pinggang. Di belakangnya ekor gaun menjuntai beberapa meter. Gaun itu terlihat begitu mewah karena brokat emas yang menghiasi seluruh gaun."Apakah ini tidak terlalu berlebihan, Mrs. Vardalos?" tanya Mia kepada calon ibu mertuanya.Zeta berdiri di samping Mia. Wanita itu menatap penampilan calon menantunya dengan tatapan kepuasan. Bibirnya tersenyum lebar tampak sangat bahagia."Tidak ada yang berlebihan, Sayangku. Kamu sangat cantik." Zeta memeluk bahu Mia meyakinkan wanita itu."Tapi aku tidak yakin tampil dengan gaun ini, Mrs. Vardalos. Aku merasa tidak pantas mengenakannya." Mia menunduk sedih.Zeta memutar tubuh Mia sehingga wanita itu menghadap ke arahnya. Wanita itu menepuk bahu Mia sehingga menatap ke arahnya."Reynard sudah memberitahuku jika kamu kesulitan untuk percaya diri, Mia. Tak seorang pun di dunia ini yang bi
Reynard sudah mencarinya di seluruh resort. Namun dia belum kunjung menemukan tunangannya. Dia begitu ketakutan terjadi hal buruk pada Mia. Lalu tatapannya tertuju ke arah lautan. Dia berpikir mungkin saja Mia tidak sengaja jatuh ke lautan. Tapi segera Reynard menggelengkan kepalanya. Dia tahu hal aneh seperti itu hanya ada dalam drama-drama, tidaklah nyata.Tiba-tiba seorang pria mengenakan setelan hitam berjalan menghampirinya. Langkahnya terhenti tepat di hadapan Reynard. Mata Reynard mengamati pria itu dengan tatapan penuh tanda tanya."Apakah anda adalah Reynard Metraxis?" tanya pria itu.Reynard menganggukkan kepalanya. "Benar. Saya adalah Reynard Metraxis. Anda siapa?""Saya adalah Daniel Wade. Saya diperintahkan seseorang untuk mengantarkan anda ke suatu tempat." Pria itu memberitahu Reynard.Reynard memicingkan matanya menatap pria itu. "Siapa yang memerintahkan kamu kemari?"Pria itu tersenyum. "Saya tidak bisa memberitahu anda, Mr. Metraxis. Tapi ini berhubungan dengan tunan
"Jadi kamu memang merencanakan lamaran ini saat merencanakan liburan kita?" tanya Mia saat mereka sudah kembali ke kabin mereka. Reynard menarik Mia yang baru saja selesai mandi untuk duduk di pangkuannya. "Aku memang merencanakan liburan ini untuk melamarmu. Aku sudah sangat yakin tidak ingin melepaskanmu lagi. Karena kamu adalah wanita yang dikirim Tuhan untuk menemaniku di sisa hidupku." "Bisakah kamu berhenti untuk mengatakan hal-hal yang manis? Kamu membuat pipiku memerah." Mia menyentuh pipinya yang memanas. Reynard terkekeh melihat reaksi sang kekasih. "Aku hanya mengungkapkan isi hatiku, Agape mou. Kenapa wajahmu jadi seperti kepiting rebus?" "Kamu menyebalkan, Reynard." Mia mendengus kesal. Reynard mencium bibir Mia sekilas. "Bagaimana bisa pria tampan ini menyebalkan?" "Kenarsisan-mu mengingatkanku pada tingkat kepercayaan dirimu yang tinggi saat berpikir aku memujimu." Mia terkekeh geli. "Jangan ingatkan aku tentang hal itu." Kali ini Reynard yang tampak kesal. Mia t
Blue Magic merupakan salah satu spot menyelam terbaik. Lokasi ini berada di antara pulau Kri dan pulau Waisai. Dengan perpaduan laut berwarna biru muda yang cantik ditambah dengan keindahan kehidupan bawah lautnya sehingga tidak heran orang-orang menyebut tempat itu sebagai Blue Magic.Reynard dan Miayang sudah mengenakan pakaian dan perlengkapan menyelam sedang menikmati pemandangan kehidupan bawah laut di Blue Magic. Bersama dengan pemandu tour, mereka bersama mengelilingi tempat itu. Reynard menggandeng tangan sang kekasih untuk menjaga wanita itu berada di dekatnya. Seperti yang dikatakan pemandu mereka tadi karena arus yang kuat mampu menyeret penyelam ke laut terbuka.Namun perjuangan mereka tidaklah sia-sia. Karena mereka bisa melihat warna warni batu karang yang cantik serta hewan-hewan laut yang menakjubkan. Seperti ikan pari manta, barakuda, tuna dan makhluk laut yang paling populer di tempat itu adalah kumpulan jackfish.Setelah puas menikmati pemandangan bawah laut itu, Re
"Dan aku akan membuatmu juga sangat liar, Agape mou." Setelah mengucapkan kalimat itu, Reynard langsung menunduk. Bukan untuk mencium bibir Mia melainkan menggigit lembut telinga wanita itu.Hembusan nafas Reynard yang menerpa kulit Mia membuat wanita itu merinding geli. Namun dia merasakan sensasi aneh di perutnya. Seakan perutnya baru saja diguncangkan dengan keras."Reynard." Desah Mia."Kamu menyukainya, Agape mou?" bisik Reynard.Menyukainya? Mia bahkan tidak mengerti bagaimana tubuhnya berubah panas karena tindakan Reynard. Padahal pria itu bahkan belum menyentuh titik sensitif Mia tapi Reynard mampu membangkitkan hasrat liar dalam dirinya.Reynard beralih ke leher Mia. Menciptakan panas yang menjalar dalam setiap kecupannya. Tangan Reynard menyusup dalam kaos wanita itu menangkup salah satu bukit kembar Mia. Mia tak mampu berpikir dengan jernih ketika Reynard memberikan cumbuan serta remasan lembut di payudaranya. Ketika tangan Reynard menurunkan branya dan menyentuh putingnya
Raja Ampat di Indonesia adalah tempat yang dipilih oleh Reynard menghabiskan liburannya bersama dengan Mia. Keindahan pemandangan laut dan pantai sangat memikat pasangan itu begitu mereka sampai di Misool Eco Resort.Misool merupakan satu dari empat pulau terbesar di kepulauan Raja Ampat yang terletak di provinsi Papua Barat. Misool berbatasan langsung dengan laut Seram dan perairan laut lepas yang menjadi jalur lintas hewan besar termasuk paus. Sehingga tidak heran jika Raja Ampat terkenal dengan keindahan kehidupan bawah lautnya.“Tempat ini seperti surga, Reynard.” Mia melihat lautan berwarna biru kehijaun yang sangat indah.“Tempat ini seperti surga jika aku bersamamu, Agape mou.”Mia menoleh dan memperlihatkan rona merah di pipinya. “Berhentilah merayuku terus, Mr. Metraxis. Kamu akan membuatku meleleh seperti mentega di bawah sinar matahari.”Reynard tertawa mendengar perumpamaan sang kekasih. Pria itu meraih tangan Mia dan berjalan menyusuri jembatan kayu di atas laut. “Sayangn
Reynard melepaskan ciumannya. Sepasang kekasih itu segera menoleh. Karyawan wanita yang beberapa hari yang lalu tidak sengaja mendorong Mia hingga terluka berdiri di depan pintu dengan terkejut. Tidak butuh orang pintar untuk mengetahui apa yang sedang dilakukan Reynard dan Mia dengan posisi Reynard yang menyergap tubuh Mia diantara dinding."Maafkan aku. Aku akan naik lift berikutnya." Wanita pirang itu segera mengalihkan perhatiannya.Tak lama kemudian pintu lift kembali tertutup. Reynard kembali mengalihkan perhatiannya pada wanita cantik yang terperangkap di hadapannya."Sepertinya kita akan membuat seisi kantor heboh." Mia meringis membayangkan berita baru tentang dirinya dan Reynard yang akan segera muncul."Aku pikir bukan berita buruk yang akan kita dengar." Reynard menyunggingkan senyuman."Bagaimana kamu bisa begitu yakin?" tanya Mia menatap sang kekasih."Apa kamu tidak sadar dengan posisi kita saat ini, Agape mou?" tanya Reynard.Mia melihat Reynard yang berdiri di hadapan
"Jadi kamu masih tidak akan memberitahuku ke mana kita akan pergi akhir pekan ini?" tanya Mia sembari menyantap burgernya.Setelah berpikir lama tentang makanan yang akan mereka pilih sebagai menu makan siang mereka, akhirnya Mia mendesak Reynard untuk pergi ke restoran cepat saji. Dia ingin menikmati burger. Sudah lama wanita itu tidak memakannya. Terakhir kali dia makan makanan bertumpuk itu adalah ketika Alicia mengajaknya untuk merayakan ulang tahun Alicia berdua dengannya."Sudah kukatakan itu adalah kejutan." Reynard menyantap burger bagiannya.Mia berpikir Reynard akan terlihat kaku memakan makanan cepat saji itu. Karena selama ini pria itu selalu menyantap makanan-makanan dari koki terbaik. Tapi ternyata dugaan Mia salah. Gerakan tangan Reynard saat memegang burger itu begitu luwes. Seolah pria itu sudah sering memakannya."Tapi aku tidak tahu apa yang harus aku kenakan, Reynard? Bagaimana jika aku salah kostum? Maksudku bagaimana jika aku mengenakan kaos dan celana pendek tap
Reynard dan Mia sudah berada di dalam mobil pria itu. Namun Reynard tidak segera menghidupkan mesin mobilnya. Pria itu memilih memusatkan perhatiannya pada Mia. Wajah wanita itu tampak pucat. Dia tahu tidak mudah bagi Mia menghadapi situasi seperti tadi."Apakah kamu baik-baik saja, Agape mou?" Reynard mengulurkan tangan menggenggam tangan Mia.Akhirnya wanita yang sejak tadi diam mulai menoleh menatap sang kekasih. Bibirnya berusaha menyunggingkan senyuman. "Aku... Aku baik-baik saja, Reynard.""Kamu yakin? Wajahmu tampak pucat, Agape mou." Tangan Reynard berpindah menyentuh pipi Mia."Sebenarnya aku memang tidak baik-baik saja, Reynard. Aku sangat takut. Bahkan tanganku sampai gemetar seperti ini." Mia mengangkat kedua tangannya yang masih gemetar."Maafkan aku, Agape mou. Kamu harus menghadapi Mama seperti itu. Seharusnya aku tahu lebih awal jika Mama datang kemari. Salahku tidak memperingatkanmu lebih dulu." Sesal Reynard."Jadi benar ibumu selalu melakukannya? Maksudku bersikap